Sie sind auf Seite 1von 59

AKTIVITAS DAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN

PADA TAMBANG BAWAH TANAH

A. Pembongkaran
Pada tahap pembongkaran ini meliputi kegiatan antara lain ;

 Pemboran (Drilling)
 Peledakan (Blasting)
1. Pemboran (drilling)

Pemboran dalam tambang bawah tanah dibagi menjadi

2 (dua) :

1. pemboran untuk pembuatan jalan masuk dalam tambang


bawah tanah : terowongan dan lain sebagainya.

2. pemboran untuk produksi dalam suatu sistem tambang bawah


tanah.

Jenis peralatan bor dan criteria pemilihan alat bor yang


dipakai didalam tambang bawah tanah sama dengan yang
dipakai dalam tambang terbuka.
1.1. Pemboran untuk pembuatan terowongan

Pemboran untuk membuat jalan masuk atau terowongan dapat dilakukan

memakai cara :

a. Full face excavation, dimana peledakan seluruh bagian terowongan


diledakkan dalam satu tahap. Biasanya untuk terowongan yang relative
kecil. Dapat juga untuk terowongan yang mempunyai ukuran sampai
100 meter persegi dimana kondisi batuan memungkinkan.

b. Split section excavation, dipakai untuk terowongan yang ukurannya


besar, dimana ukuran terowongan terlalu besar untuk peralatan bor
yang dipergunakan untuk menerowong atau apabila kekuatan batuan
tidak memungkinkan peledakan satu tahap untuk seluruh penampang
terowongan.
• Metode yang dipakai disini adalah membagi peledakan menjadi dua
tahap yaitu : top heading dan jenjang. Top heading dilakukan
dibagian atas penampang. Digali lebih dahulu sepanjang terowongan
diikuti peledakan jenjang dengan memakai pemboran horizontal
ataupun vertical.
• Pemboran dalam full face excavation mempunyai pola tertentu.
Tujuannya untuk mendapatkan hasil peledakan yang paling ekonomis.
Peralatan bor sangat dipengaruhi oleh ukuran terowongan dan
kemajuan yang direncanakan.
• Pada split section excavation yang terdiri dari kombinasi top heading
dan jenjang dengan lubang bor horizontal. Peralatan bor yang dipakai
di top heading dan jenjang adalah sama.
• Split section excavation yang terdiri dari top heading dan jenjang
dengan lubang bor vertical. Peralatan bor yang dipakai di top heading
dan jenjang tidak sama.
1.2. Peralatan bor untuk terowongan

Peralatan pemboran, pemuatan dan


pengangkutan batuan harus dipilih secara
terpadu sehingga kombinasi tersebut efisien
dan optimum.
Peralatan bor yang digunakan untuk
terowongan ukuran kecil sampai ukuran besar,
dari hand held equipment peralatan sampai
dengan rig-mounted rock drill.
1.3 Pemboran untuk produksi tambang
bawah tanah
Pemilihan peralatan bor untuk tambang bawah tanah adalah kompleks. Pemilihan
peralatan didasarkan pada fakor-faktor yang berubah dari satu penggunaan ke
penggunaan yang alin.

Peralatan bor untuk produksi dalam tambang bawah tanah dapat

dikelompokkan menjadi 3 (tiga) :

 Hand held rock drill dipakai dalam operasi tambang kecil maupun besar.
Keuntungannya adalah serba guna dan ringan.

 Machanized drifting jumbos dibuat dalam bermacam-macam model agar


sesuai dengan kebutuhan dalam tambang yang berbeda-beda susunan atau
tata ruangnya.

 Production drill rigs dirancang sesuai dengan kebutuhan khususs dalam


macam-macam metode penambangan : long- hole drilling, sublevel stoping
dan lain sebagainya.

Hand held rock drill
Machanized drifting jumbos
Production drill rigs
2. Peledakan (Blasting )

Peledakan pada tambang bawah tanah berbeda

dengan peledakan pada tembang terbuka,


perbedaannya yaitu pada peledakan tambang
terbuka dilakukan dengan dua atau lebih arah
bidang bebas sedangkan pada peledakan
tambang bawah tanah hanya mempunyai satu

arah bidang bebas.


