Sie sind auf Seite 1von 39

AIRWAY MANAGEMENT

Dr. Susi Handayani, M.Sc, Sp.An


SUATU SEBAB

PENDERITA
TAK SADAR

RELAKSASI HILANG REFLEKS


OTOT PERLINDUNGAN

LIDAH “KLEP”

SUMBATAN MUNTAH
JALAN NAFAS REGURGITASI

ASPIRASI
Airway Obstruction
Cardiac arrest
Coma Tongue displacement
Trauma

Anaphylaxis Tongue oedem


Foreign body Oropharynx obstruction
Irritans Laryngeal Spasm

Foreign body Laryngeal, tracheal or


Bronchial obstruction

Trauma Laryngeal damage

Infection
Anaphylaxis Laryngeal oedem
Con’t

Athsma
Foreign body
Irritans Bronchospasm
Anaphylaxis

Irritans
Anaphylaxis
Infection
Near drowing Pulmonary oedema
Neurogenic
Shock
PEMANTAUAN SUPLEMENTASI
OKSIGEN
Pulse oximetry Interpretation Intervention
reading
95% - 100% Desired range O2 4 l/min – nasal canule

90% - <95% Mild-moderate hypoxia Face mask

85% - <90% Moderate-severe hypoxia Face mask w/ O2 reservoir


 assisted ventilation
Severe to life-threatening
<85% hypoxia
Assisted ventilation
SUMBATAN JALAN NAFAS

• Look / Lihat
 Perubahan Status Mental
Agitasi / gelisah  Hipoksemia
Obtundasi / teler  Hiperkarbia
 Gerak Nafas
Normal
See saw / rocking
 Retraksi
 Deformitas
 Debris
Darah / sekret
Muntahan
Gigi
 Sianosis
SUMBATAN JALAN NAFAS

• Listen / Dengar
 Bicara normal  Tak ada sumbatan
 Ada suara tambahan
Snoring  Lidah
Gurgling  Cairan
Stridor / crowing  Penyempitan
 Suara parau (hoarseness / dysphonia)

• Feel / Raba
 Hawa nafas
 Krepitasi / fraktur (maxillofacial / laryngeal)
 Deviasi trakhea
 Hematoma
 Getaran di leher
PEMBEBASAN JALAN NAFAS

PENYEBAB LIDAH
• Manual :
- Non trauma :
Head tilt
Neck lift
Chin lift
Jaw thrust
- Trauma :
Chin lift
Jaw thrust
Dengan in-line manual immobilization” atau
pasang cervical collar

• Bantuan Alat
- Oropharyngeal airway
- Nasopharyngeal airway
Pembukaan Jalan Napas
Head tilt – chin lift

Jalan napas pasien


tidaksadar sering
tersumbat
Jaw thrust
PEMELIHARAAN JALAN NAPAS
• Manual Tripple airway manouvre

Oropharyngeal airway
• Bantuan alat (OPA)
sederhana
Nasopharyngeal airway
(NPA)

Laryngeal mask airway


• Bantuan alat lanjutan Combitube

ACLS
Intubasi dg ETT
Oropharyngeal Airway

Indikasi :
• Napas spontan
• Tidak ada reflek
muntah
PEMBEBASAN JALAN NAFAS

PENYEBAB BENDA ASING


• Manual

• Penghisap

• Definitive airway

• Pada chocking :
 Back blows
 Abdominal thrust (Heimlich manuver)
 Thoracal thrust
 Cricothyroidotomy
INTUBATION

Death occurs from failure to Ventilate,


not failure to Intubate !!
DEFINISI

Jalan nafas sulit :


- Kondisi klinis jalan nafas dimana ventilasi sungkup
muka dan / atau intubasi trakea sulit dilakukan
oleh dokter spesialis anestesi yang terlatih dan
berpengalaman

- “Cannot intubate cannot ventilate”


Ventilasi sulit :
- Kesulitan untuk mempertahankan sat O2 >90%
dengan sungkup muka dan O2 inspirasi 100%,
dimana sebelum ventilasi sat O2 normal

Intubasi sulit :
- Intubasi yang dilakukan lebih dari 3 kali percobaan
atau lebih dari 10 menit
EVALUASI KESULITAN VENTILASI

Kriteria ventilasi sulit (Langeron et al) 2 dari:


OBESE
1. Obese (BMI>26 kg/m2)
2. Bearded
3. Elderly (>55 th)
4. Snorers
5. Edentulous
EVALUASI KESULITAN INTUBASI

Kriteria :
- Skala LEMON atau MELON
- LM MAP
- 4D
- Wilson Risk Scale
- Magboul 4M
SKALA LEMON ATAU MELON

Look externally
Evaluate 3-2-1 rule
Mallampati
Obstruction
Neck mobility
TABEL SKALA LEMON
PERSIAPAN DASAR INTUBASI SULIT

