Sie sind auf Seite 1von 32

ASUHAN KEPERAWATAN KEPUTUSASAAN PADA NY.

S
DENGAN KANKER PAYUDARA STADIUM III DI RUANG
BOUGENVILE RSUD PROF.DR. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
OLEH:
SEVTI YUNI NUR’AINI
P17420213115

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PURWOKERTO


JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2016
LATAR BELAKANG

KESEHATAN JIWA

MASALAH
PSIKOSOSIAL

KEPUTUSASAAN

KANKER PAYUDARA
STADIUM III
TUJUAN PENULISAN

Tujuan • Untuk menggambarkan asuhan keperawatan


Umum keputusasaan

• Menggambarkan kemampuan dalam pengkajian,


merumuskan diagnosa keperawatan, perencanaan,
Tujuan Khusus tindakan, serta mengevaluasi
• Menganalisis hasil pengkajian, diagnosa, rencana,
tindakan, evaluasi
MANFAAT PENULISAN

Bagi Instansi RS

Bagi Perawat

Bagi Instansi Pendidikan


KANKER PAYUDARA

1. PENGERTIAN
Kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan payudara.

2. ETIOLOGI
a. Riwayat kanker payudara dalam keluarga
b. Menarch lebih awal dan menopause lebih lambat
c. Kelas sosial I dan II
TAHAPAN KANKER PAYUDARA

Tahap I

Tahap II

Tahap III

Tahap IV
MANIFESTASI KLINIS

1. Benjolan tidak hilang, tidak sakit dan keras bila disentuh.


2. Perubahan bentuk payudara
3. Kerutan pada kulit payudara
4. Keluarnya cairan dari payudara
5. Pembengkakan atau tarikan pada puting susu
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Penilaian radiologis
 Penilaian sitologis
 Semua rontgen toraks, DPL, fosfatase alkali serum, dan kalsium
serum (apabila ada metastasis ke hati atau tulang).
KEPUTUSASAAN

Batasan Karakteristik :
Gangguan pola tidur, memberi isyarat verbal (contohnya menghela
nafas), berkurangnya inisiatif, kurangnya keterlibatan dalam
pemberian asuhan, menghindaari kontak mata, mengankat bahu,
meninggalkan orang yang sedang mengajaknya bicara, komunikasi
pasif, terjadi penurunan afek, respon stimulus, nafsu makan, dan
verbalisasi.
Faktor yang terkait :
Pengabaian, kondisi fisiologis yang memburuk, kehilangan
kepercayaan pada kekuatan spiritual, kehilangan kepercayaan pada
nilai – nilai trnsenden, stres jangka panjang, dan pembatasan kegiatan
berkepanjangan menciptakan isolasi.
PENGELOLAAN KEPUTUSASAAN PADA KANKER PAYUDARA
STADIUM III

Pengelolaan keputusasaan bertujuan untuk konsistensi pengendalian diri terhadap depresi, adanya
harapan, keseimbangan alam perasaan, ungkapan kepuasan, dan keinginan untuk hidup.
Pengelolaan keputusasaan berupa membangkitkan harapan seorang individu yang dilakukan dengan
cara : membantu mengidentifikasi area harapan, membantu memperluas spiritual diri, dan
mengarahkan pasien untuk mengingat kembali kehidupannya dahulu.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian

• Kaji dan dokumentasikan kemungkinan bunuh diri


• Pantau nutrisi : asupan dan berat badan
• Kaji kebutuhan spiritual
• Tentukan keadekuatan hubungan dan dukungan sosial lain
Diagnosa Keperawatan

Keputusasaan
Perencanaan
Tujuan Tindakan Keperawatan :
a. Konsistensi pengendalian diri terhadap depresi
b. Adanya harapanKeseimbangan alam perasaan
c. Ungkapan kepuasan terhadap kualitas hidup
d. Keinginan untuk hidup
 NIC 1 : Peningkatan koping
 NIC 2 : Konseling
 NIC 3 : Manajemen Alam Perasaan
IMPLEMENTASI

1. Membantu pasien beradaptasi


2. Menggali perasaan pasien tentang faktor yang berkontribusi terhadap
perasaan keputusasaan
3. beri penguatan positif terhadap perilaku yang menunjukan inisiatif
Evaluasi

1. Keputusasaan berkurang, dibuktikan dengan konsistensi pengendalian diri


meningkat, tingkat depresi, keseimbangan alam perasaan, ungkapan kepuasan
terhadap kualitas hidup, dan keinginan untuk hidup.
2. Kualitas hidup meningkat, dibuktikan dengan harapan hidup meningkat
METODA

