Sie sind auf Seite 1von 21

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn.

H DENGAN
DIAGNOSA RESIKO PRILAKU KEKERASAN (RPK)

Di Susun Oleh:
Valentina
Rusmini
Lina Sosilawati
Rusda Nurhasanah
Habibi Pranata. R
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
JURUSAN KEPERAWATAN BANJARBARU
POLITEKNIK KESEHATAN BANJARBARU
2019
LATAR BELAKANG
Suatu keadaan emosi yang merupakan campuran perasaan frustasi dan
benci atau marah yang bisa membahayakan diri sendiri dan orang lain.
Gangguan jiwa perilaku kekerasan dapat terjadi pada setiap orang memiliki
tekanan batin yang berupa kebencian terhadap seseorang.

Salah satu bentuk gangguan jiwa adalah perilaku amuk. Amuk merupakan
respon kemarahan yang palin maladaftif yang ditandai dengan perasaan
marah dan bermusuhan yang kuat disertai hilangnya kontrol, dimana individu
dapat merusak diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.

World health organization (WHO) Global Campaign for Violence Prevention


tahun 2013, menginformasikan bahwa 1,6 juta penduduk dunia kehilangan
hidupnya karena tindak kekerasan dan penyebab utama kematian pada
mereka yang berusi antara 15 hingga 44 tahun.
MANFAAT

BAGI RUMAH SAKIT BAGI INSTANSI BAGI PENULIS


PENDIDIKAN
KONSEP PERILAKU KEKERASAN

 Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang
dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun
lingkungan.
 Individu melakukan kekerasan akibat adanya frustasi yang dirasakan sebagai pemicu
dan individu tidak mampu berpikir serta mengungkapkan secara verbal sehingga
mendemostrasikan pemecahan masalah dengan cara yang tidak adekuat.
 Tanda dan gejala: muka merah dan tegang, pandangan tajam, Jalan mondar-mandir
.Bicara kasar. Suara tinggi, menjerit atau berteriak. Mengancam secara verbal atau fisik
Penyebab
Perilaku kekerasan bisa disebabkan adanya gangguan harga diri: harga diri rendah.
Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa
seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri dapat
digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri,
merasa gagal mencapai keinginan.
 Tanda dan gejala :
 Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri)
 Gangguan hubungan sosial (menarik diri)
 Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)
Akibat
Klien dengan perilaku kekerasan dapat melakukan tindakan-tindakan berbahaya bagi
dirinya, orang lain maupun lingkungannya, seperti menyerang orang lain, memecahkan
perabot, membakar rumah dll. Sehingga klien dengan perilaku kekerasan beresiko untuk
mencederai diri orang lain dan lingkungan.
 Tanda dan gejala :
 Gejala klinis yang ditemukan pada klien dengan perilaku kekerasan didapatkan melalui
pengkajian meliputi :
 Wawancara : diarahkan penyebab marah, perasaan marah, tanda-tanda marah yang
diserasakan oleh klien.
 Observasi : muka merah, pandangan tajam, otot tegang, nada suara tinggi, berdebat
dan sering pula tampak klien memaksakan kehendak: merampas makanan, memukul jika
tidak senang.
RPK

Gangguan Konsep diri Harga Diri Rendah

Koping individu tidak efektif


Proses terjadinya RPK

Faktor Predisposisi Faktor Presipitasi

Faktor
Faktor Biologis Faktor Psikososial
SOsiokulutar
Pengkajian keperawatan Jiwa

 Identitas
 Riwayat Masuk RS
 Alasan Masuk
 Faktor Predisposisi dan Presipitasi
 Genogram
 Konsep Diri
 Status Mental
 Obat-obatan
 DLL
Bentuk Intervensi Keperawatan Jiwa
 Berupa Stategi pelaksanaan yang telah ditentukan.Pada Pasein Resiko Prilaku Kekerasan Yaitu:
SP 1 Pasien :
 Membina hubungan saling percaya, identifikasi penyebab perasaan marah, tanda dan gejala yang
dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan, akibatnya serta cara mengontrol secara fisik I
SP 2 Pasien : Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik ke-2
 Evaluasi latihan nafas dalam
 Latih cara fisik ke-2: pukul kasur dan bantal
 Susun jadwal kegiatan harian cara kedua
SP 3 Pasien :
 Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal :
SP 4 Pasien : Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual
SP 5 Pasien :
 Latihan mengontrol perilaku kekerasan dengan obat
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN JIWA
DENGAN RESIKO PRILAKU KEKERASAN
Identitas Klien

