Sie sind auf Seite 1von 46

APRIAN AL GAFFAR

12.06.0025
Gangrene pulp is the state of the tooth where pulp tissue
is dead as pulp defense system is unable to withstand
stimulation so that the number of damaged pulp cells
more and more and occupy most of the pulp space.
Gangrene pulp associated with the occurrence of
inflammatory processes by bacteria arise swelling
(Streptococcus, Eubakterium, dan Actinomycosis), this
event is called periostitis / serous periostitis. It can
progress to a condition called subperiosteal abscess. Pus
then spreads in different directions through soft tissue. It
usually spreads to the intraoral region forming an abscess
under the mucosa, called a submucosal abscess.
Key word: gangrene pulp, abscess submucosa.
Gangren pulpa merupakan keadaan gigi dimana jaringan
pulpa sudah mati sebagai sistem pertahanan pulpa sudah
tidak dapat menahan rangsangan sehingga jumlah sel
pulpa yang rusak semakin banyak dan menempati
sebagian besar ruangan pulpa. Gangren pulpa dihubungan
dengan terjadiya proses peradangan oleh bakteri timbul
pembengkakan (Streptococcus, Eubakterium, dan
Actinomycosis), peristiwa ini disebut periostitis/serous
periostitis. Berlanjut ke kondisi yang disebut abses
subperiosteal.Pus kemudian menyebar ke berbagai arah
melalui jaringan lunak. Biasanya menyebar pada daerah
intraoral membentuk abses di bawah mukosa, yang
disebut abses submukosa.
Kata Kunci : gangrene pulpa, abses submukosa.
Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit
tertinggi ke enam yang dikeluhkan masyarakat
Indonesia menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT, 2001) dan menempati peringkat ke empat
penyakit termahal dalam pengobatan.

Menurut data di poli gigi dan mulut di RSUD


klungkung untuk kasus gangren pulpa dan abses pada
tahun 2018, pada bulan januari sampai bulan april 2018
sebesar 87 kasus.
1. Sebagai bahan acuan untuk mengetahui proses
terjadinya abses submukosa yang disebabkan oleh
gangren pulpa.
2. Untuk mengetahui terapi dan penanganan abses
submukosa yang disebabkan oleh gangrene pulpa.
3. untuk memberikan informasi kepada pembaca tentang
abses submukosa yang disebabkan oleh gangrene pulpa.
Gangren pulpa adalah kematian dari pulpa
yang diinfeksi oleh mikroorganisme (bakteri)
Streptococcus, Eubakterium, dan Actinomycosis.

Gangren Pulpa adalah kematian jaringan


pulpa sebagian atau seluruhnya sebagai kelanjutan
proses karies.
1. Komponen dari gigi dan air ludah (saliva)
2. Komponen mikroorganisme yang ada dalam
mulut yang mampu menghasilkan asam melalui
peragian
3. Komponen makanan
4. Komponen waktu
Gejala yang didapat dari pulpa yang gagren
terjadi tanpa keluhan sakit, dalam keadaan
demikian teradi perubahan warna gigi, dimana gigi
terlihat berwarna kecoklatan atau keabu-abuan,
tidak memberikan reaksi termal tes dan pada
lubang perforasi tercium bau busuk.
Tindakan yang dilakukan pada gangrene
pulpa yaitu ekstraksi pada gigi yang sakit, karena
pada kondisi ini gigi akan menjadi non-vital (gigi
mati) sehingga akan menjadi sumber infeksi (fokal
infeksi).
1. Gangren Pulpa tanpa Pembengkakan

Anestesi lokal  pemasangan isolator karet 


debridemen  irigasi dengan larutan natrium
hipokhlorit  keringkan dengan paper point
2. Gangren Pulpa dengan Pembengkakan
Terlokalisasi

buka kamar pulpa  debridemen saluran akar 


drainase  irigasi dengan natrium hipokhlorit
sebanyak-banyaknya  poin kertas  ditambal
sementara  analgetik dan antibiotik
3. Gangren Pulpa dengan Pembengkakan Menyebar

Debridemen (pembuangan iritan, pembersihan dan


pembentukan saluran akar)  Bila pembengkakan
luas diperlukan insisi  anestetik lokal (Khlor
etil)  antibiotik dan analgetik
Abses submukosa adalah kumpulan pus di dalam
rongga patologis akibat dari aktivitas bakteri
piogenik yang bersifat patogen yang terletak tepat
di bawah mukosa.
Infeksi odontogen sebagai fokal infeksi.
 Gigi non vital (kematian gigi)  periodontitis
(infeksi periapikal, gangren radix / gangren pulpa)
 Gigi vital (masih pulpitis)  mengalami
pericoronitis (infeksi pericorona karena erupsio
dificilis)
periodontitis / pericoronitis

