Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Zuhrial Zubir
Pulmonology and Alergy Immunology Division
PENDAHULUAN
TEST
FUNGSI
PARU
Baku Emas
Pengukuran
obstruksi aliran
udara pada
PPOK
Spirometry
Airflow,
L/sec
Lung volume
Definitions
FVC – Forced Vital Capacity
Volume of air exhaled after a maximal inspiration to total lung capacity. This volume
is expressed in Liters
FEV1 – Forced Expiratory Volume in 1 second
Volume of air exhaled in the first second of expiration.
This volume is expressed in Liters
FEF 25-75%
Mean expiratory flow during the middle half of the FVC maneuver; reflects flow
through later emptying airways, not necessarily the small airways
FEV1/FVC – Ratio (%)
Volume of air expired in the first second, expressed as a percent of FVC
Istilah Dalam Pengukuran Spirometri
Kapasitas vital
Pada metode ini titik akhir ekspiratori tenang tidak direkam, yang direkam
hanya kapasitas vital
KAPASITAS VITAL PAKSA
Manuver ini memerlukan dua langkah yaitu: inspirasi
dalam untuk memperoleh KTP kemudian diikuti oleh
ekspirasi maksimum sekuat dan secepat mungkin kedalam
spirometri hingga batasVR
Pengukuran KVP dimulai dari titik awal ekspirasi maksimum
sampai ke titik dimana penderita tidak dapat
mengeluarkan udara lagi.
Waktu yang diperlukan untuk menghembuskan KVP secara
keseluruhan pada individu normal adalah 4-6 detik
KAPASITAS VITAL PAKSA
Beberapa nilai yang sering ditentukan berdasarkan KVP kurva volume-time
gambaran KVP :
Volume yang diekspirasikan dalam detik pertama (VEP1) dengan nilai dalam
bentuk persentase dengan KVP (% VEP1/KVP)
Volume yang diekspirasikan dalam tiga detik pertama (VEP3) dengan nilai
dalam bentuk persentase dengan KVP (%VEP/KVP3)
Total udara yang dapat dikeluarkan secara paksa setelah inspirasi maksimum.
Pada individu normal total exspiratory time (TET) yang diperlukan untuk
menghembuskan secara keseluruhan KVP adalah 4-6 detik
Pada penyakit paru obstruksi diperlukan waktu lebih lama untuk
menghembuskan napas secara keseluruhan bertambah lama
Pada penyakit obstruksi saluran napas, ekspirasi dapat terus berlanjut sampai
10-12 detik
Penurunan aliran udara dapat diekspresikan dengan penurunanVEP1, VEP3,
rasioVEP1/KVP, dan FEF25-75%.
Obstruksi aliran udara dapat ditegakkan berdasarkan hasil spirometri yaitu
berkurangnya rasioVEP1/KVP
A= titik inspirasi maksimum dan titik mulainya KVP
VOLUME DINAMIK
Volume Ekspirasi Paksa BerdasarkanWaktu (Forced Expiratory
volume timed, FEVT ) .
Volume maksimum udara yang dapat dikeluarkan dalam periode waktu
spesifik.
Periode waktu yang paling sering dipergunakan adalah 1 detik.
Periode waktu lainnya yang biasanya dipergunakan adalah 0.5 detik, 2 detik dan
3 detik.
PersentaseVEP yang dikeluarkan selama periode waktu ini adalah sebagai
berikut ini : VEP0.5 = 60%; VEP1 = 83%; VEP2 = 94%; VEP3 = 97%. 13,16
Pada individu dewasa normal dapat mengeluarkan lebih dari 70% dari KVP
dalam detik pertama (rasio ini menurun sesuai dengan pertambahan usia)
VEP1 adalah merupakan variabel spirometri paling penting
Volume ekspirasi paksa berdasarkan waktu
VOLUME DINAMIK
Volume Ekspirasi Paksa BerdasarkanWaktu (Forced Expiratory
volume timed, FEVT )
VEP1 menurun secara langsung sesuai dengan beratnya gejala klinis obstruksi
saluran napas
Demikian jugaVEP1 meningkat apabila pengobatan obstruksi saluran napas
berhasil.
PenurunanVEP berdasarkan waktu dapat ditemukan pada penyakit paru
obstruksi maupun penyakit paru restriksi.
Pada kelainan restriktif penurunanVEP terjadi karena KV rendah yang
berhubungan dengan penyakit tersebut.
VOLUME DINAMIK
RasioVEP1/ KVP
Jumlah udara yang dikeluarkan dalam 1 detik pertama selama manuver KVP.
Karena rasioVEP1/ KVP adalah persentase yang cepat diperoleh maka disebut
sebagai persentase volume ekspirasi paksa detik pertama (VEP1%) atau rasio
VEP1/KVP.
Walaupun rasioVEP1/KVP bermanfaat untuk menegakkan diagnosis obstruksi
aliran udara, namun nilaiVEP1 paling tepat menilai derajat obstruksi.
Dengan menggunakanVEP1 dapat ditentukan derajat obstruksi (ringan, sedang,
atau berat) dan untuk perbandingan serial pada penderita asma atau PPOK.
Ahli fisiologi telah mencari pemeriksaan yang lebih sensitif dariVEP1 untuk
mendeteksi obstruksi saluran napas stadium dini. Hasilnya tidak satupun
terbukti lebih baik daripada rasioVEP1/KVP atau % VEP1. Pada orang dewasa
muda normal memiliki % VEP1 sekitar 85%.
