PATOGENESIS RINTIS ALERGI

PENDAHULUAN

 ALERGI VON PERQUET 1906

RESPONS ABNORMAL
COCA & COOKE (1923)  ATOPI
RESPON YANG TIDAK BIASA TERHADAP PROTEIN
 SIFAT: KADAR IgE,  TEST KULIT (+)
TRIAS : D. ATOPI, R. ALERGI, ASMA
 R. ALERGI  HIPERSENSITIF TIPE I YANG DIPERANTARAI
IgE PADA MUKOSA HIDUNG
 PREVALENSI :
 KOTA > DESA
  OLEH KARENA PERUBAHAN LINGKUNGAN
 AS 10-20%, EROPA 10-15%, THAILAND 20%, JEPANG 10%
 BANDUNG : > 10 TAHUN  GEJALA 7%
TES KULIT 5,77%
 R. ALERGI  RESPONS INFLAMASI LOKAL, DIATUR OLEH
SITOKIN & MOLEKUL ADHESI

 PATOFISIOLOGI
 INFLAMASI YANG KOMPLEKS, MELIBATKAN SEL
& MEDIATOR
 KAUSA - PALING SEDIKIT 2 FAKTOR
 GENETIK  LINGKUNGAN
DAPAT JUGA : - IRITASI ASAP ROKOK
- INFEKSI VIRUS
- SOSEK
 TAHAP-TAHAP IMUNOPATOGENESIS R. ALERGI

 TAHAP SENSITISASI
JIKA ADA PREDISPOSISI RESPON IMUN MAKA :
KONTAK I :  SALURAN NAFAS & ELERGEN
 PENGENALAN ANTIGEN OLEH SEL APC
 PROSES INTERNAL DALAM SEL APC
AKAN TERBENTUK PEPTIDA IMUNOGENIK
 PEPTIDA IMUNOGENIK BERGABUNG DENGAN
HLA CLAAS II AKAN MEMBENTUK : MHC CLAAS II
YANG AKAN DIPRESENTASIKAN DIPERMUKAAN SEL
APC PADA LIMFOSIT T KLON CD 4+
 Th0 MEMPUNYAI RESEPTOR SPESIFIK TERHADAP
PEPTIDA MHC CLAAS II MAKA AKAN TERJADI
PENGGABUNGAN
 APC MELEPAS IL-1 MEMPENGARUHI Th0 MENJADI Th1 & Th2
 Th2 MEMPRODUKSI IL4, IL-13, IL-6.
 IL-4 DAN IL-13 DITANGKAP RESEPTORNYA PADA PERMUKAAN
LIMFOSIT B ISTIRAHAT MENJADI AKTIF
 PRODUKSI IF  DARI Th1 ME 
 LIMFOSIT B MEMEMPRODUKSI IgE & MASUK PADA MUKOSA
ATAU PEREDARAN DARAH
 DITANGKAP OLEH RESEPTOR IgE YAITU MASTOSIT & BASOFIL
 GAMBAR 1
Resting B cells

Th2 cell Th1 cell

IL-4
IL-1
3 N -Y
IF

Proliferation
Differentiation
Activated
B cell

IgE synthesis Dikutip dari Kepustakaan 5

 REAKSI ALERGI FASE CEPAT (RAFC)

PAJANAN ULANG ALERGEN

 GEGRANULASI MASTESIT BASOFIL
 HISTAMIN (UTAMA)  SEKRESI  RINORE
SEROTONIN VASO DILATASI
ECF - A OBS.NASI
NCF - A PERMEABILITAS
HEPARIN
 PROSTAGLANDIN  VIDIANUS  BERSIN, GATAL
LEUKOTRIEN

REAKSI YANG SEGERA TERJADI SETELAH PAJANAN ULANG

ALERGEN RAFC MENCAPAI PUNCAKNYA 15-20 MENIT.
 TURUN 60 MENIT KEMUDIAN.
REAKSI ALERGI FASE LAMBAT (RAFL)

 REAKSI YANG BERLANJUT SETELAH FASE CEPAT DAN

BERAKHIR 24 JAM ATAU 48 JAM
 SUBOWO DIKUTIP DARI KALINER :
RAFC  RAFL 66 - 85 %
RAFC  RAFL 20 %
 TANDA :
 AKUMULASI SEL INFLAMIASI
 DIATUR OLEH SITOKIN
 SITOKIN JUGA MENGATUR VCAM 1 & ICAM 1
 AKUMULASI SEL : EOSINOFIL  PALING KONSISTEN
MASTOSIT
LIMFOSIT b & LIMFOSIT T
 Gambar 2

Dikutip dari Sumarman I. Prospek Perkembangan Mutakhir Konsep Pengobatan

Dalam Bidang Allergoimmunology
 Gambar 3

Dikutip dari Sumarman I. Prospek Perkembangan Mutakhir Konsep Pengobatan

Dalam Bidang Allergoimmunology
PADA RAFL :

 IL-5 & IL-3 MEMPENGARUHI EOSINOFIL MENJADI AKTIF

DAN MELEPAS MBP & ECP
 EOSINOFIL AKTIF BERINTERAKSI DENGAN EPITEL
MUKOSA MENGHASILKAN IL-8, RANTES, GM-CSF
 IL-3 & IL-4, AKTIFKAN BASOFIL MELEPAS HISTAMIN
 SEL MONONUKLEAR AKUMULASI MELEPAS “HISTAMIN
RELEASING FACTOR” YANG MEMACU MASTOSIT
DAN BASOFIL MELEPAS HISTAMIN
 HASIL AKHIR  KRONIS
 GEJALA BERAT
 KESIMPULAN

1. R. Alergi adalah merupakan penyakit hipersensitif Tipe 1 menurut Gell dan Coomb yang
diperantarai oleh IgE pada mukosa hidung.
2. Sekurang-kurangnya ada dua faktor etiologi dari Rinitis Alergi yaitu genetik dan
lingkungan.
3. Imunopatogenesis diawali dengan tahap sensitisasi dan diikuti dengan RAFC dan RAFL
4. Mediator utama RAFC adalah histamin yang dapat menyebabkan hipersekresi kelenjar
Mukosa dan goblet, vasodilatasi dan permeabilitas vaskuler meningkat sehingga akan
terjadi rinore, obstruksinasi serta perangsangan pada ujung syaraf vidianus yang
menyebabkan gejala gatal dan bersin-beesin.
5. Pada RAFL terjadi akumulasi sel-sel inflamasi pada jaringan sasaran utama sel-sel
eosinofil yang diatur oleh sikokin. Sitokin-sitokin ini juga mengatur ekspresi dari molekul
misalnya VCAM I dan icam I
6. Hasil akhirnya akan berujung pada meningkatnya reaksi Alergi yang akan meningkatkan
akumulasi sel pada organ sasaran sehingga akan menjadi gejala kronis yang sewaktu-
waktu timbul kekambuhan dengan tingkat gejala yang semakin berat.