abses dentoalveolar

serous periostitis

abses subperiosteal

Intra Oral
Ekstra Oral
Pembengkakan di daerah IO
Pebengkakan di daerah EO
1. Bengkak pada mukosa intraoral
2. Bengkak berlangsung selama 3-4 hari
3. Sakit
4. Panas
Gambar 1 : a. Ilustrasi gambar Abses Submukosa
dengan lokalisasi didaerah bukal. b. Tampakan
klinis Abses Submukosa
1. Terapi kausatif : ekstraksi gigi penyebab, antibiotik
2. Terapi simtomatis : analgesik, antipiretik, antiinflamasi
3. Terapi suportif : asupan zat gizi (Karbohidrat, Lemak, Protein,
Mineral, Vitamin), keadaan umum memburuk atau ada trismus
diberikan infus NaCl / RL
4. Terapi bedah : insisi dan drainase
5. Terapi rehabilitatif :
a. Fisik (dilakukan oleh fisioterapis) memulihkan ADL
b. Psikis (dilakukan oleh psikiater, psikolog) membantu meningkatkan
mental seseorang
6. Terapi rohani : dilakukan oleh pemuka adat bagi yang gagal dalam
pengobatan, tidak sembuh, fase terminal
cancelous bone selalu dilapisi oleh respon inflamasi
gangren pulpa menuju lapisan tipis yang saat pus
korteks tulang tervaskularisasi mencapai korteks

melepas komponen
periostitis atau menimbulkan rasa inflamasi dan sel
abses subperiosteal
serous periostitis sakit plasma ke rongga
subperiosteal

menyebar pada
daerah intraoral
perforasi periosteum membentuk abses di
abses submukosa
bawah mukosa
Identitas
Nama : Ny. NPMR
Usia : 18 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Manduang
Agama : Hindu
Pendidikan Terakhir : SMA
Status Pernikahan : Belum menikah
a. Keluhan Utama
Sakit pada gigi kiri atas
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poli gigi dan mult RSUD
Klungkung dengan keluhan gusi sakit dan bengkak
sudah 4 hari yang lalu, sakit terutama saat makan,
saat buka mulut dan kesulitan menelan. Selain itu
juga pasien mengatakan bahwa nafasnya bau dan
bengkak pada pipi kiri.
c. Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)
Riwayat Alergi : Disangkal
Riwayat DM : Disangkal
Riwayat Hipertensi : Disangkal
Riwayat Jantung : Disangkal
Riwayat Gigi : sebelumnya ada gigi
berlubang, sering mengalami sakit pada gusi.
Riwayat Pemakaian Obat : Disangkal
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang pernah sakit seperti ini.
 Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan Gizi : Baik
Lain-lain : TD :120/90 mmHg, N : 85x/menit
 Extra Oral

Pipi : nyeri tekan (+/-), nyeri ketuk (-/-), bengkak (+)


Bibir : tak ada kelainan
Wajah : asimetris
Kelenjar limfe submandibula
Kanan : tidak ada pembengkakan
Kiri : tidak ada pembengkakan
 Intra Oral
Jaringan Lunak
 Mukosa : muccobuccal fold sebelah rahang kiri atas terangkat
 Lidah : tak ada kelainan
 Gingiva : tak ada kelainan
 Palatum : tak ada kelainan
Jaringan Keras
 Tulang rahang / alveolar : tak ada kelainan
 Gigi Geligi
 24 KP
 Inspeksi : caries (+),
 Sondage : profunda, nyeri (-)
 Perkusi : nyeri (-)
 Tekanan : nyeri (-)
 Palpasi : fluksasi (+)
 Thermal test : nyeri (-)
Diagnosa
 36 GP
 24 Abses
Pemeriksaan Penunjang
 Foto Rontgen panoramic : belum dilakukan
Rencana Terapi
 Open Bur 24, 36
 Medikamentosa
R/ Amoxicilin tab 500 mg no. X
S 3.d.d. I
R/ Ponsamic tab 500 mg no. X
S 3 d d. I
 Kontrol 3 hari
Prognosis
 Baik
Tanggal S O A P
17-04-2018 Kontrol Lanjutan Gigi bagian atas kiri sudah DX : 15 GP Kontrol 3 hari  pro
tidak ada keluhan, gigi atas 24 GP perawatan
kanan juga berlubang dan mau 36 GP
ditambal TX :
15 GP  Rokles
24 GP Rokles
36 GP  Open bur eugenol

