Sie sind auf Seite 1von 19

STANDAR UMUM

Kelompok 1
 Luklu’ul Jannah (1513010107)
 Rika Rahayu (1513010108)
 Siti Shofiyatur Rohmah (1513010123)
 Tri Mulyani Hasana (1513010133)
STANDAR AUDITING
Standar auditing berbeda dengan
prosedur auditing
Standar auditing

Standar Standar Standar Pekerjaan


Umum Pelaporan Lapangan
1. Pelatihan dan keahlian auditor
independen

Standar
2. Independensi
Umum

3. Penggunaan kemahiran
profesional dengan cermat dan
seksama dalam pelaksanaan
pekerjaan auditor
Standar Umum Pertama
PELATIHAN DAN KEAHLIAN AUDITOR
INDEPENDEN

Standar umum pertama berbunyi:


“Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih
yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang
cukup sebagai auditor.”
Kasus Standar Umum Pertama
Dalam suatu kasus, ada seorang asisten junior yang baru diterima sebagai

anggota tim audit. Beliau adalah tamatan salah satu universitas papan atas di

Indonesia dan sama sekali belum mempunyai pengalaman kerja baik dari

perusahaan ataupun dari KAP. Oleh karena belum berpengalaman, beliau

ditempatkan sebagai asisten junior dan dalam pelaksanaan pekerjaan auditnya

selalu disupervisi dan diawasi oleh staff senior (atasannya) yang sudah

berpengalaman dalam praktek di lapangan. Mungkin karena merasa sudah

‘pintar’ dengan pekerjaan audit dan merasa sudah mendapat bekal yang cukup

selama mengikuti bangku perkuliahan, beliau merasa keberatan untuk selalu

disupervisi dan hanya ditempatkan sebagai asisten junior. Akhirnya, setelah

sekitar 2 bulan bekerja, karena merasa ‘dikesampingkan’ dan kurang dihargai

(pengalaman akademisnya) akhirnya beliau mengundurkan diri.


Standar Umum Kedua
INDEPENDENSI

Standar umum kedua berbunyi:


"Dalam semua hal yang berhubungan dengan
perikatan, independensi dalam sikap mental harus
dipertahankan oleh auditor. "
Kasus Standar Umum Kedua

Auditor memperoleh kontrak untuk


mengawasi kantor klien, menandatangani
bukti kas keluar untuk pembayaran dan
menyusun laporan operasional berkala,
sedangkan pada saat yang bersamaan dia
juga melakukan penugasan audit atas
laporan keuangan klien tersebut
Standar Umum Ketiga
PENGGUNAAN KEMAHIRAN
PROFESIONAL DENGAN CERMAT DAN
SEKSAMA DALAM PELAKSANAAN
PEKERJAAN AUDITOR

Standar umum ketiga berbunyi:


“Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan
laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran
profesionalnya dengan cermat dan seksama.”
Skeptisme Profesional

Keyakinan Memadai
Kasus Standar Umum Ketiga
Kredit Macet Rp 52 Miliar, Akuntan Publik Diduga Terlibat
Selasa, 18 Mei 2010 | 21:37 WIB
KOMPAS/ LUCKY PRANSISKA
JAMBI, KOMPAS.com – Seorang akuntan publik yang
membuat laporan keuangan perusahaan Raden Motor untuk
mendapatkan pinjaman modal senilai Rp 52 miliar dari BRI
Cabang Jambi pada 2009, diduga terlibat kasus korupsi dalam
kredit macet. Hal ini terungkap setelah pihak Kejati Jambi
mengungkap kasus dugaan korupsi tersebut pada kredit macet
untuk pengembangan usaha di bidang otomotif tersebut.
Fitri Susanti, kuasa hukum tersangka Effendi Syam,
pegawai BRI yang terlibat kasus itu, Selasa (18/5/2010)
mengatakan, setelah kliennya diperiksa dan dikonfrontir
keterangannya dengan para saksi, terungkap ada dugaan kuat
keterlibatan dari Biasa Sitepu sebagai akuntan publik dalam
kasus ini.
Hasil pemeriksaan dan konfrontir keterangan tersangka
dengan saksi Biasa Sitepu terungkap ada kesalahan dalam laporan
keuangan perusahaan Raden Motor dalam mengajukan pinjaman ke
BRI.
Ada empat kegiatan data laporan keuangan yang tidak dibuat
dalam laporan tersebut oleh akuntan publik, sehingga terjadilah
kesalahan dalam proses kredit dan ditemukan dugaan korupsinya.
“Ada empat kegiatan laporan keuangan milik Raden Motor
yang tidak masuk dalam laporan keuangan yang diajukan ke BRI,
sehingga menjadi temuan dan kejanggalan pihak kejaksaan dalam
mengungkap kasus kredit macet tersebut,” tegas Fitri.
Keterangan dan fakta tersebut terungkap setelah tersangka
Effendi Syam diperiksa dan dikonfrontir keterangannya dengan
saksi Biasa Sitepu sebagai akuntan publik dalam kasus tersebut di
Kejati Jambi. Semestinya data laporan keuangan Raden Motor yang
diajukan ke BRI saat itu harus lengkap, namun dalam laporan
keuangan yang diberikan tersangka Zein Muhamad sebagai
pimpinan Raden Motor ada data yang diduga tidak dibuat
semestinya dan tidak lengkap oleh akuntan publik.
Tersangka Effendi Syam melalui kuasa hukumnya berharap
pihak penyidik Kejati Jambi dapat menjalankan pemeriksaan dan
mengungkap kasus dengan adil dan menetapkan siapa saja yang
juga terlibat dalam kasus kredit macet senilai Rp 52 miliar, sehingga
terungkap kasus korupsinya. Sementara itu pihak penyidik
Kejaksaan yang memeriksa kasus ini belum mau memberikan
komentar banyak atas temuan keterangan hasil konfrontir tersangka
Effendi Syam dengan saksi Biasa Sitepu sebagai akuntan publik
tersebut.
Kasus kredit macet yang menjadi perkara tindak pidana
korupsi itu terungkap setelah kejaksaan mendapatkan laporan
adanya penyalahgunaan kredit yang diajukan tersangka Zein
Muhamad sebagai pimpinan Raden Motor. Dalam kasus ini pihak
Kejati Jambi baru menetapkan dua orang tersangka, pertama Zein
Muhamad sebagai pimpinan Raden Motor yang mengajukan
pinjaman dan tersangka Effedi Syam dari BRI yang saat itu
menjabat sebagai pejabat penilai pengajuan kredit.
Terima
Kasih

Ada Pertanyaan ??

Das könnte Ihnen auch gefallen