Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi FK Unsyiah – BPK RSUZA Definisi Suatu tindakan terhadap ibu hamil yang belum inpartu, baik secara operatif atau medisinal, untuk merangsang timbulnya kontraksi rahim sehingga terjadi persalinan Induksi persalinan berbeda dengan akselerasi persalinan Akselerasi persalinan: tindakan-tindakan yang dikerjakan pada wanita yang sudah inpartu Induksi
Inisiasi aktivitas uterus dan perubahan serviks
dengan penurunan janin secara farmakologis atau cara lain pada wanita yang sedang tidak dalam keadaan bersalin. Augmentasi Augmentasi atau akselerasi persalinan adalah meningkatkan frekuensi, lama, dan kekuatan kontraksi uterus dalam persalinan. • Induksi dimaksudkan sebagai stimulasi kontraksi sebelum mulai terjadi persalinan spontan, dengan atau tanpa rupture membrane • Augmentasi merujuk pada stimulasi terhadap kontraksi spontan yang dianggap tidak adekuat karena kegagalan dilatasi serviks dan penurunan janin. Tata Cara Pelaksanaan Secara medis: Secara Manipulatif/ Infus oksitosin dengan tindakan: Prostaglandin Amniotomi Cairan hipertonik intra Melepaskan selaput uterin ketuban dari bagian bawah rahim (stripping of the membrane) Pemakaian rangsangan listrik Rangsangan pada putting susu Indikasi Indikasi janin Indikasi Ibu Kehamilan lewat waktu Kehamilan dengan Ketuban pecah dini hipertensi Janin mati Kehamilan dengan diabetes mellitus Kontra Indikasi Malposisi dan malpresentasi janin Insufisiensi plasenta Disproporsi sefalopelvik Cacat rahim, misalnya pernah mengalami seksio sesaria, enukleasi miom Grande multipara Gemelli Distensi rahim yang berlebihan misalnya pada hidramnion Plasenta previa Syarat-syarat Pemberian Infus Oksitosin Kehamilan aterm Ukuran panggul normal Tidak ada CPD Janin dalam presentasi kepala Serviks sudah matang, yaitu porsio teraba lunak, mulai mendatar dan sudah mulai membuka
Untuk menilai serviks dapat digunakan skor Bishop, yaitu bila
skor Bishop > 8 induksi persalinan kemungkinan besar akan berhasil Skor Pelvik Menurut Bishop Skor 0 1 2 3 Pembukaan serviks 0 0-2 3-4 5-6 Pendataran serviks 0-30% 40-50% 60-70% 80% Penurunan kepala -3 -2 -1.0 +1 +2 diukur dari bidang Hodge III (cm) Konsistensi serviks Keras sedang Lunak Posisi serviks Kebelakang Searah sumbu Ke arah jalan lahir depan Prosedur: Teknik Infus Oksitosin Berencana (1/2) 1. Semalam sebelum infus oksitosin, penderita sudah tidur dengan nyenyak 2. Pagi hari penderita diberi pencahar 3. Oksitosin sebaiknya diberikan pagi hari dengan observasi yang baik 4. Dextrose 5% 500 ml yang diisi dengan 5 unit oksitosin dialirkan secara IV melalui infus dengan jarum 20 G 5. Jarum suntik IV dipasang pada vena bagian volar lengan bawah 6. Tetesan permulaan dibuat agar kadar oksitosin mencapai jumlah 2 mU permenit 7. Timbulnya kontraksi rahim dinilai tiap 15 menit. Jika dalam 15 menit his tetap lemah, tetesan dapat dinaikkan. Tetesan maksimal yang diperbolehkan sampai mencapai kadar oksitosin 30-40 m UI permenit. Jika sudah mencapai nilai maksimal namun belum ditemukan kontraksi rahim belum ada, sebaiknya infus oksitosin dihentikan. 8. Penderita dengan infus oksitosin harus diamati dengan cermat untuk kemungkinan timbulnya tetania uteri, tanda-tanda ruptura uteri berbakat, maupun tanda-tanda gawat janin Prosedur: Teknik Infus Oksitosin Berencana (2/2) 9. Bila kontraksi rahim timbul dengan teratur dan adekuat, maka kadar tetesan oksitosin dipertahankan. Sebaliknya jika terjadi kontraksi rahim yang sangat kuat, jumlah tetesan dapat dikurangi atau sementara dihentikan 10. Infus oksitosin hendaknya dipertahankan sampai persalinan selesai yaitu sampai 1 jam sesudah lahirnya plasenta 11. Evaluasi kemajuan pembukaan serviks dapat dilakukan dengan periksa dalam bila his telah kuat dan adekuat. Pada waktu pemberian infus oksitosin bila ternyata kemudian