Sie sind auf Seite 1von 43

Metode Pemantauan

Terumbu Karang
diadopsi dari Edi Rudi & Safran
Yusri
1. Terumbu karang yang tumbuh di tempat geografis yang berbeda
 mempunyai tipe yang berbeda.

2. Ukuran individu atau koloni sangat bervariasi dari beberapa


centimeter hingga beberapa meter.
 3. Satu koloni karang dapat terdiri beberapa individu sampai
jutaan
 individu.

4. Bentuk pertumbuhan sangat bervariasi seperti bercabang, masif,


 merayap, seperti daun, dan sebagainya.

5. Tata nama jenis karang masih relatif belum stabil dan adanya
 perbedaan jenis yang hidup pada lokasi geografis yang berbeda,
serta adanya variasi morfologi dari jenis yang sama yang hidup
pada kedalaman yang berbeda maupun tempat yang berbeda.
Metode Pemantauan
 Metode skala luas
1. Manta Tow (Survei Manta)
2. Timed Swim (Survei Snorkel)

 Metode skala menengah


1. Point Intercept Transect (Transek Poin)
2. Line Intercept Transect (Transek Garis)

 Metode skala detil


1. Quadrat (Kuadrat)
2. Belt Transect (Transek Sabuk)
Manta Tow (Survei Manta)
 Survei manta adalah survei untuk
mendapatkan gambaran umum kawasan
terumbu karang suatu wilayah yang
dilakukan oleh pengamat, yang
menggunakan masker dan snorkel dan
ditarik oleh sebuah perahu kecil di sepanjang
daerah pengamatan.
praktik
praktik
1. Tariklah pengamat secara sejajar tepi terumbu yang diamati.
Kecepatan perahu sekitar 4 km/jam.
2. Pengamat memperkirakan persen tutupan dari setiap variabel
yang dipilih sebelumnya. Jarak pandang disesuaikan dengan
kemampuan pengamat dan kondisi di lapangan.
3. Pengatur waktu memperhatikan keselamatan pengamat
sekaligus menghitung waktu pengamatan.
4. Setelah dua menit, kapal dihentikan, pengamat mencatat
berbagai variabel yang diamati, sementara pengatur waktu
mencatat nomor tarikan dan posisi di peta. Posisi dapat
ditentukan dengan GPS, kompas, atau dengan melihat tanda-
tanda alam.
5. Selanjutnya ulangi langkah 1 – 4 hingga seluruh daerah yang
ditentukan berhasil diamati.
praktik
praktik
Fenomena
 Achantaster planci
Pengolahan dan Analisis Data
 Hitunglah persentase tutupan karang hidup dengan
menjumlahkan karang keras dan karang lunak.
 Hitunglah persentase tutupan rata-rata dari lokasi tersebut untuk
mengetahui gambaran umum lokasi pengamatan.
 Data pengamatan dapat dikonversi sesuai dengan kategori
berikut :
Kategori Tutupan Karang Kriteria
Hidup
1 0 –- 10% Sangat Rendah
2 11 –- 30% Rendah
3 31 –- 50% Sedang
4 51 -- 75% Tinggi
5 76 -- 100% Sangat Tinggi

 Masukkan pula data hasil pengamatan tiap tarikan yang sudah


disesuaikan dengan kategorinya ke dalam peta.
Kategori tutupan
Peta hasil pengamatan
106°36'40" 106°36'50" 106°37'00" 106°37'10"
5°44'20"

5°44'20"
N

W E

Kategori Penutupan Karang


5°44'30"

Kategori 1 = 0 - 10 %

5°44'30"
Kategori 2 = 11 - 30 %
Kategori 3 = 31 - 50 %
Kategori 4 = 51 - 75 %
Kategori 5 = 76 - 100 %
5°44'40"

5°44'40"
106°36'30" 106°36'45" 106°37'00" 106°37'15"

5°44'30"

5°44'30"
5°44'45"

5°44'45"
106°36'40" 106°36'50" 106°37'00" 106°37'10"

5°45'00"

