Sie sind auf Seite 1von 19

EPIDEMIOLOGI

ATEROSKLEROSIS
OLEH KELOMPOK

PAIZ NURULLAH 10011181722100


NOVIANA 10011181722107
TRIA SEPTIANA DEWI 10011281722073
AKILA LABIBA 10011281722074
HANIFAH YOESRI M 10011281722076
ILHAM WIDIATI 10011381722145
RESMITA TESALONIKA 10011381722157
DEFINISI
ATEROSKLEROSIS
• Aterosklerosis berasal dari bahasa Yunani
athero (yang berarti lengket atau lem) dan
sklerosis (yang berarti keras).
• Ini adalah sebutan untuk proses pembentukan
plak yang terdiri dari lipoprotein, matrik
ekstraselular, kalsium, otot polos pembuluh
darah, sel radang, dan pembuluh darah baru
pada lapisan dalam pembuluh darah.
• Oklusi arteri yang diakibatkan oleh proses ini
merupakan salah satu penyebab kematian
akibat kardiovaskular terbanyak di dunia.
• Banyak bukti yang menunjukkan bahwa proses
ini adalah akibat inflasami kronik.
PATOGENESIS
ATEROSKLEROSIS
– Mekanisme terbentuknya aterosklerosis dapat dilihat dari berbagai teori yaitu:
 Teori Disfungsi Endotel → Disfungsi endotel akan mengakibatkan fungsi
normal dari endotel terganggu sehingga menjadi faktor yang penting untuk
terbentuknya lesi arterosklerosis
 Teori Infiltrasi Lipid → aterosklerosis terjadi akibat peningkatan infiltrasi lipid
dan protein plasma darah
 Teori Trombogenik → terjadi akibat episode berulang thrombosis mural
sehingga mengakibatkan pembentukan bercak yang menongol
 Teori Inflamasi → respon inflamasi menstimulasI proliferasi dan migrasi sel
otot polos ke area inflamasi sehingga terjadi penebalan pada dinding arteri
 Teori Radikal Bebas → menjelaskan adanya peroksidasi lipid mengakibatkan
kerusakan jaringan
PREVALENSI
ATEROSKLEROSIS
– Proses aterosklerosis atau pembentukan plak di Prevalensi Kematian
Akibat Penyakit
dinding pembuluh darah, merupakan cikal bakal Kardiovaskuler
Penderita PJK terjadinya penyakit jantung coroner. Jika
PJK Stroke Lain-lain
Menurut Kelompok Umur aterosklerosis terjadi di dalam arteri yang menuju
ke otak (arteri karotid), maka bisa terjadi stroke.
35-44
20%
tahun

>75
55-64
– Data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan, 42%
tahun
tahun prevalensi tertinggi untuk penyakit kardiovaskuler
di Indonesia adalah PJK, yakni sebesar 1,5%. Dari
65-74 prevalensi tersebut, angka tertinggi ada di Provinsi 38%
tahun
Riau (0,3%).
FAKTOR RISIKO
ATEROSKLEROSIS
Adalah adanya keadaan, kebiasaan atau abnormalitas yang dihubungkan dengan aterosklerosis

Faktor risiko aterosklerosis yang dapat Faktor risiko aterosklerosis yang


dimodifikasi dengan perubahan gaya
hidup atau pengobatan: tidak dapat dimodifikasi:
– Penyakit penyebab (dislipidemia, – Umur
DM, hipertensi
– Jenis kelamin
– infeksi
– Pleomorfisme genetik
– Abnormalitas homosistein
– Obesitas – Ras

