Sie sind auf Seite 1von 33

Modul 8:

Proses Pemilihan Kontraktor


SI-3051 Manajemen Konstruksi
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB
ISI MODUL 7:
Proses Pemilihan Kontraktor

 Pra-Konstruksi
 Pengadaan Jasa Konstruksi
 Pengadaan Jasa Pelaksana Konstruksi
 Pengadaan Jasa Pengawas Konstruksi
 UUJK dan PP No. 29 Thn 2000
 e-Procurement

Muhamad Abduh, Ph.D. SI-3051 Manajemen Konstruksi 2


Daur Hidup Proyek (review)
Proses Pemilihan Kontraktor

Project Engineering Use


Planning Construction Disposal
Need formulation and design
process
management
process process
process process process

User Project Project Project Facility Facility


Requirements Feasibility Engineering Field engineering use and demolition
And scope And design And construction management Or conversion

Awareness Project Project Full Project Project Fulfillment


of need Concept Scope description Completion and Of need
formulation definition Acceptance
For use

Muhamad Abduh, Ph.D. SI-3051 Manajemen Konstruksi 3


Pra-Konstruksi
 Setelah tahap perancangan selesai, sebelum masuk ke tahap
konstruksi, maka ada beberapa proses pra-konstruksi yang harus
dilakukan, seperti pembentukan tim konstruksi, pengadaan jasa
pelaksanaan dan pengawasan konstruksi.
 Pembentukan tim konstruksi yang baik adalah salah satu kunci
kesuksesan pelaksanaan konstruksi. Tim ini terdiri dari:
◦ Wakil dari owner (dapat berupa profesional CM, dapat pula dari perancang, dan
dapat pula individual yang ahli)
◦ Pelaksana konstruksi (kontraktor)
◦ Pengawas (dapat berupa wakil dari owner, dapat pula berupa profesional CM,
dapat pula dari perancang, dan dapat pula berupa konsultan pengawas khusus)
◦ Agen pemerintah
◦ Subkontraktor dan supplier (dapat dikontrak oleh kontraktor, maupun dikontrak
langsung oleh owner, namun di dalam proyek pemerintah hal ini tidak boleh
dilakukan)

Muhamad Abduh, Ph.D. SI-3051 Manajemen Konstruksi 4


Pengadaan Jasa Konstruksi
(Procurement)
 Jasa konstruksi terdiri dari:
◦ Jasa Perencanaan atau Perancangan
◦ Jasa Pelaksanaan
◦ Jasa Pengawasan
 Pengadaan jasa perencanaan dan perancangan dilakukan
pada tahap perencanaan dan perancangan konstruksi.
 Pengadaan jasa konstruksi dilakukan jika owner tidak
memiliki sumber daya untuk melaksanan konstruksi
sendiri atau mengawasi penyedia jasa pelaksana
konstruksi sendiri.

Muhamad Abduh, Ph.D. SI-3051 Manajemen Konstruksi 5


Public vs Private Procurement
Aspek Swasta Publik
Status antar Sebagai entitas yang Ada perbedaan tingkat
Pihak sama dan sejajar dalam penentuan aturan
dan kondisi
Akuntabilitas Aturan baku dan Aturan baku pemerintah,
etika bisnis etika, dan tambahan
kebijakan pemerintah

Kompleksitas Relatif sederhana Detail prosedur yang


dan praktis ditentukan oleh
pemerintah
Tujuan Keuntungan dan Tujuan yang banyak
kerugian (multiple-objectives),
subjektif, efisiensi dalam
setiap tujuan
Kebutuhan Sedikit Banyak, seperti sertifikasi,
Sistem ijin, administrasi
Muhamad Abduh, Ph.D. SI-3051 Manajemen Konstruksi 6
Pengadaan Jasa Konstruksi Publik
 Dasar Hukum:
◦ UU Jasa Konstruksi No. 18 Tahun 1999
◦ PP No. 29 Tahun 2000 dan PP No. 59 Tahun 2010
(Perubahan terhadap PP No. 29 Tahun 2000)
◦ Perpres No. 54 Tahun 2010 dan Perpres No. 70 Tahun
2012
◦ Permen PU No. 07/PRT/M/2011 & Lampirannya
 Berlaku untuk pengadaan jasa konstruksi dengan
dana APBN dan APBD