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
peledakan tambang bawah tanah yaitu:

 Pemilihan bahan peledak

 Metode dan teknik yang digunakan

 Pengendalian peledak terkait dengan keselamatan dan


kondisi lingkungan

 Asap dan uap hasil peledakan yang mengandung gas-gas


berbahaya
2.1. Pemilihan Bahan Peledak
Pada dasarnya bahan peledak (explosive) terdiri dari
campuran 3 (tiga) bahan yaitu :
 Zat kimia yang mudah bereaksi, yang berfungsi sebagai
bahan peledak dasar (explosive base), misalnya Nitrogliserin
(NG), Trinitrotiliene (TNT), Ethylene glycoldinitrate,dan lain-
lain.

 Oksidator, yang berfungsi memberikan oksigen, misalnya


KClO3, NaClO3, NaNO3, dan sebagainya

 Zat penyerap/tambahan misalnya serbuk kayu, serbuk


batubara, dan lain-lain.
Berdasarkan kecepatan perambatan reaksinya,
bahan peledak dapat dibagi menjadi :

 Low Explosive, ciri-cirinya adalah :


- kecepatan perambatan reaksinya rendah
- Tidak seluruhnya bahan yang ada berubah dari phase padat menjadi
phase gas sehingga menimbulkan tekanan dan temperatur yang
tinggi
- Hanya menghasilkan proses pembakaran yang relatif lambat
(deflagrasi) dan tidak menghasilkan getaran gelombang.

 High Explosive, cirri-cirinya adalah :


- Kecepatan perambatan reaksinya relatif lebih cepat dari low Explosive,
- Semua bahan peledak berubah menjadi phase gas
- Menghasilkan peoses propagasi yaitu mengembangbiakan daripada
gelombang getaran melalui bahan yang diikuti dengan reaksi kimia yang
menyediakan energi untuk kelanjutan propagasi secara stabil.
Penggunaan bahan peledak didalam tambang
bawah tanah harus diperhatikan faktor-faktor

 Sifat dari bahan peledak

 Api peledaknya kecil

 Peledakan berlangsung cepat

 Temperatur peledakan relative rendah

 Tidak menghasilkan gas beracun

 Disesuaikan dengan material yang diledakkan

 Particular set dari standar blasting (OB dan BR)

 Besarnya biaya
Macam bahan peledak yang digunakan untuk pembuatan
terowongan dan proses penambangan pada tambang bawah
tanah yaitu :

 Blasting agent, yaitu bahan peledak yang merupakan suatu campuran


kimiawi atau komposisi kimia dari bahan-bahan yang tak mengandung
Nitrogliserin dan hanya dapat diledakkan oleh “High strength explosive
primer”. Sifat-sifatnya yang menguntungkan adalah lebih aman dalam faktor
pengangkutan karena tidak mengandung Nitrogliserin, tidak membuat rasa
pusing akibat baunya, dapat dipaket dalam satu tabung metal sehingga tahan
terhadap air dan harganya lebih murah.

 Permissible Explosive, yaitu bahan peledak yang khusus dipakai pada


tambang bawah tanah, misalnya tambang batubara. Bahan peledak ini tidak
mengandung gas-gas beracun, mengandung 60-80% Amonium Nitrate dan 7-
15% Nitrogliserin.
Syarat-syarat untuk permissible explosive adalah :
 Api peledakannya kecil dan peledakan berlangsung cepat
 Temperatur peledakan relatif rendah
 Tidak menghasilkan gas-gas beracun.
 Water gels (slurries), yaitu campuran
oxidizer seperti sodium nitrat dan ammonium
nitrat, bahan bakar sebagai sensitizer dan air
kurang lebih 15%. Water gels sangat cocok
digunakan pada tambang bawah tanah oleh
karena ketahanannya terhadap air.

