Sie sind auf Seite 1von 26

OLEH KELOMPOK ;

GELATIK
KENARI
DEFINISI
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan
perasaan-perasaan tentang diri atau kemampuan
diri yang negatif, yang di ekspresikan secara
langsung atau tidak langsung. Harga diri rendah
adalah dimana keadaan individu mengalami evaluasi
diri negatif yang mengenal diri atau kemampuan
dalam waktu lama (Carpenitto, Lynda Juall. 2008.
hal: 356). Harga diri rendah adalah segala rasa
kurang berharga yang timbul karena ketidak
mampuan psikologis atau social yang dirasa secara
subjektif, ataupun karena jasmani yang kurang
sempurna (Sunaryo, 2009. hal: 108).
Etiologi
Faktor Predisposisi (Stuard and Sudeen, 20010):
1. Adapun faktor predisposisi yang dapat menyebabkan harga diri rendah
adalah sebagai berikut:
◦ Penolakan orang tua;
◦ Harapan orang tua yang tidak realistis;Kegagalan yang berulang kali;
2. Kurang mempunyai tanggung jawab personal;
3. kergantungan pada orang lain; dan
4. Ideal diri tidak realistis.
Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi dari gangguan konsep diri: harga diri rendah menurut
Keliat, (1992: 16) adalah situasi atau stressor dapat mempengaruhi konsep diri dan
komponennya terdiri dari:
1. Penolakan dan kurang penghargaan diri dari orang tua dan orang yang
berarti;
2. Pola asuhan anak yang tidak tepat atau dituruti, dilarang, dituntut;
3. Kesalahan dan kegagalan berulang kali;
4. Cita-cita yang tidak dapat dicapai; dan
5. Gagal bertanggung jawab terhadap diri sendiri.
TANDA & GEJALA
Menurut Stuart and Sundeen (2010)
Perilaku yang berhubungan dengan harga
diri rendah adalah:
1. Mengkritik diri sendiri dan orang lain
2. Mudah tersinggung atau marah yang
berlebihan
3. Pandangan hidup yang bertentangan
4. Psikopatologi
MASALAH YANG AKAN
MUNCUL
1. Harga diri rendah
2. Koping individu tidak efektif
3. Isolasi social
4. Perubahan persepsi sensori : halusinasi
5. Resiko tinggi perilaku kekerasan
POHON MASALAH
 (EFEK) : Isolasi Sosial: Menarik Diri

 (CP) : Gangguan Konsep Diri : Harga


Diri Rendah

 (CAUSA) : Koping individu inefektif


MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU
DIKAJI

Masalah Keperawatan Data Yang Perlu Dikaji


Koping individu in efektif Subyektif:
Mengungkapkan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah
atau meminta bantuan
Mengungkapkan perasaan khawatir dan cemas yang
berkepanjangan
Mengungkapkan ketidakmampuan menjalankan peran
Obyektif:
Perubahan partisipasi dalam masyarakat
Peningkatan ketergantungan
Memanipulasi orang lain di sekitarnya untuk tujuan-tujuan
memenuhi keinginan sendiri
Menolak mengikuti aturan-aturan yang berlaku
Perilaku destruktif yang diarahkan pada diri sendiri dan orang
lain
Memanipulasi verbal/ perubahan dalam pola komunikasi
Ketidak mampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
dasar
Penyalahgunaan obat terlarang
Masalah Keperawatan Data Yang Perlu Dikaji
Gangguan Konsep Subyektif:
Diri: Harga Diri Klien mengatakan bahwa dirinya tidak percaya diri
Rendah Klien mengatakan dirinya tidak berguna
Obyektif:
Klien sering terlihat melamun
Klien terlihat tidak percaya diri
Saat wawancara klien selalu merendahan diri

Isolasi Sosial: Menarik Subyetif:


Diri Sukar didapati jika klien menolak berkomunikasi. Beberapa data
subyektif adalah menjawab pertanyaan dengan singkat, seperti
kata-kata “tidak”, “iya”, “tidak tau”
Obyektif:
Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul
Menghindar dari orang lain (menyendiri), klien nampa
memisahkan diri dari orang lain, misalnya pada saat makan
Komunikasi kurang atau tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-
cakap dengan klien lain/perawat
Tidak ada kontak mata, klien lebih sering menunduk
Rencana Tindakan keperawatan
 Tujuan Umum:
Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara
optimal
 Tujuan Khusus:
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki
3. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan
4. Klien dapat menetapkan (merencanakan) kegiatan
sesuai dengan kondisi sakit dan kemampuannya
5. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang
ada
Implementasi
KLIEN KELUARGA
SP 1 SP 1
1. Mengidentifikasi kemampuan dan 1. Mendiskusikan masalah ynag
aspek positif yang dimiliki klien dirasakan keluarga dalam merawat
2. Membantu klien menilai klien
kemampuan klien yang masih 2. Menjelaskan pengertian, tanda
dapat digunakan gejala harga diri rendah yang
3. Membantu klien memilih kegiatan dialami klien beserta proses
yang akan dilatih sesuai dengan terjadinya
kemampuan klien 3. Menjelaskan cara-cara merawat
4. Melatih klien sesuai dengan klien harga diri rendah
kemampuan yang dipilih
5. Memberikan pujian yang wajar
terhadap keerhasilan klien
6. Menganjurkan klien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
KLIEN KELUARGA
SP 2 SP 2
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian 1. Melatih keluarga mempraktikkan cara
klien merawat klien dengan harga diri rendah
2. Melatih kemampuan kedua 2. Melatih keluarga melakukan cara
3. Menganjurkan klien memasukkan merawat langsung kepada klien harga
kedalam jadwal kegiatan harian diri rendah.

SP 3
1. Membantu keluarga membuat jadwal
aktivitas di rumah termasuk minum obat
2. Menjelaskan follow up klien setelah
pulang
ASUHAN KEPERAWATAN
 IDENTITAS KLIEN
 Inisial : Tn. R
 Tanggal Pengkajian : 26 Juli 2018
 Umur : 39 Th
 RM No. : 0279xx
 Informan : Klien dan Rekam Medis
 Ruang Rawat : Gelatik
 Tanggal Pengkajian : 15 Juni 2018
I. ALASAN MASUK
 Alasan Masuk : RSJ tanggal 6 februari 2019 dikarenakan
ngamuk dan marah-marah dengan keluarganya. Klien sempat
membenturkan kepalanya ke tembok.
 Keluhan Utama : saat pengkajian
 DS : Klien mengatakan selalu merasa bersalah dan tidak berguna.
 DO : kontak mata klien kurang
II. FAKTOR PREDISPOSISI
 Pernah mengalami gangguan masalah jiwa di masa lalu ?
 Klien sebelumnya tidak pernah mengalami gangguan jiwa di
masalalu
 Pngalaman : Klien pernah menjadi pelaku aniaya fisik pada usia,
klien mengatakan pernah mencederai dirinya dengan
membenturkan kepalanya ke tembok.
 Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
 Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan Klien mengatakan
dulu pernah bekerja tapi dia tidak dianggap ada oleh temannya lalu saat
ini juga dia di berhentikan bekerja dan menganggur di rumah, orang
rumah menganggap dia tidak bisa bekerja dan tidak bisa diandalkan oleh
keluarga. Setelah kejadian itu dia selalu merasa bersalah dan minder
dengan orang-orang disekitarnya. Dia merasa tidak berguna
 Masalah Keperawatan: Respon Pasca Trauma

