Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
1
A. Pengkajian
1. Pengkajian
a. Pemasukan dan pengeluaran cairan dan makanan
(oral, parenteral, enteral).
b. Tanda umum masalah elektrolit
c. Tanda kekurangan dan kelebihan cairan
d. Proses penyakit yg menyebabkan gangguan
homeostasis cairan dan elektrolit
e. Pengobatan tertentu yg sedang dijalani yg dapat
mengganggu status cairan.
f. Status perkembangan seperti usia atau situasi
sosial.
g. Faktor psikologis seperti masalah perilaku atau
emosional. 2
2. Pengukuran klinik
a. Berat badan
Kehilangan/ bertambahnya cairan
- 2-5% : ringan
- 5-10% : sedang
- 10-15% : berat
- 15-20 %: fatal
b. Keadaan umum
- Pengukuran TTV
- Tingkat kesadaran
3
c. Pengukuran masukan cairan
- Cairan oral : NGT dan oral
- Cairan parenteral termasuk obat-obat IV
- Makanan yg cenderung mengandung air.
- Irigasi kateter/ NGT.
d. Pengukuran keluaran cairan
- Urin : volume, kejernihan/ kepekatan
- Feses : jumlah dan konsistensi
- Muntah
- Tube drainase
- IWL
c. Ukur keseimbangan cairan dengan akurat
normalnya ± 200 CC
4
3. Pemeriksaan fisik
a. Integumen
Keadaan turgor kulit, edema, kelemahan otot ,
sensasi rasa, suhu tubuh, kelembaban bibir, bibir
pecah-pecah dan kering.
b. Kardiovaskuler
Distensi vena jugularis, tekanan darah, Hb, bunyi
jantung, frekuensi denyut nadi.
c. Mata
Cekung, air mata kering, edema periorbital,
papiledema, penglihatan kabur.
d. Neurologi
Refleks, gangguan motorik dan sensorik, tingkat
kesadaran, gelisah, kesemutan.
5
e. Pernafasan
Frekuensi pernapasan, dipsnea, crackles,
ronchi.
f. Gastrointestinal
Keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah,
salivasi menurun, muntah, bising usus,
abdomen cekung/ distensi, hiperperistaltik.
g. Sistem perkemihan
Oliguria, anuria, berat jenis urin, diuresis.
9
2. Perubahan perfusi serebral, ginjal, dan
perifer b.d hipovolemia
Hasil yg diharapkan:
Pasien mempunyai perfusi adekuat dibuktikan dengan
kesadaran, kulit hangat dan kering, tekanan darah
dlm batas normal pasien, RR 60-100 kali/menit,
haluaran urin ≥ 30 ml/jam selama 2 jam berturut-
turut, pengisian kapiler < 2 detik.
Intervensi keperawatan:
1. Pantau adanya penurunan perfusi serebral: vertigo,
sinkope, kekacauan mental, gelisah, ansietas,
agitasi, kelemahan, kulit dingin dan kusam.
2. Lindungi pasien yg mengalami kekacauan mental,
pusing atau lemah pagar tempat tidur, kunci roda,
bantu ambulasi. Pantau indikator hipotensi
ortostatik: penurunan tekanan darah, peningkatan
HR, pusing, diaporesis. Hindari vasodilatasi yg tidak
perlu, atasi demam. 10
3. Tenangkan pasien dan orang terdekat bahwa
perubahan sensorium akan membaik dengan terapi.
4. Pantau masukan dan haluaran urin.
5. Evaluasi pengisian kapiler, lambat jika ≥ 2 detik
6. Palpasi nadi perifer bilateral pada lengan dan kaki
(radialis, brakialis, dorsalis pedis, tibia posterior).
14
MENGOREKSI KETIDAKSEIMBANGAN
CAIRAN DAN ELEKTROLIT
1. Penggantian cairan secara enteral
Yaitu melalui rute oral dan selang pemberi makan
2. Pembatasan cairan
Klien dgn gagal ginjal, gagal jantung kongestif, cor
pulmonal
3. Penggantian cairan dan elektrolit secara parenteral
Cairan dan elektrolit diganti melalui cairan infus
secara langsung ke dalam darah.
Penggantian parenteral meliputi: pemberian nutrisi
parenteral total (NTP), terapi cairan dan elektrolit
intravena serta penggantian darah.
15
JENIS CAIRAN INFUS
A. Berdasarkan tingkat osmolalitas
B. Berdasarkan kelompoknya
1. Kristaloid: bersifat isotonik, efektif mengisi
volume cairan ke dlm pembuluh darah dlm
waktu yg singkat. Misal RL dan NaCl 0,9%.
2. Koloid : Ukuran molekul cukup besar
(biasanya protein), shg tdk akan keluar dari
membaran kapiler, tetap berada dlm
pembuluh darah, sifatnya hipertonik dan dapat
menarik cairan dari luar pembuluh darah.
Contoh albumin dan steroid. 16
Nama Cairan Intravena
1. NaCl 0,9 %, NaCl 0,45 %, NaCl 0,33%
2. Ringer Laktat
3. Asering
4. KA-EN 1B, KA-EN 3A, KA-EN 3B, KA-EN 4A,
KA-EN 4B, KA-EN MG3
5. Dekstrosa 5 %, Dekstrosa 10 %
6. Otsu-NS
7. MARTOS-10
8. AMIPAREN, PAN-AMIN G, AMINOVEL-600
17
Cara Menghitung Tetesan Infus
Jumlah cairan x faktor tetes = Jml tetes/jam
Jumlah jam pemberian
18
mikrodrip
Makrodrip
Makrodrip TERUMO JMS
19
Contoh
1. Ny. A diberi cairan infus NaCl 0,9% 1 kolf/ 12 jam.
Hitung jumlah tetesan/ menit, bila digunakan set
infus makro (JMS)!
Jawab= 500 x 15 = 10 tetes/menit
60 x 12
2. Ny. B diberi cairan infus RL 1 kolf dgn kecepatan 28
tetes/ menit. Berapa jumlah waktu pemberian bila
digunakan set infus makro (terumo)?
Jawab= 500 x 20 = 28 tetes/menit
60 x jumlah jam
= 500 x 20 = jumlah jam = 6 jam
60 x 28 20
Cara Praktis
1 CC : 15 tetes (Makro JMS)
Jumlah cairan/ 4 = tetes/ menit
jumlah jam pemberian
1 CC : 20 tetes (Makro terumo)
Jumlah cairan/ 3 = tetes/ menit
jumlah jam pemberian
1 CC : 60 tetes (Mikro)
Jumlah cairan = tetes/ menit
jumlah jam pemberian
21
22