5°45'00"
300 0 300 Meters 106°36'30" 106°36'45" 106°37'00" 106°37'15"
Timed Swim (Survei Snorkel)
 Survei snorkel adalah penyederhanaan dari
survei manta. Tidak seperti survei manta
yang menggunakan kapal, pengamat yang
menggunakan metode ini berenang sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan untuk
mengetahui kondisi ekosistem terumbu
karang secara umum.
praktik
 Ketika pengamat sudah siap berenanglah secara sejajar tepi
terumbu yang diamati.
 Pengamat memperkirakan persen tutupan dari setiap variabel
yang dipilih sebelumnya. Jarak pandang disesuaikan dengan
kemampuan pengamat dan kondisi di lapangan. Apabila ada
fenomena yang membutuhkan pengamatan dapat didekati
dengan duck dive.
 Pencatat waktu memperhatikan keselamatan pengamat
sekaligus menghitung waktu pengamatan.
 Setelah dua menit, pengamatan dihentikan, pengamat
mencatat berbagai variabel yang diamati, sementara pencatat
waktu mencatat kondisi lapangan dan posisi. Posisi dapat
ditentukan dengan GPS, kompas, atau dengan melihat tanda-
tanda alam.
 Selanjutnya ulangi langkah 1 – 4 hingga seluruh daerah yang
ditentukan berhasil diamati
Pengolahan dan Analisis Data
 Pengolahan dan analisis data dengan
metode ini sama dengan metode manta tow
Point Intercept Transect
(Transek Poin)
 Metode ini adalah metode transek yang
paling sederhana. Pengamat berenang
sepanjang transek garis dan mencatat
kategori bentik yang terletak tepat dibawah
transek pada titik-titik tertentu (poin) di
sepanjang transek.
praktik
1. Pilihlah lokasi pengamatan pada kedalaman sekitar 2 – 6 m
dan catat posisinya.
2. Pencatat waktu menggelar roll meter dari titik 0 hingga 100
sejajar garis pantai.
3. Pencatat waktu kemudian mencatat waktu pengamatan dan
kondisi alam di sekitar lokasi pengamatan.
4. Pengamat mencatat kondisi substrat di tiap poin, dimulai dari
titik 0 dengan interval 50 cm.
5. Pencatat waktu memperhatikan keselamatan pengamat
sekaligus menghitung waktu pengamatan.
6. Setelah selesai mengambil data, pencatat waktu menggulung
roll meter dan bersama dengan pengamat kembali ke
permukaan.
Pengolahan dan Analisis Data
 Hitunglah persentase tutupan sebagai berikut:

% tutupan = (jumlah ditemukan/jumlah titik) X 100%

 Hitunglah persentase tutupan rata-rata. Data


pengamatan dapat dikonversi sesuai dengan
kategori tutupan karang hidup
 Masukkan pula data hasil pengamatan tiap
transek yang sudah disesuaikan dengan
kategorinya ke dalam peta.
Pengolahan dan analisis data
 Data persentase tutupan dapat dianalisis
seperti metode sebelumnya
Line Intercept Transect
(Transek Garis)
 Metode transek garis digunakan untuk
menduga persen tutupan komunitas bentik.
Metode ini sangat fleksibel dan dapat
dikombinasikan metode lain. Karena sifatnya
itu, metode ini menjadi standar dalam
menduga kondisi persentase tutupan dan
ukuran koloni komunitas bentik untuk tingkat
pengelolaan.
praktik
 Pilihlah lokasi pengamatan pada kedalaman
sekitar 3 & 10 m dan catat posisinya. Posisi dapat
ditentukan dengan GPS, kompas, atau dengan
melihat tanda-tanda alam.
 Setelah lokasi pengamatan dipilih pengamat dan
pencatat waktu menyelam untuk menentukan titik
0.
 Pencatat waktu menggelar roll meter dari titik 0
hingga 100 sejajar garis pantai.
 Pencatat waktu kemudian mencatat waktu
pengamatan dan kondisi alam di sekitar lokasi
pengamatan.
praktik
 Tandai setiap 20 m untuk menentukan titik ulangan.
 Pengamat mencatat bentuk pertumbuhan karang atau komunitas
bentik lainnya yang berada tepat dibawah transek berikut
dengan diameternya. Dapat pula menggunakan tingkat
identifikasi hingga jenis, marga, atau suku, sesuai dengan
kemampuan pengamat.
 Pencatat waktu memperhatikan keselamatan pengamat
sekaligus menghitung waktu pengamatan.
 Setelah selesai mengambil data, pencatat waktu menggulung roll
meter dan bersama dengan pengamat kembali ke permukaan.
praktik
Pengolahan dan Analisis Data
 Hitunglah persentase tutupan sebagai
berikut:

% tutupan = (total diameter/panjang transek) X


100%

 Hitunglah persentase tutupan rata-rata.


