Sie sind auf Seite 1von 30

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN PNEUMOTHORAX
PNEUMOTHORAX

•Merupakan suatu keadaan


dimana terdapatnya udara
dalam rongga pleura
•Adalah kolapsnya sebagian
atau seluruh paru yang
terjadi sewaktu udara atau
gas lain masuk ke ruang
pleura.
Review Fisiologi Sistem Pernafasan
• D:\ABK\video fisiologi
\SISTEM PERNAPASAN MANUSIA 1.mp4
• D:\ABK\video fisiologi\Fisiologi
Kardiorespirasi.mp4
Etiologi
• Secara umum terjadi karena masuknya udara
ke rongga pleura.
• Bisa terjadi karena robeknya pleura (trauma
atau luka tusuk)
• Bisa terjadi karena robekan / kebocoran paru
(infeksi atau kerusakan kronis paru dan
alveolus).
Klasifikasi
1. Pneumothorak spontan: terjadi tiba-tiba tanpa adanya suatu
penyebab.
2. Pneumothorak spontan primer: terjadi tanpa ada riwayat
penyakit paru yang mendasari sebelumnya.
3. Pneumothorak spontan sekunder: terjadi karena penyakit paru
yang mendasarinya (tuberkulosis paru, PPOK, asma bronkial,
pneumonia, tumor paru).
4. Pneumothorak traumatik: terjadi akibat suatu trauma, baik
trauma penetrasi maupun bukan yang menyebabkan robeknya
pleura, dinding dada maupun paru.
5. Pneumothorak traumatik non latrogenik: terjadi karena jejas
kecelakaan.
Klasifikasi
6. Pneumothorak traumatik latrogenik: terjadi akibat komplikasi
dari tindakan medis.
7. Pneumothorak tertutup: terjadi karena tekanan udara di rongga
pleura yang lebih tinggi dibandingkan tekanan pleura pada sisi
hemitoraksbkontralateral tetapi tekanannya masih lebih rendah
dari tekanan atmosfer.
8. Pneumothorak terbuka: terjadi karena luka terbuka pada dinding
dada sehingga pada saat inspirasi udara dapat masuk melelui
luka tersebut.
9. Tension pneumothoraks: terjadi karena pada saat inspirasi udara
masuk kedalam rongga pleura, tetapi pada saat ekspirasi udara
dari rongga pleura tidak dapat keluar.
Patofisiologi
• Pada keadaan: normal Rongga dada
mengembang → tekanan paru < dari tekanan
atmosfer → udara bergerak ke ruang dg tekanan
lebih rendah (rongga paru) → terjadi proses difusi
→ rongga dada mengecil → tekanan paru > dari
tekanan atmosfer → udara bergerak ke luar paru.
• Pada kasus Ptx rongga pleura yang memiliki
tekanan negatif terisi oleh udara sehingga
menghambat proses ekspansi paru.
Tanda Dan Gejala
1. Nyeri dada pada sisi, Nyeri dada tajam yang timbul
secara tiba-tiba, dan semakin nyeri jika penderita
menarik nafas dalam atau terbatuk
2. Sesak dapat sampai berat kadang bisa hilang dalam 24
jam apabila sebagian paru kolaps sudah mengembang
kembali.
3. Kegagalan pernapasan dan mungkin pula disertai
sianosis.
4. Kombinasi keluhan dan gejala klinis pneumothoraks
sangat tergantung pada besarnya lesi penumothoraks.
Tanda Dan Gejala
5. ada terasa sempit
6. Mudah lelah
7. Denyut jantung yang cepat
8. Warna kulit menjadi kebiruan akibat
kekurangan oksigen.
9. Hidung tampak kemerahan
10.Cemas, stres, tegang
11.Tekanan darah rendah (hipotensi)
Komplikasi
1. Emfisema sebagai komplikasi dari Ptx
spontan
2. Tension Ptx
3. Ptx simultan bilateral.
4. Kematian akibat henti jantung.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pneumothoraks tergantung dari
jenis pneumothoraks antara lain dengan
melakukan :
1. Tindakan medis
– Pada Ptx tertutup: mengukur tekanan intra pleura,
menghisap udara dan mengembangkan paru.
Tindakan ini terutama ditunjukan pada Ptx tertutup
– Pada kausus lain yang sering dilakukan adalah
dekompresi tehadap tekanan intra pleura yang tinggi
dengan membuat hubungan udara ke luar.
Penatalaksanaan
Tindakan dekompresi
• Membuat hubungan rongga pleura dengan dunia luar dengan
cara :
Menusukan jarum melalui dinding dada terus masuk ke
rongga pleura dengan demikian tekanan udara yang positif
dirongga pleura akan berubah menjadi negatif kerena udara
yang positif dorongga pleura akan berubah menjadi negatif
karena udara yang keluar melalui jarum tersebut.
• Membuat hubungan dengan udara luar melalui:
1) Dapat memakai infus set
2) Jarum abbocath
3) Pipa WSD ( Water Sealed Drainage )
Penatalaksanaan
Tindakan bedah
• Dengan cara membuka rongga thorax, mencari lubang penyebab
Ptx kemudian menutupnya.
• Bila dijumpai adanya penebalan pleura yang menyebabkan paru
tidak dapat mengembang, maka dilakukan pengelupasan atau
dekortisasi.
• Dilakukan reseksi bila ada bagian paru yang mengalami robekan
atau ada fistel dari paru yang rusak, sehingga paru tersebut tidak
berfungsi dan tidak dapat dipertahankan kembali.
• Pilihan terakhir dilakukan pleurodesis dan perlekatan antara
kedua pleura ditempat fistel.
Penatalaksanaan
Pengobatan tambahan :
• Apabila terdapat proses lain diparu, maka pengobatan
tambahan ditujukan terhadap penyebabnya ;
– OAT Terhadap proses tuberkolosis paru, diberi obat anti tuberkolosis.
– Untuk mencegah obstipasi dan memperlancar defekasi, penderita
diberi laksadin ringan, dengan tujuan supaya saat defekasi,
penderita tidak perlu mengejan dg keras.