 Dinamit, terdiri dari granular dinamit, semi


gelatin dan gelatir dinamit.
2.2. Metode Peledakan Didalam
Terowongan
2.2.1. Pola Lubang Tembak

Peledakan didalam terowongan selalu dimulai dengan satu atau


lebih peledakan pemula untuk menciptakan satu gua atau
bolongan pada permukaan terowongan yang akan ditembus. Gua
atau bolongan ini disebut “Cut” yang berfungsi sebagai bidang
bebas terhadap paledakan berikutnya. “Cut” ini kemudian
diperbesar dengan peledakan dua atau lebih susunan lubang
tembak “easer”. Peledakan berikutnya atau yang terakhir adalah
peledakan lubang “trimmer” yang menentukan bentuk dari
terowongan.
Jenis- jenis Pola Lubang Tembak

a. Drag Cut
Tipe ini biasa digunakan pada batuan dengan struktur
perlapisan, misalnya batuan serpih. Lubang “Cut” dibuat
menyudut terhadap bidang perlapisan pada bidang tegak
lurus, sehingga batuan akan terbongkar menurut bidang
perlapisan. Tipe “Cut” seperti ini cocok untuk
terowongan berukuran kecil (lebar 1,5 – 2 m) dimana
kemajuan yang besar tidak terlalu penting.
b. Fan Cut

Pola ini cocok digunakan pada struktur batuan


berlapis – lapis dan sudah jarang digunakan.

Pada tipe “Fan Cut” lubang tembak dibuat menyudut


dan berada pada bidang mendatar. Stelah Cut diledakan
maka batuan yang ada diantara dua garis lubang “Cut”
akan terbongkar.

Selanjutnya lubang-lubang ‘easer’ dan ‘Trimmer’ akan


memperbesar bukaan ‘cut’ samapai pada bentuk
geometri pada terowongan.
C. V-Cut

Sering dipakai dalam peledakan pada terowongan. Lubang


tembak pada pola ini diatur sedemikian rupa sehingga tiap dua
lubang membentuk ‘V’. Sebuah ‘Cut’ dapat terdiri dari dua atau tiga
pasang ‘V’, masing-masing pada posisi horizontal. Lubang – lubang
tembak pada ‘Cut’ biasanya dibuat membentuk sudut 600 terhadap
permukaan terowongan. Dengan demikian, panjang kemajuan
tergantung pada lebar dari terowongan, karena panjang batang bor
terbatas pada lebar tersebut. Satu atau dua lubang tembak yang
lebih pendek (burster) dapat dibuat di tengah ‘Cut’ untuk
memperbaiki hasil pragmentasi.
d. Pyramid Cut

Terdiri dari 4 buah lubang tembak yang saling bertemu pada 1 titik di tengah
terowongan. Untuk batuan yang keras, banyaknya lubang ‘Cut’ dapat
ditambah menjadi 6 buah.

e. Burn Cut

Berbeda dengan pola – pola ‘Cut’ sebelumnya, dimana lubang ‘Cut’


membentuk sudut satu sama lain dan tegak lurus dengan permukaan
terowongan.

Pada pola Burn Cut, ada beberapa lubang cut yang tidak di isi dengan
bahan peledak yang berfungsi sebagai bidang bebas terhadap lubang cut
yang terisi. Lubang kosong dapat dibuat lebih dari satu dengan ukuran yang
lebih besar dari pada lubang cut yang terisi.
f. Large Hole Cut

Metode ini mirip dengan Burn Cut, terdiri dari satu atau lebih
lubang kosong yang berdiameter besar, dikelilingi oleh lubang-
lubang bor berdiameter kecil yang berisi bahan peledak.

Burden antara lubang – lubang yang terisi dengan lubang


kosong relatif kecil. Selanjutnya lubang – lubang ledak diatur
dalam segi empat yang mengelilingi bukaan. Jumlah segi empat
dalam ‘Cut’ dibatasi oleh ketentuan batuan ‘Burden’ dalam segi
empat terakhir tidak melebihi ‘Burden’ dari lubang Stoping.
Metode perhitungan

Untuk memudahkan perhitungan pola


pemboraan dan Cross Section terowongan, akan
lebih mudah yaitu, perhitungan ‘Cut’ dan bagian
lain (Easer dan Trimmer).
Perhitungan sebaiknya menggunakan standar
bahan peledak yang akan digunakan misalnya
akan menggunkan Dynamite dengan Weight
Strength = S = 1,0 atau 78 % dari Blasting
Gelatine.
Perhitungan Cut

Untuk lubang parallel Lubang yang berada di dekat Burster.

