Sie sind auf Seite 1von 57

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA

LAPORAN MINI PROJECT


HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT INFEKSI
SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA)
PADA ANAK USIA 6-24 BULAN DI
WILAYAH KERJA PUSKSEMAS
MANGARAN TAHUN 2018
Disusun Oleh
dr. Abdul Malik Fajri
 
Pendamping
dr. Emy Damayanti
LAPORAN MINIPROJECT
01 PENDAHULUAN
04 GAMBARAN UMUM PKM

02 DAFTAR PUSTAKA 05 HASIL PENELITIAN

03 METODOLOGI PENELITIAN
06 PEMBAHASAN

07 KESIMPULAN & SARAN

Your Date Here Your Footer Here 2


BAB I PENDAHULUAN

An Even More Amazing Subtitle


Your Date Here Your Footer Here
Latar Belakang
• Rekomendasi WHO memberikan ASI saja selama 6 bulan,
meneruskan pemberian ASI s/d 24 bulan, memberikan MPASI
mulai usia 6 bulan ASI EKSLUSIF
• Efektivitas ASI sudah terbukti dalam mengendalikan dan
menurunkan angka kematian bayi dan anak akibat diare dan ISPA
• Kementrian Kesehatan dilaporkan bahwa bayi di Indonesia rata-
rata hanya mendapatkan asi eksklusif hanya sekitar 29,5 %, dan di
Provinsi Jawa Timur hanya mencapai 31,3 %.
• Situbondo menduduki peringkat ke-18 dalam hal cakupan
pemberian ASI Eksklusif, dari 9309 bayi pada tahun 2015 hanya
5810 bayi yang diberikan ASI Eksklusif (sekitar 62,4%)
• Di Pkm Mangaran, pada tahun 2017 persentasi cakupan
ASI eksklusif di seluruh wilayah kerja puskesmas mangaran
mencapai 65,8%, cakupan tersebut masih dibawah target
yang diberikan oleh kemenkes yaitu 80%.
• Berbagai banyak faktor penyebab rendahnya pemberian
ASI ekslusif
• Perlu berbagai upaya dalam meningkatkan cakupan ASI
ekslusif diantaranya adalah pendidikan kesehatan tentang
ASI eksklusif
Rumusan Masalah
• Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka
dirumuskan masalah tentang “Apakah ada hubungan
antara pemberian ASI eksklusif terhadap kejadian penyakit
infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) pada anak usia 6-24
bulan di wilayah kerja puskesmas mangaran tahun 2018?”
Tujuan Penelitian
• Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara pemberian ASI eksklusif
terhadap kejadian penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA)
pada anak usia 6-24 bulan di wilayah kerja puksesmas mangaran
• Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui cakupan pemberian ASI eksklusif oleh ibu-ibu
di wilayah kerja puksesmas mangaran.
- Untuk mengetahui kejadian penyakit infeksi saluran pernafasan
akut (ISPA) pada anak usia 6-24 bulan di wilayah kerja puksesmas
mangaran.
Manfaat Penelitian
Manfaat Bagi Penulis
• Berperan serta dalam upaya penggalakan program pemberian ASI eksklusif khususnya di
wilayah kerja puksesmas mangaran.
• Mengaplikasikan pengetahuan tentang pentingnya ASI eksklusif terhadap kejadian penyakit
infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) kepada Ibu di Puskesmas Mangaran
• Melaksanakan mini project dalam rangka program internsip Dokter Indonesia.
Manfaat Bagi Puskesmas
• Bertambahnya peran dan inovasi Puskesmas dalam peningkatan pengetahuan ibu mengenai
ASI eksklusif guna mencegah kejadian penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
• Puskesmas Mangaran dapat melakukan pemantauan pemberian ASI selama 2 tahun di
wilayah kerjanya.
• Sebagai sumber informasi dan wawasan ilmu pengetahuan kesehatan akan pentingnya
pemberian ASI Eksklusif dalam mencegah kejadian penyakit infeksi saluran pernapasan akut
(ISPA).
Manfaat Bagi Masyarakat
• Masyarakat dapat terlibat secara aktif dalam upaya
peningkatan Angka Cakupan ASI Eksklusif guna mencegah
kejadian penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
BAB II DAFTAR PUSTAKA

