Sie sind auf Seite 1von 50

DERMATO TERAPI

Modalitas topikal lain


1. Bedah listrik
2. Bedah scalpel
3. Pengelupasan kimiawi
4. Bedah beku
5. Bedah Laser
6. PUVA
TIU
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Semester VIII
mampu menjelaskan tentang pengobatan dalam
dermatologi sehingga dapat mengobati penyakit
kulit secara topikal dengan benar.
TIK
1. Menjelaskan pedoman dalam dermato terapi.
2. Menguraikan prinsip dermato terapi.
3. Menguraikan macam-macam vehikulum.
4. Menguraikan indikasi, kontra indikasi penggunaan
vehikulum.
5. Memberikan contoh tentang macam-macam zat aktif.
6. Memberikan contoh zat aktif anti biotika topikal.
7. Menjelaskan cara kerja steroid topikal.
8. Menjelaskan indikasi penggunaan steroid topikal.
9. Menjelaskan kontra indikasi steroid topikal.
10. Memberikan contoh tentang efek samping
penggunaan steroid topikal.
MODALITAS TERAPI
PADA DERMATOLOGI

 Terapi sistemik  bidang lain


 Terapi lokal  topikal

 Farmakosetika
 Farmakodinamik BERBEDA
 Farmakokinetik
MODALITAS TERAPI
PADA DERMATOLOGI

SISTEMIK TOPIKAL
Farmakosetika Diserap sampai Bentuk sediaan
mukosa usus obat
Farmakodinamik Mukosa usus  Menembus
pembuluh darah stratum korneum
Farmakokinetik Pembuluh darah Stratum korneum
 site of action  sife of action
PEDOMAN  4T, 1W
 TEPAT  - Indikasi
- Obat
- Penderita
- Dosis

 WASPADA  Efek samping


PRINSIP TERAPI TOPIKAL
1. BASAH dengan BASAH
KERING dengan KERING
2. Makin akut suatu dermatosis
 makin lemah bahan aktif yang dipakai

KECUALI TERAPI DALAM :


1. Erisipelas
2. Ulkus yang kotor
PRINSIP TERAPI TOPIKAL
1. Vehikulum / bahan dasar
2. Bahan aktif
3. Bahan tambahan
DULU : penulisan resep topikal rumit
SEKARANG : banyak bahan jadi dengan nama
pabrik  HARUS HATI-HATI

VEHIKULUM
 Bedak
 Lemak
 Cairan
BEDAK
INDIKASI :
 Mengurangi kelembaban
 Mengurangi friksi pada pelipatan

EFEK SAMPING :
 Caking
 Crasting
 Iritasi
 Granuloma
 Inhalasi
BEDAK
An organik
1. Seng oksida ( ZnO )
Sifat :  Menutupi
 Melindungi
 Mendinginkan / astringen
2. Talk / Magnisium silikat
Sifat :  Lebih melekat di kulit
 Mendinginkan
3. Kalamin : Seng oksida + Feri oksida
Sifat :  Penyejuk
 Anti gatal
BEDAK

Organik
 Pati / Starc
British Pharmacope : - Pati jagung
- Pati beras
- Gandung
- Kentang
KERUGIAN : dapat menjadi bahan kultur
untuk bakteri dan jamur
 Indikasi : Varicella, Herpes zoster, Miliaria
 Kontra indikasi : jika terjadi eksudat dan pus
BAHAN DASAR LEMAK
Bahan dasar lemak berbentuk :
 cair  minyak
 semi padat  lemak
 padat  lilin
LEMAK / SALEP
LEMAK MURNI (Animal derived)
 Lard ( lemak babi )
 Sudah banyak diganti dengan paraffin
lunak karena sifat oklusif
 Anhidrous lanolin / Wool fat / Adaps lanae
Minyak dari bulu domba yang dimurnikan
 Lanolin : lemak wool yang ditambah air 30%

 Cera Alba / Flave


- Lilin lebah berwarna putih
- Dipakai sebagai emulgator
 Spermaceti (lemak ikan paus)
LEMAK / SALEP

LEMAK MINERAL
Paraffin liquidum
Diperoleh dari distilasi minyak mentah
Fungsi : - Membersihkan krusta dan debris
- Melunakkan konsistensi
 Vaseline album
- Titik cair 10 – 50°C, putih
- Tidak berbau, trransparan, lunak
- Dipakai sebagai bahan dasar salep
 Vaseline flavum
~ Vaselin album hanya berwarna kuning
 Ceta macrogol
Bahan emulgator non ionic
LEMAK / SALEP

MINYAK
 Almond oil
 Olibe oil / minyak zaitun
 Arachis oil / minyak kacang tanah
 Sesami oil / minyak wijen
 Cotton seed oil / minyak biji kapas
 Castrol oil / minyak jarak