Muhamad Abduh, Ph.D. SI-3051 Manajemen Konstruksi 7


Isu Sekitar Public Procurement
 Pemberantasan KKN dgn Perpres, efektifkah?
 Transaction and agency costs tinggi  Efisien?
 Pemberdayaan Panitia Pengadaan & kebutuhan owner
 Implementasi Perpres: pelaksanaan kaku dan
pengambilan keputusan yg melupakan prinsip, kebijakan,
dan etika pengadaan
 Kesuksesan terkait erat dengan sistem perencanaan,
pengangaran dan sistem pembayaran
 Perlu dukungan sistem lain di industri konstruksi seperti
professionalism, klasifikasi  perpres tdk berat
 Jasa konstruksi yang tidak tradisional (seperti PPP) 
Perpres No. 67 thn 2005 dan Perpres No. 13 2010, tapi
tetap mengacu kepada Perpres 54/2010 dan 70/2012
 BUMN? Dasar Perpres  modifikasi sesuai kebutuhan

Muhamad Abduh, Ph.D. SI-3051 Manajemen Konstruksi 8


Pengadaan Jasa Konstruksi Swasta
 Dasar Hukum:
◦ UU Jasa Konstruksi No. 18 Tahun 1999
◦ PP No. 29 Tahun 2000
◦ PP No. 59 Tahun 2010 (Perubahan terhadap
PP No. 29 Tahun 2000)
 Best practices?
◦ Mengikuti aturan pemerintah dengan
modifikasi yang dibutuhkan
◦ Masih sedikit studi tentang ini

Muhamad Abduh, Ph.D. SI-3051 Manajemen Konstruksi 9


Pembangunan Gedung Swasta

Jumlah Sampel: 35
Bandung & Jakarta
Tahun 1990 - 2005
Muhamad Abduh, Ph.D. SI-3051 Manajemen Konstruksi 10
Isu Sekitar Private Procurement
 UUJK:
◦ Competitive  dengan metoda pelelangan umum atau terbatas,
jika keadaan khusus: Pemilihan dan penunjukan langsung
◦ Prinsip pengadaan yang lain tidak ditekankan
 Kenyataan: menggunakan metoda pemilihan atau
penunjukkan langsung
 Mengacu Perpres juga dalam detailing pelaksanaan dan
modifikasi
 Sistem evaluasi yang inovatif sangat mungkin terjadi,
sesuai kebutuhan
 Tidak ada pesanan dari owner kecuali yang benefitnya
terbaik bagi owner sendiri  lebih efisien dan efektif?

Muhamad Abduh, Ph.D. SI-3051 Manajemen Konstruksi 11


Pengadaan Jasa Pelaksanaan Konstruksi
 Pengadaan Jasa Pelaksanaan Konstruksi bertujuan untuk
mewujudkan terbangunnya suatu fasilitas fisik di suatu
lokasi tertentu.
 Untuk kebutuhan pengadaan jasa pelaksanaan konstruksi
tersebut, tahapan awalnya adalah tahap pemilihan
kontraktor yang akan melaksanakan konstruksi tersebut.
Undangan/ Tanda Tangan Serah Terima I Serah Terima II
Pengumuman Kontrak Akhir Kontrak

