Sie sind auf Seite 1von 16

ACTIVITY BASED

MANAGEMENT, JUST IN
TIME, DAN ACTIVITY
BASED BUDGETING

MUTHMAINNAH JAMALUDDIN A031171327
AULIYA FEBRIANI A031171504
DIMAS ADIPATI A021171518
MURSYDUN HIDAYAT A031171309
FITRI QALABI ILYAS A021171002
ACTIVITY BASED
MANAGEMENT

Pengertian Activity Based Management
Tujuan Activity Based Management
Dimensi Activity Based Management
Penerapan Activity Based Management
Pengertian Activity Based
Management

Activity – Based Management (ABM) merupakan pendekatan yang terintegrasi yang
memfokuskan perhatian manajemen pada aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan nilai yang
diterima oleh pelanggan (customer value) dan meningkatkan laba perusahaan melalui penyediaan
nilai pelanggan tersebut dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari activity-based costing
system.
Dengan Activity – Based Management (ABM), suatu perusahaan dapat melakukan evaluasi biaya
dan nilai (value) dan suatu aktivitas proses sehingga akan teridentifikasi peluang (akan terjadi
perbaikan posisi kompetitif) dan meningkatkan efesiensi proses (prosess improvement).

Activity – Based Management (ABM) ini merupakan pendekatan management yang berfokus untuk
dapat;
Meningkatkan nilai yang diterima oleh pelanggan dari setiap aktifitas yang dilakukan
Menentukan aktivitas perusahaan yang merupakan aktivitas value added dan aktivitas non-value
added
Meningkatkan value added activity dan mengurangi bahkan menghilangkan non-value added
activity.
Tujuan Activity Based
Management

Activity Based Management (ABM) memiliki dua tujuan
yaitu :

 Memperbaiki nilai yang diterima oleh pelanggan


 Memperbaiki laba dengan memberikan nilai pada
pelanggan

Kedua tujuan ini dapat dicapai dengan memfokuskan pada


aktifitas-aktifitas yang terdapat di perusahaan.
Dimensi Activity Based
Management

Manajemen berdasarkan aktivitas memiliki dua dimensi, yaitu sebagai berikut:
 Dimensi biaya (cost dimension).
Memberikan informasi biaya mengenai sumber daya, aktivitas, produk dan pelanggan (serta biaya-biaya
lain yang diperlukan), dimana biaya-biaya sumber daya dapat ditelusuri ke aktivitas-aktivitas dan
kemudian biaya aktivitas tersebut dibebankan ke pelanggan. Dengan demikian dimensi ini merefleksikan
kebutuhan untuk membagi sumber daya biaya (cost of resources) terhadap aktivitas dan biaya aktivitas
(cost of activities) terhadap obyek biaya (cost object), seperti pelanggan dan produk agar dapat
menganalisis keputusan kritikal. Keputusan tersebut termasuk penetapan harga, pengadaan produk dan
penetapan prioritas untuk usaha perbaikan.
 Dimensi proses (process dimension).
Memberikan informasi mengenai aktivitas apa saja yang dilaksanakan, mengapa aktivitas tersebut
dilaksanakan dan seberapa baik pelaksanaannya. Dimensi ini menjelaskan mengenai akuntasi
pertanggung jawaban berdasarkan aktivitas dan lebih memfokuskan pada pertanggung jawaban aktivitas
bukan pada biaya, dan menekankan pada maksimalisasi kinerja system secara menyeluruh bukan pada
kinerja secara individu. Dengan demikian dimensi ini merefleksikan kebutuhan untuk suatu kategori
informasi yang baru mengenai kinerja aktivitas. Informasi ini menunjukkan apa yang menyebabkan
pemicu biaya dan bagaimana pengukuran kinerjanya.
Penerapan Activity Based
Management

Cooper dan Kaplan mengelompokkan penerapan ABM ke dalam dua kategori:
 ABM operasional
ABM operasional meningkatkan efisiensi operasi dan tingkat penggunaan aset serta
menurunkan biaya; fokusnya adalah melakukan sesuatu dengan benar dan melakukan
aktivitas dengan lebih efisien. Penerapan ABM operasional menggunakan teknik manajemen
seperti aktivitas manajemen, proses rekayasa ulang bisnis, manajemen mutu total dan
pengukuran kinerja.
 ABM strategis
ABM strategis berusaha meningkatkan permintaan akan aktivitas dan profitabilitas pada
efisiensi aktivitas saat ini atau efisiensi aktivitas yang telah ditingkatkan. ABM strategis
berfokus pada pemilihan aktivitas yang tepat untuk operasi. Dengan menggunakan ABM
strategis, perusahaan meningkatkan profitabilitas melalui pengurangan aktivitas yang tidak
menguntungkan, penghilangan aktivitas yang tidak penting dan pemilihan pelanggan yang
paling menguntungkan.
JUST IN TIME

