Sie sind auf Seite 1von 21

BAB 21

KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN


ESTIMASI AKUNTANSI DAN KESALAHAN
KELOMPOK 4
1. Tika Zelin 1411031127
2. Nuri Wulan Fitriana 1511031003
3. Ruli Indriani 1511031033
4. Fera Anggraini 1511031045
5. Sari Rahmawati 1511031071
6. Fransiska Ayu S. 1511031073
7. Nurhana 1511031079
8. Susi Agustin 1511031095
Kebijakan Akuntansi
Definisi:
Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar, konvensi,
peraturan dan praktik tertentu yang diterapkan entitas
dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
 Akan mempengaruhi pengakuan, pengukuran dan
penyajian atas elemen seperti aset, liabilitas, ekuitas,
pendapatan dan beban, pada laporan keuangan.
Tiga Jenis Perubahan Akuntansi
1. Perubahan kebijakan akuntansi
 Perubahan dalam metode persediaan
 Perubahan dalam metode penilaian persediaan
 Perubahan dalam metode konstruksi
2. Perubahan estimasi akuntansi
3. Perubahan entitas laporan
Tiga Pendekatan untuk melaporkan
kebijakan akuntansi
1. Pelaporan perubahan pada periode berjalan
pengaruh kumulatif dari penggunaan metode baru
hanya dilaporkan dalam laporan L/R tahun berjalan
sebagai pos luar biasa
2. Pelaporan perubahan secara retrospektif
Artinya menyusun kembali laporan keuangan tahun
lalu dengan metode baru
3. Pelaporan perubahan secara prospektif
Artinya laporan keuangan tahun lalu sudah final dan
tidak diubah, metode baru hanya diterapkan pada
periode berjalan.
Penyajian dan Pengungkapan

1. Sifat dari perubahan kebijakan akuntansi;


2. Alasan kenapa penerapan kebijakan akuntansi baru memberikan informasi
yang andal dan lebih relevan;
3. Jumlah penyesuaian untuk periode berjalan dan setiap periode lalu sajian,
sepanjang praktis,:
– Penyesuaian untuk setiap pos laporan keuangan yang terpengaruh;dan
– Penyesuaian LPS dasar dan dilusian;
4. Jumlah penyesuaian yang terkait dengan periodeperiode sebelum periode-
periode tersebut disajikan, sepanjang praktis; dan
5. Keadaan yang membuat keberadaan kondisi itu dan penjelasan
bagaimana dan sejak kapan perubahan kebijakan akuntansi diterapkan,
jika penerapan retrospektif tidak praktis untuk suatu periode tertentu, atau
untuk periode-periode sebelum periode-periode tersebut disajikan.

# Laporan keuangan periode selanjutnya tidak perlu mengulang.


Estimasi Akuntansi

 Estimasi akuntansi merupakan estimasi entitas yang dapat


mempengaruhi elemen-elemen dalam LK.

√ Estimasi harus melibatkan pertimbangan entitas berdasarkan informasi


terkini yang tersedia dan dapat diandalkan.

√ Banyak hal yang mempengaruhi elemen LK yang tidak dapat diukur secara
akurat namun hanya dapat diestimasi karena ketidakpastian yang melekat
pada aktivitas bisnis.

√ Penggunaan estimasi yang reasonable adalah yang terpenting dalam


penyusunan LK tanpa menyesampingkan keandalannya.
Soal 21.1
Bapak Davi adalah staf bagian akuntansi baru di PT Nuri.
Perusahaan melakukan perencanaan pajak sehingga pajak yang
dibayarkan minimal. Berikut adalah informasi terkait PT Nuri :
 Selama ini, perusahaan menggunakan metode pencatatan
persediaan dengan metode average cost method. Bapak Davi
kemudian melakukan simulasi dengan menghitung persediaan
menggunakan metode FIFO. Data yang dihasilkan adalah sebagai
berikut :
2014 2015
Persediaan Akhir FIFO 365.000.000 375.000.000
Persediaan akhir Average Cost 226.000.000 240.000.000
Laba sebelum pajak (dihitung menggunakan 700.000.000 850.000.000
metode average cost)

Diminta :
1. Hitunglah perubahan pada laba bersih apabila PT Nuri
menggunakan pencatatan persediaan menggunakan
FIFO!
2. Perhitungkan dampak pajak dari perubahan metode
tersebut, dengan asumsi pajak yang berlaku 25%!
3. Hitunglah metode mana yang dapat memenuhi tujuan
PT Nuri untuk melakukan penghematan pajak?
Jawaban:
1.) metode rata-rata
Laba bersih Tahun 2014 = 75% x Rp.700.000.000 = Rp.525.000.000
Laba bersih Tahuh 2015 = 75% x Rp.850.000.000 = Rp.637.500.000