Salep dengan bahan dasar minyak konsistensinya lebih


lunak daripada dengan vaselin

 INDIKASI SALEP : Dermatitis yang kering & kronis


 KONTRA INDIKASI : - Radang akut
- Daerah lipatan dan berambut
CAIRAN
 Jika bahan pelarutnya aqua solusio
 Bahan pelarut alkohol, eter, kloroform tingtur
 Yang sering dipakai :
 Gliserin  higroskopis
 Alkohol ( etanol 95% dalam air )
 Propilen glikol
 Cairan jernih kental tak berwarna
 Berfungsi sebagai pelarut
 Dapat berfungsi sebagai pengawet
 Konsistensi tinggi ( >2% )  Iritatif
CAIRAN

 Eter : cairan yang mudah menguap


 Kloroform :
 Mudah menguap
 Bersifat sebagai pelarut eter
 Toksik

 INDIKASI :
 Dermatosis eksudatif
 Infeksi kulit dengan eritem menyolok
 Ulkus yang kotor
CAIRAN

BEDAK KOCOK
 Campuran bedak dan gliserin
 Agar dapat dikocok harus mengandung aqua
 Contoh resep :
R/ Sulfur praeciptatum oxid zinci 20
Talci aa 10
Gliserin 15
Aqua spir dill aa ad 100

 Indikasi : dermatitis yang superfisial dan kering


 Kontra indikasi : dermatitis yang eksudatif
CAIRAN

PASTA BERLEMAK
 Campuran lemak dan bedak
  dempul
 Contoh resep :
R/ Globenicol 2%
Oil levertran 23 %
Zincy oxid 75 %

PASTA PENDINGIN
 Campuran antara lemak, bedak dan minyak
  jarang digunakan karena tidak stabil
CAIRAN

KRIM
 Campuran antara lemak dan cairan
 Agar dapat bercampur diperlukan emulgator
 Ada 2 macam krim :
• Jenis krim dingin ( W/O ) :
(lemak sebagai fase kontinyu)
Kadar air < 25%
• Vanishing cream ( O/W ) :
(air sebagai fase kontinyu)
Kadar air > 30%

 Indikasi :
• Kelainan kulit yang superfisial dan kering
• Dapat dipakai pada lipatan kulit dan daerah berambut
Ointment
Campuran dari lemak dan cairan
 Bahan dasar lemaknya > tinggi dari krim
 Penyerapan > baik dari krim
Gel
 Campuran antara bahan dasar cair dan
molekul yang larut
 Sebagai solvent : air, aceton, alkohol atau
prophiline glicol
 Bisa berbentuk emulsi cair atau gabungan
minyak dan air
 Keuntungan : tidak berminyak dan berwarna
 Indikasi : kulit berminyak
BEDAK

Pasta berlemak Bedak kocok / Gel

LEMAK Krim CAIRAN


BAHAN AKTIF NON KORTIKOSTEROID
ANTIBIOTIKA
 Resiko tinggi sensitisasi digunakan oral & topikal
 Yang sering sensitisasi :
Penicillin, Streptomycin, Sulfonamid
 Yang sering dipakai :
Natrium fusidat / asam fusidat, Mupirocin
 Kontroversial :
• Gentamycin  untuk gram negatif
• Tetrasiklin (indeks sensitisasi rendah)
• Eritromisin
• Clindamisin
• Neomycin, Basitrasin, Polimyxin B
BAHAN AKTIF NON KORTIKOSTEROID

OBAT ANTI AKNE


 TRETINOIN
• Konsentrasi 0,05 – 0,1%
• Efek : meningkatkan turn over sel basal sehingga
stratum korneum tipis dan longgar
• Efek samping : iritasi
 BENSOIL PEROKSIDA
• Konsentrasi 2,5 – 10%
• Efek : anti bakteri yang kuat
• Efek samping : iritasi
 RESORSINOL
• Konsentrasi 2 – 3%
• Efek : anti bakterial, keratolitik, ant seborhoe
• Efek samping : - reaksi alergi dan iritasi
- anak-anak  methemoglobinemia
OBAT ANTI AKNE
 ASAM SALISILAT
• Efek : desinfeksi, anti pruritik, anti mikotik, anti inflamasi
• 2%  keratoplastik
• 3 – 20%  keratolitik
• 30 – 60%  destruktif
• Efek samping : iritasi
 SULFUR
• Konsentrasi 4 - 20%
• Efek : anti seboroik, anti akne, anti skabies, anti jamur,
anti bakteri
• Yang sering dipakai : losio Kummerfeldi
• Resep : R/ Camphore 3
Sulfuris praecipitatum 20
Mucilagimus gummi arabici 10
Solutions hydrates calcii 134
Aqua rosarum 133
 ANTIBIOTIKA TOPIKAL
BAHAN AKTIF NON KORTIKOSTEROID

ANTI FUNGAL
 Derivat azol : fungistatik
• 2 kali / hari : mikonazol, klotrimazol, ekonazol,
sertaconazol
• 1 kali / hari : tiokonazol, bifonazol, ketokonazol
 Derivat alilamin : Naftitin, terbinafin
 Asam benzoat
• Dalam salep Whitfield :
 Asam salisilat 6%
Asam benzoat 12%
Minyak kelapa 64% dalam paraffin lunak
 Thiosulfat natricus
• Untuk Tinea versicolor dengan konsentrasi 25%
• Dioles 2 kali sehari
• Berbau tidak enak
BAHAN AKTIF NON KORTIKOSTEROID