Pengertian Just In Time
Kelebihan Sistem Produksi Just In Time
Kelemahan Sistem Produksi Just In Time
Pengertian Just In Time

Just In Time atau sering disingkat dengan JIT adalah suatu sistem produksi yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tepat pada waktunya sesuai dengan
jumlah yang dikehendakinya.Tujuan sistem produksi Just In Time (JIT) adalah untuk
menghindari terjadinya kelebihan kuantitas/jumlah dalam produksi (overproduction),
persediaan yang berlebihan (excess Inventory) dan juga pemborosan dalam waktu
penungguan (waiting).
Istilah “Just In Time” Jika diterjemahkan langsung ke dalam bahasa Indonesia adalah Tepat
Waktu, Jadi Sistem Produksi Just In Time atau JIT ini dalam bahasa Indonesia sering disebut
dengan Sistem Produksi Tepat Waktu. Tepat Waktu disini berarti semua persedian bahan
baku yang akan diolah menjadi barang jadi harus tiba tepat waktunya dengan jumlah yang
tepat juga. Semua barang jadi juga harus siap diproduksi sesuai dengan jumlah yang
dibutuhkan oleh pelanggan pada waktu yang tepat pula. Dengan demikian Stock Level atau
tingkat persedian bahan baku, bahan pendukung, komponen, bahan semi jadi (WIP atau
Work In Progress) dan juga barang jadi akan dijaga pada tingkat atau jumlah yang paling
minimum.
Kelebihan Sistem Produksi
Just In Time

 Tingkat Persediaan atau Stock Level yang rendah sehingga menghemat
tempat penyimpanan dan biaya-biaya terkait seperti biaya sewa tempat dan
biaya asuransi.
 Bahan-bahan produksi hanya diperoleh saat diperlukan saja sehingga hanya
memerlukan modal kerja yang rendah.
 Dengan Tingkat persedian yang rendah, kemungkinan terjadinya pemborosan
akibat produk yang ketinggalan zaman, lewat kadaluarsa dan rusak atau usang
akan menjadi semakin rendah.
 Menghindari penumpukan produk jadi yang tidak terjual akibat perubahan
mendadak dalam permintaan.
 Memerlukan penekanan pada kualitas bahan-bahan produksi yang dipasok
oleh Supplier (Pemasok) sehingga dapat mengurangi waktu pemeriksaan dan
pengerjaan ulang.
Kelemahan Sistem Produksi
Just In Time

 Sistem Produksi Just In Time tidak memiliki toleransi terhadap kesalahan atau
“Zero Tolerance for mistakes” sehingga akan sangat sulit untuk melakukan
perbaikan/pengerjaan ulang pada bahan-bahan produksi ataupun produk jadi
yang mengalami kecacatan. Hal ini dikarenakan tingkat persediaan bahan-
bahan produksi dan produk jadi yang sangat minimum.
 Ketergantungan yang sangat tinggi terhadap Pemasok baik dalam kualitas
maupun ketepatan pengiriman yang pada umumnya diluar lingkup perusahaan
manufakturing yang bersangkutan. Keterlambatan pengiriman oleh satu
pemasok akan mengakibatkan terhambatnya semua jadwal produksi yang
telah direncanakan.
 Biaya Transaksi akan relatif tinggi akibat frekuensi Transaksi yang tinggi.
 Perusahaan Manufaktring yang bersangkutan akan sulit untuk memenuhi
permintaan yang mendadak tinggi karena pada kenyataannya tidak ada
produk jadi yang lebih.
ACTIVITY BASED
BUDGETING

Pengertian Activity Based Budgeting
Kelebihan Activity Based Budgeting
Proses Penyusunan Activity Based
Budgeting
Pengertian Activity Based
Budgeting

