Sie sind auf Seite 1von 18

Formulasi Masalah

Formulasi Masalah:

 Keterlibatan risk manager dan pihak terkait lainnya lebih bersifat


persetujuan dan penyempurnaan dan tidak boleh mengurangi
keilmiahan dari ERA. Keterlibatan pihak terkait lainnya ditentukan
oleh risk manager.
 Produk: (1) assessment endpoints, (2) conceptual model, dan (3)
rencana analisis.
Formulasi Masalah: Pengintegrasian informasi

 Informasi yang cukup dan baik merupakan landasan penting.


Kalau tidak tersedia, ERA dapat dihentikan hingga tersedia.
 Proses bersifat iteratif; conceptual model dan assessment
endpoint awal dapat dipakai untuk menuntun.
 Kenapa ERA diperlukan menentukan informasi yang diperlukan:
diawali oleh stressor maka data yang dicari adalah sumber, efek,
dan karakteristik ekosistem.
Pemilihan assessment endpoint:

 Assessment endpoint adalah pernyataan eksplisit tentang nilai


lingkungan aktual yang harus dilindungi, yang secara operasional
didefinisikan oleh suatu entitas ekologis dan atributnya.
 3 kriteria pemilihan: (1) relevansi ekologis, (2) kerentanan
terhadap stressor yang diketahui atau potensial, dan (3) relevansi
dengan tujuan pengelolaan.
 Kriteria 1 dan 2 menentukan keilmiahan, sedangkan yang ketiga
menentukan kemungkinan pemanfaatan ERA dalam pengambilan
keputusan.
Pemilihan assessment endpoint: Relevansi
ekologis

 Endpoint yang memiliki relevansi ekologis mencerminkan


karakteristik penting dari sistem dan secara fungsional
berhubungan dengan endpoint yang lain.
 Dapat terukur atau tidak.
 Membantu menjaga struktur alami, fungsi, dan biodiversity suatu
ekosistem atau komponennya.
 Relevansi ekologis dihubungkan dengan sifat dan intensitas dari
efek-efek potensial, skala spatial dan temporal dimana efek dapat
timbul, dan potensi untuk recovery dan tingkatan organisasi
ekologis yang dapat dirugikan.
 Apabila perubahan dari entitas ekosistem terpilih memungkinkan
untuk menyebabkan banyak efek atau yang tersebar secara luas,
entitas tersebut dapat menjadi komponen kuat untuk assessment
endpoint.
Pemilihan assessment endpoint: Kerentanan
terhadap stressor yang ada atau potensial

 Rentan apabila sensitif terhadap stressor yang atau akan


memapar.
 Sensitivitas menunjukkan secepat apa entitas ekologis
terpengaruh oleh stressor.
 Sensitivitas berhubungan langsung dengan perilaku (mode of
action) stressor (misal, sensitivitas kimiawi tergantung pada
fisiologi individu dan jalur metabolisme).
 Sensitivitas dipengaruhi oleh karakteristik sejarah-hidup individu
dan komunitas (misal, species di sungai yang bereproduksi di
antara batuan akan sensitif terhadap sedimen halus yang akan
mengisi ruang antara batuan; kepunahan tergantung pada umur
rata-rata dan kecepatan reproduksi; fragmentasi habitat).
 Sensitivitas berhubungan dengan tahapan kehidupan organisme
 Sensitivitas dapat meningkat karena kehadiran stressor lain atau
gangguan alami.
Pemilihan assessment endpoint: Kerentanan
terhadap stressor yang ada atau potensial
 Tolok ukur sensitivitas dapat berupa mortalitas; efek yang merugikan
terhadap reproduksi dari pemaparan bahan toksik; abnormalitas
perilaku; dijauhinya sumber makanan utama dan tempat bertelur;
hilangnya offspring karena predasi yang disebabkan oleh kedekatan
stressor seperti kebisingan, alterasi habitat, atau hilangnya habitat;
perubahan struktural komunitas; dan faktor lain.
 Pemaparan adalah determinan penting kedua dalam kerentanan.
 Pemaparan dapat berarti pemunculan bersama, kontak atau
ketiadaan kontak.
 Kerentanan terhadap pemaparan tergantung pada kedekatan nilai-
nilai ekologis dengan stressor, saat pemaparan (frekuensi dan
durasi), dan intensitas selama periode yang sensitif.
 Pemaparan dapat terjadi di suatu tempat atau waktu, tapi efeknya
terlihat di lain tempat atau waktu.
 Efek yang lambat terlihat dan pemaparan terhadap beberapa
stressor akan menambah kompleksitas evaluasi terhadap
kerentanan.
Pemilihan assessment endpoint: Relevansi dengan
tujuan pengelolaan
 Efektivitas ERA tergantung pada apakah ERA dipakai dan
meningkatkan kualitas keputusan pengelolaan.
 Tantangannya adalah mencari assessment endpoint yang
memenuhi keilmiahan ERA dan juga memiliki nilai bagi risk manager
dan publik.