ZAT PEMUTIH
 Hidroquinon
• Menghambat sintesa melanin
• Konsentrasi 3 – 5%
• Efek samping : iritasi, ookronosis
 Azelic acid
• Lebih lambat dari hidroquinon
• Bisa juga dipakai sebagai obat akne
• Konsentrasi 20%

• Dan lain-lain
• Digunakan bersama tabir surya
TABIR SURYA
Indikasi
Mengurangi efek UV exposure yang
menyebabkan foto aging

Kimiawi
 Broad spectrum filters (UVA & UVB)
 Drometrizole trisiloxane
 Bisethylhexy loxyphenol
TABIR SURYA

 UVB Filter
 Paraaminobenzoic acid (PABA)
 sering alergi kontak
 PABA ester (Podimate)
 Cinnomate
 Salycylate

 UVA Filter
 Benzophenon
 Avobenzone
TABIR SURYA

 Fisik / Blocker
 Titanium dioxide
 Zinc oxide
 Micronized atau silicone coated partikel

 Sun Protecting Factor (SPF)


 Ukuran kemampuan tabir surya
MED dengan tabir surya
 Rumusnya : 
MED tanpa tabir surya
 Tropis : minimal 15
BAHAN AKTIF KORTIKOSTEROID
 50% dari resep topikal yang ditulis
 Efek : Vasokonstreksi, anti inflamasi, anti proliferasi

 POTENSI ANTI INFLAMASI


• Kelas I ( lemah ) :
• Hidrikortison ( alkohol atau asetat ) 0,1 – 1%
• Dexametason 0,1%
• Kelas II ( sedang ) :
• Flucinolon acetonide 0,01%
• Triamcinolone acetonode 0,05%
• Betametason valerate 0,05%
• Halcinomide 0,05%
POTENSI ANTI INFLAMASI

• Kelas III ( kuat ) :


• Betametason valerate 0,1%
• Desoksimetason 0,25%
• Flucinolon acetomide 0,25%
• Triamcinolone acetomide 0,1%
• Desonide 0,05%

• Kelas IV ( sangat kuat ) :


• Clobetasol propionat 0,05%
• Diflucortolon valerate 0,3%
BAHAN AKTIF KORTIKOSTEROID

INDIKASI
 Paliatif dan supresif terhadap penyakit
dengan gejala inflamasi (bukan kausatif)
 Dermatitis yang responsif : psoriasis,
dermatitis seboroik, neurodermatitis,
dermatitis numularis, fotodermatitis
 Yang kurang responsif : LE diskoid,
psoriasis di telapak tangan dan kaki,
nekrobiosis lipoidika diabetikorum,
ganuloma annulare, eksantema fikstum.
BAHAN AKTIF KORTIKOSTEROID

EFEK SAMPING
 Terjadi bila :
• Penggunaan yang lama dan berlebihan
• Penggunaan kelas kuat dan sangat kuat secara oklusif
 Makin tinggi potensi, makin cepat terjadi efek samping
 Gejala efek samping
• Hipotrofi / atrofi kulit
• Hipertrikosis, Hipopigmentasi, Dermatitis perioral
• Bila dermatofita steroid topikal  Tinea incognito
• Efek samping sistemik
BAHAN AKTIF KORTIKOSTEROID

PENCEGAHAN EFEK SAMPING


1. Jangan melebihi 30 mg sehari
2. Indikasi yang tepat
3. Dimulai dengan steroid potensi rendah
4. Perhatikan lokasi lesi
AREA TUBUH YANG MUDAH
MENYERAP OBAT

 Mukosa  PALING MUDAH


 Scrotum
 Kelopak mata
 Muka
 Dada dan punggung
 Lengan atas dan paha
 Lengan bawah dan tungkai
 Dorsal dari palmar dan plantar
 Ventral dari palmar dan plantar
 Kuku  PALING SUSAH
BAHAN TAMBAHAN
1. Emulsifiing
Dispersing agent  supaya stabil dan homogen
Contoh : Sodium lauril sulfate
Glyceril monostearat
2. Additive
Contoh : Etilinediamine
Related ester
3. Lubrican
Berfungsi sebagai antifoaming
Contoh : Asam stearat
Stearil alkohol
BAHAN TAMBAHAN

4. Preservative
Contoh : Paraben
Formaldehid dll.

5. Fragance
Contoh : Balsam Peru
Musk ambrettwe
LASER
~ sinar
BEDA : - Coheren
- Monochromatik
- Intensitas besar
Untuk kategosi tergantung lasing material
SOLID : - Ruby
- YAG (Ytirium Aluminium Garnet)
GAS : - helium
- neon
- argon
- CO2
LASER

Liquid :
Complex organic dyes (dyes laser)

Semiconductor
2 lapis semiconductor (galium arsenide)

Ada bagian tubuh yang lebih mudah menyerap


panjang gelombang tertentu (chromopore)
dibandingkan lain  Dasar terapi

Vascular lesi  Argon laser


… terima kasih …

DERMATO TERAPI_M.Y. Listiawan

Das könnte Ihnen auch gefallen