Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
penanggulangannya
Oleh :
A DEZA farista npm : 186131032
Amanah Perdana npm : 186131002
Rita Zulfadilah npm : 186131024
1. Prevalence-incidence bias
• Bias ini muncul ketika kasus umum digunakan untuk studi hubungan
paparan-penyakit dan itu direlasikan pada dua fenomena.
• Seseorang didiagnosa dengan suatu penyakit, mereka mungkin mengubah
kebiasaannya yang berhubungan dengan penyakit.
Cth : penelitian cross-sectional pada pasien penyakit jantung di RS akan
melewatkan pasien yang meninggal karena penyakit jantung dalam
perjalanan ke RS, sehingga kesimpulan akan tingkat keparahan penyakit
berkurang.
4. Detection Bias
• Faktor risiko diselidiki sendiri dapat menyebabkan
peningkatan investigasi diagnostik dan meningkatkan
kemungkinan bahwa penyakit ini diidentifikasi seseorang .
Contohnya adalah wanita dengan penyakit payudara jinak
yang menjalani program tindak lanjut rinci yang akan
mendeteksi kanker pada tahap awal.
5. Bias loss to follow-up
• Desain dan implementasi studi seharusnya mencoba untuk
meminimalkan dropout dan kita seharusnya bertujuan untuk
memastikan bahwa semua kelompok diikuti secara
menyeluruh.
• Single atau double blinding seharusnya digunakan untuk
memastikan follow-up yang sama pada semua subjek
penelitian.
Contoh : studi kohort terhadap efektifitas CT untuk mengukur
insiden kanker paru pada populasi perokok dan bukan
perokok. Setelah penelitian berlangsung sekian tahun, kontrol
subjek akan menurun motivasinya untuk terus terlibat.
Sementara, perokok mungkin menderita comorbid diseases,
sehingga tindak lanjut berpartisipasi dalam studi.
Penanggulangan Bias Seleksi
1.Recall Bias
• Bias recall disebabkan oleh perbedaan akurasi mengingat
peristiwa masa lalu dengan kasus dan kontrol.
• Ada kecenderungan bagi orang-orang yang sakit (atau
keluarga mereka ) untuk mengingat paparan masa lalu lebih
efisien daripada orang yang sehat.
Contoh :
wanita dengan ca payudara lebih mungkin untuk mengingat
sejarah keluarga yang positif daripada kontrol , desain
penelitian retrospektif yang cenderung melebih-lebihkan efek
ukuran dari sejarah keluarga sebagai faktor risiko . Bias ini bisa
dihindari dengan desain prospektif.
2. Interviewer Bias
• Blinding
Mencegah investigator ataupun pewawancara untuk
mengetahui kasus/kontrol atau paparan maupun bukan
paparan
• Form of survey
Surat lebih efektif daripada telepon atau wawancara tatap
muka
• Kuisioner
Menggunakan beberapa pertanyaan untuk menanyakan
informasi yang sama sebagai double check.
• Akurasi
Beberapa kali pemeriksaan pada medical record untuk
mengumpulkan data diagnosa dari berbagai sumber..
Confounding Bias
Kelemahan :
1.Pembatasan terlalu ketat dan dilakukan pada banyak
variabel perancu akan memangkas ukuran sampel.
2.Membatasi kemampuan generalisasi hasil penelitian.
Matching