Pemilihan Kontraktor Pelaksanaan Konstruksi Masa Pemeliharaan Penggunaan

Pengadaan Jasa Pelaksanaan Konstruksi

Muhamad Abduh, Ph.D. SI-3051 Manajemen Konstruksi 12


Pemilihan Penyedia Jasa Pelaksanaan
Konstruksi (Kontraktor)
 Proses pemilihan kontraktor dilakukan oleh
owner atau dengan bantuan perancang atau
CM atau ahli individual.
 Terdiri dari proses
◦ Kualifikasi
 Pra-kualifikasi
 Pasca-kualifikasi
◦ Pemilihan:
 Metoda Lelang Kompetitif (competitive bidding)
 Metoda Negosiasi Kompetitif (competitive negotiated)
 Metoda Negosiasi Non-kompetitif (noncompetitive
negotiated)

Muhamad Abduh, Ph.D. SI-3051 Manajemen Konstruksi 13


Kualifikasi
 Kualifikasi bertujuan untuk menilai profil suatu
perusahaan agar sesuai dengan jenis proyek yang akan
dilaksanakan.
 Dalam hal ini kualifikasi akan menilai atribut perusahaan
terkait dengan jenis proyek tersebut. Contoh: dana,
pengalaman, peralatan, SDM dll.
 Untuk pengadaan pada proyek pemerintah pelaksanaan
kualifikasi di bidang konstruksi mengacu kepada Permen
PU No. 07/PRT/M/2011 & Lampirannya
 Dalam penilaian kualifikasi, owner dapat melakukan
penyelidikan terhadap data yang disampaikan serta
melakukan validasi dan verifikasi kebenarannya.

Muhamad Abduh, Ph.D. SI-3051 Manajemen Konstruksi 14


Pra dan Pasca Kualifikasi
 Kualifikasi dapat dilakukan dengan sistem prakualifikasi
dan pascakualifikasi.
 Pada prakualifikasi, penilaian kualifikasi dilakukan
sebelum proses penawaran. Artinya yang menyampaikan
penawaran adalah sudah pasti yang lolos kualifikasi.
Metoda ini biasa digunakan untuk pemilihan kontraktor
pada proyek yang kompleks atau berisiko tinggi.
 Pada pascakualifikasi, penilaian kualifikasi dilakukan
setelah evaluasi penawaran. Jadi ada kemungkinan yang
memasukkan penawaran tidak lolos kualifikasi. Tetapi
yang jelas, yang menang adalah harus yang lolos
kualifikasi. Metoda ini biasanya dilakukan untuk memilih
pelaksana konstruksi pada proyek berisiko tidak tinggi.
Muhamad Abduh, Ph.D. SI-3051 Manajemen Konstruksi 15
Metoda Lelang Umum (Kompetitif)
 Pengumuman;
 Pendaftaran untuk mengikuti pelelangan;
 Penjelasan (Aanwijzing);
 Pemasukan penawaran;
 Evaluasi penawaran dan kualifikasi;
 Penetapan calon pemenang berdasarkan harga
terendah terevaluasi diantara penawaran yang telah
memenuhi persyaratan administrasi dan teknis serta
tanggap terhadap dokumen pelelangan;
 Pengumuman calon pemenang;
 Masa sanggah; dan
 Penetapan pemenang.

Muhamad Abduh, Ph.D. SI-3051 Manajemen Konstruksi 16


Metoda Lelang Terbatas (Kompetitif)
 Pengumuman untuk prakualifikasi;
 Pemasukan dokumen prakualifikasi;
 Evaluasi prakualifikasi;
 Undangan berdasarkan hasil prakualifikasi;
 Penjelasan (Aanwizjing);
 Pemasukan penawaran;
 Evaluasi penawaran;
 Penetapan calon pemenang berdasarkan harga terendah
terevaluasi diantara penawaran yang telah memenuhi
persyaratan administrasi dan teknis serta tanggap terhadap
dokumen pelelangan;
 Pengumuman calon pemenang;
 Masa sanggah; dan
 Penetapan pemenang.

