Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Syndrome Nefrotik
1. Penatalaksanaan Medis
a. Istirahat sampai edema tinggal sedikit. Batasi asupan natrium sampai kurang lebih 1
gram/hari secara praktis dengan menggunakan garam secukupnya dan menghindari
makanan yang diasinkan. Diet protein 2-3 gram/kgBB/hari.
b. Bila edema tidak berkurang dengan pembatasan garam, dapat digunakan diuretik, biasanya
furosemid 1 mg/kgBB/hari.
c. Diuretikum
Boleh diberikan diuretic jenis saluretik seperti hidroklorotiasid, klortahidon, furosemid atau
asam ektarinat.
d. Kortikosteroid
e. Kemoterapi
Prednisolon digunakan secara luas.
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
– Urin
– Darah
2. Biosi ginjal dilakukan untuk memperkuat diagnosa. Biopsi dengan memasukkan
jarum kedalam ginjal.
3. Pemeriksaan penanda Auto-immune (ANA, ASOT, C3, cryoglobulins, serum
electrophoresis).
2. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Tirah baring: Menjaga pasien dalam keadaan tirah baring selama beberapa hari
mungkin diperlukan untuk meningkatkan diuresis guna mengurangi edema..
b. Terapi cairan: Jika klien dirawat di rumah sakit, maka intake dan output diukur secara
cermat da dicatat. Cairan diberikan untuk mengatasi kehilangan cairan dan berat badan
harian.
c. Perawatan kulit.
d. Perawatan mata.
e. Penatalaksanaan krisis hipovolemik. Anak akan mengeluh nyeri abdomen dan mungkin
juga muntah dan pingsan. Terapinya dengan memberikan infus plasma intravena.
Monitor nadi dan tekanan darah.
f. Pencegahan infeksi.
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN SINDROM NEFROTIK
1. Identitas : lebih banyak pada anak-anak terutama pada usia pra-sekolah (3-6 th). Ini
dikarenakan adanya gangguan pada sistem imunitas tubuh dan kelainan genetik sejak lahir.
2. Keluhan utama
• Edema atau sembab, biasanya pada daerah mata, dada, perut, tungkai, dan genitalia
• Malaise
• Sesak nafas
• Kaki terasa berat dan dingin karena adanya edema
• Sakit kepala
• Diare
3. Pemeriksaan Fisik
a. Status kesehatan umum
Keadaan umum: klien lemah dan terlihat sakit berat
Kesadaran: biasanya compos mentis
TTV: sering tidak didapatkan adanya perubahan.
b. Pemeriksaan sistem tubuh
• B1 (Breathing)
Biasanya tidak didapatkan adanya gangguan pola nafas dan jalan nafas walau
secara frekuensi mengalami peningkatan terutama pada fase akut. Pada fase lanjut
sering didapatkan adanya gangguan pola nafas dan jalan nafas yang merupakan
respons terhadap edema pulmoner dan efusi pleura.
• B2 (Blood)
Sering ditemukan penurunan curah jantung respons sekunder dari
peningkatan beban volume .
– B3 (Brain)
Didapatkan edema terutama periorbital, sklera tidak ikterik. Status
neurologis mengalami perubahan sesuai dengan tingkat parahnya azotemia
pada sistem saraf pusat.
– B4 (Bladder)
Perubahan warna urine output seperti warna urine berwarna kola
– B5 (Bowel)
Didapatkan adanya mual dan muntah, anoreksia sehingga didapatkan
penurunan intake nutrisi dari kebutuhan. Didapatkan asites pada abdomen.
– B6 (Bone)
Didapatkan adanya kelemahan fisik secara umum, efek sekunder dari
edema tungkai dari keletihan fisik secara umum.
Diagnosa Keperawatan
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi
yang ditandai dengan anasarka,edema,gelisah,oliguria,penambahan BB dalam
waktu sangat singkat,penurunan hematokrit,penurunan hemoglobin,perubahan
berat jenis urine.
Rencana Keperawatan
Evaluasi:
hasil SOAP dari pantauan askep setiap harinya
TERIMAKASIH