Sie sind auf Seite 1von 17

MENUMBUHKAN DAN MEMBERDAYAKAN

PENYULUH PERTANIAN SWADAYA

OLEH :
Ir. Soenarto
Wakil Ketua Komisi Penyuluhan Pertanian
Provinsi Sulawesi Tengah

1
PENDAHULUAN
Untuk mencapai tujuan pembangunan pertanian, dukungan
penyuluhan sangat diperlukan dalam mengawal dan
mendampangi para petani sebagai pelaku utama daam
mengelola usaha taninya.
Penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi
pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan
mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam
mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan
sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan
produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan
kesejahterannya, serta meningkatkan kesadaran dalam
pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Untuk menumbuh-kembangkan kemampuan kemandirian
petani perlu adanya penyuluhan yang dilakukan secara
professional. Upaya meningkatkan kinerja penyuluh
pertanian perlu upaya pembinaan dan peningkatan
kompetensi dan profesionalismenya. 2
Dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang
Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan,
disebutkan bahwa penyuluhan di lakukan oleh Penyuluh
Pertanian Pegawai Negeri Sipil ( PNS ), Penyuluh Pertanian
Swadaya dan / atau Penyuluh Pertanian Swasta.
Keterbatasan Pemerintah dalam menyelenggarakan
kegiatan penyuluhan pertanian, memerlukan mitra kerja.
Masih kurangnya tenaga Penyuluh Pertanian PNS,
khususnya di Provinsi Sulawesi Tengah perlu tambahan
tenaga penyuluh Non PNS yaitu Penyuluh Pertanian
Swadaya.
Para Penyuluh Pertanian Senior jumlahnya semakin
berkurang, karena banyak yang beralih status ke jabatan
structural. Hal ini karena keterbatasan tenaga teknis
pertanian di Kabupaten pemekaran.
Disamping itu, pengangkatan Penyuluh menjadi CPNS / PNS
sangat terbatas jumlahnya, sementara dalam beberapa
tahun ke depan banyak Penyuluh yang pensiun. 3
Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian
telah merekrut penyuluh pertanian sebagai
tenaga kontrak, yaitu yang dikenal dengan
Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh
Pertanian (THL TB PP).
Namun karena jumlahnya masih terbatas, maka
kekurangan tenaga penyuluh di lapangan masih
belum dapat diatasi.
Bertolak dari kondisi tersebut, maka perlu segera
menumbuhkan penyuluh-penyuluh pertanian
swadaya, dan memberdayakan penyuluh-
penyuluh swadaya yang sudah ada. Dengan
demikian, kekurangan tenaga penyuluh di
lapangan secara bertahap dapat di atasi.
4
II. Persyaratan Penyuluh Pertanian Swadaya.
1. Persyaratan umum.
a. Warga Negara Republik Indonesia,
b. memiliki ketrampilan dan keahlian teknis dalam
bidang pertanian.
c. mempunyai kesempatan, kesediaan, kemauan,
kemampuan dan perhatian untuk menyebar
luaskan keahliannya kepada pelaku utama melalui
kegiatan pertanian.
d. mampu berkomunikasi khusus dengan pelaku
utama dan pelaku usaha,
e. mampu bermitra dengan Penyuluh Pertanian PNS
dalam melakukan kegiatan penyuluhan bidang
pertanian,
f. bersedia mengikuti pelatihan di bidang penyuluhan
pertanian yang diselenggarakan oleh Pemerintah.
5
Persyaratan khusus.
a. memiliki dan atau mengelola usaha di bidang pertanian,
b. mempunyai sifat kepemimpinan dan menjadi teladan
bagi pelaku utama dan pelaku usaha.
III Identifikasi dan Penetapan
c. Calon Penyuluh Swadaya yang berminat dapat
mengajukan diri sebagai calon penyuluh pertanian
swadaya ke BPP setempat,
d. Penyuluh Pertanian PNS bersama dengan aparat desa /
kelurahan melakukan identifikasi pelaku utama dan
masyarakat lain yang memenuhi syarat sebagai
Penyuluh Pertanian Swadaya di setiap desa / kelurahan
binaannya,
e. Hasil identifikasi dilaporkan ke BPP sebagai calon
Penyuluh Pertanian Swadaya,
f. BPP merekapitulasi calon Penyuluh Pertanian Swadaya
dan mengirimkan ke Dinas Pertanian Kabupaten / Kota,
6
e. Dinas Kabupaten / Kota melakukan klarifikasi dan
verifikasi terhadap calon Penyuluh Pertanian Swadaya,
f. Calon Penyuluh Pertanian Swadaya yang memenuhi
syarat di tetapkan sebagai Penyuluh Pertanian Swadaya
oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten / Kota,
g. Calon Penyuluh Pertanian Swadaya yang telah
ditetapkan dikirimkan ke Dinas Pertanian Provinsi
dengan tembusan kepada Kepala Badan Penyuluhan
dan Sumberdaya Pertanian, Kementerian Pertanian
sebagai bahan perencanaan pelatihan dan pembinaan
h. Calon Penyuluh Pertanian Swadaya diusulkan ke
Lembaga Pendidikan dan Pelatihan yang berwenang
untuk mengikuti pelatihan,
i. Calon Penyuluh Pertanian Swadaya yang telah
mengikuti dan lulus pelatihan di bidang pertanian
diberikan sertifikat,
7
j. Yang bersangkutan mengikuti uji
kompetensi bila ingin memperoleh
sertifikat kompetensi profesi dari lembaga
sertifikasi profesi penyuluh.
k. Calon Penyuluh Pertanian Swadaya yg
telah mengikuti dan mendapatkan
sertifikat, dinyatakan sebagai Penyuluh
Pertanian Swadaya apabila telah menanda
tangani Surat Pernyataan sebagai
penyuluh dan terikat dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