VOLUME DINAMIK
RasioVEP1/ KVP
MVV adalah jumlah udara dapat masuk kedalam dan keluar dari paru-paru
dalam 1 menit (pada kenyataanya penderita hanya melakukan pemeriksaan ini
dalam 12-15 detik), pemeriksaan ini berguna untuk mengevaluasi kinerja dan
kekuatan otot-otot pernapasan, pengembangan paru, resistensi saluran napas
dan mekanisme pengaturan persarafan
Cara Penilaian Hasil Spirometri
Sebagian besar spirometer elektonik dapat menghasilkan dua tipe grafik
yaitu kurva arus per volume atau flow/volume dan kurva volume per
waktu atau volume/time
Interpretasi spirometri selalu menggunakan rasioVEP1/KVP untuk
menentukan adanya kelainan obstruksi
Sedangkan tingkat derajat obstruksi dengan menggunakan persen
prediksiVEP1.
Jika rasioVEP1/ KVP diatas nilai batas bawah yang masih normal maka
spirometri adalah normal
Kelainan hasil pemeriksaan yang ditunjukkan oleh spirometri paling
sering adalah adanya obstruksi saluran napas yang digambarkan oleh
berkurangnya kecepatan aliran, menurunan rasioVEP1/KVP danVEP1
Cara Penilaian Hasil Spirometri
Spirometri dapat menggambarkan dua pola dasar yaitu kelainan
obstruktif dan retriktif.
VEP1 merupakan pemeriksaan yang dapat menunjukkan kelainan
obstriktif pada saluran napas.
KVP dan KV digunakan untuk memonitoring penyakit restriktif dan
kelemahan neuromaskular
Spirometry Interpretation: Obstructive
vs. Restrictive Defect
Obstructive Disorders Restrictive Disorders
Characterized by a limitation of Characterized by reduced lung
expiratory airflow so that airways volumes/decreased lung
cannot empty as rapidly compared compliance
to normal (such as through Examples:
narrowed airways from Interstitial Fibrosis
bronchospasm, inflammation, etc.)
Scoliosis
Examples:
Obesity
Asthma
Lung Resection
Emphysema
Neuromuscular diseases
Cystic Fibrosis
Cystic Fibrosis
Spirometry Interpretation: Obstructive
vs. Restrictive Defect
Reversibility = Asthma!
Obstruction
Restrictive Pattern
Kelainan Paru Restriktif
Kapasitas vital paksa adalah volume udara yang dapat dihembuskan selama
manuver ekspirasi paksa. Jika kita telah menyingkirkan kelainan obstruksi (
nilai % VEP1) kemudian diikuti Penurunan KVP hal ini mengindikasikan suatu
kelainan restriksi
Kelainan paru restriktif adalah suatu penurunan volume paru
Disebut penyakit paru restriksitif apabila KTP kurang dari 80% dari nilai
prediksi
Pada kelainan restriktif semua volume paru menurun.
Pada penyakit restriktif, saluran napas dalam keadaan normal sehingga aliran
udara tidak terhambat tetapi volume paru tersebut yang berkurang sehingga
bentuk spirogram tetap normal tetapi yang berubah adalah tinggi
gelombangnya menurun
Pada kelainan restriksi murni, walaupun VEP1, KVP menurun tetap rasio
VEP1/KVP adalah normal atau meningkat
Kelainan Paru Restriktif
Bentuk kelainan restriktif dapat dijumpai pada:
1. Penyakit Paru Interstitial
Pneumonitis interstitial, Fibrosis, Pneumoconiosis, Granulomatosis, Edema
2. Space-Occupying Lesions
Tumor, Cysts
3. Penyakit Pleura
Pneumotoraks, Hemotoraks, Efusi pleura, Empiema, Fibrotoraks
4. Penyakit pada Dinding Dada
Trauma, Kyphoscoliosis, Spondylitis, Penyakit neuromuscular
5. Keadaan-keadaan diluar Toraks
Kegemukan, Peritonitis, Asites, kehamilan
Kelainan Paru Restriktif
Baku emas yang terbaru untuk menegakkan kelainan restriksi dengan
mengukur KTP., Karena KV yang rendah mengakibatkan berkurangnya KTP
Jika pengukuran nilai KTP tidak tersedia maka kelainan restriktif dapat
interpretasikan berdasarkan penurunan nilai KVP dengan rasioVEP1/KVP
normal atau meningkat
Algoritma untuk menentukan kelainan restriktif atau obstruktif
Pemeriksaan fungsi paru merupakan alat yang sangat bermanfaat untuk menilai
kondisi pernapasan
Spirometri adalah penting untuk menentukan fungsi paru penderita apakah
normal, obstruksi, restriksi, atau gabungan bentuk antara kelainan obstruksi
dan restriksi
Faal paru masih dinyatakan dalam batas normal bila hasil pemeriksaan
didapatkan deviasi sampai 20% dari nilai prediksi
Rasio VEP1/KVP menurun merupakan gambaran utama kelainan obstruksi,
namun nilai VEP1 merupakan gambaran terbaik untuk menilai derajat
obstruksi.
Diagnosis kelainan obstruktif ditegakkan berdasarkan nilai rasio VEP1/KVP <
75% danVEP1 < 80%
Pada kelainan restriktif murni, walaupun VEP1 dan KVP menurun, namun rasio
VEP1/KVP adalah normal atau meningkat
Jika KVP dan rasio VEP1/KVP keduanya menurun maka untuk menentukan
adanya kelainan restriktif dan obstruksi perlu dilakukan pemeriksaan KVL, jika
nilai KVL dalam batas normal maka kelainannya adalah obstruksi tetapi jika
KVL rendah perlu dilakukan pemeriksaan volume paru absolut, karena pda
kelainan restriktif di temukan adanya penurunan nilai KTP.