Isu-isu praktis juga berpengaruh:


 Ditetapkan oleh peraturan.
 Kemungkinan pencapaian tujuan pengelolaan tertentu.
 Kemudahan dalam pengukuran atribut assessment endpoint.
 Mengurangi sumber ketidakpastian, misal ekstrapolasi data.
 Pengukuran secara tidak langsung yang mudah untuk dimonitor dan
dimodelkan.
 Keberadaan metode pengukuran tidak menentukan apakah suatu
assessment endpoint layak atau tidak.
 Ketersediaan data saja tidak cukup untuk menjadi kriteria pemilihan.
Pemilihan assessment endpoint: Pendefinisian
assessment endpoint

 Assessment endpoint harus didefinisikan secara


operasional.
 Assessment endpoint bersifat netral dan spesifik.
 2 elemen yang diperlukan: entitas dan atribut yang
penting untuk dilindungi dan berisiko.
 Entitas bersifat spesifik dan dapat berupa spesies,
grup fungsional dari suatu spesies, fungsi atau
karakteristik ekosistem, habitat yang memiliki nilai
spesifik atau tempat yang unik.
Conceptual Model:

 Conceptual model adalah deskripsi tertulis dan cerminan visual


dari perkiraan hubungan antara entitas ekologis dan stressor.
 Lebih dari satu conceptual model dapat dibuat untuk beberapa
isu dalam ERA.
 2 komponen utama: (1) hipotesis-hipotesis tentang risiko yang
menggambarkan hubungan antara stressor, pemaparan, dan
respon dari assessment endpoint, dengan dasar-dasar
pemilihannya, dan (2) diagram yang menggambarkan hubungan-
hubungan tersebut.
 Harus dikomunikasikan dengan risk manager untuk memastikan
apabila dapat dimengerti dan sesuai dengan kepentingan risk
manager.
Conceptual Model: Hipothesis tentang risiko

 Hipotesis tentang risiko adalah asumsi spesifik tentang risiko


potensial terhadap assessment endpoint.
 Berdasarkan teori dan logik, data empiris, model matematis, atau
model probabilitas.
 Diformulasikan berdasarkan kombinasi antara pendapat ahli dan
informasi yang tersedia.
 Jumlah dan kualitas data dan informasi akan mempengaruhi
spesifisitas dan tingkat ketidakpastian hipotesis risiko dan
conceptual model.
Conceptual Model: Diagram

 Diagram conceptual model adalah gambaran visual dari hipotesis


tentang risiko.
 Sangat membantu apabila pembedaan dan konsistensi dilakukan
dalam menggambarkan stressor, assessment endpoint, respon,
jalur pemaparan, dan proses ekosistem.
 Diagram tersebut harus didampingi dengan deskripsi detail dan
justifikasi tertulis tentang hubungan-hubungan yang ditampilkan.
 Faktor-faktor yang harus diperhatikan termasuk jumlah hubungan
yang ditampilkan, kekomprehensifan informasi, kepastian tentang
hubungan, dan potensi pengukuran.
Conceptual Model: Ketidakpastian

 Ketidakpastian dapat berasal dari kekurangan pengetahuan


tentang fungsi-fungsi ekologis, kegagalan untuk mengidentifikasi
dan menghubungkan parameter spatial dan temporal,
terabaikannya stressor, atau terlewatnya efek-efek sekunder.
Pada beberapa kasus. pengetahuan tentang bagaimana stressor
bergerak di lingkungan atau menyebabkan efek-efek yang
merugikan mungkin hanya sedikit.
 Sebisa mungkin, sumber-sumber ketidakpastian tersebut
dihilangkan melalui perencanaan yang baik.
 Karena tidak semua ketidakpastian bisa dihilangkan, penjelasan
tentang sifat dari ketidakpastian harus disampaikan di akhir
formulasi masalah.
Conceptual Model: Ketidakpastian