1. METODA PENULISAN
2. SAMPEL
3. LOKASI
4. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
5. ANALISIS
HASIL KASUS

1. BIODATA KLIEN
Klien bernama Ny.S, berumur 56 tahun, Ny.S tinggal di Karangreja RT 04/02,
Purbalingga. Pendidikan terakhir adalah SD, sekarang klien tidak bekerja. Klien
masuk ke rumah sakit pada tanggal 15 April 2016. Klien dirawat dengan
diagnosa medis Ca Mamae Sinistra.
PENGKAJIAN
Riwayat kesehatan Review of system Pemeriksaan fisik

• Klien datang dari poli • Pola nutrisi klien • kesadaran composmentis,


onkologi dengan keluhan mengatakan makan 3 kali pemeriksaan tanda –
benjolan pada payudara sehari, nafsu makan tanda vital dimana
kiri semakin membesar berkurang, minum 4 – 5 tekanan darah 140/70
dan mengeluh nyeri. gelas air putih, dan porsi mmHg, nadi 90 x/menit,
Benjolan ada dari tahun makan yang disediakan respirasi 20 kali per menit,
2013. Faktor predisposisi sering tidak dihabiskan. dan suhu 36,30C. Pada
adalah klien seorang Pola persepsi dan konsep pemeriksaan payudara
janda, tinggal bersama diri klien mengatakn didapatkan hasil
adiknya, anaknya tinggal merasa sedih dan putus payudara sebelah kiri klien
di palembang karena asa, klien seorang janda sudah dilakukan
sudah berkeluarga. dan memiliki satu orang pengangkatan pada
Sedangkan faktor anak yang tinggal tanggal 19 April 2016.
presipitasi dari Ny.S terpisah. Klien seorang
adalah dia tidak kunjung muslim, selama sakit klien
sembuh setelah menjalani tidak merasa terganggu
operasi dan kemoterapi. dalam menjalankan
kewajibannya
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan USG pada tanggal 15 April 2016 didapatkan tak tampak nodul
pada hepar, lien maupun para aorta yang mencurigakan suatu metastasis.
Pemeriksaan foto rontgen didapatkan bronchitis, besar cor dalam batas
normal dengan elongation aorta, sistem tulang yang tervisualisasi baik, tak
tampak gambaran bone dan pulmonal metastase.

Program Terapi
Program terpai yang diberikan pada Ny.S adalah IVFD RL 20 tetesan/menit,
Ceftriaxone 1 x 1 gram via intravena, dan ketorolak 2 x 1 ampul via
intravena.
PERUMUSAN MASALAH

DS : klien mengatakan merasa putus asa akan keadaannya.


DO : Klien teerlihat lemas, kurang bersemangat, komunikasi pasif, nafsu makan
kurang, porsi makanan dari rumah sakit sering tidak dihabiskan
DX : Keputusasaan yang berhubungan dengan kondisi fisiologis yang
memburuk.
PERENCANAAN

 NIC I : PENINGKATAN KOPING


 NIC II : KONSELING
 NIC III : MANAJEMEN ALAM PERASAAN
IMPLEMENTASI

 Implementasi yang dilakukan hari 1 : menggali perasaan klien,


menanyakan harapan dan keinginan klien saat ini, menanyakan
pengetahuan klien tentang kondisinya, mendorong klien untuk
mengingat dan berfikir menyenangkan tentang masa lalunya.
 Implementasi hari ke-2 : menggali perasaan klien, mengkaji kegiatan
klien dirumah, menganjurkan keluarga klien untuk memberi motivasi
pada klien, Membantu klien mengidentifikasi sumber koping yang
tersedia.
 Implementasi hari ke-3 : menggali perasaan klien, menanyakan
keinginan klien saat ini, mendorong klien untuk berfikir positif,
mendorong klien untuk menemukan sumber koping yang efektif
EVALUASI

 HARI 1 : Masalah keputusasaan belum teratasi


 Hari ke 2 : Masalah keputusasaan teratasi sebagian
 Hari ke 3 : Masalah keputusasaan teratasi
PEMBAHASAN

 PENGKAJIAN
1. Pada pengkajian didapatkan data merasa putus asa. telihat lemas, kurang
bersemangat, komunikasi pasif, nafsu makan kurang, kontak mata kurang,
porsi makan dari rumah sakit sering tidak dihabiskan. Sedangkan batasan
karakteristik adalah gangguan pola tidur, kurangnya keterlibatan dalam
pemberian asuhan, kontak mata berkurang, mengangkat bahu sebagai
respon kepada orang yang mengajaknya bicara, komunikasi pasif, terjadi
penurunan afek, penurunan respon terhadap stimulus, penurunan nafsu
makan, dan penurunan verbalisasi.
2. Klien merupakan perempuan berumur 56 tahun, pendidikan SD. Faktor yang
berhubungan dengan keputusasaan usia,jenis kelamin, pendidikan, dan
pekerjaan.
PERUMUSAN DIAGNOSA