Anjurkan Istirahat total


• Penderita dilarang melakukan kerja keras (mengangkat barang
berat), batuk, bersin terlalu keras, mengejan.
Pemeriksaan Penunjang
• Analisa gas darah arteri memberikan gembaran hipoksemia
meskipun pada kebanyakan pasien sering tidak diperlukan
• pneumotoraks primer paru kiri sering menimbulkan
perubahan aksis QRS dan gelombang yang pada gambaran
EKG dapat ditafsirkan sebagai infark mionard akut (IMA).
• Pada pemeriksaan foto dada tampak gambaran sulkus
kostafrenikus radiolusen, sedang pneumothoraks tension
pada gambaran foto dadanya tampak jumlah udara
hemotoraks yang cukup besar dan susunan mediastinum
kontralateral bergeser.
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
A. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Penyakit Saat Ini
Keluhan sesak napas sering kali datang
mendadak dan semakin lama semakin berat.
Nyeri dada dirasakan pada sisi yang sakit, rasa
berat, tertekan, dan terasa lebih nyeri pada
gerakan pernapasan, terdapat riwayat trauma
yang mengenai rongga dada.
Pengkajian
2. Riwayat Penyakit Dahulu.
Perlu ditanyakan apakah klien pernah menderita
penyakit paru lain seperti TB paru dimana sering
terjadi pada pneumothoraks spontan.
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga
yang menderita penyakit-penyakit yang mungkin
menyebabkan pneumothoraks seperti kanker
paru, asma, TB paru, dan lain-lain.
B. Pola-pola fungsi kesehatan :
1. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat.
– Kaji kebiasaan pasien tentang melaksanakan hidup sehat
seperti mandi, sikat gigi dan makan atau periksa kalau sakit.
2. Pola nutrisi dan metabolisme.
– Kaji penurunan nafsu makan karena nyeri pada dada / nyeri
telan dan sesak
3. Pola eliminasi.
– Kaji kebiasaan BAB atau BAK apakah ada perubahan atau tidak.
4. Pola tidur dan istirahat.
– Sering ditemukan mengalami gangguan pola tidur diakibatkan
sesak / nyeri pada bagian dada.
5. Pola sensori dan kognitif.
– Kaji adanya penurunan kesadaran akibat hipoksia
serebral.
6. Pola aktifitas.
– pola aktivitas mengalami gangguan karena nyeri dan
sesak.
7. Pola reproduksi sexual.
– mengalami gangguan dalam melaksanakan hubungan
seksual.
8. Pola hubungan peran.
– Kaji apakah mengalami gangguan dalam menjalankan
perannya seshari-hari.
C. Pengkajian Fisik
1. Aktivitas / Istirahat
Gejala : Dispnea dengan aktivitas ataupun istirahat

2. Sirkulasi
Tanda : Takikardia, frekuensi tak teratur/disritmia (mungkin terjadi), irama
jantung gallop. Nadi: apical berpindah, hipertensi, hipotensi.