- Laringoskop berbagai ukuran


- ETT berbagai ukuran
- Introducer (stylet, elastic bougie)
- Oral dan nasal airway
- Set krikotirotomi
- Suction
- Assistant yang terlatih
- LMA berbagai ukuran
- Preoksigenisasi 100% O2
- Posisi pasien optimal untuk ventilasi dan intubasi
- Konfirmasi ETT setelah intubasi dilakukan
TEHNIK MEMEGANG MASK DENGAN SATU
TANGAN
MEMEGANG SUNGKUP DENGAN DUA TANGAN
INTUBASI ENDOTRAKEA

INDIKASI:
- Proteksi jalan nafas
- Menjaga patensi jalan nafas
- Pulmonary toilet
- Memberi PEEP
- Menjaga oksigenasi yang adekuat
KOMPLIKASI INTUBASI

- TRAUMA PADA GIGI, GUSI, BIBIR


- SPASME LARING,SPASME BRONKUS
- ASPIRASI
- HIPOKSEMIA DAN HIPERKARBIA
- HIPERTENSI, TAKIKARDIA, DISRITMIA
- PADA ANAK DPT TERJADI BRADIKARDI
- ISKEMIA JANTUNG, GAGAL JANTUNG
- TIK MENINGKAT, HERNIASI BATANG OTAK
Krikotirotomy

Suatu insisi untuk mengamankan


jalan nafas pasien selama situasi
keadaan darurat tertentu,
misalnya adanya benda asing di
saluran nafas, edema saluran
nafas, pasien yang tidak mampu
bernafas dengan sendiri secara
adekuat, atau pada kasus trauma
berat wajah yang menghalangi
masuknya endotrakeal tube
melalui mulut.
TEKNIK KRIKOTIROTOMI :

Ada 2 teknik krikotirotomi yaitu

1. krikotirotomi dengan menggunakan jarum


(needle/cannula cricothyrotomy)

2. krikotirotomi melalui pembedahan


(surgical cricothyrotomy)
TEKNIK
KRIKOTIROTOMI DENGAN JARUM

Pasien dalam posisi supine dengan ekstensi


pada leher,  identifikasi membran
krikotyroid dengan jari telunjuk  stabilkan
posisi kartilago tyroid, dengan
menggunakan jarum suntik yang telah
dihubungkan dengan iv cateter no 12 atau
14, yang berisi salin dengan sudut 45 derajat
kearah kaudal untuk mencegah trauma
pada dinding posterior trakea, cabut jarum
dan stylet  dorong kateter lebih jauh.
• Aspirasi udara untuk memastikan posisi dalam
trakea, berikan ventilasi inspirasi dan ekspirasi
dengan rasio 1:4 detik, fiksasi kanul kateter

• Pada teknik ini Pa02 hanya dapat dipertahankan


selama 30 - 40 menit dan akumulasi C02 dapat
tejadi dengan cepat
KOMPLIKASI

• ventilasi yang tidak adekuat dapat menyebabkan


hipoksia dan kematian,
• aspirasi darah,
• laserasi esophagus,
• hematom,
• perforasi dinding posterior trakea,
• emfisema subkutis
• emfisema mediastinum
• perforasi tyroid.
TEKNIK KRIKOTIROTOMI MELALUI
PEMBEDAHAN
• pasien tidur posisi supine dengan posisi leher netral
 identifikasi membran krikotiroid,  stabilkan
kartilago tiroid dengan tangan kiri, buat insisi kulit
transversal sampai membran krioktiroid,  putar
pemegang pisau bedah 90 derajat untuk
melebarkan jalan nafas, tarik kartilago krikoid
dengan hook krikoid, masukkan kanul trakeostomi
yang sesuai,  kembangkan cuff dan berikan
ventilasi,  bservasi pengembangan paru dengan
auskultasi untuk menilai ventilasi yang adekuat,
fiksasi kanul pada leher pasien
KOMPLIKASI

• adanya aspirasi,
• salah arah,
• stenosis atau edema subglotis,
• stenosis laring,
• perdarahan atau hematom,
• laserasi esophagus,
• laserasi trakea,
• emfisema mediastinum,
• lumpuh pita suara dan suara parau
• Kontraindikasi relatif tindakan ini adalah anak-anak
berusia kurang dari 12 tahun, infeksi laring, resiko
terpotongnya tumor dan kasus trauma laring.

• Penggunaan krikotirotomi sebagai terapi jalan


nafas defenitif jangka panjang masih kontroversi.
Jika bantuan jalan nafas ini membutuhkan waktu
lebih dari 3 hingga 5 hari, maka krikotirotomi harus
diganti dengan trakeostomi elektif untuk
menghindari stenosis subglotis atau laring.
TERIMA KASIH

Das könnte Ihnen auch gefallen