V = 0,7 d

(berdasarkan bustafsor 1973, sebagai pedoman penggunaan di lapangan )

Keterangan :

- Menggunakan 1 lubang kosong

- d = diameter lubang kosong

Jika menggunakan dua lubang, maka:

V = 0,7 x 2 d

Pengisian lubang perlu memilih Charge Concertration yang seimbang, mengingat segi
empat

satu berdekatan dengan lubang besar yang kosong, untuk menghindari Plastic
Deformation

atau breakage.
Tabel berikut dapat digunakan sebagai patokan pengisian
lubang pada “Paralel Hole Cut”

Keterangan :
hb = Tinggi Bottom Charge
H = Kedalaman Lubang
Lp = Konsentrasi muatan kolom
V = Burden
ho = Stemming
Untuk Lubang Menyudut

Tinggi Cut dan Burden V1 dan V2 dihitung dengan diagram


- Untuk semua lubang, tinggi dari bottom charge
= hb.1/3 H
H = Kedalaman lubang
- Konsentrasi muatan kolom :1
Lp = 40 – 50 % dari Lb
- Lubang kosong
Ho = 0,3 V1
3. Alat muat

Pemuatan pada tambang bawah tanah


istilahnya hampir sama dengan
pemuatan tambang terbuka (tb) yaitu
pemuatan broken ore, dimuat keatas
alat angkut untuk selanjutnya diangkut
keluar permukaan (pengangkutan)
Macam-macam alat muat pada
tambang bawah tanah

a)Overshot Loader
Overshot loader bekerja dengan cara mendorong mangkok
kedalam tumpukan material sehingga penuh, kemudian
mangkok diangkat kebelakang dengan melewati mesin dan body dan
menumpahkan muatanya kealat angkut yang berada dibelakang
overshot loader tanpa memutar alat muat itu sendiri.

Pada umumnya overshot loader digerakan oleh udara bertekanan


tinggi (conprressed air) antara 170 cfm (0,08 m3/s sampai 423 cmf
(0,193/s).
Overshot Loader
Beberapa tipe overshot loader ynag sangat
terkenal sekarang ini yaitu :
• Rail – Mounted Loder , yaitu overshot loader yang menggunakan
rel untuk mobilitasnya . Aplikasi alat ini untuk kondisi jalan datar atau
dengan keminringan jalan maksimal 2% .

• Crawler Loader , yaitu overshot loader yang mengunakan


track 9ban rantai ) untuk mobilitasnya . Aplikasi alat ini untuk
kemiringan jaln maksimu 20%

• Rubber Tire loader , yaitu overshot loader yang mengunakan ban


karet untuk mobilitasnya . Aplikasi alat ini dengan kemiringan jalan
maksimal 10 %
Kelebihan dan kekurangan Overshot
loader adalah
• Dalam operasinya, antara posisi memuat dan
membongkar overshot loader biasanya memerlukan jarak untuk
mengolah gerak (monouever), jika jarak tersebut terbatas, akan
menimbulkan persoalan .

• Dibandingkan dengan alat muat lain overshot loader mempunyai


kelebihan untuk memuat material yang lebih banyak dari hasil
peledakan.