21-04-2018 Kontrol lanjutan, Perkusi : gerak (-) DX : 15 GP Kontrol 3 hari


tidak sakit, tidak 24 GP
bengkak 36 GP
TX :
15 GP  Rokles
24 GP Rokles 36 GP 
Open bur eugenol
Pada pasien dengan keluhan gusi sakit dan bengkak sudah 4 hari
yang lalu, sakit terutama saat makan, saat buka mulut dan kesulitan
menelan, serta pasien mengatakan bahwa nafasnya bau dan bengkak pada
pipi kiri. Hal ini sesuai dengan gejala pada gangrene pulpa dan abses
submukosa. Pada gangrene pulpa terdapat gejala perubahan warna gigi,
dimana gigi terlihat berwarna kecoklatan atau keabu-abuanpada lubang
perforasi tercium bau busuk. Pada abses submukosaBengkak pada mukosa
intraoral, bengkak berlangsung selama 3-4 hari, sakit, panas.
Berdasarkan hasil pemeriksaan pada daerah extra
oral, intra oral didapatkan pembengkakan pada pipi kiri
disertai nyeri, bentuk wajah asimetris, mukosa terdapat
muccobuccal fold sebelah rahang atas kiri serta pada gigi
geligi terdapat karies profunda, tidak terasa nyeri,
perkusi, palpasi, tekanan maupun thermal didapatkan
hasil negative. Maka dinamakan gangrene pulpa disertai
abses submukosa.
Salah satu penyebab dari abses submukosa adalah
gangren pada pulpa. Dimana absesnya ini terjadi karena
responinflamasi saat pusmencapaikorteks kemudian melepas
komponen inflamasi dan sel plasma ke rongga subperiosteal
sehigga terjadilah abses subperiosteal, akibatnya periostium
mengalami perforasi, menyebar pada daerah intraoral
membentuk abses di bawah mukosa, sehingga terjadilah abses
submukosa.
Pasien pada kasus mengaku mengalami gigi berlubang
dan tidak nyeri. Pada kasus dicurigai terdapat gangren pulpa
yang dapat menyebabkan timbulnya keluhan pada pasien
sesuai dengan pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan
pada penyebab abses submukosa pada pasien ini adalah
karena gangrene pulpa.
Penatalaksanaan pasien pada kasus ini adalah dilakukan
open bur kemudian dilakukan tindakan ekstraksi dan diberi
terapi amoxicillin 3x500 mg tab dan ponsamic 3x500 mg tab.
Kemudian pada kontrol pertama gigi 15 berlubang dan
dilakukan tambalan. Pada kontrol pertama pada gigi 15 dan
24 ditatalaksana dengan rokles, pada gigi 36 dilakukan
tindakan open bur eugenol. kontrol yang kedua pada gigi 15
dan 24 ditatalaksana dengan creshphene, pada gigi 36
ditatalaksana dengan rokles.
Gangren pulpa adalah kematian dari pulpa
yang diinfeksi oleh mikroorganisme (bakteri)
Streptococcus, Eubakterium, dan Actinomycosis.
Abses submukosa adalah kumpulan pus di dalam
rongga patologis akibat dari aktivitas bakteri
piogenik yang bersifat patogen yang terletak tepat
di bawah mukosa.
Gangrene pulpa dimulai dari permukaan gigi yaitu adanya
karies gigi yang sudah mendekati ruang pulpa kemudian akan
berlanjut menjadi pulpitis dan akhirnya akan terjadi kematian
pulpa gigi (nekrosis pulpa). Apabila keadaan ini terus berlanjut
maka bias menyebabkan abses, dimana pus bergerak menuju ke
arah korteks tulang respon inflamasi saat pus mencapai korteks
kemudian melepas komponen inflamasi dan sel plasma ke rongga
subperiosteal dan terjadilah periostitis atau serous periostitis dan
menimbulkan abses subperiosteal. Kemudian menyebar pada
daerah intraoral membentuk abses di bawah mukosa yang disebut
abses submukosa.
Pada gangrene pulpa memberikan gejala klinis berupa
perubahan warna gigi, dimana gigi terlihat berwarna kecoklatan
atau keabu-abuan pada lubang perforasi tercium bau busuk. Pada
abses submukosa Bengkak pada mukosa intraoral, bengkak
berlangsung selama 3-4 hari, sakit, panas.

Penatalaksanaan yang dilakukan pada gangrene pulpa yaitu


ekstraksi pada gigi yang sakit, karena pada kondisi ini gigi akan
menjadi non-vital (gigi mati) sehingga akan menjadi sumber
infeksi (fokal infeksi). Pada asbes submukosa penatalaksanaan
sesuai kausatif, simptomatis, insisi dan drainase.
1. Promotif
memberikan edukasi pada penderita untuk
menjaga oral hygiene dengan menghindari
makan – makanan manis
2. Preventif
 Sikat gigi dengan cara yang benar dan gunakan
pasta gigi yang nyaman untuk
kesehatan gigi dan gusi anda.
 Periksakan gigi anda rutin tiap 6 bulan sekali
ke dokter gigi.
 Kurangi makanan yang manis dan yang kering.

Das könnte Ihnen auch gefallen