Metode FIFO
Tahun 2014
Laba sebelum pajak(m.rata-rata) =Rp700.000.000
Dampak perubahan metode(Rp.365.000.000 – 226.000.000) =Rp139.000.000+
Laba sebelum pajak(M.FIFO) =Rp.839.000.000
PPh = 25% x Rp839.000.000 =Rp.209.750.000-
Laba bersih(M.FIFO) =Rp.629.250.000
Laba bersih(M.Rata-rata) =Rp.525.000.000-
Perubahan laba bersih th 2014 =Rp.104.250.000
Tahun 2015
Laba sebelum pajak(m.rata-rata) =Rp850.000.000
Dampak perubahan metode(Rp.375.000.000 – 240.000.000) =Rp135.000.000+
Laba sebelum pajak(M.FIFO) =Rp.985.000.000
PPh = 25% x Rp985.000.000 =Rp.246.250.000-
Laba bersih(M.FIFO) =Rp.738.750.000
Laba bersih(M.Rata-rata) =Rp.637.500.000-
Perubahan laba bersih th 2015 =Rp.101.250.000
2.Dampak perubahan pajak

Tahun 2014 : pajak (M.Rata-rata) =25% x Rp.700.000.000 =Rp.175.000.000


Pajak (M.FIFO) =25% x Rp.839.000.000 =Rp.209.750.000-
Kenaikan Pajak =Rp. 34.750.000

Tahun 2015 : pajak (M.Rata-rata) =25% x Rp.850.000.000 =Rp.212.500.000


Pajak (M.FIFO) =25% x Rp.985.000.000 =Rp.246.250.000-
Kenaikan Pajak =Rp. 33.750.000

3. Untuk menghemat pajak sebaiknya menggunakan Metode Rata-rata karena jumlah


pajaknya lebih kecil dibandingkan menggunakan Metode FIFO.
Soal 21.2
Pada tahun 2015, PT Elang mengubah metode perhitungan
persediaan dari average cost method menjadi FIFO.
Berikut adalah data persediaan akhir PT Elang
menggunakan kedua metode tersebut dalam 4 tahun
terakhir :
2012 2013 2014 2015

Persediaan akhir 320.000.000 400.000.000 440.000.000 500.000.000


FIFO
Persediaan akhir 300.000.000 370.000.000 400.000.000 450.000.000
Average Cost
Laba Bersih 900.000.00 1.250.000.000 1.400.000.000 1.650.000.000
(dihitung 0
menggunakan
average cost),pajak
25%
Diminta :
1. Hitunglah laba bersih PT Elang apabila menggunakan
metode FIFO !
2. Jika perusahaan tahun 2015 mengubah metode persediaan
dari rata-rata ke metode FIFO. Bagaimana dampak
perubahan tersebut dalam laporan keuangan komparatif!
3. Bagaimana perubahan tersebut disajikan dan diungkapkan
dalam laporan keuangan?
4. Termasuk dalam perubahan jenis apakah kejadian di atas?
Bagaimana standar akuntansi mengharuskan pelaporan yang
paling baik atas perubahan tersebut dalam laporan keuangan?
Jawaban:
1) Laba bersih (M.FIFO) Th 2012: Rp 900.000.000 + (75%xRp 20.000.000)= Rp 915.000.000
2013: Rp1.250.000.000 + (75%xRp 30.000.000)= Rp1.272.500.000
2014: Rp1.400.000.000 + (75%xRp 40.000.000)= Rp1.430.000.000
2015: Rp1.650.000.000 + (75%xRp 50.000.000)= Rp1.687.500.000

2) Metode FIFO (2015) Metode Rata-rata (2015)


