Sie sind auf Seite 1von 11

Analisis obat dalam matrik

Kelompok 5
1. Dyah puspita ningrum (F1f116003)
2. Yustika trisna (f1f116013)
3. Cindy kartika br sitepu (f1f116024)
4. Kurnia ayasa (f1f116037)
pendahuluan
 Sampel Biologis adalah samples yang diambil dari
sebagian tubuh untuk tujuan analisis, misalnya darah,
urine, hati, empedu, cairan lambung, ginjal, daging,
rambut, atau bagian tubuh lainnya.
 Matriks biologi adalah bahan-bahan lain di luar analit
dalam sampel biologi.
 Analit dalam sampel dapat berupa senyawa tunggal atau
campuran berbagai senyawa yang akan dianalisis.
Menurut Rohman (2018), analisis senyawa aktif
dalam sampel biologi mempunyai berbagai tujuan:
1. Untuk mengetahui/menetapkan adanya atau jumlah
senyawa endogenik tertentu: kimia klinik untuk tujuan
diagnosa.
2. Untuk menetapkan adanya atau jumlah senyawa
exogenik (berasal dari luar tubuh): analisis metabolit,
doping, keracunan, kesetaraan dan ketersediaan hayati
suatu obat.
3. Untuk memantau penggunaan obat baik dalam analisis
farmakodinamik, pemantauan maupun kepatuhan pasien.
Menurut Rohman (2018), berbagai kendala perlu
diperhatikan dalam analisis senyawa aktif dalam sampel
biologi yaitu:
1. Kadar analit biasanya rendah, oleh karena itu perlu
metode analisis yang sensitif.
2. Dalam sampel biologi biasanya mengandung yang dapat
senyawa baik endogen maupun exogen yang dapat
mempengaruhi hasil analisis. Oleh karena itu perlu
analisis yang selektif atau dilengkapi dengan teknik
pemisahan sebelum dilakukan analisis.
 Kadar suatu obat dalam bentuk sediaan akan
menunjukkan banyaknya obat yang akan terabsorbsi
dalam tubuh dan menimbulkan efek terapi.
 Untuk melakukan penetapan kadar obat dalam suatu
sediaan dibutuhkan suatu metode yang teliti dan akurat.
 Penetapan kadar dapat dilakukan secara analisis
intrumental menggunakan metode Spektrofometri UV-Vis.
 Spektrofotometri UV-Vis adalah anggota teknik analisa
spektroskopi memakai sumber radiasi elektromagnetik
ultraviolet dan sinar tampak dengan memakai instrumen
spektrofotometer.
 Spektrofotometri UV-Vis melibatkan energi elektronik
yang cukup besar pada molekul yang dianalisa, sehingga
dapat digunakan untuk analisa kuantitatif maupun
Kualitatif (Rahayu, et al., 2011).
SPEKTROFOTOMETER UV VIS
 Spektrofotometri Sinar Tampak (UV-Vis) adalah
pengukuran energi cahaya oleh suatu sistem kimia
pada panjang gelombang tertentu.
 Sinar ultraviolet (UV) mempunyai panjang
gelombang antara 200-400 nm, dan sinar tampak
(visible) mempunyai panjang gelombang 400-750
nm.
TIPE –TIPE SPEKTROFOTOMETER UV-VIS
 Pada umumnya terdapat dua tipe instrumen
spektrofotometer, yaitu single beam dan double-beam.
1. Single-beam instrument
Dapat digunakan untuk kuantitatif dengan mengukur
absorbansi pada panjang gelombang tunggal. Single beam
instrument mempunyai beberapa keuntungan yaitu
sederhana, harganya murah, dan mengurangi biaya yang ada
merupakan keuntungan yang nyata. Beberapa instrumen
menghasilkan single-beam instrument untuk pengukuran
sinar ultra violet dan sinar tampak. Panjang gelombang
paling rendah adalah 190 sampai 210 nm dan paling tinggi
adalah 800 sampai 1000 nm.
2. Double-beam instrument
Mempunyai dua sinar yang dibentuk oleh potongan cermin yang
berbentuk V yang disebut pemecah sinar. Sinar pertama melewati
larutan blanko dan sinar kedua secara serentak melewati sampel
Sumber sinar polikromatis , untuk sinar UV adalah lampu
deuterium, sedangkan sinar Visibel atau sinar tampak adalah
lampu wolfram. Monokromator pada spektrometer UV-Vis
digunakaan lensa prisma dan filter optik. Sel sampel berupa kuvet
yang terbuat dari kuarsa atau gelas dengan lebar yang bervariasi.
Detektor berupa detektor foto atau detektor panas atau detektor
dioda foto, berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari
sampel dan mengubahnya menjadi arus listrik. Diagram
spektrofotometer UV-Vis( Double-beam)
Daftar pustaka
 Rohman, A. 2018. Analisis Obat Dalam Sediaan
Farmasi. Yogyakarta : UGM Press.
 Rahayu, W. S., Pri, I. U., dan Sochib, I. F. 2011.
Penetapan Kadar Tablet Ranitidin
Menggunakan Metode Spektrofotometri Uv-
vis Dengan Pelarut Metanol. Jurnal
pharmacy. 6(3) : 104-114.

Das könnte Ihnen auch gefallen