Muhamad Abduh, Ph.D. SI-3051 Manajemen Konstruksi 17


Metoda Pemilihan Langsung
(Kompetitif dan Negosiasi)
 Undangan terhadap beberapa calon
kontraktor;
 Penjelasan;
 Pemasukan penawaran;
 Evaluasi penawaran;
 Dapat dilakukan negosiasi setelah
ditentukan peringkatnya; dan
 Penetapan pemenang.

Muhamad Abduh, Ph.D. SI-3051 Manajemen Konstruksi 18


Metoda Penunjukan Langsung (Non-
kompetitif)
 Undangan terhadap 1 calon kontraktor;
 Penjelasan;
 Pemasukan penawaran;
 Negosiasi; dan
 Penetapan penyedia jasa.

Muhamad Abduh, Ph.D. SI-3051 Manajemen Konstruksi 19


Metoda Penyampaian Dokumen
Penawaran
 Metoda satu sampul yaitu penyampaian dokumen penawaran
yang terdiri daripersyaratan administrasi, teknis, dan penawaran
harga yang dimasukan ke dalam1 (satu) sampul tertutup kepada
panitia/pejabat pengadaan.
 Metoda dua sampul yaitu penyampaian dokumen penawaran
yang persyaratanadministrasi dan teknis dimasukkan dalam sampul
tertutup I, sedangkan hargapenawaran dimasukkan dalam sampul
tertutup II, selanjutnya sampul I dan sampul II dimasukkan ke dalam
1 (satu) sampul (sampul penutup) dan disampaikan
kepadapanitia/pejabat pengadaan.
 Metoda dua tahap yaitu penyampaian dokumen penawaran yang
persyaratanadministrasi dan teknis dimasukkan dalam sampul
tertutup I, sedangkan harga penawaran dimasukkan dalam sampul
tertutup II, yang penyampaiannya dilakukan dalam2 (dua) tahap
secara terpisah dan dalam waktu yang berbeda.

Sumber Keppres 80/2003

Muhamad Abduh, Ph.D. SI-3051 Manajemen Konstruksi 20


Metoda Evaluasi Penawaran
 Sistem gugur adalah evaluasi penilaian penawaran dengan cara memeriksa
danmembandingkan dokumen penawaran terhadap pemenuhan persyaratan
yang telahditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa dengan
urutan prosesevaluasi dimulai dari penilaian persyaratan administrasi,
persyaratan teknis dankewajaran harga, terhadap penyedia barang/jasa yang
tidak lulus penilaian pada setiap tahapan dinyatakan gugur.
 Sistem nilai adalah evaluasi penilaian penawaran dengan cara memberikan
nilai angkatertentu pada setiap unsur yang dinilai berdasarkan kriteria dan nilai
yang telah ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa, kemudian
membandingkan jumlah nilaidari setiap penawaran peserta dengan penawaran
peserta lainnya.
 Sistem penilaian biaya selama umur ekonomis adalah evaluasi penilaian
penawaran dengan cara memberikan nilai pada unsur-unsur teknis dan harga
yang dinilai menurut umur ekonomis barang yang ditawarkan berdasarkan
kriteria dan nilai yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia
barang/jasa, kemudian nilai unsur-unsur tersebut dikonversikan ke dalam satuan
mata uang tertentu, dan dibandingkan dengan jumlah nilai dari setiap penawaran
peserta dengan penawaran peserta lainnya.
Sumber Keppres 80/2003
Muhamad Abduh, Ph.D. SI-3051 Manajemen Konstruksi 21
Contoh Dokumen Pengadaan
(Lelang)
 Untuk pemilihan kontraktor dengan metoda
lelang dengan pascakualifikasi, maka isi dari
Dokumen Pengadaan terdiri atas:
1. Dokumen Pemilihan:
 Instruksi kepada Peserta Lelang
 Syarat Umum kontrak
 Syarat Khusus kontrak
 Bill of Quantity (BoQ)
 Spesifikasi Teknis Produk Perancangan
 Gambar-gambar
 Bentuk Penawaran
 Bentuk Kontrak
 Bentuk Surat Jaminan
2. Dokumen Kualifikasi