III. FISIK
 Tanda vital : TD: 110/80 mmHg
 N : 90 x/mnt S: 36,5 oC P: 20 x/mnt
 Ukur : TB: 155 cm BB: 45 kg
 Keluhan Fisik : pada pemeriksaan fisik klien tidak ada keluhan
 Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
IV. PSIKOSOSIAL
 Genogram
 Jelaskan : Klien mengatakan tinggal bersama
ayah, ibu dan kakak, Klien merupakan anak kedua
dari dua bersaudara. Komunikasi klien dengan
keluarganya kurang baik, seperti ada kesenjangan.
Cara pengambilan keputusan dikeluarga klien
diambil alih oleh kakak pertamanya karena ia
merasa sudah dapat menggantikan ayahnya dalam
pengambilan keputusan sehingga klien merasa
tidak diberi kesempatan untuk mengutarakan
pendapatnya.
 Masalah Keperawatan : Mekanisme Koping
Keluarga Inefektif
 Konsep Diri:
 Gambaran diri : Klien mengatakan tidak ada bentuk tubh yang tidak dia
sukai, dia menerima tubuhnya apa adanya
 Identitas : Klien mampu mengenali dirinya dengan menyebtkan
nama “S” dan alamat rumahnya
 Peran : Klien mengatakan di rumahnya sebagai anak, dia
mengetakan di PHK dari pekerjaannya, dia tidak pernah dihargai oleh
orang di sekitarnya
 Ideal diri : Klien mengatakan dirinya merasa sudah sehat ingin
segera pulang dan bekerja lagi
 Harga diri : Klien mengatakan sangat tidak nyaman berada di RSJ,
klien tidak mau berinteraksi dengan orang disekitarnya karena merasa
minder
 Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah
 Hubungan Sosial:
 Orang yang berarti : Klien mengatakan tidak ada orang terdekat
dengannya
 Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:
 Klien mengatakan jarang mengikuti kegiatan dimasyarakat.
 Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:
 Klien mau berkumpul dengan orang lain, tidak menyendiri, namun klien
tidak berkomunikasi dengan orang lain, tidak ada yang mengawali dan
memotivasi
 Masalah Keperawatan : hambatan interaksi social:menarik diri
 Spritual:
◦ Nilai dari Keyakinan : Klien menganggap gangguan jiwa karena sakit
◦ Kegiatan Ibadah : Klien mengatakan selama di RSJ belum pernah
melaksanakan ibadah dan saat di rumah klien selalu melaksanakan
ibadah secara rutin
 Masalah Keprawatan : Tidak ada masalah keperawatan
V. STATUS MENTAL
 Penampilan
 Jelaskan : Klien tidak menggunakan pakaian
dengan rapi dan sebagaimana mestinya
 Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
 Pembicaraan
 Jelaskan : Klien menjawab pertanyaan sesuai dengan yang ditanyakan,
namun klien tidak mampu mengawali pembicaraan.
 Masalah Keperawatan : Hambatan Komunikasi Verbal
 Aktivitas Motorik
 Jelaskan : Klien mau makan duduk bersama dengan teman lain, mau
mengikuti senam, namun perlu motivasi untuk memulai berbicara dan
beraktivitas
 Masalah Keperawatan : intoleransi aktivitas
 Alam Perasaan
 Jelaskan : klien mengatakan selalu meras abersalah dan tidak berguna
 Masalah Keperawatan : Gangguan Alam Perasaan
VI. Afek
 Jelaskan : klien menunjukkan raut wajah sedih dan mengerutkan dahi saat di ajak bicara
 Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
 Interaksi Selama Wawancara
 Jelaskan : klien kooperatif saat ditanya, namun kontak mata kurang, kadang mampu
kontak mata, kadang mengarah pada hal atau orang lain (bukan lawan bicara)
 Masalah Keperawatan : gangguan interaksi sosial