• Dibandingkan dengan track loader maka overshot loader lebih


lincah dan gesit dan dapat melakukan olah gerak dengan lebih
baik dengan kondisi lapangan yang sama .
b). Gathering arm loader

Sering digunakan pada tambang batubara,


pada bagian depan dilengkapi dengan alat
pengumpal material yang bertumpuk
kemudian didorong menuju belt conveyor
yang berada dibelakang, selanjutnya ke alat
angkut berikutnya, dilengkapi dengan
klaurel dan digerakkan dengan tenaga
listrik
Gathering arm loader
c) Scrapper

diterapkan pada tambang bawah


tanah. alat ini dipakai pada front
penambangan sebagai alat dorong-
muat ore hasil peledakan ke dalam
alat angkut
Scrapper
Factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan
Scrapper ;

1. Sifat Material dan kondisi lantai kerja

2. Sudut adalah digging angle

3. Kapasitas scrafer dan berat buatan

4. Typy hoist yang digunakan dipengaruhi oleh tempat kerja

Untuk daerah naik atau turun pengaruhnya terhadap sudut gali,


untuk daerah naik digging angle relative besar dan material yang digali
ditarik lebih sedikit, sedangkan untuk daerah turun digging angle
relative kecil dan material yang digali relative besar.
Hal-hal yang dibutuhkan untuk
menetukan tipe dan ukuran scrafer :
• Kondisi material yang akan dipisahkan berat, basah, kering atau lengket,
ukuran

• material.

• Tonage yang diinginkan : perjam pada jarak rata-rata, perjam pada jarak

• terjauh, waktu produksi.

• Kondisi tempat kerja : luas, lebar, panjang front kerja, jarak tempuh rata-rata

• dan maksimum, kondisi lantai (kasar, licin), arah angkut material, gardien
lantai kerja (naik-turun)

• Tenaga yang tersedia: tekanan udara, listrik

• Maksud pemakaian scrafer untuk pekerjaan persiapan, produksi dan


pengisian.
d). Load haul dump

Alat muat-angkut tambang bawah tanah


merupakan kombinasi front end loader
dengan dump truck mampu memuat
mengangkut dan menumpahkan material
pada alat angkut berikutnya enaga
penggerak adalah tenaga diesel dan jarak
pengangkut dekat.
Load haul dump
LHD :
MERK : TAMROCK
MODEL : TORO301D
SERIAL NUMBER CHASSIS : 29030231
CAPACITY : 3 M3
MERK ENGINE : DEUTZ
TYPE ENGINE : F6L413FW
DAYA ENGINE ( HP ) : 139
TAHUN OPERASI : 1999
4. Alat angkut
a). Truck (mine truck)

Truck yang digunakan pada tambang bawah tanah hampir sama pada
tambang.
terbuka berdasarkan roda penggeraknya (wheel drive)
- Roda penggeraknya roda depan (front wheel
drive)
- Roda penggeraknya roda belakang (real wheel
drive)
- Roda penggeraknya roda depan dan roda belakang
(four wheel drive)
- Roda penggeraknya semua roda belakang (double
rear wheel drive)
Truck (mine truck)
Berdasarkan pengosongannya muatan
- End dump atau rear dump mengosongkan muatan
kebelakang
- Side dump : mengosongkan muatan kesamping
- Bottom dump : mengosongkan muatan ke bawah.

Berdasarkan ukurannya :
- Ukuran kecil kapasitas 25 ton
- Ukuran sedang kapasitas 25-100 ton
- Ukuran besar kapasitas > 100 to
Keuntungan menggunakan truck
- Jarak angkut bias mencapai 2 km
- Fleksibel dalam menambah alat tanpa
menganggu produksi
- Kecepatan relative tinggi

Kerugian menggunakan truck


- Kondisi jalan harus baik dan tidak licin
- Jumlah operator banyak
- Ventilasi harus baik
- Jalan harus lebar dan tidak boleh
menyudut
b). Belt conveyor

Belt conveyor merupakan rangkaian ban


berjalan yang dapat digunakanmengangkut
material baik secara mendatar maupun
miring.
Belt conveyor
Keuntungan dari penggunaan belt
conveyor adalah:
1. Menurunkan biaya produksi pada saat
memindahkan material

2. Memberikan pemindahan yang terus


menerus dalam jumlah yang tetap sesuai
dengan keinginan

3. Membutuhkan sedikit ruang

4. Menurunkan tingkat kecelakaan saat pekerja


memindahkan material

5. Menurunkan polusi udara Kekuatan belt conveyor


bukan dilihat berdasarkan ketebalannya, melainkan
pada jumlah lapisan penguat (ply ) dan tegangan
tarik per ply (Tensile Strenght).
Struktur lapisan penguatnya, belt conveyor
dibagi dalam dua jenis, yaitu:

1 Fabric Belt
Belt dengan penguat jenis fabric adalah belt dengan lapisan
penguat (ply) yang terbuat dariserat tekstil (serat buatan).