Muhamad Abduh, Ph.D. SI-3051 Manajemen Konstruksi 22


Pengadaan Jasa Pengawasan
Konstruksi
 Pada tahap pelaksanaan konstruksi ini
terkadang dibutuhkan juga jasa
pengawasan, sehingga dapat pula dilakukan
pengadaan jasa pengawasan konstruksi
yang berupa jasa konsultansi.
 Prosedurnya sama dengan pengadaan jasa
perencanaan atau perancangan konstruksi.

Muhamad Abduh, Ph.D. SI-3051 Manajemen Konstruksi 23


Pemilihan Penyedia Jasa Pengawasan
Konstruksi (Konsultan Pengawas)
 Kualifikasi dan pemilihan penyedia jasa
pengawas konstruksi pada prinsipnya sama
dengan pengadaan jasa pelaksanan
konstruksi.Yang berbeda adalah cara
melakukan evaluasi penawaran.
 Evaluasi penawaran dilakukan dengan
penilaian kualitas dan atau gabungan
kualitas dan harga dan atau harga
tetap dan atau harga terendah

Muhamad Abduh, Ph.D. SI-3051 Manajemen Konstruksi 24


Metoda Evaluasi untuk Konsultan
 Metoda evaluasi kualitas adalah evaluasi penawaran jasa konsultansi
berdasarkankualitas penawaran teknis terbaik, dilanjutkan dengan klarifikasi
dan negosiasi teknis serta biaya.
 Metoda evaluasi kualitas dan biaya adalah evaluasi pengadaan jasa
konsultansiberdasarkan nilai kombinasi terbaik penawaran teknis dan biaya
terkoreksi dilanjutkandengan klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya.
 Metoda evaluasi pagu anggaran adalah evaluasi pengadaan jasa
konsultansiberdasarkan kualitas penawaran teknis terbaik dari peserta yang
penawaran biayaterkoreksinya lebih kecil atau sama dengan pagu anggaran,
dilanjutkan dengan klarifikasidan negosiasi teknis serta biaya.
 Metoda evaluasi biaya terendah adalah evaluasi pengadaan jasa
konsultansiberdasarkan penawaran biaya terkoreksinya terendah dari
konsultan yang nilaipenawaran teknisnya di atas ambang batas persyaratan
teknis yang telah ditentukan, dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi
teknis serta biaya.
 Metoda evaluasi penunjukan langsung adalah evaluasi terhadap hanya
satu penawaranjasa konsultansi berdasarkan kualitas teknis yang dapat
dipertanggungjawabkan danbiaya yang wajar setelah dilakukan klarifikasi dan
negosiasi teknis dan biaya.
Sumber Keppres 80/2003

Muhamad Abduh, Ph.D. SI-3051 Manajemen Konstruksi 25


UUJK dan PP No. 29 Thn 2000
 Proses penyelenggaraan konstruksi di
Indonesia (yaitu mengenai pengadaan jasa
konstruksi) mengacu kepada UUJK (Bab V,
Pasal 23-24) serta dijabarkan lebih lanjut
dalam PP No. 29 Thn 2000 dan juga PP
No. 59 Thn 2010

UUJK PP No. 29 PP No. 59


Thn 2000 Thn 2010

Muhamad Abduh, Ph.D. SI-3051 Manajemen Konstruksi 26


Kebutuhan e-Procurement
 Pemberantasan KKN
◦ Transparansi
◦ Mengurangi interaksi
◦ Akuntabilitas
 Efisiensi Proses
◦ Mempercepat proses
◦ Memperpendek jalur
◦ Mengurangi transaction and agency costs
 Potensi Teknologi Informasi
 Kebijakan E-Government

