Sie sind auf Seite 1von 11

ASUHAN KEPERAWATAN

KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU


Oleh

ALKA ANTONIO SIAGA


DEDI ARIANTO
A. ANUGRAH AGUNG
TUAH JAYA H
DUWI SUMIYANTO
PULUNG LUKITO AJI
RICO FERNANDO
SULTAN ISLAM
RAKHMAD YUSRO R
Definisi 
 Kehamilan ektopik adalah kehamilan
dengan implantasi terjadi diluar rongga
uterus, tuba falopii merupakan tempat
tersering untuk terjadinya implantasi
kehamilan ektopik,sebagian besar
kehamilan ektopik berlokasi di tuba,jarang
terjadi implantasi pada ovarium,rongga
perut,kanalis servikalis uteri,tanduk uterus
yang rudimenter dan divertikel pada
uterus.(Sarwono Prawiroharjho, 2005)
 Pembagian menurut lokasi:
 Kehamilan ektopik tuba: pars interstisialis,
isthmus, ampulla, infundibulum, fimbria.
 Kehamilan ektopik uterus: kanalis servikalis,
divertikulum, kornu, tanduk rudimenter.
 Kehamilan ektopik ovarium: 
 Kehamilan ektopik intraligamenter
 Kehamilan ektopik abdominal
 Kombinasi kehamilan dalam dan luar uterus
Epidemiologi
 Sebagian besar wanita yang mengalami
kehamilan ektopik berumur antara 20-40
tahun dengan umur rata-rata 30 tahun.
Lebih dari 60% kehamilan ektopik terjadi
pada wanita 20-30 tahun dengan sosio-
ekonomi rendah dan tinggal didaerah
dengan prevalensi gonore dan prevalensi
tuberkulosa yang tinggi (Wibowo, 2007).
Etiologi

Semua faktor yang menghambat migrasi embrio ke kavum uteri menyebabkan seorang ibu semakin rentan
untuk menderita kehamilan ektopik, yaitu :
 Faktor dalam lumen tuba:
 Endosalpingitis, menyebabkan terjadinya penyempitan lumen tuba
 Hipoplasia uteri, dengan lumen tuba menyempit dan berkelok-kelok
 Operasi plastik tuba dan sterilisasi yang tidak sempurna 
 Faktor pada dinding tuba:
 Endometriosis, sehingga memudahkan terjadinya implantasi di tuba
 Divertikel tuba kongenital, menyebabkan retensi ovum.
 Faktor di luar dinding tuba:
 Perlekatan peritubal dengan distorsi atau lekukan tuba
 Tumor yang menekan dinding tuba
 Pelvic Inflammatory Disease (PID)
 Faktor lain:
 Hamil saat berusia lebih dari 35 tahun
 Fertilisasi in vitro
 Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
 Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya
 Infertilitas
 Mioma uteri
 Hidrosalping (Rachimhadhi, 2005).
Patofisiologi

 Tempat-tempat implantasi kehamilan


ektopik antara lain ampulla tuba (lokasi
tersering), isthmus, fimbriae, pars
interstitialis, kornu uteri, ovarium,
rongga abdomen, serviks dan
ligamentum kardinal. Zigot dapat
berimplantasi tepat pada sel kolumnar
tuba maupun secara interkolumnar.
Manifestasi klinis
 Trias gejala dan tanda dari kehamilan
ektopik adalah riwayat keterlambatan
haid atau amenorrhea yang diikuti
perdarahan abnormal (60-80%), nyeri
abdominal atau pelvik (95%). Biasanya
kehamilan ektopik baru dapat
ditegakkan pada usia kehamilan 6 – 8
minggu saat timbulnya gejala tersebut di
atas.
Pemeriksaan Penunjang
 Kesukaran membuat diagnosis yang pasti
pada kehamilan ektopik belum terganggu
demikian besarnya, sehingga sebagian
besar penderita mengalami abortus tuba
atau rupture tuba sebelum keadaan menjadi
jelas. Bila diduga ada kehamilan ektopik
yang belum terganggu, maka penderita
segera dirawat di rumah sakit. Alat bantu
diagnostic yang dapat digunakan ialah
ultrasonografi, laparoskopi atau kuldoskopi.
Komplikasi
 Komplikasi kehamilan ektopik dapat
terjadi sekunder akibat kesalahan
diagnosis, diagnosis yang terlambat,
atau pendekatan tatalaksana. Kegagalan
penegakan diagnosis secara cepat dan
tepat dapat mengakibatkan terjadinya
ruptur tuba atau uterus, tergantung
lokasi kehamilan, dan hal ini dapat
menyebabkan perdarahan masif, syok,
DIC, dan kematian.
Diagnose
 Kemungkinan diagnosis keperawatan
yang muncul adalah sebagai berikut:
 Nyeri berhubungan dengan kemajuan
kehamilan tuba
 Berduka berhubungan dengan kehamilan
dan efek pada kehamilan berikutnya
 Cemas berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang pengobatan dan
dampak pada kehamilan berikutnya.
 (Wahyu, 2010)
Intervensi
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1 Nyeri berhubungan Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 2 x 24 jam 1. Kaji skala nyeri
dengan kemajuan diharapkan pasien mampu mendemonstrasikan perfusi 2. Medikasi para anastetik (jika pasien mau menjalani
kehamilan tuba yang adekuat secara individual dengan KH: pembedahan)
-Nyeri berkurang 3. Preparat analgetik (periode pasca operatif
2 Berduka berhubungan Setelah diberikan askep selama 2 x 24 jam diharapkan 1. Dengarkan keluhan – keluhan pasien
dengan kehamilan dan pasien menunjukkan volume cairan yang adekuat dengan 2. Beri dukungan psikologis
efek pada kehamilan criteria hasil : 3. Anjurkan terapi dengan psikoterapis / penasehat
berikutnya Pasien bisa menerima kenyataan dengan baik spiritual

3 Cemas berhubungan Setelah dibserika askep selama 2 x 24 jam pasien dan 1. Kaji skala ansietas
dengan kurang keluarga tidak cemas 2. Beri pendidikan kesehatan mengenai proses
pengetahuan tentang perawatan dan pengobatan yang diberikan kepada
pengobatan dan pasien dan keluarga
dampak pada 3. Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang efek
kehamilan berikutnya pengobatan

Das könnte Ihnen auch gefallen