Klien
 Inisial : Tn. H
 Jenis Kelamin: Laki-laki
 Umur : 35 Th
 RM. No : 00.67. XX
 Sumber Informasi : Klien, keluarga dan Rekam Medik
Penanggung Jawab
 Nama : Tn. H
 Umur : 60 Th
 Alamat : Gg. Satria RT. 30/03 Kuin Cerucuk, Kec. Banjarmasin barat
 Hub. dengan klien : Orang tua kandung (Ayah)
Alasan masuk
 Mengamuk dan memukul orang terutama para wanita, menurut keluarga
mereka kurang mengetahui pasti penyebab klien mengamuk saat itu, namun
keluarga mengatakan klien akan cenderung marah-marah dan mengamuk
apabila keinginannya tidak dipenuhi.
Faktor predisposisi
Sejak 7 tahun yang lalu , klien mulai mengalami perubahan perilaku, terutama
setelah perceraian klien dengan istrinya, klien tidak mau menceritakan masalah
atau apapun yang sedang dirasakannya kepada keluarga, klien sering tertawa
sendiri, bicara sendiri, mengganggu orang lain, tampak gelisah, tampak
bingung. Jika diajak bicara klien hanya tersenyum dan tertawa-tawa,. klien
sering keluyuran dan pulang setelah beberapa hari. klien jarang mandi, jika
mendi sering tidak bersih, sering keluyuran tanpa mengenakan pakaian
(telanjang)
klien sering keluyuran dan pulang setelah beberapa hari. klien jarang mandi, jika mendi
sering tidak bersih, sering keluyuran tanpa mengenakan pakaian (telanjang) klien sering
mengganggu orang dijalan dan kadang memukul orang. makan sering dari pemberian
orang-orang hasil meminta-minta klien sering mengkonsumsi obat CTM, sekali minum ± 12
biji minum CTM karena merasa kesal. Setelah minum obat klien akan diam saja atau
malah keluyuran. klien jarang tidur
 Keluhan Utama Saat Pengkajian
Klien mengatakan tidak diperdulikan oleh keluarganya, klien merasa gagal dalam hidup,
terutama dalam berumah tangga, klien mengatakan dirinya biasa-biasa saja, tidak ada
kelebihan apa-apa, klien pesimis dan tertutup, dank lien mengatakan minder apabila bertemn
sehingga klien memilih untuk tidur daripada berteman.

Pasien memiliki keturunan pada keluarganya yang mengalami gangguan jiwa


Pengobatan klien sebelumnya kurang berhasil, klien hanya minum obat yang diberi oleh rumah
sakit sewaktu pulang setelah rawat inap tahun 2007, setelah habis obatnya klien tidak pernah
kontrol ataupun minum obat jiwa, tidak ada keluarganya yang memperhatikan pengobatannya,
klien hanya dibiarkan saja oleh keluarganya, sampai akhirnya pasien masuk lagi ke RSJ X hingga
saat ini.
Riwayat Aniaya
1. Aniaya fisik, klien pernah melakukan aniaya fisik terhadap orang lain, yaitu sebagai
pelaku, klien pernah mengamuk dan memukul orang.
2. Aniaya seksual, dari hasil pengkajian klien tidak pernah mengalami dianiaya seksual, baik
sebagai pelaku, korban maupun saksi.
3. Penolakan lingkungan, dari hasil pengkajian klien kurang diterima dalam lingkungan
sering tidak diperdulikan terutama orang tua klien.orang tua klien mengatakan takut
kalau klien akan mengamuk dan memukul jika ditegur, sehingga keluarga memilih untuk
membiarkan saja.
4. Kekerasan dalam rumah tangga, dari hasil pengkajian klien tidak pernah mengalami
kekerasan dalam Rumah tangga.
5. Tindakan kriminal, dari hasil pengkajian klien pernah mengalami tindakan kriminal yaitu
berupa pemukulan pada orang lain, klien sempat ditangkap polisi, namun dilepaskan
karena menurtut polisi klien sedang mengalami gangguan kejiwaan, dan disarankan
dirawat di rsj saja.
 Klien mengatakan minum obat secara teratur selama dirumah sakit, tidak pernah
membuang obatnya. Namun saat ditanyakan mengenai frekuensi minum obat, klien
mengatakan 3 x sehari tapi tidak bisa menyebutkan jam-jam minum obatnya, saat
ditanyakan tentang jenis , dosis dan nama obat yang diminumnya klien mengatakan
tidak tau namanya hanya menyebutkan kalau banyak obat yang diminumnya.
ANALISA DATA