Muhamad Abduh, Ph.D. SI-3051 Manajemen Konstruksi 27


e-Procurement di Pemerintah
 Instruksi Menteri Kimpraswil 02/IN/M/2002:
Info di Internet
 Copy to Internet (CTI) (2002)
 Informasi di Pengadaan di Internet (2003)
 Inpres RI No 3/2003: e-Government
 Semi e-Procurement di PU Pusat (2003-2004)
 Peraturan Menteri PU 207/PRT/M/2005:
Pengadaan Secara Elektronik
 Semi e-Procurement di dinas-dinas PU di
seluruh Pulau Jawa (2005)
 LPSE untuk Pengadaan Pemerintah

Muhamad Abduh, Ph.D. SI-3051 Manajemen Konstruksi 28


eproc.pu.go.id

Muhamad Abduh, Ph.D. SI-3051 Manajemen Konstruksi 29


Features Semi e-Procurement
 Informasi Anggaran yang tersedia untuk
pekerjaan konstruksi (1 tahun)
 Informasi paket pekerjaan yang siap dikerjakan
 Tracking paket pekerjaan
 Pendaftaran calon rekanan
 Seluruh proses pemilihan penyedia jasa
 Minus masalah legal transaksi elektronik yang
diperlukan, seperti materai elektronik, dokumen
elektronik, dll.

Muhamad Abduh, Ph.D. SI-3051 Manajemen Konstruksi 30


e-Procurement di BUMN dan Swasta
 Terbatas pada:
◦ Penggunaan teknologi informasi
◦ Informasi pekerjaan
◦ Semi e-Procurement
 Banyak digunakan dalam ‘pemilihan langsung’
 Mendapatkan ‘quotation’ dari calon rekanan
dengan menawarkan suatu nilai lump sum pada
suatu kesempatan (seperti auction)
 Prosedur lain dilakukan dengan off-line

Muhamad Abduh, Ph.D. SI-3051 Manajemen Konstruksi 31


Isu Sekitar e-Procurement
 Implementasi UU Informasi dan Transaksi Elektronik
 Penerapan di Departemen lain? Pemerintah Daerah?
 Full e-Procurement, mungkinkah?
 Efektifkah dalam memberantas KKN?
◦ Prosedur dan teknologi bukan panacea
 Kejarlah Daku, Kau Kutangkap
◦ Teknologi informasi
◦ Peraturan Pengadaan
◦ Kebutuhan Pengguna
 Kebijakan Generalisasi vs Spesialiasi
◦ Infrastrukur TI
◦ Kondisi Perusahaan Konstruksi
◦ SDM
◦ Jenis pekerjaan
◦ Metoda pengadaan
Muhamad Abduh, Ph.D. SI-3051 Manajemen Konstruksi 32
Pustaka lebih lanjut…
 Muhamad Abduh, Reini D. Wirahadikusumah, “The
application of merit-point system for selecting contractors
in Indonesia,” Prosiding the 10th East-Asia Pacific
Conference on Structural Engineering and Construction,
Bangkok, Thailand, Agustus 2006.
 Reini D. Wirahadikusumah, Muhamad Abduh,
“Pengembangan Add-In Spreadsheet untuk Evaluasi
Penawaran Sistem Nilai dalam Pemilihan Kontraktor”, ”,
Prosiding seminar Peringatan 25 Tahun Pendidikan MRK di
Indonesia, 18-19 Agustus 2005, Aula Barat ITB.
 Muhamad Abduh, Reini D. Wirahadikusumah, “ Model
Penilaian Kewajaran Harga Penawaran Kontraktor dengan
Sistem Evaluasi Nilai “, Jurnal Teknik Sipil Edisi Khusus
Volume 12 no.3, Juli 2005.
Muhamad Abduh, Ph.D. SI-3051 Manajemen Konstruksi 33

Das könnte Ihnen auch gefallen