Sie sind auf Seite 1von 16

ASUHAN

KEPERAWATAN
KEHAMILAN
POST MATUR

Kelompok 5
Nama kelompok:
1. Adhek Nisac A (201701003)
2. Alfie Choirunnisa' (201701010)
3. Basuki Pratama Putra (201701027)
4. Dewi Trimaharani (201701034)
5. Ika Elisa Putri (201701057)
6. Maheswari Kirana Putri (201701072)
7. Muhammad Ulul Azmi (201701079)
8. Riska Alfiana (201701094)
9. Uria Rizki Pangestu (201701113)
10. Salwatilah Badar Purnomo (201701101)
11. Wilda Lintang Kendhi hawa (201701116)
Definisi Post Matur
Kehamilan postmatur atau kehamilan lewat bulan
(serotinus) adalah kehamilan yang berlangsung
sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih, dihitung dari
hari pertama haid terakhir menurut rumus Naegel
dengan haid rata-rata 28 hari. (WHO, 1997 FIGO,
1986)
Etiologi Post Matur
Menurut Sarjowo
Menurut Bayu (2009)
(2010)

Pengaruh progesteron Hormonal

Teori oksitosin Herediter

Kadar kortisol darah bayi


Teori kortisol/ACTH janin
rendah

Saraf uterus Kurangnya air ketuban

Herediter
Penyebab post matur belum diketahui dengan jelas
Manifestasi Klinis
Biasanya lebih berat dari bayi matur (>4000 gram)

Tulang dan sutura kepala lebih keras dari bayi

Menurut Manuaba,
matur

Ida Bagus Rambut lanugo hilang atau sangat


kurang
Gde,1998
Verniks kaseosa kurang

Kuku-kuku panjang

Rambut kepala agak


tebal

Kulit agak pucat dengan deskuamasi epitel


Patofisologi Post Matur
Faktor hormonal, yaitu kadar progesteron tidak cepat turun
walaupun kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus
terhadap oksitosin berkurang ( Mochtar, Rustam, 1999). Diduga
adanya kadar kortisol yang rendah pada darah janin membuat kadar
esterogenn meningkat. Hal tersebut dapat menurunkan oksitosin
sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang. Akibatnya
produksi protaglandin tidak maksimal sehingga penipisan serviks
tidak terjadi dan terjadi kehamilan post matur.
Kemudian Post matur terjadi gannguan adanya syaraf uterus yang
merenggang dinding uterus oleh isi konsepsi tidak ada dan
menyebabkan terjadi penurunan hormone oksitosin menurun
sehingga terjadinya tekanan isi konsepsi pada pleksus syaraf
francanhausertidak akhirnya terjadi stimulasi bagi kontraksi otot
polos uterus tidak timbul dikarenakan produksi prostaglandin tidak
WOC POST MATUR
Hormonal Saraf Uterus Herediterr

Kortisol plasma Regangan dinding uterus oleh isi


konsepsi tidak ada
Esterogen Progesteron
Tekanan isi konsepsi pada pleksus
Oksitosin saraf Frankenhauser tidak ada

Stimulasi bagi kontraksi otot polos uterus tidak ada


Kepekaan uterus, oksitosin
Kontraksi uterus tidak
Produksi prostaglandin terjadi uterus tidak terjadi
tidak maksimal
Karena adanya intoleransi aktivitas
Peningkatan kontraksi pada
servik tidak terjadi MK : Gangguan Mobilisasi

Adanya dorongan untuk


mengeluarkan janin Trauma MK : Ansietas

Nyeri tekan pada uterus MK : Nyeri Persalinan

Kehamilan Post Partum


Penatalaksanaan Post Matur
A. Tentukan TP yang jelas sedini mungkin saat kehamilan.
• 1. Baik HPHT yang diketahui maupun lamanya siklus menstruasi pasien perlu dipertimbangkan
saat menentuka TP.
• 2. USG, sebelum 12 minggu, terutama panjang dari kepala-panggul, cenderung memberikan
penetapan TP yang lebih akurat dan dapat memberikan perhitungan tentang berat badan janin.

B. Diskusikan stimulasi persalinan dan penatalaksanaan lewat-waktu saat


40-41 minggu. Stimulasi persalinan mencakup :
• 1. Meningkatkan aktivitas berjalan dan aktivitas lain
• 2. Stimulasi rangsangan seksual-hubungan seksual/orgasme.

C. Anjurkan pasien untuk tetap mencatat gerakan janin yang dimulai saat
39 minggu kehamilan.
D. Pada 39-40 minggu kehamilan

• 1. Lakukan NST setiap 2 minggu sekali


• 2. Evaluasi kematangan serviks sesuai nilai Bishop. Bila matang :
• Pertimbangkan untuk memecahkan ketuban
• Bila nilai Bishop lebih besar dari 9, pertimbangkan induksi
• Pertimbangkan jel prostglandin atau misoprostosol (walaupum penggunaannya tidak
diperbolehkan) bila servik belum matang..
• 3. Bila pasien menginginkan persalinan secara alami dan taksiran usia kehamilan lebih dari 41
miggu, pertimbangkan untuk melakukan profil biofisika.

