Sie sind auf Seite 1von 33

AUDIT KEPATUHAN SPI/SPIP

Dosen Pengampu
Ari Kuncara Widagdo, SE. MBA. Ph.D. Ak., CA.

Resi Intan Penatari S431808011


Wulandari Pryangan S431808016

KELAS I B
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Apa sebenarnya SPI dan SPIP?
SPI adalah Proses yang
integral pada tindakan dan
kegiatanyang dilakukan secara
terus-menerus oleh pimpinan
SPIP adalah sistem pengendalian
dan seluruh pegawai untuk
intern (SPI) yang
memberikan keyakinan memadai
diselenggarakan secara
Atas tercapainya tujuan
menyeluruh di lingkungan
organisasi melalui kegiatan
pemerintahpusat dan
yang efektif danefisien,
pemerintah daerah(PP 60/2008,
keandalan pelaporan keuangan,
Bab I Ps. 1 butir 2)
pengamanan aset negara,dan
ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan (PP
60/2008, Bab I Ps. 1 butir 1)
Latar Belakang Dibutuhkannya SPI

Memenuhi ketentuan UU No 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan


dan Tanggung Jawab Keuangan Negara pasal 12 yang menyatakan bahwa
“Dalam rangka pemeriksaan keuangan dan/atau kinerja, pemeriksa melakukan
pengujian dan penilaian atas pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern
pemerintah”. Berdasarkan UU No 15 Tahun 2006 tentang BPK pasal 1
menyatakan bahwa “BPK adalah lembaga negara yang bertugas untuk
memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara”.

Berdasarkan UU No 15 Tahun 2006 tentang BPK pasal 1menyatakan bahwa


“BPK adalah lembaga negara yang bertugas untuk memeriksa pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara”.
Undang-Undang No 1 Tahun 2004
Tentang Perbendaharaan Negara
Pasal 55 ayat (4) : Menteri/Pimpinan lembaga selaku
Pengguna Anggaran atau Pengguna Barang memberikan
pernyataan bahwa pengelolaan APBN telah diselenggarakan
berdasarkan Sistem Pengendalian Intern yang memadai dan
akuntansi keuangan telah diselenggarakan sesuai dengan
Standar AkuntansiPemerintah (SAP).

Pasal 58 ayat (1) dan (2) :Dalam rangka meningkatkan kinerja,


transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara,
Presiden selaku Kepala Pemerintah mengatur dan
menyelenggarakan Sistem Pengendalian Intern di lingkungan
pemerintah secara menyeluruh. SPI ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah.
PP NOMOR 60 TAHUN 2008 Pasal 2 ayat (1)

Untuk menyampai pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien,


transparan dan akuntabel, Menteri/Pimpinan Lembaga, Gubernur dan
Bupati/Walikota WAJIB melakukan pengendalian atas penyelenggaraan
kegiatan pemerintahan

TANGGUNG JAWAB OPERASIONAL KEGIATAN


PEMERINTAH ADA PADA MANAJEMEN

Berpedoman kepada SPIP


TUJUAN SPIP MENURUT PP NO 60
TAHUN 2008 PASAL 2 AYAT (3)
• Untuk memberikan keyakinan yang memadai
bagitercapainya :
– Efektivitas dan Efisiensi pencapaian tujuan
penyelenggaraan pemerintahan negara
– Keandalan Laporan Keuangan
– Pengamanan aset negara
– Ketaatan terhadap peraturan perundang
undangan.
UNSUR-UNSUR SPIP Lingkungan pengendalian

Penilaian risiko

Kegiatan pengendalian

Informasi dan komunikasi

Pemantauan pengendalian intern


LINGKUNGAN PENGENDALIAN
Penegakan Integritas dan Etika
Komitmen terhadap kompetensi
Kepemimpinan yang Kondusif
Struktur Organisasi Sesuai Kebutuhan
Pendelegasian Wewenang & Tanggung Jawab
Kebijakan Pembinaan SDM yang Sehat
Peran APIP yang Efektif
Hubungan Kerja yang Baik
Penilaian risiko