• Faktor yang menyebabkan • batasan karakteristik meliputi


keputusasaan meliputi gangguan pola tidur,
pengabaian, Kondisi memberi isyarat verbal,
fisiologis yang memburuk, berkurangnya inisiatif,
kehilangan kepercayaan kurangnya keterlibatan
pada kekuatan spiritual dan dalam pemberian asuhan,
transenden, stres jangka kontak mata berkurang,
panjang, dan pembatasan mengangkat bahu,
kegiatan berkepanjangan meninggalkan orang yang
menciptakan isolasi sedang mengajaknya
bicara, komunikasi pasif,
terjadi penurunan afek,
penurunan respon terhadap
stimulus, penurunan nafsu
makan, dan penurunan
PERENCANAAN

 Tindakan terapi yang dapat dilakukan kepada seorang klien yang


mengalami keputusasaan meliputi CBT, CAT, Supportive Psychotharpy,
Mindfullness intervention, relaxation and image based therapy,
motivational counceling, narrative therapy, dignity therapy, written
emotional disclosure.
 Teknik dari terpi kognitif antara lain mendukung klien untuk mengidentifikasi
area berfikir dan keyakinan, menggunakan teknik pertanyaan socratik
yaitu meminta klien untuk menggambarkan, menjelaskan dan
menegaskan pikiran negatif yang merendahkan dirinya sendiri.
NIC I NIC II NIC III
intervensinya : Intervensinya :
memilih sumber intervensinya
koping, bantu
gali perasaan
:identifikasi aspek
penyelesaian klien, tanya positif, dorong klien
masalah, tentang berfikir
membantu pengetahuan, menyenangkan,
menggunakan mengungkapkan
koping yang gali perilaku pengalaman
efektif. dan harapan positif di masa lalu.
klien.
IMPLEMENTASI
Hari 1 Hari 2 Hari 3

• Menggali perasaan • Menggali perasaan • Menggali perasaan


klien. klien saat ini. klien saat ini.
• Mengkaji tingkat • Mendorong • Mendorong klien
pengetahuan klien keluarga untuk untuk menemukan
tentang kondisinya selalu memotivasi sumber koping
• Menanyakan klien yang efektif.
harapan klien dan • Mengkaji kegiatan • Menanyakan
keinginan klien saat klien selama di keinginan klien saat
ini rumah. ini.
• Mendorong klien • Membantu klien • Mendorong klien
tuntuk berfikir mengidentifikasi untuk berfikir positif
menyenangkan sumber koping
tentang masa lalu yang tersedia.
EVALUASI

 keputusasaan berkurang dibuktikan dengan konsistensi pengendalian diri


terhadap depresi meningkat, tingkat depresi berkurang, , keseimbangan
alam perasaan meningkat, ungkapan kepuasan terhadap kualitas hidup,
dan keinginan untuk hidup.
KESIMPULAN
 Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan data bahwa klien mengatakan putus asa, telihat
lemas, kurang bersemangat, komunikasi pasif, nafsu makan kurang, kontak mata kurang, porsi
makan dari rumah sakit sering tidak dihabiskan.
 Diagnosa yang diangkat adalah keputusasaan berhubungan dengan kondisi fisiologis yang
memburuk. Setelah ditegakan diagnosa intervensi yang dilakukan yaitu dengan konseling,
peningkatan koping, menejemen alam perasaan, dan penumbuhan harapan.
 Implementasi yang dilakukan yaitu menggali perasaan klien, menanyakan harapan klien saat
ini, mengidentifikasi tingkat pengetahuan klien tentang kondisinya saat ini, mendorong klien
untuk berfikir menyenangkan tentang masa lalunya, mendorong keluarga klien untuk
memotivasi klien supaya klien tetap kuat dalam menghadapi penyakitnya, membantu klien
untuk mengidentifikasi sumber koping yang tersedia, menganjurkan klien untuk menemukan
sumber koping yang efektif. Setelah itu menanyakan keinginan saat ini dan mendorong klien
untuk berfikir positif. Implementasi yang dilakukan penulis dapat mengurangi tingkat
keputusasaan yang dialami klien.
 Evaluasi yang didapatkan pada Ny.S yaitu berkurangnya putus asa yang dimiliki dengan
konsistensi pengendalian diri, munculnya harapan pada klien, keseimbangan alam perasaan,
ungkapan kepuasan pada kualitas hidup, serta keinginan untuk hidup pada klien.
SARAN

 Saran kepada klien


 Saran kepada keluarga
 Saran untuk tenaga kesehatan
 TERIMA KASIH

Das könnte Ihnen auch gefallen