Activity-based budgeting dimaknai sebagai sebuah perencanaan berbasis aktivitas yang
dilandasi oleh lima buah mindset yaitu :
 Customer Value Mindset
Dalam penyusunan anggaran, penyusun anggaran (budgeters) yang terdiri dari manajer
sistem, ketua tim, manajer fungsi utama, dan manajer fungsi pendukung, merencanakan
aktivitas selama tahun anggaran dengan dilandasi semangat untuk memuaskan kebutuhan
customer.
 Continous Improvement Mindset
Dalam penyusunan anggaran, manajer sistem memimpin anggota timnya dalam melakukan
continous improvement terhadap sistem yang digunakan untuk melayani customer. Manajer
fungsi utama dan manajer fungsi pendukung memimpin karyawan fungsinya dalam
melakukan improvement kualitas sumber daya manusia dan sumber daya lain (prasarana,
sarana, informasi, dan teknologi) yang dimanfaatkan oleh manajer sistem. Continous
improvement mindset juga digunakan untuk memerangi rasa puas personel atas kinerja
sumber daya manusia dan kinerja sistem yang sekarang dicapai.
 Cross-functional Mindset

Organisasi difokuskan untuk memuaskan kebutuhan customer, melalui pembentukan tiga
sistem permanen, yaitu: sistem inovasi, sistem operasi, dan sistem layanan puma jual. Setiap
sistem dijalankan oleh suatu tim lintas fungsional, yang anggotanya berasal dari berbagai
fungsi utama organisasi. Penyusunan anggaran dilandasi oleh cross-functional mindset.
Mindset ini mampu menghasilkan perencanaan aktivitas yang kompleks, cepat, terintegrasi,
dan andal untuk menghasilkan value bagi customer.
 Employee Empowerment Mindset
Karyawan berada digaris depan dalam pemberian layanan kepada customer. Dalam proses
penyusunan anggaran diperlukan pengikutsertaan dan pemberian kesempatan kepada
karyawan untuk merencanakan aktivitas yang didugakan untuk melayani customer dalam
proses penyususnan anggaran.
 Opportunity Mindset
Hasil ekonomi (ekonomi result) diperoleh organisasi dari pengeksploitasian peluang, bukan
dari pemecahan masalah. Hasil diperoleh organisasi karena produk dan jasa yang dihasilkan
oleh organisasi memiliki value bagi customer.
Kelebihan Activity Based
Budgeting

 Orientasi personel diarahkan ke pemenuhan kebutuhan customers, proses penyususnan anggaran
mengarahkan perhatian seluruh personel organisasi ke pencarian berbagai peluang untuk
melakukan improvement terhadap sistem yang digunakan untuk menghasilkan value bagi
customers.
 Fokus penyusunan anggaran pada perencanaan aktivitas, digunakan untuk menghasilkan value
bagi customers, penyusunan anggaran akan memperoleh gambaran yang jelas antara penyebab
dan akibat. Biaya timbul sebagai akibat dari adanya aktivitas. Jika personel akan mengurangi
biaya, cara efektif yang akan ditempuh dengan mengelola penyebab timbulnya biaya tersebut,
yaitu aktivitas.
 Anggaran merupakan langkah strategik untuk melaksanakan pengurangan biaya (cost reduction)
melaui pemcanaan aktivitas yang mengkonsumsi biaya. Kejelasan hubungan sebab-akibat
menyebabkan personel mempunyai target yang jelas yang harus dicapai selama tahun anggaran.
 Activity-based budgeting dapat mendorong personel untuk mengimplementasikan cara berfikir
berbasis sistem (system thinking), keputusan improvement di satu bidang tidak dapat dilepaskan
pengaruhnya terhadap bidang lainnya. Keseluruhan lebih penting daripada sekedar bagian-
bagiannya. Hal ini berbeda dengan traditional budgeting yang memandang bagian atau fungsi
lebih penting dari pada keseluruhan.
Proses Penyusunan Activity
Based Budgeting

 Menanamkan customer value mindset dan continous improvement
indset ke dalam diri budgeters;
 Menganalisis aktivitas;
 Menyusun rencana kegiatan dan rencana improvement terhadap
sistem selama tahun anggaran;
 Melakukan estimasi pendapatan dan atau biaya pelaksanaan
kegiatan baik yang rutin maupun bersifat improvement;
 Mengajukan usul rancangan anggaran tim dan fungsi ke komite
anggaran;
 Melaksanakan proses review dan pengesahan terhadap rancangan
anggaran.
TERIMA KASIH

Das könnte Ihnen auch gefallen