An Even More Amazing Subtitle


Your Date Here Your Footer Here
ASI
• Air Susu Ibu adalah suatu emulsi dalam larutan protein,
laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresi oleh
kalenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi
bayi yang mengandung nutrisi-nutrisi dasar dengan jumlah
yang sesuai, untuk pertumbuhan bayi yang sehat
Produksi dan Sekresi ASI
Laktogenesis I
- susu mulai dibentuk, dan kandungan laktosa
dan protein dalam susu meningkat, dimulai
dari beberapa hari postpartum
Laktogenesis II
- dimulai 2-5 hari postpartum dan ditandai oleh
peningkatan aliran darah ke kelenjar mammae
Laktogenesis III
- dimulai sekitar 10 hari setelah melahirkan dan
dimana tahap ini komposisi susu menjadi
stabil
Faktor yang Mempengaruhi
Produksi ASI
Kualitas dan kuantitas makanan ibu
Komposisi ASI
Manfaat ASI
Bagi
ASI Eksklusif
• Bayi hanya diberi ASI saja secara eksklusif sejak lahir
sampai usia 6 bulan. Setelah itu diberi makanan padat
pendamping yang cukup dan sesuai (MPASI); sedangkan
ASI tetap diberikan sampai usia 2 tahun atau lebih
Infeksi Saluran Pernapasan Akut
ISPA
• Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) ialah infeksi akut yang dapat
terjadi di sepanjang saluran nafas dan adneksanya (telinga tengah,
kavum pleura, dan sinus paranasalis), merupakan penyebab
tersering morbiditas dan mortalitas pada anak.
• Akut <<< 14 hari
• Dibagi atas saluran pernapasan atas dan saluran pernapasan bawah
• Penyakit saluran napas atas : rhinitis, faringitis, tonsillitis,
rinosinusitis, dan otitis media
• Penyakit saluran napas bawah : epiglotitis, croup
(laringotrakeobronkitis), bronkitis, bronkiolitis, dan pneumonia
Rhinitis
• Rinitis atau dikenal juga sebagai Common cold, Coryza,
Cold atau selesma adalah salah satu penyebab IRA-atas
tersering pada anak dengan gejala utama hidung buntu,
adanya sekret hidung, bersin, nyeri tenggorok, dan batuk.
Infeksi ini terjadi secara akut, dapat sembuh spontan, dan
merupakan penyakit yang paling sering diderita.
• Rhinovirus, RSV, virus influenza, virus parainfluenza, dan
Adenovirus merupakan penyebab rhinitis tersering pada
anak usia prasekolah
Faringitis
• Faringitis akut digunakan untuk menunjukkan semua
infeksi akut pada faring, termasuk tonsillitis
(tonsilofaringitis) yang berlangsung kurang dari 14 hari,
yang merupakan peradangan akut membran mukosa
faring dan struktur lain di sekitarnya
• Gejala faringitis yang khas akibat bakteri Streptokokus
berupa nyeri tenggorokan dengan awitan mendadak,
disfagia, dan demam
Rhinosinusitis
• Sinusitis didefinisikan sebagai inflamasi pada sekurang-
kurangnya satu sinus paranasal. Pasien anak dengan
sinusitis biasanya datang dengan keluhan batuk kronik,
post nasal drip, sakit kepala.
• Rhinosinusitis terjadi akibat perubahan etmoid anterior
yang mengganggu aliran KOM, sehingga terjadi
rinosinusitis maksilla dan rinosinusits frontal kronis
Bronkiolitis
• Bronkiolitis adalah penyakit IRA-bawah yang ditandai
dengan adanya inflamasi pada bronkiolus pada umumnya
infeksi tersebut disebabkan oleh virus RSV
• Gejala awal berupa gejala infeksi respiratori-atas akibat
virus, seperti pilek ringan, batuk, dan demam. Satu hingga
dua hari kemudian timbul batuk yang disertai dengan
sesak nafas. Selanjutnya dapat ditemukan wheezing,
sianosis, merintih (grunting), nafas berbunyi, muntah
setelah batuk, rewel, dan penurunan nafsu makan
Pneumonia
• Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim
paru yang diakibatkan bakteri maupun virus.
• Gejala infeksi umum, yaitu demam, sakit kepala, gelisah,
malaise, penurunan napsu makan, keluhan gastrointestinal
seperti mual, muntah, atau diare; kadang-kadang
ditemukan gejala infeksi extrapulmoner.
• Gejala gangguan respiratori, yaitu batuk, sesak nafas,
retraksi dada, takipnea, nafas cuping hidung, air hunger,
merintih, dan sianosis.
Faktor yang Mempengaruhi
kejadian ISPA
• Usia
• Jenis kelamin
• Status gizi
• Pemberian ASI
• Berat badan lahir rendah (BBLR)
• Imunisasi
• Pendidikan orang tua
• Status sosial ekonomi
• Penggunaan fasilitas kesehatan
• Lingkungan
Kerangka Konsep
Hipotesis
• Ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan
kejadian penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).
BAB III METODOLOGI
PENELITIAN