Identifikasi Resiko

Analisis Resiko
Kegiatan Pengendalian
Review Kinerja Instansi Pemerintah

Pembinaan SDM

Pengendalian Pengelolaan Sistem Informasi

Pengendalian Fisik Aset

Pemisahan Fungsi

Dokumentasi Sistem Pengendalian Intern


Informasi & Komunikasi

Sarana Komunikasi

Manajemen Sistem
Informasi
Pemantauan Pengendalian Intern

Pemantauan berkelanjutan

Evaluasi Terpisah

Tindak Lanjut
KOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN
DENGAN SPI
• Komunikasi Masalah digunakan untuk mengidentifikasi dan
melaporkan kondisi yang menyangkut pengendalian intern
entitas, yang diamati dalam audit atas laporan keuangan.
• Komunikasi tersebut umumnya ditujukan kepada komite
audit atau orang dengan tingkat wewenang dan tanggung
jawab setara dalam organisasi yang tidak memiliki komite
audit, seperti dewan komisaris, dewan wali amanat, atau
pemilik dalam perusahaan yang dijalankan oleh pemiliknya
sendiri, atau pihak lain yang mengadakan perikatan audit.
• istilah komite audit digunakan untuk menunjukkan
penerima semestinya komunikasi tersebut & juga
memberikan panduan dalam menetapkan kriteria yang
disepakati bersama, antara auditor dan kliennya, untuk
mengidentifikasi dan melaporkan persoalan lainnya di luar
yang diharuskan oleh Seksi ini.
Kondisi Yang Dapat Dilaporkan
• Selama melaksanakan audit, auditor mungkin mengetahui
persoalan yang menyangkut pengendalian intern yang mungkin
perlu diketahui oleh komite audit. Persoalan yang diharuskan untuk
dilaporkan kepada komite audit untuk selanjutnya disebut dengan
kondisi yang dapat dilaporkan.
• Secara khusus, ini adalah persoalan yang menarik perhatian auditor,
yang menurut pertimbangannya, harus di komunikasikan kepada
komite audit, karena merupakan kekurangan material dalam desain
atau operasi pengendalian intern, yang berakibat buruk terhadap
kemampuan organisasi tersebut dalam mencatat, mengolah,
mengikhtisarkan, dan melaporkan data keuangan yang konsisten
dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan.
• Kekurangan demikian dapat mencakup aspek lima komponen
pengendalian intern.
IDENTIFIKASI KONDISI YANG DAPAT
DILAPORKAN

Dalam menentukan permasalahan apa


saja yang merupakan kondisi yang dapat
dilaporkan, auditor harus
mempertimbangkan berbagai faktor yang
berhubungan dengan entitas tersebut,
seperti ukuran, kerumitan dan
keanekaragaman aktivitas, struktur
organisasi dan karakteristik kepemilikan.
Pelaporan Masalah SPI
Laporan tersebut harus menyatakan
Kondisi yang ditemukan oleh auditor, bahwa komunikasi dilakukan
yang menurut Seksi ini dapat semata-mata sebagai informasi dan
dilaporkan atau yang merupakan digunakan oleh penerima laporan
hasil kesepakatan dengan klien harus audit, manajemen, dan pihak lain
dilaporkan, sebaiknya dilakukan dalam organisasi itu. Apabila ada
secara tertulis. Apabila informasi ketentuan bahwa laporan itu harus
tersebut dikomunikasikan secara disampaikan juga kepada badan
lisan, auditor harus pemerintah, pengacuan secara
mendokumentasikan komunikasi spesifik mengenai badan pemerintah
tersebut dalam kertas kerjanya. tersebut dan dasar penyampaiannya
harus dinyatakan secara jelas.
Setiap laporan yang diterbitkan mengenai
kondisi yang dapat
dilaporkan harus
Menunjukkan bahwa
tujuan audit adalah
untuk memberikan
pendapat atas Memuat definisi Memuat
laporan keuangan kondisi yang dapat pembatasan
dan tidak untuk dilaporkan. distribusi laporan
memberi keyakinan
atas pengendalian
intern.
KOMUNIKASI DENGAN MANAJEMEN
• Beberapa pernyataan standar auditing telah
memberikan panduantentang hubungan
antara auditor dengan manajemen.
• Beberapa aspek hubungan auditor dengan
manajemen ditentukan oleh persyaratan
hukum dan profesional. Aspek yang lain
dipandu oleh prosedur dan praktik intern
auditor. Auditor harus mempertimbangkan
persyaratan, prosedur, dan praktik tersebut.
• Selama berlangsungnya audit, auditor melakukan
pembicaraan dengan manajemen mengenai berbagai
hal yang mencakup berikut ini:

– Pemahaman atas bisnis klien;


– rencana audit;
– dampak perundangan atau standar profesional atas audit;
– informasi yang diperlukan untuk menentukan risiko audit;
– penjelasan, bukti, dan representasi dari manajemen atau
dari tingkat yang lebih rendah dalam organisasi;
– pengamatan dan saran yang dihasilkan dari audit tentang
hal-hal efisiensi operasional atau administratif, strategi
bisnis, dan unsur lain yang menarik perhatian,
– informasi yang tidak diaudit yang diinginkan oleh
manajemen untuk publikasikan dengan laporan keuangan
auditan yang menurut pertimbangan auditor tidak
konsisten atau tampak menyesatkan pembaca.
• Pembicaraan tersebut umumnya dilaksanakan
selama kunjungan fisik audit berlangsung,
namun dapat terjadi di waktu yang lain.
• Bila pembicaraan dilaksanakan untuk
memperoleh bukti audit, auditor perlu
mengidentifikasi secara seksama seseorang
yang semestinya menjadi sumber informasi
bagi auditor.
• Semua pembicaraan dengan manajemen
harus didokumentasikan dalam kertas kerja
audit. Dokumentasi tersebut mencakup
penjelasan dan representasi tentang transaksi
material.
Bila auditor menyiapkan komunikasi
tertulis tentang pengendalian intern,
disarankan agar komunikasi tersebut:
• tidak mencakup bahasa yang berdampak bertolak belakang dengan
pendapat yang dinyatakan dalam laporan audit;
• menyatakan bahwa sistem akuntansi dan pengendalian intern
tersebut dipertimbangkan hanya sejauh diperlukan dalam
penentuan prosedur audit untuk melaporkan laporan keuangan dan
tidak untuk menentukan memadai atau tidaknya pengendalian
intern untuk tujuan manajemen atau untuk memberikan keyakinan
atas sistem akuntansi dan pengendalian tertentu;
• menyatakan bahwa komunikasi tersebut membicarakan hanya
kelemahan yang dijumpai oleh auditor sebagai hasil audit dan
bahwa kelemahan lain dalam pengendalian intern mungkin saja
ada; dan
• mencakup suatu pernyataan bahwa komunikasi hanya diberikan
untuk digunakan semata-mata oleh manajemen (atau phak lain
yang disebut).
• Setelah unsur-unsur di atas dan saran auditor
untuk memperbaikinya dikomunikasikan
kepada manajemen, auditor biasanya
memastikan bahwa tindakan perbaikan
dilaksanakan oleh manajemen, termasuk
alasan manajemen tentang penolakan atas
saran auditor.
• Auditor dapat mendorong manajemen untuk
menanggapi komentar auditor, dan dalam hal
ini tanggapan manajemen yang diterima
auditor dapat dimasukkan ke dalam laporan.
REPRESENTASI MANAJEMEN
• Representasi Manajemen, mengharuskan
auditor untuk memperoleh representasi
tertulis dari manajemen sebagai bagian dari
audit yang dilaksanakan berdasarkan standar
auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan
Indonesia.
Aditor harus mempertimbangkan hal-hal
berikut untuk memperoleh representasi
tambahan dari manajemen yang berisi
pengakuan bahwa:

• Manajemen bertanggung jawab atas


kepatuhan entitas terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku
• Manajemen bertanggung jawab atas
kepatuhan entitas terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku
KEPERCAYAAN ATAS REPRESENTASI
MANAJEMEN
• Representasi manajemen merupakan bagian dari bukti audit yang
diperoleh auditor, tetapi tidak merupakan pengganti bagi penerapan
prosedur audit yang diperlukan untuk memperoleh dasar memadai bagi
pendapat auditor atas laporan keuangan.