8
IV. KedudukanTugas Pokok dan Fungsi.
1. Kedudukan.
Kedudukan Penyuluh Pertanian Swadaya adalah sebagai
mitra Penyuluh Pertanian PNS, dalam melakukan kegiatan
penyuluhan pertanian, baik sendiri-sendiri maupun kerja
sama yang terintegrasi dalam programa penyuluhan
pertanian sesuai dengan tingkat administrasi pemerintahan
dimana kegiatan penyuluhan diselenggarakan. Keberadaan
Penyuluh Pertanian Swadaya bersifat mandiri dan
independen untuk memenuhi kebutuhan pelaku utama
dan pelaku usaha.
2. Tugas Pokok
Melakukan kegiatan penyuluhan pertanian kepada Pelaku
Utama dan Pelaku usaha sesuai dengan rencana kerja
penyuluhan pertanian yang disusun berdasarkan programa
penyuluhan pertanian di wilayah kerjanya.
9
3. Fungsi
Untuk dapat melaksanakan tugas pokok, Penyuluh
Pertanian Swadaya menyelenggarakan fungsi sebagai
berikut:
a. Menyusun rencana kegiatan penyuluhan
pertanian yang dikoordinasikan dengan
kelembagaan penyuluhan pertanian setempat;
b. melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian
sesuai rencana kerja yang telah disusun;
c. melaksanakan pertemuan koordinasi dengan
penyuluh pertanian PNS, pelaku utama dan pelaku
usaha dalam rangka mewujudkan sinergi kerja;
d. mengikuti kegiatan rembug, pertemuan teknis,
dan temu lapang pelaku utama dan pelaku usaha;
e. berperan aktif menumbuh kembangkan
kelembagaan pelaku utama;

10
f. menjalin kemitraan usaha dengan pihak yang
terkait dengan bidang tugasnya;
g. menumbuh kembangkan jiwa ke pemimpinan
dan kewirausahaan pelaku utama;
h. menyampaikan informasi dan teknologi baru dan
tepat guna kepada pelaku utama;
i. melaksanakan proses pembelajaran secara
partisipatif melalui berbagai media penyuluhan
seperti antara lain percontohan dan
pengembangan model usaha agribisnis bagi
pelaku utama;
j. menyusun laporan kegiatan penyuluhan yang
dilaksanakan.