An Even More Amazing Subtitle


Your Date Here Your Footer Here
Rancangan Penelitian
• Penelitian ini menggunakan metode analitik cross
sectional. Cross sectional ialah suatu penelitian untuk
mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko
dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi, atau
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time
approach)
Populasi dan Sampel
• Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai
anak usia 6-24 bulan di wilayah kerja puskesmas mangaran
• Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai
balita di wilayah kerja Puskesmas Mangaran yang
memenuhi kriteria inklusi, besar sampel berdasar rumus
slovin yaitu 90 sampel
Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu:
• Ibu yang mempunyai anak usia 6-24 bulan di wilayah kerja puksesmas mangaran
• Memahami bahasa Indonesia.
• Sehat jasmani dan rohani.
• Bersedia diteliti.
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini yaitu:
• Ibu yang mempunyai anak berusia kurang dari 6 bulan dan lebih dari 24 bulan di
wilayah kerja puksesmas mangaran.
• Tidak memahami bahasa Indonesia.
• Ibu anak yang sedang sakit.
• Tidak bersedia diteliti.
Variabel Penelitian
• Variabel bebas (independent): pemberian ASI eksklusif
• Variabel tergantung (dependent): kejadian ISPA
Definisi Operasional
Alat dan Bahan
• Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan data posyandu

Lokasi & Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja puskesmas mangaran pada tanggal 15-20
Januari 2018

Prosedur Pengambilan Data


• Metode pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan metode kuesioner
tertutup. Selanjutnya dilakukan data editing. Data yang terkumpul diberi kode dan
dilakukan scoring untuk mengetahui tentang pemberian ASI eksklusif dan kejadian ISPA

Cara Analisis Data


• Data dianalisis menggunakan analisis bivariat dengan uji statistik Chi Square dan
akan diolah dengan Statistical Package for Science Studies (SPSS) 17 for Windows .
BAB IV Gambaran Umum
Puskesmas

An Even More Amazing Subtitle


Your Date Here Your Footer Here
Geografi
Puskesmas Mangaran merupakan
salah satu Puskesmas di
Kabupaten Situbondo yang
terletak didaerah pesisir dan di
sebelah utara berbatasan
langsung dengan selat Madura,
sebelah timur berbatasan dengan
Kecamatan Kapongan, sebelah
selatan berbatasan dengan
Kecamatan Panji, serta sebelah
barat berbatasan dengan
Kecamatan Panarukan
BAB V HASIL PENELITIAN