3. Integritas Ego
Tanda : Ketakutan, gelisah, bingung, ansietas

4. Makanan / Cairan
Tanda : Adanya pemasangan IV vena sentral / infuse tekanan
5. Nyeri / Kenyamanan
• Gejala : Nyeri dada unilateral meningkat
karena pernapasan, batuk, gejala sementara
batuk tajam dan nyeri, menusuk yang
diperberat oleh napas dalam.
• Tanda : Berhati-hati pada area yang sakit ,
perilaku distraksi, mengerutkan wajah
6. Pernapasan
Gejala : Kesulitan bernapas, lapar napas, batuk,r iwayat
bedah dada/trauma, inflamasi/infeksi paru,
Pneumothorak spontan sebelumnya, PPOK

Tanda : Takipnea, bunyi napas menurun atau tidak ada,


Peningkatan kerja napas, Fremitus menurun,
Hiperresonan (udara), bunyi pekak (cairan),Gerakan
dada tidak sama, Kulit : pucat, sianosis, berkeringat,
krepitasi subkutan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
DAN INTERVENSI
DP 1: Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan
ekspansi paru (akumulasi cairan / udara), gangguan musculoskeletal,
inflamasi nyeri.

Intervensi Rasional
• Identifikasi etiologi / faktor • Pemahaman penyebab kolaps
penentu perlu untuk pemasangan selang
dada yang tepat.
• Evaluasi fungsi pernapasan, • Distres pernapasan dan
observasi TTV perubahan pada tanda vital dapat
terjadi sebagai akibat stress
fisiologi dan nyeri.
• Awasi kesesuian pola napas • Kesulitan bernapas dengan
ventilator dan/atau peningkatan
tekanan jalan napas diduga
memburuknya komplikasi.
DP 1: Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan
ekspansi paru (akumulasi cairan / udara), gangguan musculoskeletal,
inflamasi nyeri.

Intervensi Rasional
•Kaji premitus • Suara ataau taktil premitus
menurun pada jaringan yang
terisi cairan / konsolidasi

•posisi nyaman • Meningkatkan inspirasi


maksimal
•Berikan oksigen kanul /
masker sesuai indikasi • Meningkatkan penghilangan
distress respirasi dan
sianosis.
DP2: Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang
terpajan pada informasi, berulangnya masalah.

Intervensi Rasional
•kaji patologi masalah individu •Informasi menurunkan takut
karena ketidaktahuan

•Kaji ulang tanda dan gejala •Menurunkan / mencegah


potensial komplikasi

•Kaji ulang praktik kesehatan yang •Mempertahankan kesehatan


baik, contoh nutrisi baik, umum, meningkatkan

•istirahat, latihan •penyembuhan dan dapat


mencegah kekambuhan
DP3: Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan umum, penurunan akan ketahanan nyeri.
Intervensi Rasional
•Tingkatkan tirah baring atau •meningkatkan istirahat dan
duduk, jaga lingkungan tenang ketenangan
•Tingkatkan aktivitas sesuai •Tirah baring lama nenurunkan
toleransi kemampuan
•Bantu melakukan rentang gerak •: Membantu meregangkan
sendi pasif/aktif persendian

•Berikan obat sesuai indikasi, •Membantu dalam manajemen


sedative, agen anti ansietas keterbukaan / kebutuhan tidur
DP4 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia
Intervensi Rasional
•Awasi perawatan diet. Beri makan•Makan banyak sulit untuk
sedikit tapi sering mengatur bila pasien anorexia
•Berikan perawatan mulut sebelum •Menghilangkan rasa tidak enak,
makan meningkatkan nafsu makan
•anjurkan makan pada posisi tegak•Menurunkan rasa penuh pada
abdomen
•Konsul dengan ahli diet, sesuai •Berguna untuk membuat program
kebutuhan klien diet klien
•Berikan obat sesuai indikasi, •Dapat menurunkan dan
antiemetik meningkatkan toleransi makanan
nuhun

Das könnte Ihnen auch gefallen