Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENATALAKSANAAN SYOK
KARDIOGENIK
Oleh : Mohamad Nuramin bin Masrom
Nim : C 111 12 817
Pembimbing Residen : Dr Andi Wija Indrawan
Pembimbing Supervisor : Dr.dr.Syafri K. Arif, Sp An-KIC-KAKV
Pendahuluan
Revaskularisasi
Revaskularisasi dini sebagaimana yang ditunjukkan pada percobaan Should We
Emergently Revascularize Occluded Coronaries for Cardiogenic Shock (SHOCK)
adalah strategi penatalaksanaan yang paling penting untuk SK pada IMA.
Dalam panduan saat ini, revaskularisasi awal baik dengan intervensi koroner
perkutan (IKP) atau cangkok pintas (bypass) arteri koroner (CPAK) adalah
rekomendasi kelas 1B.
Walaupun aplikasi revaskularisasi dini diketahui meningkat dalam praktik klinis,
angkanya masih tidak memuaskan, yaitu 50%-70%.
Revaskularisasi pada penyakit arteri koroner multivaskular :
Kira-kira 70%-80% pasien dengan SK datang dengan penyakit multivasular
yang diartikan sebagai adanya stenosis koroner/oklusi pada lebih dari satu
pembuluh darah.7,14,18
Panduan klinis saat ini merekomendasikan revaskularisasi dini dengan IKP
atau CPAK berdasarkan anatomi dan ketahanan koroner terhadap IKP
Panduan saat ini menyarankan IKP multivaskular untuk semua stenosis kritis
atau lesi yang sangat tidak stabil untuk lesi penyebab SK (rekomendasi
kelas IIa B).16
Terlepas dari rekomendasi panduan ini, IKP multivaskular saat ini dilakukan
hanya pada sepertiga sampai seperempat pasien SK dengan penyakit
multivaskular.7,21
Penatalaksanaan dalam Unit
Perawatan Intensif
Cairan, vasopresor, inotropin :
Penatalaksanaan dasar meliputi stabilisasi dengan ekspansi volume untuk
memperoleh kondisi euvolemia, vasopresor, dan inotropin yang disertai
terapi tambahan untuk pencegahan disfungsi sistem multiorgan (DSMO)
Dalam sebuah perbandingan acak dari 1679 pasien dengan syok yang
meliputi 280 pasien SK, pengobatan dengan dopamin dibandingkan
dengan norepinefrin berkaitan dengan lebih banyak kejadian aritmia
untuk koor penelitian keseluruhan namun hanya sedikit pengurangan
angka kematian yang didapatkan
Oleh karena itu, ketika tekanan darah rendah, norepinefrin seharusnya
menjadi pilihan pertama sebagai vasopressor.
Panduan STEMI Eropa terbaru saat ini masih membingungkan dan
merekomendasikan sebaliknya untuk penggunaan dopamin
(Iia/rekomendasi C) daripada norepinefrin (IIb/rekomendasi B), sedangkan
di sisi lain, panduan tersebut menyatakan bahwa norepinefrin lebih dipilih
daripada dopamin ketika tekanan darah menjadi rendah
Sebagai agen inotropik, dobutamin dapat diberikan bersamaan dengan
norepinefrin dengan tujuan untuk memperbaiki kontraktilitas jantung, di
mana metode ini sering dilakukan dalam praktik klinis.
Inotrop lainnya seperti levosimendan atau penghambat fosfodiesterase
lebih disukai pada SK berdasarkan efek perbaikan kontraktilitas miokardnya
tanpa peningkatan keperluan oksigen dan potensi vasodilatasi.
Penatalaksanaan optimal DSMO di unit perawatan intensif esensial untuk
penatalaksanaan pasien SK karena hal ini memiliki efek utama pada
prognosis.
Hipotermia
Hipotermia terapeutik diberikan pada pasien henti jantung rawat jalan
dengan ritme syok untuk mencegah cedera otak dan memperbaiki
kelangsungan hidup.
Walaupun dalam percobaan hipotermia acak relevan pasien dengan SK
dieksklusi, hipotermia juga secara umum diberikan pada pasien dengan SK
setelah resusitasi.
Dalam percobaan IABP-SHOCK II, lebih dari 40% pasien diresusitasi sebelum
percobaan dengan hipotermia yang terinduksi setelahnya yang
menunjukkan relevansi kondisi ini pada SK
Alat Bantu Mekanis
Kesembuhan