Sie sind auf Seite 1von 19

PROTECTION OF

SHAREHOLDERS RIGHT
(CASE : ASSESSMENT ON PRACTICE OF
OECD PRINCIPLE 2 “PT. BUMI
RESOURCES TBK)
Dwi Mardaniati
Nia Azura Sari
Ria Eka Yuliana
Wadri Wahyu
Prinsip – Prinsip Corporate Governance
Istilah Tata kelola perusahaan (corporate governance)
dipopulerkan pertama kali oleh Cadbury Committee
pada tahun 1992, yang kemudian diadopsi oleh
Organization for Economic Corporation and
Development (OECD).
Melibatkan serangkaian hubungan antara
manajemen perusahaan, dewan, pemegang saham,
pemangku kepentingan lainnya, serta menyediakan
struktur yang melaluinya tujuan perusahaan ditetapkan,
dan sarana untuk mencapai tujuan dan memantau
kinerja.
Prinsip Umum
Corporate Governance
Secara umum, terdapat empat prinsip
utama untuk corporate governance,
yaitu:
1. Fairness,
2. Transparency,
3. Accountability, serta
4. Responsibility.
Prinsip CG OECD
OECD dalam G20/OECD Principle of Corporate Governance 2015
menjabarkan prinsip CG dalam 6 bab yang berbeda, antara lain:
• Memastikan dasar untuk kerangka kerja tata kelola
perusahaan yang efektif (Ensuring the basis for an effective
corporate governance framework),
• Hak dan perlakuan yang adil dari pemegang saham dan
fungsi kepemilikan kunci (The rights and equitable treatment
of shareholders and key ownership functions)
• Investor institusional, pasar modal, dan perantara lainnya
(Institutional investors, stock markets, and other
intermediaries),
• Peran pemangku kepentingan (The role of stakeholders in
corporate governance),
• Pengungkapan dan transparansi (Disclosure and
transparency),
• Tanggung jawab dewan (The responsibilities of the board).
Prinsip CG KNKG
Selain tergabung dalam anggota OECD, sebelumnya di Indonesia
juga dibentuk Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance
(KNKCG) pada tahun 1999, pada bulan November 2004 dibentuk
Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), dengan dibentuknya
komite ini maka KNKCG pun tidak berlaku lagi.
Pada tahun 2006 KNKG menetapkan Pedoman Umum Good
Corporate Governance Indonesia, terdapat 8 bab pembagian dalam
pedoman tersebut antara lain:
• Penciptaan situasi kondusif untuk melaksanakan good corporate
governance,
• Asas good corporate governance,
• Etika bisnis dan pedoman perilaku,
• Organ perusahaan,
• Pemegang saham,
• Pemangku kepentingan,
• Pernyataan tentang penerapan pedoman GCG, dan
• Pedoman praktis penerapan GCG.
Adapun asas good corporate governance yang
diatur dalam pedoman tersebut antara lain:
O Transparansi (Transparency),
O Akuntabilitas (Accountability),
O Responsibilitas (Responsibility),
O Independensi (Independency),
O Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness).
Prinsip II OECD : Perlindungan atas
Hak-hak Pemegang Saham
Kerangka kerja tata kelola perusahaan harus
melindungi dan memfasilitasi
pelaksanaan hak pemegang saham dan
memastikan perlakuan yang adil
dari semua pemegang saham, termasuk
pemegang saham minoritas dan asing.
Semua pemegang saham harus memiliki
kesempatan untuk memperoleh ganti rugi yang
efektif untuk pelanggaran hak-hak mereka.
Pada prinsip nomor 2 tersebut, terdapat 8 bagian,
yaitu :
O Hak-hak dasar pemegang saham
O Hak-hak pemegang saham untuk berpartisipasi dan
mendapatkan cukup informasi dalam pengambilan
keputusan penting perusahaan
O Pemegang saham memiliki kesempatan untuk
berpartisipasi secara efektif dan memberikan suara
dalam RUPS serta diberikan informasi mengenai
peraturan-peraturan termasuk prosedur
penyampaian hak suara
O Pemegang saham, termasuk pemegang saham
institusi, harus diperbolehkan untuk saling
berkonsultasi tentang isu-isu mengenai hak-hak
dasar pemegang saham, tunduk pada pengecualian
untuk mencegah penyalahgunaan
O Semua pemegang saham dari kelas yang sama harus
diperlakukan sama. Struktur dan komposisi modal yang
memungkinkan pemegang saham tertentu untuk
mendapatkan tingkat pengendalian yang tidak
proporsional dengan kepemilikan ekuitas mereka harus
diungkapkan
O Transaksi pihak terkait harus disetujui dan dilakukan
dengan cara tertentu yang memastikan pengelolaan
konflik kepentingan yang tepat dan melindungi
kepentingan perusahaan dan para pemegang sahamnya.
O Pemegang saham minoritas harus dilindungi dari
tindakan “pelecehan” oleh, atau untuk kepentingan,
pemegang saham pengendali yang bertindak baik secara
langsung atau tidak langsung, dan harus memiliki sarana
pemulihan yang efektif.
O Pasar untuk pengendalian perusahaan berfungsi secara
efisien dan transparan.
PT. Bumi Resource, Tbk
Sejarah & Latar Belakang
06 Agustus
2003 Pertengahan tahun 2009 diambil alih
dan dirubah oleh PT Bumi Modern,Tbk
PT. Panorama
menjadi
Timur Abadi
PT. Bumi Resources Minerals (BRMS)