persalinan telah berlangsung, maka infus oksitosin dilanjutkan sampai pembukaan lengkap. Segera setelah kala II dimulai, maka tetesan infus oksitosin dipertahankan dan ibu dipimpin mengejan atau dibimbing dengan persalinan buatan sesuai dengan indikasi yang ada pada waktu itu. Tetapi bila sepanjang pemberian infus oksitosin timbul penyulit pada ibu maupun janin, maka infus oksitosin harus segera dihentikan dan kehamilan segera diselesaikan dengan seksio sesaria. Prosedur: Pemberian Prostaglandin Prostaglandin dapat merangsang otot-otot polos termasuk otot-otot rahim. Prostaglandik yang spesifik merangsang otot-otot rahim adalah PGE2 dan PGF2 alpha. Untuk induksi persalinan prostaglandin dapat diberikan IV, oral, vaginal, rektal, dan intra amnion. Kehamilan aterm induksi persalinan dengan prostaglandin cukup efektif Pengaruh sampingan dari pemberian prostaglandin adalah mual, muntah, diare. Prosedur: Pemberian Cairan Hipertonik Intrauterin Pemberian cairan hipertonik intraamnion dipakai untuk merangsang kontraksi rahim pada kehamilan dengan janin mati. Cairan hipertonik yang dipakai dapat berupa cairan garam hipertonik 20%, urea, dll. Kadang-kadang pemakaian urea dicampur dengan prostaglandin untuk memperkuat rangsangan pada otot-otot rahim. Cara ini dapat menimbulkan penyakit yang cukup berbahaya, seperti: hipernatremia, infeksi dan gangguan pembekuan darah Prosedur: Amniotomi (1/2) Amniotomi artifisialis dapat Beberapa teori menyatakan dilakukan dengan cara: bahwa: memecahkan ketuban baik Amniotomi dapat mengurangi dibagian bawah depan (fore beban rahim sebesar 40% water) maupun dibagian tenaga kontraksi rahim dapat belakang (hind water) dengan lebih kuat untuk membuka suatu alat khusus (Drewsmith serviks catheter – Macdonald klem). Amniotomi berkurangnya aliran darah di dalam rahim Sampai sekarang belum diketahui +40 menit setelah amniotomi dengan pasti bagaimana pengaruh dikerjakan, sehingga amniotomi dalam merangsang berkurangnya oksigenasi kontraksi rahim meningkatkan kepekaan otot rahim Amniotomi kepala dapat langsung menekan dinding serviks kontraksi rahim Prosedur: Amniotomi (2/2) Bila amniotomi Pada amniotomi perlu dikerjakan 6 jam diingat dapat terjadi kemudian, belum ada penyulit-penyulit: tanda-tanda permulaan Infeksi persalinan, maka harus Prolapsus funikuli diikuti dengan cara-cara Gawat janin lain untuk merangsang Tanda-tanda solusio persalinan, misalnya plasenta (bila ketuban dengan infus oksitosin sangat bayak dan dikeluarkan secara cepat) Prosedur: Melepaskan Ketuban Dari Bagian Bawah Rahim Adalah: melepaskan ketuban dari dinding segmen bawah rahim secara menyeluruh setinggi mungkin dengan jari tangan. Dianggap cukup efektif dalam merangsang timbulnya his. Hambatan: Serviks belum dapat dilalui jari Bila didapatkan persangkaan plasenta letak rendah, tidak boleh dilakukan Bila kepala belum cukup turun dalam rongga panggul Prosedur: Pemakaian Rangsangan Listrik Dengan 2 elektrode, satu diletakkan dalam serviks, dan yang lain diletakkan di dinding perut ibu diberikan rangsangan listrik kontraksi rahim. Pemakaian alat perlu dijelaskan dan disetujui pasien. Prosedur: Rangsangan Pada Puting Susu Rangsangan pada puting susu pengaruh pada hipofisis posterior mengeluarkan oksitosin kontraksi rahim. Pada salah satu putting susu, atau daerah areola mammae dilakukan masase ringan dengan jari si ibu. Untuk menghindari lecet diberi minyak pelicin. Lama masase : ½ - 1 jam, istirahat beberapa jam dan dilakukan lagi, sehingga dalam 1 hari maksimal dilakukan 3 jam. Tidak dianjurkan dilakukan pada kedua payudara bersamaan karena ditakutkan terjadi rangsangan berlebihan. Cara ini memberikan hasil yang baik Baik sekali untuk pematangan serviks pada kasus post date Komplikasi Penyulit infus Oksitosin: Tetania uteri, rupture uteri membakat, dan ruptura uteri Gawat janin