2. Steel cord
Steel cord adalah belt yang lapisan penguatnya terbuat
dara serat baja yang galvanizing. Tujuan galvanizing adalah
untuk mencegah untuk mencegah terjadinya karat pada
kawat akibat adanya rembesan air atau udara
Belt conveyor terdiri dari beberapa bagian
–bagian penting, antara lain :
1. Cover Rubber
Cover rubber adalah lapisan karet sintetis yang mempunyai elastisitan tinggi dan tahan
gesek. Cover rubber berfungsi untuk melindungi lapisan penguat dari curahan, gesekan
dan benturan material pada saat loading (pemuatan) agar ply sobek atau rusak.

2. Tie Rubber
Tie Rubber adalah lapisan karet diantara ply. Tie rubber juga sering disebut Tie gum
atu Skim rubber. Tie rubber berfungsi untuk melekatkan ply satu dengan yang lainnya
pada fabric belt, dan melekatkan sling baja dengan cover rubber pada steel cord belt

3. Reinforcement – Lapisan penguat (Ply)


Reinforcement adalah lapisan penguat untuk belt conveyor itu sendiri. Kekuatan atau
tegangan pada belt tergantung lapisan penguat yang dipakai. Pada umumnya lapisan
penguat terbuat dari serat (carccas) dan sling baja (steel cord).
C). Rope Haulage

Rope Haulage merupakan jenis alat angkut


yang umumnya digunakan pada tambang
bawah tanah, dimana berupa satu
rangkaian rel dengan menggunakan wire
rope dan drum hoist yang dilengkapai
dengan motor penggerak untuk menarik
rangkaian lori yang berisi muatan.
Rope Haulage
d). Locomotif dan Lori

Adalah alat angkut ini digunakan pada daerah yang


relative mendatar dengan kemiringan maksimum 5%
dengan jarak angkut sedang. Alat ini terdiri dari
locomotif yang berfungsi sebagai penggerak untuk
menarik rangkaian lori yang berisi material yang
bergerak di atas rel. Umumnya alat ini digunakan
pada tambang dengan tonase besar dan umur
tambang yang lama
Locomotif dan Lori
Pemilihan pengunaan lori+lokomotof
didasarkan pada pertimbangan

• jalan relative rendah

• kemiringan maksimum 5%

• jarak angkut panjang

• tonasse relative besar

• umur tambang panjang


keuntungan lokomotif

- diperlukan tenaga lebih sedikit

- fleksibel an mudah diperpanjang

- pengangkutan dapat dilakukasn bersama sama

- mempunyai kecepatan tinggi

- lebih mudah menyesuaikan dengan belokan

kerugian lokomotif

- mempunyai kemampuan kemiringan terbatas

- kondisi lantai rel harus kuat

- bahaya kebakaran ,kebocoran. Gas gas beracun bisa meningkat


e). Chage
Berbeda halnya dengan lori, cage
memiliki ukuran dan kapasitas lebih
besar. Dipakai pada pengangkutan
melalui shaft. Terbagi menjadi
beberapa segmen untuk pengangkutan
skip. Kurang efisien dan memerlukan
banyak tenaga penggerak.
f). Skip

Sistem pengangkutan tambang


bawah tanah yang dipakai pada
pengakutan material melalui shaft.
Penerapannya lebih efisien dengan
cycle time singkat.
g). Hoisting

Hoisting adalah pengangkutan dengan


menggunakan kerekan.

Kerekan adalah penggerak/tempat kedudukan


tali atau kawat untuk menaikan/menurunkan
peralatan bor dll.

Das könnte Ihnen auch gefallen