Sie sind auf Seite 1von 20

SULFONYLUREA

Sulfonylurea menyebabkan Hypoglycemia


dengan cara memacu sekresi Insulin
dengan merangsang sel β pulau
Langerhans Pancreas.
Sulfonylurea dapat menghambat komplikasi
vaskuler pada DM dengan cara :
 Mencegah Thrombosis
 Membersihkan darah dari radikal bebas
 Memperbaiki fungsi Thrombocyt
 Memacu Fibrinolisis

Sulfonylurea yang merangsang sel β secara


berlebihan  Hyperinsulinisme  Memacu
berkembangnya proses Komplikasi vaskuler
Farmakodinamik S U :

1. Sekresi Insulin
2. Hepatic Insulin Clearance
3. Potensi kerja extra Pancreas

Potensi Insulinotropik S U akan


meningkatkan sensitivitas sel β terhadap
rangsang mukosa maupun non mukosa.
Namun tidak meningkatkan kapasitas
sintesis Insulin

Potensi Insulinotropik tercapai setelah


S U berikatan dengan reseptor pada sel β
Kadar Insulin Plasma tidak hanya
tergantung pada sekresi Insulin,
tetapi dipengaruhi oleh Hepatic Insulin
Clearance yang diperlambat oleh potensi
kerja extra Pancreas dari S U dengan
mekanisme menghambat Insulin intake
pada sel – sel Hepar  Insulin lebih
lama bertahan dalam Plasma
Potensi kerja extra Pancreas dari
S U yang lain :
 Memacu transfortasi glucosa
kedalam sel otot
 Meningkatkan transfortasi hexosa
kedalam jaringan adiposa
 Meningkatkan aktifitas enzym
Glycogen syntetase dalam sel otot
 Menekan Glycogenolysis dan
Gluconeogenesis
Farmakokinetik S U :

S U adalah senyawa kimia asam lemah


terikat kuat pada Protein plasma ( 90 % )

Di metabolisme di Hepar

Ekskresi lebih banyak lewat Ginjal,


sedikit lewat tinja
Absorbsi dipengaruhi oleh :
Makanan dan status Glycemia
Makin tinggi glukosa darah, makin
lambat absorbsi S U

Jangka waktu kerja S U tergantung :


 T ½.
 Besarnya dosis yang diberikan
Lebih tinggi dosis  kadar obat dalam
plasma akan menurun lebih lama 
jangka waktu kerja lebih lama
1. TOLBUTAMID ( generasi I )

Oncet cepat kadar maksimal dalam


darah tercapai dalam 3 - 4 jam.
T ½ : 3 - 27 jam.
Aktivitas kerja efektif 6 - 10 jam.
Di Hati  menjadi Carboxy tolbutamid.
Excresi via Ginjal.
2. ACETOHEXAMID ( generasi I )

Biotransformasi cepat, T½  ½ - 2 jam.


Dalam tubuh  1 - Hydroxy Hexamid.
T½  4 – 5 jam
Efek Hypoglicemic  Acetohexamid.
Excresi via Empdu.
3. TOLAZAMID ( generasi I )

Absorbsi lambat, T½  7 jam


4. CHLORPROPAMID ( generasi I )
Absorbsi cepat, 70 – 80 % di meta bolisme
dalam hati. T½  36 jam.
Excresi via Ginjal.
Efek Hypoglicemic max dosis tunggal terjadi
± 10 jam setelah obat diberikan.
Absorbsi dapat diperlambat dengan
makanan.
Metabolisme di Hepar dengan metabolit
yang masih memiliki potensi Hypoglycemic
sebelum di excresi oleh Ginjal.
Kadar dalam Plasma tergantung pada excresi
Ginjal dibanding dengan absorbsi usus.
5. GLIPIZID ( generasi II )

100 x lebih kuat dari TOLBUTAMID


Absorbsi lengkap, cepat dimetabolisme
dalam hati dan di Excresi via Ginjal.
Kadar maximal dalam Plasma setelah
1,5 jam.
T½ : 1 - 4 jam, tetapi jangka waktu
kerja 12 - 14 jam.
6. GLIBURID ( GLIBENCLAMID )
( generasi II )

200 x TOLBUTAMID.
Metabolisme dalam Hati, 25 % metabolit
di excresi via Urin, sisanya via Empedu
 Tinja.
Kadar maximal dalam Plasma 3 - 4 jam
setelah absorbsi.
T½ : 2 - 3 jam.
7,5 mg tab Glibenclamid dapat
menurunkan Glucosa darah Sampai 24 jam
7. GLYMEPIRID ( generasi III )

Bekerja cepat, aktifitas kerja


cukup lama.
Efektif dengan dosis kecil tunggal
pagi hari.
Absorbsi hampir sempurna dalam
waktu 1 jam.
Kadar maximal dalam serum setelah
2 - 3 jam.
T½ : 3 - 9 jam.
Metabolisme di Hepar.
Excresi 60 % urin, 40 % feses.
Potensi Hypoglycemic sama dengan
Glybenclamid, tapi Efek Insulinotropic
< Glybenclamid, sehingga kegagalan
sekunder dari Glymepirid lebih lambat
terjadi daripada Glybenclamid.
Potensi Hypoglycemic dengan sedikit
efek Insulinotropic dari obat ini
dapat dicapai melalui potensi obat
extra Pancreas.
Ini penting mengingat Hyperinsulinemia
 Growth factor terjadinya komplikasi
vasculer pada D M
Obat – obat yang dapat melepaskan
ikatan S U dari ikatan Protein Plasma :
 Salysilat
 Phenylbutazon
 Sulfonamid
 Klofibrat

Obat - obat yang menghambat


metabolisme S U dalam Hepar :
Phenylbutazon dan Cumarol
TUJUAN TERAPI D M

1.Mengembalikan kadar gula darah


2.Mencegah komplikasi vasculer

S U  jangka panjang  gula darah


terkendali  Kadar Insulin Plasma  
Patogenesis Komplikasi Vasculer.
Jadi S U dikombinasi dengan OAD lain
yang potensi kerjanya lebih dominan pada
extra Pancreas, sehingga rangsangan
terhadap secresi Insulin tidak terlalu kuat.
Kombinasi S U dengan Insulin untuk
mengurangi rangsangan Terhadap sel β,
sehingga kelelahan sel β dapat diperlambat.
Kombinasi ini diberikan pada penderita D M
type II yang mendapat dosis maximal S U,
namun glucosa darah belum terkendali.

Kegagalan S U :

Primer dan sekunder

Primer : Kesalahan dalam indikasi terapi,


misal S U diberikan pada D M type I
Sekunder : Lebih luas, dipengaruhi
beberapa faktor :
1. Penderita : a. Diet tidak dilaksanakan
dengan benar
b. Kurang olah raga
c. Stres
d. Penyakit lain yang
menghambat Terapi
2. Defek metabolik : a. Defisiensi Insulin
b. Resistensi Insulin
3. Terapi : a. Dosis S U kurang
b. Resistensi terhadap S U
setelah
pemakaian jangka panjang
c. Hambatan absorbsi S U,
misal : Hyperglycemia
d. Obat - obat penyerta,
misal Corticosteroid

Das könnte Ihnen auch gefallen