E. Konsultasikan dengan dokter bila ditemukan hal-hal berikut :

• 1. Hasil NST atau uji tantangan oksitosin (oxytoxin challenge test, OCT) yang abnormal.
• 2. USG menunjukkan oligohidramnion.
• 3. Profil biofisik kurang dari 8.
• 4. Induksi.
Komplikasi Post Matur
Hipoksia

Hipovolemia

Asidosis
Kemungkinan
komplikasi pada
bayi postmatur Sindrom gawat
nafas

Hipoglikemia

Hipofungsi adrenal
Kasus
Ny.W (35 th) merupakan istri dari Tn.D (38 th). Ny. W datang ke rumah sakit cinta bunda
untuk memeriksakan kehamilannya.Kehamilan yang dialami Ny W merupakan kehamilan yang
kedua, sebelumnya Ny W pernah mengalami kehamilan post matur pada kehamilan yang pertama.
kehamilan Ny. W sudah berlangsung lama namun belum juga melahirkan. Diketahui sudah 46
minggu Ny. W hamil. Setelah diperiksa oleh dokter kandungan ternyata kehamilan Ny. W sudah
lewat waktu (kehamilan post matur). Dokter menyarankan untuk dilakukan SC.
Setelah dilakukan SC, ibu mengatakan bahwa terasa nyeri pada abdomen , nafsu makan
menurun , sulit untuk tidur dan merasakan mual muntah . setelah itu di lakukan pengkajian
mendapatkan hasil P :saat bergerak terasa nyeri ,Q; seperti tertusuk-tusuk ,R : di bagian abdomen
S:6 T: terus menerus dan terlihat perilaku fokus pada diri sendiri ,terjadi kontraksi uterin , ibu
terlihat cemas
a) Tekanan darah : 120/80 mmHg
b) Suhu tubuh : 36,7 c
c) Denyut nadi : 87 kali/menit
d) Pernapasan : 22 kali/menit
e) BB sebelum hamil : 58 Kg
Analisa Data
N Tanda dan Gejala Etiologi Masalah
o
1. DS : Pasien mengatakan merasa nyeri Pasca SC Nyeri Persalinan
pada daerah abdomen
DO :
P :saat bergerak terasa nyeri
Q; seperti tertusuk-tusuk
R : di bagian abdomen
S :6
T : terus menerus

2. DS : Pasien mengatakan sulit bergerak Gangguan Gangguan imobilitas


karena nyeri di bagian abdomen Neuromuscular
DO : Pasien terlihat menyeringai karena
merasakan sakit pada abdomen
3. DS : Paien merasakan cemas karena Stressor Ansietas
kehamilannya sudah cukup umur akan
tetapi belum melahirkan
DO ; Pasien terlihat gelisah pada saat
Intervensi Keperawatan
Diagnosa
No Keperawata Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi
n
1. Nyeri 1. Tanda-tanda vital dalam batas normal 1. Pemberian Analgesik
Persalinan 2. Nyeri berkurang 2. Pengurangan Kecemasan
3. Tanda dan gejala nyeri (-) 3. Manajemen Lingkungan :
4. Cemas (-) Kenyamanan
5. Koping individu meningkat 4. Aplikasi panas/dingin
5. Pemberian obat IM dan IV
6. Manajemen nyeri
7. Monitor TTV
8. Bimbingan antisipasif
9. Pengurangan kecemasan
10. Tekhnik penenangan
11. Peningkatan koping
12. Terapi relaksasi
2. Imobilitas Fisik 1. Pergerakan sendi normal 1. Perawatan tirah baring
2. Mampu dalam berpindah tempat 2. Manajemen energi
3. Kebutuhan energi terpenuhi 3. Peningkatan latihan
4. Tingkat nyeri berkurang 4. Peningkatan latihan : kekuatan
5. Terapi latihan : kontrol otot
6. Manajemen alam perasaan
7. Manajemen nyeri
8. Pengaturan posisi
9. Pengaturan : neurologi
10. Pengaturan posisi kursi
roda
3. Ansietas 1. Cemas berkurang 1. Bimbingan antisipasif
2. Pasien sudah merasa tenang 2. Pengurangan kecemasan
3. Koping individu meningkat 3. Tekhnik penenangan
4. Peningkatan koping
5. Terapi relaksasi
Evaluasi
DiagnosaKeperawatan Evaluasi
Nyeri Persalinan S : Pasien mengatan sudah tidak nyeri
O:
P : Saat bergerak pasien sudah tidak merasa nyeri
Q : Negatif
R : Negatif
S:1
T: Negatif
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

Imobilitas Fisik S : Pasien mengatakan nyeri di abdomen sudah berkurang sehingga


pasien sudah bisa bergerak
O : Pasien sudah bisa melakukan aktivitas sendiri
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

Ansietas S : pasien mengatakan sudah tidak cemas lagi


O : Pasien terlihat lebih tenang
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
Sekian
Terima Kasih... 

Das könnte Ihnen auch gefallen