– Peningkatan kadar kolesterol darah


– Merokok
FAKTOR RISIKO (1)
Komunitas orang-orang kulit hitam
menunjukkan
Aterosklerosiskejadian
merupakan
aterosklerosis
penyakit yang
lebih
mengikuti
rendah
Penyakitdibandingkan
pertambahan
aterosklerosiskomunitas
umur danumum
secara orang-
seluruh
Riwayat keluarga merupakan salah satu
Pleomorfisme faktor-faktor
sedikit orang
terjadi yangkulit
pada menyertainya,
putih.
perempuan, umur
namun
faktor risiko yang kuat untuk terjadinya
mempunyai
perbedaan hubungan
tersebut yang sedikit
menjadi kuat.
genetik penyakit aterosklerosis. Telah diketahui
Halmenonjol
ini masih pada
belum cukupakhir
dekade menggambarkan
terutama
Umur bahwa beberapa gen terlibat, hal ini bukan
Jenis Fatty
bahwa streak
hasil muncul
tersebut
masa dimurni
aorta hanya
menopause. pada akhir
oleh
merupakan penyakit gen tunggal namun
dekade
faktor ras
awaloleh
umurkarena
seseorang
komunitas
dan dengan
orang
kelamin merupakan interaksi antara varian genetik
kulit
bertambahnya
Halhitam tersebut
umurumumnya
ini dimungkinkan terdapat termasuk
progresi
karena hormon
dengan faktor lingkungan.
Ras kelas
pengerasan
sosialbersifat
esterogen yang
darirendah,
aterosklerosis
sebagai menjelaskan
pada
pelindung.
kemungkinan sebagian
keterlibatan
besar arteri.
faktor sosial-
ekonomi.

Faktor Risiko Aterosklerosis


yang Tidak Dapat Dimodifikasi
FAKTOR RISIKO (2)
Pada kelompok TGT ini resiko terjadinya
Pasien dengan peningkatan homosistein
aterosklerosis lebih tinggi dibandingkan
plasma mengalami percepatan
kelompok normal. TGT seringkali berkaitan
Diabetes Abnormalitas aterosklerosis
Metaanalisis dengan
dari 18 studi
infarkepidemologis
miokard pada
dengan penyakit kardiovaskuler, hipertensi
Melitus homosistein pada perokok pasifusia muda.
dapat meningkatkan
Hasil penelitian membuktikan bahwa
dan dislipidemia.
risiko terjadinya aterosklerosis sebanyak
terdapat
Infeksi merupakan
hubungan penyebab
erat antarapotensial
obesitas
Pasien
20-30 %,dengan
juga pada
peningkatan
kanker sistem
ringan
terjadinya
sentral dan
Individu aterosklerosis
faktor
dengan DMresiko dan
mudahpenyakit
sejumlah
terjadi
Merokok homosistein
pernafasan dantanpa penyakit-penyakit
defek yang nyatayang pada
Obesitas mikroorganisme
kardiovaskuler yang
yang tergolong
penyakit yang berhubungandianggapdengan
terlibat
dalam
metabolisme
berhubungan homosistein
dengan merokok.
memiliki
sindroma
yaitu Chlamydia
metabolik
aterosklerosis, pneumonia,
dan yaitu diabetes
diyakini Helicobacter
bahwa mellitus
lebih
peningkatan risiko terjadinya aterosklerosis
Infeksi pylori,
tipedua
dari herpes
2, toleransi
viruskematian
pertiga glukosa
dan cytomegalovirus.
terganggu,
pasien DM
koroner, serebral dan arteri perifer.
hipertensi dan dislipidemia.
akibat penyakit arterial.

Faktor Risiko Aterosklerosis


yang Dapat Dimodifikasi
PENCEGAHAN PRIMER
ATEROSKLEROSIS
– Mencegah timbulnya aterosklerosis, dengan cara memberantas
factor-faktor risiko.
– Mencegah timbulnya hipertensi dengan membatasi konsumsi garam.
– Melakukan pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat luas
mengenai faktor-faktor risiko penyakit jantung koroner.
– Meningkatkan pembinaan pola hidup sehat dan ideal.
– Tidak merokok.
– Mengendalikan stres dan olahraga teratur.
– Meningkatkan upaya memperbaiki lingkugan hidup.
PENCEGAHAN SEKUNDER
ATEROSKLEROSIS
– Pencegahan sekunder bertujuan untuk mencegah timbulnya
serangan ulang atau progresifitas penyakit.

– Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan menghindari factor risiko


penyakit penyebab, salah satunya penyakit jantung.
– Agar terhindar dari penyakit jantung:
 Pola Makan yang Sehat
 Mengurangi makanan lemak
 Tidak mengkonsumsi makanan siap saji
 Makanan sebaiknya dihidangkan bervariasi
PENCEGAHAN TERSIER
ATEROSKLEROSIS
– Pencegahan tersier bertujuan untuk mencegah kematian atau cacat.

– Aterosklerosis dapat dicegah dengan melakukan aktivitas fisik


(olahraga).
Fungsi olahraga teratur bagi jantung:
 Gerak badan menolong menetralisir dan membalikkan perubahan-
perubahan biokimia.
 Setelah berolahraga, semua jaringan-jaringan serta permbuluh-
pembuluh darah dibersihkan dari produk-produk sampah,
menunjukkan bahwa gerak badan mengurangi resiko terkena
serangan jantung.
PENGOBATAN
ATEROSKLEROSIS (1)
 Perubahan gaya hidup
– Penderita dianjurkan untuk lebih sering berolahraga guna
meningkatkan kesehatan jantung dan pembuluh darah,
– serta mengurangi konsumsi makanan dengan kadar lemak dan
kolesterol yang tinggi.
PENGOBATAN
ATEROSKLEROSIS (2)
 Pemakaian obat-obatan
– Obat untuk pencegah pembekuan darah yang menghambat arteri → aspirin
– Obat penurun tekanan darah → penghambat beta (beta blockers),
penghambat kanal kalsium (calcium channel blockers), diuretik guna
meningkatkan laju urin
– Obat penurun kadar kolesterol jahat (LDL) → statin dan asam fibrat.
– Obat penghambat enzim angiostensin (ACE inhibitors). Obat ini dapat
meredakan perkembangan aterosklerosis dengan menurunkan tekanan
darah dan mencegah penyempitan arteri.
– Obat-obatan lain untuk mengendalikan kondisi medis yang menyebabkan
terjadinya aterosklerosis → obat diabetes.
PENGOBATAN
ATEROSKLEROSIS (3)
 Prosedur operasi
– Operasi bypass → untuk mengatasi penyumbatan atau penyempitan
arteri
– Terapi fibrinolitik → untuk mengatasi penyumbatan arteri akibat
pembekuan darah
– Pemasangan tabung (stent) dan angioplasty → untuk mengatasi
penyempitan atau penyumbatan arteri
– Endarterektomi → untuk membuang simpanan lemak pada dinding
arteri yang menyempit
– Arterektomi → untuk membuang plak dan arteri
JURNAL TERKAIT
ATEROSKLEROSIS (1)

TROMBOSITOSIS: FAKTOR RISIKO PENINGKATAN ATEROSKLEROSIS PADA PEROKOK PASIF DI


KECAMATAN PAHANDUT KOTA PALANGKA RAYA.
Rinny Ardian
Departement of Medical Laboratory, Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, Indonesia
Volume 1 No.1 Oktober 2018 ISSN: 2622-6111 (online)

Hasil penelitian:
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah trombosit tinggi pada perokok pasif yang diakibatkan oleh paparan
asap rokok dari perokok aktif dapat membahayakan perokok pasif terutama terhadap risiko terjadinya aterosklerosis.
JURNAL TERKAIT
ATEROSKLEROSIS (2)
PENINGKATAN LEUKOSIT SEBAGAI SKRINING TERJADINYA ATEROSKLEROSIS PADA PEROKOK AKTIF
(Studi pada Security dan Pekerja Umum STIKES ICME Jombang)
Eka Sulastiningsih* M. Zainul Arifin**