An Even More Amazing Subtitle


Your Date Here Your Footer Here
Data Usia Ibu
• usia ibu yang memiliki bayi usia 6-24
bulan adalah antara 20-30 tahun dengan
jumlah 62 orang (68.9%). Ibu yang
berusia antara 31-40 tahun berjumlah
26 orang (28.9%), sedangkan yang
berusia lebih dari 40 tahun hanya
berjumlah 2 orang (2.2%).
Data Pendidikan Terakhir Ibu
Didapatkan 6 orang ibu (6.7%) tidak sekolah, SD yaitu sebanyak 40 orang (44.4%),
SMP sebanyak 19 orang (21.1%), SMA sebanyak 22 orang (24.4%), gelar sarjana
hanya 3 orang (3.3%)
Data Pekerjaan Ibu
• Pekerjaan dari 82 orang ibu (91.1%) adalah sebagai ibu rumah tangga, wiraswasta
5 orang (5.6%), karyawan 2 orang (2.2%), dan 1 orang (1.1%) yang bekerja sebagai
guru.
Pemberian ASI & Frekuensi
Pemberian ASI dalam sehari
Ibu yang memberi ASI (menyusui) bayinya berjumlah 78 orang (86.7%), mayoritas
bayi mendapat ASI lebih dari 3 kali sehari berjumlah 67 orang (74.4%). Yang
mendapat ASI hanya 3 kali sehari berjumlah 5 orang (5.6%), 2 kali sehari 5 orang
(5.6%), dan 1 orang (1.1%) yang mendapat ASI 1 kali sehari. Sedangkan ibu yang
tidak menyusui bayinya berjumlah 12 orang (13.3%).

Distribusi Pemberian Frekuensi pemberian ASI


ASI
Durasi Pemberian ASI
Mayoritas 34 orang ibu (37.8%) menyusui bayinya selama 10-15 menit. Sedangkan
26 orang ibu (28.9%) menyusui bayinya selama lebih dari 15 menit. Sisanya
sejumlah 16 orang ibu (17.8%) menyusui bayinya selama 5-10 menit dan hanya 2
orang ibu (2.2%) menyusui kurang dari 5 menit.
Data Usia Anak
• Anak yang berusia 6-12 bulan
berjumlah 33 orang (36.7%), yang
berusia 13-18 bulan berjumlah 26
orang (28.9%), yang berusia 19-24
bulan berjumlah 31 orang (34.4%)
Data Jenis Kelamin Anak
• laki-laki berjumlah 40 orang (44.4%) dan perempuan
berjumlah 50 orang (55.6%)
Usia Akhir Pemberian ASI
• mayoritas ibu di wilayah ini memberi ASI untuk bayinya sampai usia bayi lebih dari
6 bulan berjumlah 67 orang (74.4%). 11 orang ibu memberi ASI hanya sampai usia
bayi kurang dari 6 bulan (12.2%).
Pemberian MPASI Sebelum 6 bulan
& Jenis MPASI
• mayoritas bayi mendapat MPASI sebelum usia 6 bulan yaitu sebanyak 62 orang
(68.9%), MPASI jenis bubur susu sebanyak 29 orang (32.2%), yang mendapat
MPASI jenis susu formula sebanyak 28 orang (31.1%), dan sisanya 5 orang
mendapat MPASI bubur saring. Bayi yang tidak mendapat MPASI sebelum usia 6
bulan sebanyak 28 orang (31.1%)

Pemberian MPASI sebelum usia 6 bulan Jenis MPASI


Kejadian ISPA
• Mayoritas bayi menderita ISPA sebanyak 87 orang (96,7%),
tidak menderita ISPA hanya 3 orang (3,3%)
ASI Eksklusif
• Variabel ASI eksklusif dilihat berdasarkan distribusi
pemberian ASI, usia akhir pemberian ASI, dan
pemberian MPASI sebelum usia 6 bulan. Berdasarkan
data tsb diketahui bahwa 66 bayi (73.3%) tidak mendapat
ASI eksklusif dan 24 bayi (26.7%) mendapat ASI
eksklusif.
Rhinitis
Klasifikasi ISPA
• kejadian ISPA pada bayi didominasi dengan ISPA atas yaitu
pada 64 orang (71.1%). Kejadian ISPA bawah terjadi pada
23 orang (25.6%).
Tabulasi silang antara ASI eksklusif
dengan klasifikasi ISPA
• bayi usia 6-24 bulan yang tidak mendapat ASI eksklusif sebanyak 64 orang
(73.6%). Dari jumlah tersebut, 41 orang (64.1%) menderita ISPA atas dan 23 orang
(26.4%) menderita ISPA bawah. Sedangkan pada bayi yang mendapat ASI Eksklusif
yang berjumlah 23 orang (26.4%), keseluruhannya hanya pernah menderita ISPA
atas
BAB VI PEMBAHASAN