Langkah-langkah penanganannya adalah:


• Harus eksplisit dalam mendefinisikan assessment endpoint;
termasuk entitas dan atributnya yang dapat terukur.
• Kurangi atau definisikan variabilitas dengan mendefinisikan
batas-batas evaluasi.
• Harus terbuka dan eksplisit tentang kelebihan dan keterbatasan
dari aliran-aliran dan hubungan yang tergambar dalam
conceptual model.
• Identifikasi dan jelaskan dasar-dasar dari asumsi-asumsi kunci
karena kekurangan pengetahuan, simplifikasi model,
aproksimasi, atau ekstrapolasi.
• Jelaskan keterbatasan dari data.
Rencana Analisis:

 Dalam perencanaan analisis, hipotesis risiko dievaluasi untuk


menentukan bagaimana mereka akan dikaji dengan
menggunakan data yang ada dan baru.
 Rencana analisis meliputi gambaran tentang desain evaluasi,
kebutuhan data, tolok ukur, dan metode dalam melaksanakan
tahapan analisis dari ERA.
 Seleksi akhir atas hubungan-hubungan dalam conceptual model
yang akan dievaluasi tergantung pada kekuatan hubungan antara
stressor dan efek yang diketahui, kekomplitan jalur pemaparan
yang diketahui, dan kualitas dan ketersediaan data.
 Dasar pemilihan dan pengabaian hipotesis harus dimasukkan
dalam rencana analisis dan juga penjelasan tentang ketiadaan
data dan ketidakpastian.
Rencana Analisis: Pemilihan tolok ukur

 Rencana analisis harus menyajikan ringkasan tentang tolok ukur


yang akan dipergunakan untuk mengevaluasi hipotesis risiko.
 Rencana tersebut menjadi sangat kuat apabila mengandung
pernyataan eksplisit tentang bagaimana tolok ukur dipilih, apa yang
akan dievaluasi oleh mereka, dan analisis apa yang mereka
dukung.
 Ketidakpastian yang berhubungan dengan tolok ukur yang terpilih
dan analisis dan rencana untuk menghadapinya harus ada dalam
rencana analisis apabila memungkinkan.
Rencana Analisis: Pemilihan tolok ukur

3 kategori tolok ukur:


 Tolok ukur efek adalah perubahan atribut suatu assessment
endpoint yang terukur atau sesuatu yang dapat menggantikannya
(surrogate) sebagai respon terhadap pemaparan suatu stressor.
 Tolok ukur pemaparan adalah suatu ukuran keberadaan dan
pergerakan stressor di lingkungan dan kontaknya atau
kemunculan bersamanya dengan assessment endpoint.
 Tolok ukur karakteristik ekosistem dan receptor adalah suatu
ukuran karakteristik ekosistem yang mempengaruhi perilaku dan
lokasi entitas yang terpilih sebagai assessment endpoint,
distribusi stressor, dan karakteristik sejarah hidup dari
assessment endpoint atau penggantinya yang dapat
mempengaruhi pemaparan atau response terhadap stressor.
Rencana Analisis: Sesuai dengan kebutuhan

 Rencana analisis adalah risk manager-risk assessor checkpoint.


 Risk assessor dan risk manager mereview rencana tersebut
untuk memastikan bahwa analisis akan memberikan informasi
yang berguna dalam pengambilan keputusan.
 Rencana analisis adalah sintesis akhir sebelum dimulainya ERA
yang merangkum apa yang telah dilakukan dalam formulasi
masalah, menunjukkan bagaimana rencana berhubungan
dengan keputusan pengelolaan yang harus diambil, dan
mengindikasikan bagaimana data dan analisis akan
dipergunakan untuk mengestimasi risiko. Apabila masalah
didefinisikan secara jelas dan tersedia data yang cukup untuk
memulai, maka dimulailah analisis.

Das könnte Ihnen auch gefallen