Sie sind auf Seite 1von 29

PELATIHAN PPI DASAR

• Pencegahan dan pengendalian infeksi bertujuan untuk


melindungi pasien, petugas dan pengunjung serta masyarakat
sekitar dari penularan infeksi

• Salah satu program PPI adalah pemrosesan limbah yang aman

• Limbah rumah sakit terkontaminasi dan tidak terkontaminasi

• 85 % limbah umum rumah sakit tidak terkontaminasi dan tidak


berbahaya bagi petugas kesehatan

• Limbah terkontaminasi berbahaya harus ditangani dengan baik


dan benar
Tujuan pemrosesan limbah

Mencegah terjadinya penyebaran infeksi ke:


Pasien, Petugas, Pengunjung, Masyarakat
sekitar rumah sakit
Membuang bahan berbahaya ( Sitotoksik,
radioaktif, gas, limbah infeksius, limbah
kimiawi & farmas dengan aman
Pengertian limbah

• Limbah (menurut PP NO 12, 1995)


Limbah adalah bahan sisa suatu kegiatan
dan atau proses produksi

• Limbah rumah sakit


semua limbah yang dihasilkan oleh seluruh
kegiatan rumah sakit
• Limbah padat:
– Infeksius
– Non infeksius
• Limbah cair
– Infeksius
– Non infeksius
• Limbah tajam
• Radiokatif
• Sitotoksik
• Limbah farmasi
LIMBAH PADAT INFEKSIUS

Limbah yang berasal dari pelayanan klinis,


perawatan, laboratorium dan atau semua
benda yang sudah terkontaminasi dengan
darah atau cairan tubuh pasien
LIMBAH PADAT NON INFEKSIUS

Limbah rumah tangga atau pembungkus


alat medik yang tidak terkontaminasi
dengan darah atau cairan tubuh pasien
LIMBAH CAIR INFEKSIUS

Semua limbah rumah sakit yang


berbentuk cairan yang dapat menularkan
kepada orang lain: darah, cairan tubuh
LIMBAH BENDA TAJAM

Semua benda yang mempunyai


permukaan tajam yang dapat melukai /
merobek permukaan tubuh
• R. Pemulasaraan Jenazah
• R. Perawatan
• R. Farmasi
• Laboratorium
• Perkantoran
• Rumah tangga
• Gizi
• Air lisit (bila sampah tdk diangkut dalam 24 jam)
PEMROSESAN LIMBAH

• Identifikasi
• Pemisahan
• Labeling
• Packing
• Penyimpanan
• Pengangkutan
• Treatment
• Disposal
IDENTIFIKASI LIMBAH

Identifikasi limbah
– Padat
– Cair
– Tajam
– Infeksius
– Non infeksius
– Farmasi
PEMISAHAN LIMBAH

• Pemisahan dimulai dari awal penghasil limbah

• Pisahkan limbah sesuai dengan jenis limbah

• Tempatkan limbah sesuai dengan jenisnya



• Limbah cair segera dibuang ke wastafel di
spoelhoek
LABELING LIMBAH
• Limbah padat infeksius:
– plastik kantong kuning
– kantong warna lain tapi diikat tali warna kuning

• Limbah padat non infeksius:


– plastik kantong warna hitam

• Limbah benda tajam:


- wadah tahan tusuk dan air

• Limbah farmasi
- plastik kantong coklat
- wadah/botol B3, alat medis (kolf infus, syringe spuit) yang tidak
terkena darah

Kantong pembuangan diberi label BIOHAZARD atau sesuai jenis


limbah
PACKING / PENEMPATAN LIMBAH
• Tempatkan dalam wadah limbah tertutup

• Tutup mudah dibuka, sebaiknya bisa dengan menggunakan kaki

• Kontainer dalam keadaan bersih

• Kontainer terbuat dari bahan yang kuat, ringan dan tidak berkarat

• Tempatkan setiap kontainer limbah pada jarak 10 – 20 meter

• Ikat limbah jika sudah terisi 3/4 penuh

• Kontainer limbah harus dicuci setiap hari


PENYIMPANAN SEMENTARA
• Simpan limbah di tempat penampungan sementara khusus

• Tempatkan limbah dalam kantong plastik dan ikat dengan


kuat

• Beri label pada kantong plastik limbah

• Setiap hari limbah diangkat dari tempat penampungan


sementara

• Tempat penampungan sementara harus di area terbuka,


terjangkau (oleh kendaraan), aman dan selalu dijaga
kebersihannya dan kondisi kering
PENGANGKUTAN LIMBAH
• Mengangkut limbah harus menggunakan kereta
dorong khusus
• Kereta dorong harus kuat, mudah dibersihkan,
tertutup
• Tidak boleh ada yang tercecer
• Sebaiknya lift pengangkut limbah berbeda
dengan lift pasien
• Gunakan alat pelindung diri ketika menangani
limbah
TREATMENT LIMBAH
• Limbah infeksius dan farmasi di masukkan dalam
insenerator

• Limbah non infeksius dibawa ke tempat pembuangan


sampah umum

• Limbah benda tajam dimasukkan dalam insenerator

• Limbah cair dalam wastafel di ruang spoelhoek

• Limbah feces, urine kedalam WC


UNIT PENGELOLAAN LIMBAH CAIR

• Kolom control
• Kolam Qualisasi baperteng
• Kolam SBR
• Kolam oksidasi air limbah
• Bak filter
• Bak biologi untuk mengukur indikator air
apakah masih terkontaminasi apa tidak
dengan mengunakan ikan mas/mujair
PENANGANAN LIMBAH BENDA TAJAM
• Jangan menekuk atau mematahkan benda tajam

• Jangan meletakkan limbah benda tajam sembarang Benar


tempat

• Segera buang limbah benda tajam ke kontainer yang


tersedia

• Selalu buang sendiri oleh si pemakai

• Tidak menyarungkan kembali jarum suntik habis pakai


x
• Kontainer benda tajam diletakkan dekat lokasi
tindakan
PENANGANAN PECAHAN/BENDA TAJAM

• Gunakan sarung tangan tebal

• Gunakan kertas koran untuk mengumpulkan


pecahan benda tajam tersebut, kemudian
bungkus dengan kertas

• Masukkan dalam kontainer tahan tusukan beri


label
PRAKTEK
PENYUNTIKAN YANG AMAN
POKOK BAHASAN

1. Pentingnya memahani penyuntikan


yang aman
2. Melaksanakan prosedur penyuntikan
yang aman
3. Dampak yang ditimbulkan bila tidak
melakukan praktek penyuntikan yang
aman
4. Cara pemanganan obat multidose
PRAKTEK
PENYUNTIKAN YANG AMAN

1. Lakukan kebersihan tangan


2. Gunakan APD sesuai indikasi (sarung
tangan sekali pakai yang tidak steril)
3. Lakukan desinfeksi pada area insersi.
Lanjutan
5. Alat yang digunakan :
• Pakai jarum yang steril
• Menggunakan jarum satu kali pakai
• Digunakan untuk satu pasien
6. Bila memungkinkan sekali pakai vial walaupun
multidose. Jarum/spuit yang dipakai ulang untuk
mengambil obat dalam vial multidose dapat
menimbulkan kontaminasi mikroba yang dapat
menyebar saat obat dipakai untuk pasien lain
KESIMPULAN

Penting melakukan Praktek Penyuntikan


yang Aman adalah untuk meminimalkan
terjadinya kontaminasi silang, baik dari
petugas maupun alat yang digunakan

ONE SYRINGE, ONE SHOOT,


ONE TIME,

Das könnte Ihnen auch gefallen