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup


kegiatan PT. Bumi Resources Minerals adalah bergerak dalam
bidang eksplorasi dan pengembangan pertambangan atas
sumber daya minyak, gas bumi dan mineral.
Visi: Untuk menjadi kelas dunia, operator global dalam sektor
energi dan pertambangan.
Misi :
Mencapai keberlanjutan dan daya saing global untuk:
• Meningkatkan laba atas investasi bagi pemegang saham
• Meningkatkan kesejahteraan karyawan
• Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar lokasi
tambang
Informasi Pemegang Saham
N
NAME ADDRESS TOTAL SHARES %
O
1 CREDIT SUISSE AG PO BOX 583, MORTON 4,797,485,702.00 23.09
SG BRANCH HOUSE, GOVERNMENT
S/A CSAGSING-LHHL ROAD, CHARLESTOWN,
(LHHL-130M)- NEVIS
2023334064
2 RAIFFEISEN BANK PO BOX 583 , MORTON 1,264,213,935.00 6.09
INTERNATIONAL AG, HOUSE , GOVERNMENT
SINGAPORE BRANCH ROAD , CHARLESTOWN ,
S/A LONG HAUL NEVIS - WEST INDIES
HOLDINGS LTD
3 CITIBANK LONDON S/A BAARERMATTSTRASSE 806,594,512.00 3.88
GLENCORE 3,PO BOX 777,CH-6341
INTERNATIONAL AG BAAE,SWITZERLAND
4 PT. BAKRIE & BAKRIE TOWER LT.35-37 548,587,988.00 2.64
BROTHERS Tbk -MC RASUNA EPICENTRUM JL.
RtMJ H.R RASUNA SAID
5 PT. TRANSPACIFIC MENARA IMPERIUM LT.18 479,011,500.00 2.31
MUTUALCAPITA JL. HR. RASUNA SAID
KAV. 1 SETIABUDI
6 PUBLIC/OTHERS   12,877,990,978.00 61.99
Kasus PT Bumi Resources Tbk
Pada tahun 2009-2010 PT. Bumi Resouces mengalami
indikasi kecurangan pada laporan keuanganya dan
merupakan salah satu dari 3 perusahaan Group Bakrie yang
telah lalai membayar pajak sebesar Rp 376 juta, dari total
sebesar Rp.2,1 Triliun. Analisis tersebut meliputi :
1. Management and Directors
Dengan terpaparnya/tersangkutnya manajemen BUMI
Resources dalam kasus penggelapan pajak, dapat diduga
bahwa salah satu motivasi manajemen menjalankan
Perseroan tersebut diantaranya adalah untuk
meminimalisasi beban pembayaran pajak (tax avoidance)
dengan memanfaatkan kelemahan-kelemahan (loophole)
ketentuan perpajakan yang mengakibatkan adanya kerugian
negara. PT. Bumi Resources Tbk (BUMI), salah satu produsen
batu bara berusaha untuk menghindari gagal bayar surat
utangnya senilai US$ 375 juta. Surat utang atau obligasi itu
jatuh tempo pada 5 Agustus 2014. BUMI Resources juga ulur
waktu terkait pembayaran utang-nya ke Credit Suisse
sebesar USD 425 juta.
2. Relationship with Others
Mengenai hubungan BUMI resources dengan pihak
organisasi dan individu, Perseroan diduga melakukan
penyimpangan pajak yang disokong oleh Gayus
Tambunan dan kelompoknya. BUMI Resources memiliki
hubungan yang baik dengan auditor eksternal,  karena
 Managing Partner  Mazars  Indonesia, selaku  auditor
Bumi Resources, menyatakan keyakinannya bahwa