Di Laporan Posisi Keuangan: Aset Di Laporan Posisi Keuangan: Aset
Lancar Lancar
Persediaan Rp Persediaan Rp 450.000.000
500.000.000
Di Laporan Laba Rugi: Laba Bersih Di Laporan Laba Rugi: Laba Bersih
Laba Bersih Laba Bersih Rp1.650.000.000
Rp1.687.500.000
3) Penyajian perubahan dalam laporan keuangan dilaporkan secara retrospektif. Artinya,
perusahaan menyusun kembali laporan keuangan dengan metode baru , yaitu dengan
mengubah data persediaan dalam laporan posisi keuangan dan laba bersih di laporan
laba rugi dengan data persediaan berdasarkan metode perhitungan FIFO.
4) Perubahan yang terjadi dalam PT Elang merupakan perubahan prinsip
akuntansi, yaitu perubahan dalam metode penilaian persediaan. Karena saat
ini PT Elang mengubah perhitungan persediaan menggunakan metode
FIFO yang sebelumnya melakukan perhitungan persediaan menggunakan
metode Rata-rata.
Soal 21.3
Pada saat pemeriksaan laporan keuangan PT Rumah Kita tahun
2015, ditemukan beberapa kesalahan sebagai berikut.
 Utang kepada took peralatan kantor sebesar Rp50.000.000
yang berasal dari transaksi pembelian tanggal 30 Desember
2014, baru dicatat pada saat barang diterima yaitu 4 Januari
2015, karena menggunakan FOB Destination Point. Namun,
akun perlengkapan per tanggal 31 Desember 2014 sudah
memasukkan transaksi tersebut.
 PT Rumah Kita belum mencatat beban komisi penjualan
kepada staf yang berhasil melakukan penjualan unit rumah
kluster Rumah Kita di luar target sebesar Rp20.000.000
terutang pada tanggal 31 Desember 2015.
 Nilai Persediaan akhir PT Rumah Kita overstated sebesar
Rp500.000.000 pada tahun 2015.
 Pada pertengahan tahun 2015, PT Rumah Kita membeli
bangunan sebagai kantor pemasaran baru senilai
Rp.420.000.000 yang memiliki masa manfaat 6 tahun dengan
nilai sisa Rp60.000.000. bangunan tersebut didepresiasikan
dengan metode garis lurus. Pada saat pencatatan, nilai sisa
belum dikurangkan saat perhitungan beban depresiasi.
Diminta :
 Buatlah jurnal penyesuaian yang dibutuhkan oleh PT Rumah
Kita pada tahun 2015 terkait kesalahan di atas, dengan asumsi
laporan keuangan PT Rumah kita belum ditutup buku!
Jawaban:
1. Kas/Piutang Pegawai Rp50.000.000
Perlengkapan Rp50.000.000
2. Beban Komisi Rp20.000.000
Utang Komisi Rp20.000.000
3. Beban Pokok Penjualan Rp500.000.000
Persediaan Rp500.000.000
4. Pada saat pencatatan depresiasi (menggunakan metode garis lurus) nilai sisa
belum dikurangkan:
Beban Depresiasi = Rp420.000.000/6 x ½ =Rp35.000.000
Pencatatan seharusnya:
Beban Depresiasi = Rp420.000.000-Rp60.000.000 x ½ = Rp30.00.000
6
Kelebihan pencatatan Rp5.000.000

Akumulasi Penyusutan Bangunan Rp5.000.000


Beban Penyusutan Bangunan Rp5.000.000
Soal 21.4
 Pada 1 Januari 2013, PT Teguh membeli mesin seharga Rp200.000.000 dan
didepresiasikan selama 4 tahun menggunakan metode garis lurus tanpa nilai sisa.
Pada 1 Januari 2015, PT Teguh mengubah estimasi masa manfaat mesin menjadi 5
tahun dari tanggal pembelian dan memiliki nilai sisa Rp10.000.000.
Diminta :
1. Hitunglah saldo akumulasi depresiasi pada awal tahun 2015!
2. Hitunglah depresiasi mesin pada tahun 2015!
3. Buatlah Jurnal untuk mencatat hal-hal terkait mesin pada tahun 2015!
4. Terkait perubahan tersebut, bagaimana standar akuntansi mengharuskan cara
pelaporan yang benar?
Jawaban:
1) Akumulasi Penyusutan 1 Januari 2015 =

2) Harga Perolehan = Rp 200.000.000


Akumulasi Penyusutan s/d 1 Januari 2015 = Rp 100.000.000 -
Nilai Buku 1 Januari 2015 = Rp 100.000.000
Beban Penyusutan 2015 =

3) Beban Penyusutan Rp 30.000.000


Akumulasi Penyusutan Rp 30.000.000

4) Pelaporan untuk perubahan estimasi diperlakukan secara prospektif. Artinya laporan


keuangan tahun lalu sudah final dan tidak dirubah. Metode baru hanya diterapkan pada
periode berjalan dan periode selanjutnya, yaitu diterapkan pada tahun 2015 dan tahun
selanjutnya.
Soal 21.5
Data terkait dampak kesalahan pencatatan pada laporan keuangan PT Merak adalah :
31 Desember 2014 31 Desember 2015
Persediaan akhir Overstatement Overstatement 14.000.000
10.000.000
Beban depresiasi Understatement -
10.000.000
Akumulasi depresiasi Understatement Understatement
10.000.000 10.000.000
Beban bonus karyawan - Understatement
12.000.000
Beban amortisasi hak Understatement Understatement
paten 5.000.000 5.000.0000
Beban asuransi Overstatement 6.000.000 Understatement
6.000.000
Asuransi dibayar di muka Understatement
5.000.000
Informasi tambahan terkait PT Merak adalah :
1. Di pertengahan tahun 2015, PT Merak menjual mesin produksi
yang sudah didepresiasi secara penuh sebesar Rp70.000.000.
Transaksi tersebut belum dicatat dalam pembukuan PT Merak.
2. Pada 1 Juli 2015, PT Merak melepaskan peralatan kantor yang
tidak digunakan lagi untuk disumbangkan ke Panti Asuhan.
Peralatan tersebut dalam pembukuan masih memiliki nilai sisa
Rp8.000.000.
Diminta :
1. Hitunglah understatement/overstatement atas laba bersih PT
Merak!
2. Hitunglah apabila laba bersih pada tahun 2015 sebesar
Rp800.000.000, berapa laba bersih PT Merak yang benar pada
tahun tersebut (abaikan pengaruh pajak dalam perhitunga ini)!

Das könnte Ihnen auch gefallen