• Representasi tertulis dari manajemen biasanya menegaskan representasi


lisan yang disampaikan oleh manajemen kepada auditor, dan
menunjukkan serta mendokumentasikan lebih lanjut ketepatan
representasi tersebut, dan mengurangi kemungkinan salah paham
mengenai masalah yang direpresentasikan

• Auditor memperoleh representasi tertulis dari manajemen untuk


melengkapi prosedur audit lain yang dilakukannya. Dalam banyak hal,
auditor menerapkan prosedur audit terutama didesain untuk memperoleh
informasi yang mendukung masalah yang juga direpresentasikan secara
tertulis
PENGGUNAAN PEKERJAAN SPESIALIS
• Dalam audit, auditor mungkin menjumpai
masalah-masalah yang kompleks dan
subjektif, yang secara potensial material
terhadap laporan keuangan.
• Masalah-masalah seperti ini mungkin
memerlukan keterampilan atau pengetahuan
khusus dan menurut pertimbangan auditor
memerlukan penggunaan pekerjaan spesialis
untuk mendapatkan bukti audit yang
kompeten.
Berbagai contoh tipe masalah yang mungkin
menurut pertimbangan auditor memerlukan
pekerjaan spesialis meliputi, namun tidak
terbatas pada hal-hal berikut ini:
o Penilaian
o Penentuan karakteristik fisik yang
berhubungan dengan kuantitas yang tersedia
atau kondisi
o Penentuan nilai yang diperoleh dengan
menggunakan teknik atau metode khusus
o Penafsiran persyaratan teknis, peraturan atau
persetujuan
Kualifikasi Profesional Spesialis
• Sertifikat profesional, lisensi, atau pengakuan
kompetensi dari spesialis lain dalam
bidangnya.
• Reputasi dan kedudukan spesialis di mata para
rekan sejawat dan pihak lain yang mengenal
kemampuan atau kinerjanya.
• Hubungan, jika ada, antara spesialis dengan
klien
SISTEM PENGENDALIAN INTERN
PEMERINTAH (SPIP)
• Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) dijelaskan bahwa SPIP
adalah Sistem Pengendalian Intern yang
diselenggarakan secara menyeluruh di
lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah
daerah.
Unsur SPIP di Indonesia mengacu pada unsur
Sistem Pengendalian Intern yang telah
dipraktikkan di lingkungan pemerintahan di
berbagai negara, yaitu meliputi:
 Lingkungan pengendalian
 Penilaian risiko
 Kegiatan pengendalian
 Informasi dan komunikasi
 Pemantauan
Untuk memperkuat dan menunjang efektivitas
penyelenggaraan SPIP dilakukan pengawasan
intern dan pembinaan penyelenggaraan SPIP.
 Pengawasan intern merupakan salah satu bagian
dari kegiatan pengendalian intern yang berfungsi
melakukan penilaian independen atas
pelaksanaan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah
 Pembinaan penyelenggaraan SPIP meliputi
penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan,
sosialisasi, pendidikan dan pelatihan,
pembimbingan dan konsultansi SPIP, serta
peningkatan kompetensi auditor aparat
pengawasan intern pemerintah (APIP) pada
setiap instansi Pemerintahan.
AUDIT KEPATUHAN ENTITAS
PEMERINTAHAN
Dalam PSA No. 62, berisi standar untuk
pengujian dan pelaporan atas kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan dalam
perikatan, sebagaimana disebutkan, berdasarkan
standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan
Indonesia dan Standar Audit Pemerintahan yang
diterapkan oleh Badan Pemerika Keuangan.

Seksi ini juga mengcangkup pelaporan atas


pengendalian intern berdasarkan Standar Audit
Pemerintah
Entitas pemerintah umumnya diatur oleh
peraturan perundang-undangan yang berdampak
terhadap laporan keuangannya. Aspek penting
prinsip akuntansi yang berterima umum di
Indonesia yang diterapkan dalam entitas
pemerintah adalah diakuinya berbagai aturan
kontrak dan hukum yang khusus berlaku dalam
lingkungan pemerintahan.

Berbagai aturan tersebut merupakan dasar dan


dicerminkan dalam struktur dana, basis
akuntansi, dan prinsip lain serta metode
yangditetapkan, dan merupakan faktor utama
yang membedakan antara akuntansi pemerintah
dan akuntansi perusahaan.

Das könnte Ihnen auch gefallen