11
IV. Keunggulan Penyuluh Swadaya dibandingkan Penyuluh
Pemerintah dan Penyuluh Swasta.
Menurut SYAHYUTI ( KPPN ), Ada 6 ( enam ) keungguian
Penyuluh Swadaya yaltu:
1. Lebih mampu menciptakan penyuluhan yang
partisipatif, ini karena Penyuluh Swadaya hidup
diantara petani, menjadi bagian dan semangat
petani, serta terlibat secara partisipatif dalam
kegiatan pertanian di komunitasnya. Ia adalah
“orang dalam “yang tidak perlu lagi belajar
psikologi petani dan masyarakat desa;
2. Penyuluh Swadaya lebih mampu
mengorganisasikan masyarakat, karena umumnya
mereka terlibat langsung sebagai pengurus dalam
banyak organisasi petani, baik Kelompok tani,
Gabungan Kelompok tani, Koperasi maupun P3A
dan UPJA.
12
Ia menjadi simpul pengorganisasian komunitas sendiri.
Penyuluh Swadaya tidak hanya mendorong untuk
memperkuat organisasi petani.
3. Menjadi penghubung (Change agent) yang lebih kuat.
Keberadaan sosok “Kontak tani “yang efektif di ERA
BIMAS, menjadi lebih kuat pada diri penyuluh swadaya
saat itu. Relasi yang intim dan akrab dengan Staf
Pemerintah (Penyuluh PNS) merupakan modal sosialnya
yang kuat. Penyuluh Swadaya berdiri di dua kaki, di
pemerintahan dan sekaligus di petani. Ia menjadi tokoh
penghubung yang kokoh;
4. Agen bisnis yang profesional. Sebagian besar Penyuluh
Swadaya saat ini memiliki usaha yang aktif. Jadi, selain
sebagai pelaku utama, Ia juga pelaku usaha pertanian,
Selain mengajarkan petani bagaimana berusaha tani lebih
baik, ia menampung hasil panen petani untuk dipasarkan:

13
5. Mampu mengajarkan teknologi dan ketrampilan
bertani lebih tepat karena ia memiliki pengetahuan
langsung sebagai petani di lapangan;
6. Penyuluh Swadaya juga punya nilai lebih pada ke
pemilikan modal sosial. Posisi Penyuluh Swadaya
sebagai bagian dari komunitasnya merupakan posisi
yang sangat penting.

VI. Pembinaan Penyuluh Swadaya


Pembinaan dilakukan oleh oleh Kelembagaan penyuluhan
pertanian secara berjenjang mulai dari tingkat
Kecamatan sampai tingkat Pusat sesuai kewenangan
masing-masing dan dilaksanakan dengan
berpedoman pada azas tujuan dan fungsi dan pelaku
kegiatan melalui rencana kerja dan program
penyuluhan pertanian dan rencana kerja.

14
Dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 03/
Permentan/SM200/l/2018 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian, disebutkan
bahwa; Penempatan Penyuluh Pertanian Swadaya dan
Penyuluh Pertanian Swasta, dilaksanakan untuk
mengembangkan:
a. kawasan pertanian;
b. teknologi pertanian;
c. kemitraan pelaku utama, pelaku usaha, dan swasta.

VII. Kesimpulan dan Saran.


1. Kesimpulan
a. Upaya untuk menumbuhkan dan memberdayakan
Penyuluh Swadaya penting untuk dilaksanakan
dan digalakkan untuk membantu tenaga penyuluh
PNS yang semakin berkurang jumlahnya.

15
b. Penyuluh Swadaya memiliki keunggulan-
keunggulan, namun masih perlu pembinaan, dan
peningkatan kompetensi sehingga cakap dan
mampu melaksanakan kegiatan penyuluhan untuk
mendukung pelaksanaan pembangunan pertanian
di wilayah kerjanya.
2. Saran
c. Perlu identifikasi dan pendataan calon-calon
Penyuluh Swadaya, dan peningkatan pembinaan
terhadap Penyuluh Swadaya yang sudah aktif
membantu Pemerintah.
d. Melakukan koordinasi dengan para ketua KTNA
Provinsi, Kabupaten,/Kota sampai Kecamatan dan
Desa/Kelurahan untuk kegiatan identifikasi dan
pendataan calon Penyuluh Swadaya
e. Perlu ditetapkan target jumlah Penyuluh Swadaya
yang dibina di setiap Balai Penyuluhan Pertanian
Kecamatan. 16
VIII. Penutup
Pembangunan pertanian memerlukan
dukungan penyuluhan yang dilakukan
oleh para Penyuluh Pertanian PNS,
Penyuluh Pertanian Swadaya dan
Penyuluh Pertanian Swasta. Untuk itu
perlu upaya nyata dalam
menumbuhkan dan memberdayakan
Penyutuh Pertanian Swadaya sebagai
pelaku utama pembangunan pertanian
di wilayah kerjanya.

17

Das könnte Ihnen auch gefallen