Data pengamatan dapat dikonversi sesuai
kategori tutupan karang
Pengolahan dan Analisis Data
 Masukkan pula data hasil pengamatan tiap
transek yang sudah disesuaikan dengan
kategorinya ke dalam peta.
 Hitung pula rata-rata diameter koloni yang
ditemukan.
 Hitung juga kelimpahan relatif sebagai
berikut:
 Kelimpahan relatif = (jumlah biota/jumlah
total biota) X 100%
Quadrat (Kuadrat)
 Metode ini termasuk metode yang cukup
komprehensif dan dapat digunakan untuk
mengamati berbagai macam parameter.
Dalam sebuah kuadrat, pengamat dapat
mengamati banyak hal dari yang umum
hingga mendetil.
praktik
 Pilihlah lokasi pengamatan pada kedalaman sekitar
3 & 10 m dan catat posisinya. Setelah lokasi
pengamatan dipilih pengamat dan pencatat waktu
menyelam untuk menentukan titik 0.
 Pencatat waktu menggelar roll meter dari titik 0
hingga 100 sejajar garis pantai.
 Pencatat waktu kemudian mencatat waktu
pengamatan dan kondisi alam di sekitar lokasi
pengamatan.
 Pengamat menempatkan kuadrat pada pita transek
dengan interval yang acak.
 Pengamat mencatat biota yang ada di dalam kuadrat
(jumlah dan tutupan).
praktik
 Tutupan dapat dilihat dari jumlah kuadrat kecil (10 x 10 cm)
yang ditutupi oleh biota tersebut.
 Ulangi hingga delapan kali tiap transek.
 Untuk pemantauan secara periodik, pengamat dapat juga
memberi tanda dan menggambar tutupan biota sesuai dengan
posisinya dalam kuadrat. Jika memungkinkan foto atau video
bawah air lebih baik.
 Pencatat waktu mencatat lokasi tiap kuadrat dan
memperhatikan keselamatan pengamat sekaligus menghitung
waktu pengamatan.
 Setelah selesai mengambil data, pencatat waktu menggulung
roll meter dan bersama dengan pengamat kembali ke
permukaan.
Pengolahan dan Analisis Data
 Hitunglah kelimpahan atau kerapatan
sebagai berikut:
 Kelimpahan = (jumlah total biota/luas total
unit sampel)
 Kelimpahan relatif jenis i = (kelimpahan
jenis i/kelimpahan total) X 100%
Pengolahan dan Analisis Data
 Untuk mengetahui keanekaragaman jenis dapat
menggunakan rumus sebagai berikut:
 Indeks keanekaragaman Shanon-Wiener
H’ = - ∑ (ni/N) Ln (ni/N)
dimana : ni = jumlah total spesies i
N = jumlah total seluruh spesies
 Rumus ini hanya dapat digunakan jika biota
diidentifikasi hingga tingkat marga atau jenis.
Pengolahan dan Analisis Data
 Hitunglah persentase tutupan rata-rata dari
lokasi tersebut untuk mengetahui gambaran
umum lokasi pengamatan. Dapat juga
membandingkan berbagai variabel lain
sesuai dengan kebutuhan.
 Data pengamatan dapat dikonversi sesuai
dengan kategori tutupan karang hidup
 Masukkan pula data hasil pengamatan tiap
transek yang sudah disesuaikan dengan
kategorinya ke dalam peta.
Belt Transect (Transek Sabuk)
 Metode ini termasuk metode yang sangat
komprehensif dan dapat digunakan untuk
mengamati berbagai macam parameter.
Pengamatan dilakukan disepanjang transek
dengan lebar tertentu.
praktik
 Pilihlah lokasi pengamatan pada kedalaman sekitar
3 & 10 m dan catat posisinya. Setelah lokasi
pengamatan dipilih pengamat dan pencatat waktu
menyelam untuk menentukan titik 0.
 Pencatat waktu menggelar roll meter dari titik 0
hingga 100 sejajar garis pantai. Untuk daerah yang
dalam (15 – 22 m), cukup 50 m.
 Pencatat waktu kemudian mencatat waktu
pengamatan dan kondisi alam di sekitar lokasi
pengamatan.
 Pengamatan dilakukan dari titik 0 hingga 20 m,
dengan lebar 2 m, dilanjutkan dengan jeda 5 m.
praktik
 Pengamat mencatat biota yang ada di dalam
transek (jumlah dan diameter).
 Ulangi hingga transek selesai diamati.
 Untuk pemantauan secara periodik, pengamat
dapat juga memberi tanda. Jika memungkinkan
foto atau video bawah air lebih baik.
 Pencatat waktu memperhatikan keselamatan
pengamat sekaligus menghitung waktu
pengamatan.
 Setelah selesai mengambil data, pencatat waktu
menggulung roll meter dan bersama dengan
pengamat kembali ke permukaan.
Pengolahan dan Analisis Data
 Hitunglah tutupan setiap biota yang ditemui.
Rumus tutupan adalah sebagai berikut:
 Tutupan = (1/2) π (diameter/2)2
 Hitunglah persentase sebagai berikut:
 % tutupan = (jumlah tutupan/luas total unit
sampel) X 100%
Pengolahan dan Analisis Data
 Hitunglah kelimpahan sebagai berikut:
 Kelimpahan = (jumlah total biota/luas total
unit sampel)
 Kelimpahan relatif jenis i = (kelimpahan
jenis i/kelimpahan total) X 100%
Pengolahan dan Analisis Data
 Untuk mengetahui keanekaragaman jenis dapat
menggunakan rumus sebagai berikut:
 Indeks keanekaragaman Shanon-Wiener
H’ = - ∑ (ni/N) Ln (ni/N)
dimana : ni = jumlah total spesies i
N = jumlah total seluruh spesies
 Rumus ini hanya dapat digunakan jika biota
diidentifikasi hingga tingkat marga atau jenis.
Pengolahan dan Analisis Data
 Hitunglah persentase tutupan rata-rata dari
lokasi tersebut untuk mengetahui gambaran
umum lokasi pengamatan. Dapat juga
membandingkan berbagai variabel lain
sesuai dengan kebutuhan.
 Data pengamatan dapat dikonversi sesuai
dengan kategori tutupan karang hidup
 Masukkan pula data hasil pengamatan tiap
transek yang sudah disesuaikan dengan
kategorinya ke dalam peta.
Perbandingan

Point Intercept Transect | Line Intercept Transect | Quadrat | Belt Transect

Das könnte Ihnen auch gefallen