Hasil penelitian:
Berdasarkan hasil pemeriksaan peningkatan leukosit sebagai skrining terjadinya Aterosklerosis pada perokok aktif pada
Security dan Pekerja Umum STIKES ICME Jombang, maka dapat disimpulkan bahwa setengah responden, sebanyak 10
responden (50%) memiliki jumlah leukosit lebih dari normal (Leukositosis). Apabila seseorang yang merokok
mempunyai jumlah leukosit lebih dari normal (leukositosis), hasil tersebut bisa dijadikan sebagai skrining (deteksi dini)
terjadinya aterosklerosis. Namun jika hasil skrining positif, maka harus diikuti uji diagnostik di pukesmas setempat
untuk memastikan adanya penyakit tersebut.
JURNAL TERKAIT
ATEROSKLEROSIS (3)
ANALISIS KONSENTRASI LOW DENSITY LIPOPROTEIN TEROKSIDASI SERUM PADA TAHAPAN ATEROSKLEROSIS
Ismawati Ismawati, Fadil Oenzil, Yanwirasti Yanwirasti, Eti Yerizel
Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol 29, No. 4 (2017), pp.348-352

Hasil penelitian:
Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan konsentrasi oxLDL pada berbagai tahap aterosklerosis dan
konsentrasi paling tinggi pada tahap komplikasi. Hal ini membuka kemungkinan untuk mengembangkan oxLDL sebagai
marker tahapan aterosklerosis. Proses aterosklerosis terjadi dalam waktu yang lama dan bertahap. Berdasarkan
perjalanan klinis, aterosklerosis dapat dibagi atas tahap inisiasi, progresi dan komplikasi yang berupa angina stabil dan
angina tidak stabil. Proses aterosklerosis diawali pada masa anak-anak dan manifestasi klinis terjadi pada usia menengah
dan lanjut. Proses aterosklerosis terjadi secara perlahan-lahan, sehingga pasien tidak menyadarinya, sampai kemudian
timbul manifestasi seperti angina tidak stabil, infark miokard akut atau kematian mendadak. Oleh sebab itu penting
untuk lebih memahami patogenesis ateroklerosis sehingga ateroklerosis bisa dideteksi lebih dini dan dapat di
tatalaksanakan dengan baik.
JURNAL TERKAIT
ATEROSKLEROSIS (4)

DETEKSI LESI ATEROSKLEROSIS KORONER PADA MODEL TIKUS PERIODONTITIS


(DETECTION OF CORONARY ATHEROSCLEROTIC LESIONS IN PERIODONTITIS RAT MODEL)
Roza Nafilah, Rendra Chriestedy Prasetya, I Dewa Ayu Susilawati
Fakultas Kedoktean Gigi Universitas Jember
e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 3(no 2.), Mei, 2015

Hasil penelitian:
Berdasarkan analisa data dan pembahasan yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa Periodontitis
meningkatkan resiko pembentukan lesi aterosklerosis coroner yang ditandai oleh penebalan dinding
arterikoroner, disintegrasi endotel, deposisi lipid, ateroma, stenosis, disintegrasi kolagen intimal dan fatty emboli.
JURNAL TERKAIT
ATEROSKLEROSIS (5)
PENCEGAHAN LESI ATEROSKLEROSIS OLEH ASAM ALFA LIPOAT
PADA AORTA MENCIT JANTAN (MUSMUSCULUS) YANG DIBERI DIET TINGGI KOLESTEROL

Hasil penelitian:
Berdasarkan hasil penelitian terbukti bahwa pemberian asam alfa lipoat selama 2 minggu dapat menurunkan
skor lesi aterosklerosis pada aorta mencit jika dibandingkan dengan kelompok yang diberi perlakuan diet tinggi
kolesterol. Hasil penelitian yang didapat sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya, Amom (2008) selama 10
minggu pada kelinci yang diberi diet tinggi kolesterol 1% dan menggunakan ALA 4,2 g/kgBB perhari sebagai
antioksidan, dimana ALA diberikan melalui oral. Penelitian ini melaporkan adanya penurunan kolesterol total
plasma dan kadar LDL plasma, dan juga adanya pengurangan pembentukan lesi aterosklerosis pada aorta
kelinci yang dibandingkan dengan aorta kelinci yang tidak diberi suplementasi ALA.
TERIMA
KASIH

Das könnte Ihnen auch gefallen