No DATA PROBLEM
1 DS: RPK (Resiko Perilaku
 Dari hasil data home visite keluarga Klien mengatakan klien Mengamuk dan memukul orang terutama Kekerasan)
para wanita, menurut keluarga mereka kurang mengetahui pasti penyebab klien mengamuk saat itu.
 Keluarga mengatakan klien akan cenderung marah-marah dan mengamuk apabila keinginannya
tidak dipenuhi.
DO:
- Klien lebih suka memendam masalahnya daripada berbagi dengan orang lain
- klien tidak bisa menyalurkan marah dengan baik

2 DS: Gangguan Konsep Diri :


 Klien mengatakan bahwa dirinya biasa-biasa saja, tidak memiliki kelebihan apa-apa Harga Diri Rendah
 Klien mengatakan merasa gagal, tidak diperdulikan oleh keluarganya, klien merasa minder apabila
berteman
DO:
 Klien tidak mampu mempertahankan kontak mata dan lebih banyak menunduk saat berinteraksi
dengan orang lain.
 Klien tidak mampu memulai pembicaraan
 Klien menjawab seadanya saja.
 Klien tidak pernah memulai pembicaraan lebih awal. saat ditanya klien hanya menhawab seadanya
saja.
3 DS: Koping Individu Tidak Efektif
 Klien mengatakan pernah mengkonsumsi obat-obatan karena diajak teman-temannya dan akhirnya
menjadi kebiasaannya.
 Klien mengatakan jika ada masalah hanya memendamnya sendiri.
DO:
 Sering melamun dan menyendiri
 Kadang - kadang klien menghindar dan memilih untuk tidur saja daripada berteman dan mengobrol
dengan orang lain.
 Klien cenderung tertutup
4 DS: Koping Keluarga Tidak Efektif
Kelurga Klien mengatakan jarak puskesmas dengan rumahnya lumayan jauh.
DO:
Pengobatan klien sebelumnya kurang berhasil, tidak ada keluarganya yang
memperhatikan pengobatannya, klien hanya dibiarkan saja oleh keluarganya, sampai
akhirnya pasien masuk lagi ke RSJ X hingga saat ini.

5 DS: Regimen Terapeutik Tidak Efektif


-Klien mengatakan tidak meminum obat lagi setelah obatnya habis.
-klien mengatakan tidak tahu nama obat
- klien mengatakan tidak tahu jenis jenis obat
- klien mengatakan tidak tahu jam berapa harus minum obat
DO:
 Pengobatan klien sebelumnya kurang berhasil, klien hanya minum obat yang diberi
oleh rumah sakit, setelah habis obatnya klien tidak pernah kontrol ataupun minum
obat jiwa
 Klien MRS ke 2 kali
Rencana Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan RPK

Tujuan Umum Klien dapat mengontrol dan mengatasi RPK


dengan SP yang telah diajarkan oleh perawat
Tujuan Khusus Klien dapat membina hubungan saling percaya

Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku


kekerasan yang dilakukannya
Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda
perilaku kekerasan
Klien dapat mengidentifikasi jenis perilaku
kekerasan yang pernah dilakukannya
Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku
kekerasan
Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif
dalam mengungkapkan kemarahan
Klien dapat mendemonstrasikan cara
mengontrol perilaku kekerasan
Klien mendapat dukungan keluarga untuk
mengontrol perilaku kekerasan
Klien menggunakan obat sesuai program
yang telah ditetapkan
IMPELEMENTASI dan EVALUASI ASKEP JIWA
Dengan menerapkan Strategi Pelaksanaan RPK:
SP 1 Pasien :
 Membina hubungan saling percaya, identifikasi penyebab perasaan marah, tanda dan gejala yang
dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan, akibatnya serta cara mengontrol secara fisik I
SP 2 Pasien : Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik ke-2
 Evaluasi latihan nafas dalam
 Latih cara fisik ke-2: pukul kasur dan bantal
 Susun jadwal kegiatan harian cara kedua
SP 3 Pasien :
 Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal :
SP 4 Pasien : Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual
SP 5 Pasien :
 Latihan mengontrol perilaku kekerasan dengan obat
KESIMPULAN DAN SARAN

 Perilaku kekerasan atau tindak kekerasan merupakan ungkapan perasaan marah dan
bermusuhan sebagai respon terhadap kecemasan/kebutuhan yang tidak terpenuhi yang
mengakibatkan hilangnya kontrol diri dimana individu bisa berperilaku menyerang atau
melakukan suatu tindakan yang dapat membahayakan diri sendiri, orang lain dan
lingkungan
 Berdasarkan kesimpulan diatas saran yang dapat kami buat yaitu untuk lebih
memperdalam lagi tentang asuhan keperawatan dengan resiko perilaku kekerasan dan
perilaku kekerasan karena dalam makalah kami tentunya masih banyak kekurangannya
TERIMAKASIH.....

Das könnte Ihnen auch gefallen