Bumi Resources telah mengungkapkan data yang benar.
Namun, BUMI Resources memiliki hubungan yang
kurang baik dengan para investor karena terancam
tidak bisa membagikan dividen di tahun 2012. RUPS PT
Bumi Resources Tbk, anak usaha Bakrie and Brothers
Tbk, yang digelar mundur dari jadwal yang ditetapkan.
Manajemen BUMI tidak memberikan kepastian kapan
RUPS akan dimulai. BUMI sudah terlalu sering membuat
agenda RUPS yang tidak pernah ada kepastian.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari masalah
kasus yang terjadi pada PT. Bumi resources
seperti yang telah dijabarkan diatas adalah,
BUMI tidak menerapkan prinsip corporate
governance terkait transparency, Responsibility,
Fairness, Serta prinsip OECD poin 2 tentang
pemegang saham.
Perseroan mempunyai kewajiban
mengungkapkan informasi penting dalam
laporan berkala dan laporan peristiwa penting
perseroan kepada pemegang saham dan instansi
pemerintah yang terkait sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
secara tepat waktu, akurat, jelas dan secara
obyektif.
Prinsip wajib mengungkapkan informasi penting
terakomodasi dalam:
O Peraturan Bapepam No. IX .E.1. tentang
benturan Kepentingan Transaksi Tertentu
O Peraturan Bapepam No. IX.1.1. tentang
rencana dan pelaksanaan Rapat Umum
Pemegang Saham.
O Peraturan Bapepam No.IX.C.3. tentang
Pedoman mengenai bentuk dan isi propektus
dalam rangka penerbitan hak memesan efek
terlebih dahulu (HMTED).
O Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.I.1
tentang pelaksanaan, agenda rapat, dan
penyampaian hasil.
SARAN
Pasar modal harus menarik bagi emiten maupun investor. Oleh karena
itu, pemerintah, pengawas pasar modal, bursa, dan para pialang
mempunyai tugas masing-masing yang berkaitan guna menciptakan pasar
modal yang sehat, bersih, dan memiliki daya saing yang tinggi. Pasar
modal yang demikian akan menjadi sumber pencarian dana yang menarik
bagi perusahaan. Pada saat yang bersamaan menyediakan alternatif
investasi yang menjanjikan bagi para investor.
Bapepam (sekarang OJK) harus menjaga serta meningkatkan fungsi
pengawasan secara efektif dan efisien. Bersama dengan pemerintah,
Bapepam (OJK) perlu mengembangkan instrumen pasar modal, seperti opsi
saham guna meningkatkan efisiensi pasar. Di samping itu, Bapepam (OJK)
dapat memberikan masukan guna mempercepat regulasi pajak yang
berpihak pada perusahaan terbuka. Yang tidak kalah pentingnya adalah
Bapepam (OJK) perlu mendukung kesinambungan pendidikan bagi investor
ritel maupun institusi lokal. Serta lebih ketat dalam mengawasi
perusahaan-perusahaan yang tidak menerapkan prinsip-prinsip good
corporate governance.
Thank You

Das könnte Ihnen auch gefallen