VII. Persepsi
 Halusinasi
 Jelaskan : tidak di temukan halusinasi
 Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

VIII. Proses Pikir


 Jelaskan : klien mengatakan takut, sedih, kepikiram, dan merasa bersalh secara
berulang-ulang
 Masalah Keperawatan : perubahan proses pikir
 Isi Pikir
 Jelaskan : Klien mengatakan selalu muncul pikiran takut, sedih, dan meras
abersalah
 Masalah Keperawatan : perubahan proses pikir
IX. Tingkat Kesadaran
 Jelaskan : tingkat kesadaran baik, klian dapat mengetahui saat ini
dimana, jam berapa, dan berbicara dengan siapa
 Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan
 Memori
 Jelaskan : Klien mudah lupa pada orang-orang yang baru dikenalnya
 Masalah Keperawatan : perubahan proses pikir
X. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
 Jelaskan : Klien mengetahui saat ini hari selasa
 Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
 Kemampuan Penilaian
 Jelaskan : Klien mampu mengambil keputusan di antara dua pilihan
 Masalah Keperawatan : hambatan proses pikir
XI. Gaya Tilik Diri
 Jelaskan : Klien menyadari saat ini sedang sakit namun klien tidak mau
mengatakan sakitnya
 Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
Kebutuhan pulang
 Kemampuan klien memenuhi/ menyiapkan kebutuhan
 Jelaskan : Klien mampu memenuhi kebutuhan sendiri
 Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
 Kegiatan hidup sehari-hari :
 Perawatan diri :
 Jelaskan : Klien mampu memenuhi kebutuhan secara mandiri
 Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
 Nutrisi
Ya Tidak
 Jelaskan : Klien menghabiskan porsi makannya, frekuensi makan 3 x sehari
 Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
 Tidur
 Jelaskan : Klien mengatakan bisa tidur dengan nyenyak, tidak mengalami
kesulitan tidur
 Masalah Keprawatan: Tidak ada masalah keperawatan
 Kemampuan Klien dalam
 Jelaskan :Klien harus dibantu di ingatkan dan di antarkan
saat follow up
 Masalah Keprawatan : tidak ada masalah keperawatan
 Klien Memiliki Sistem Pendukung
 Jelaskan : Klien mengatakan jarang mengikuti kegiatan
kelompok atau masyarakat
 Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
 Apakah Klien Menikmati Saat Bekerja Kegiatan Yang
Menghasilakan atau Hobi
 Jelaskan : Klien mengatakan sebelumnya bekerja swasta
 Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
XII. Mekanisme koping :
 Mekanisme koping klien adaptif yaitu dengan olahraga,
mekanisme koping klien maladaptive berupa respon lambat,
menghindar, pendiam, menyendiri
 Masalah Keperawatan : Koping Individu Inefektif

XIII. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


 Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik : klien mengatakan
jarang mengikuti kegiatan masyarakat atau kelompok
 Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik : klien merasa
minder untuk memulai berinteraksi dengan orang lain
 Masalah dengan pendidikan, spesifik : Klien mengatakan sekolah
hingga lulus SMA saja
 Masalah dengan pekerjaan, spesifik : Klien mengatakan sebelum
masuk RSJ klien merintis pekerjaan, namun tiba-tiba
 Masalah dengan perumahan, spesifik : klien mengatakan
tinggal bersama keluarga, kedua orang tua dan kakak laki-
lakinya
 Masalah dengan ekonomi, spesifik : Klien tidak menjawab
 Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik : klien
mengatakan jika sakit dibawah atau di periksa ke RS
 Masalah lainnya, uraikan : Klien mengatakan tidak nyaman
berada di RSJ, ingin segera pulang dan bekerja lagi
 Masalah Keperawatan : harga diri rendah

PENGETAHUAN KURANG TENTANG :


 Klien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit jiwa,
factor presipitasi, koping, system pendukung, penyakit fisik
dan obat-obatan
 Masalah Keperawatan : Defisit Pengetahuan
XIV. ASPEK MEDIK
 Diagnosa Medik : F 28 gangguan psikotik non organik
 Terapi Medik : Risperidon 5 mg 2x1
Trihexyphenidyl 5 mg 2x1
Clozapine 25 mg 1x1

XV. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1) Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
2) Gangguan Konsep Diri : HDR
3) Kerusakan interaksi Sosial: menarik diri
4) Intoleransi aktivitas
5) Koping Individu Inefektif
6) Defisit Pengetahuan
7) Hambatan kominikasi verbal
8) Respon pasca trauma

XVI. DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN


 Gangguan Konsep Diri : HDR

Das könnte Ihnen auch gefallen