An Even More Amazing Subtitle


Your Date Here Your Footer Here
• Rekomendasi WHO memberikan ASI saja selama 6 bulan, meneruskan pemberian
ASI s/d 24 bulan, memberikan MPASI mulai usia 6 bulan ASI EKSLUSIF
• Di wilayah kerja puskesmas mangaran yang didapatkan ibu yang memiliki anak
berusia 6-24 bulan sebagian besar memberikan ASI untuk bayinya yaitu sebanyak
78 orang (86.7%) dari jumlah sampel sebesar 90 orang. Sedangkan sisanya sama
sekali tidak memberikan ASI untuk bayinya karena ibu kekurangan nutrisi sehingga
ASI tidak keluar, putting tenggelam, menurunnya produksi ASI dan faktor lainnya.
• ASI eksklusif dapat diketahui melalui data menyusui atau tidak menyusui, Usia
Akhir menyusui, MPASI sebelum 6 bulan. Berdasar data tsb dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar ibu tidak memberikan ASI eksklusif untuk anaknya yaitu
sebanyak 66 orang (78.8%). Hal ini dipengaruhi oleh faktor pekerjaan ibu, misalnya
pada ibu yang bekerja sebagai guru, wiraswasta, dan karyawan tidak sempat
memberikan ASI pada anaknya selama jam kerja sehingga digantikan dengan
MPASI yang ada, faktor psikologi ibu, dan dukungan suami.
• Berdasarkan hasil penelitian di atas, 73.6% dari keseluruhan sampel
yang tidak mendapat ASI eksklusif didapatkan 64.1% diantaranya
menderita ISPA atas dan sisanya 35.9% menderita ISPA bawah yang
mengancam jiwa. Sedangkan pada 26.4% yang mendapat ASI eksklusif
walaupun tetap ditemukan riwayat kejadian ISPA, tetapi kejadian ISPA
yang dialami hanya ISPA atas, dimana ISPA ini tidak mengancam jiwa.
• Analisa uji statistik Chi Square dilakukan untuk mengetahui ada
tidaknya hubungan antara variabel pemberian ASI eksklusif dengan
kejadian ISPA. Analisa dari hasil penelitian ini menghasilkan p < 0.05
dengan nilai signifikansi 0.001 dan kekuatan korelasi -0.359 yang berarti
menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara pemberian ASI
eksklusif dengan kejadian ISPA pada anak usia 6-24 bulan di wilayah
kerja puskesmas Mangaran.
BAB VII KESIMPULAN DAN
SARAN

An Even More Amazing Subtitle


Your Date Here Your Footer Here
Kesimpulan
• Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa H1 diterima yaitu “ada hubungan
yang signifikan antara pemberian ASI eksklusif dengan
kejadian ISPA pada anak usia 6-24 bulan di wilayah kerja
puskesmas Mangaran”. Pada bayi yang diberi ASI
eksklusif tidak ditemukan riwayat kejadian ISPA bawah,
hanya ditemukan riwayat ISPA atas yang tidak mengancam
jiwa.
Saran
• Kepada ibu-ibu di wilayah kerja puskesmas Mangaran yang memiliki bayi
disarankan untuk mengupayakan pemberian ASI eksklusif sampai anak
berusia 6 bulan dan tetap memberi ASI sampai anak berusia 2 tahun.
• Kepada bapak-bapak di wilayah kerja puskesmas Mangaran yang
memiliki bayi disarankan untuk selalu mendukung istri untuk
memberikan ASI eksklusif.
• Kepada posyandu masing-masing desa di wilayah kerja puskesmas
Mangaran disarankan untuk meningkatkan kesadaran para ibu dengan
mengadakan kegiatan penyuluhan akan pentingnya ASI eksklusif bagi
pertumbuhan anak.
• Kepada PKM mangaran untuk menyediakan ruang laktasi
THANK YOU! A B D U L M A L I K FA J R I

P R E S E N TAT I O N

Puskesmas mangaran

+00 123 456 7890

your@email.com

https://www.showeet.com/

Do you have any questions?

Das könnte Ihnen auch gefallen