Sie sind auf Seite 1von 29

Asuhan Keperawatan

TUMOR OTAK
Rizki Jian Utami 131611133032
Pengertian

Tumor Otak adalah tumbuhnya sel abnormal pada otak.


Banyak jenis tumor yang berbeda-beda. Beberapa tumor
otak bukan merupakan kanker (jinak) dan beberapa tumor
otak lainnya adalah kanker (ganas). Tumor otak dapat
berasal dari otak (tumor otak primer) atau kanker yang
berasal dari bagian tubuh lain dan merambat ke otak (tumor
otak sekunder / metastatik). (Pearce, 2009)
Tumor Otak
Etiologi pada tumor otak dipengaruhi oleh beberapa faktor. yaitu:

Herediter
Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang
ditemukan kecuali pada meningioma, astrositoma dan
01 neurofibroma dapat dijumpai pada anggota-anggota sekeluarga.
Dibawah 5% penderita glioma mempunyai sejarah keluarga
yang menderita brain tumor. Sklerosis tuberose atau
penyakit Sturge-Weber yang dapat dianggap sebagai
manifestasi pertumbuhan baru.

Etiologi Sisa-Sisa Sel Embrional (Embryonic Cell Rest)


Bangunan-bangunan embrional berkembang menjadi
bangunan-bangunan yang mempunyai morfologi dan fungsi
02 yang terintegrasi dalam tubuh. Tetapi ada kalanya sebagian dari
bangunan embrional tertinggal dalam tubuh, menjadi ganas dan
merusak bangunan di sekitarnya. Perkembangan abnormal itu
dapat terjadi pada kraniofaringioma, teratoma intrakranial dan
kordoma.
Radiasi
Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap
radiasi dan dapat mengalami perubahan degenerasi,

03 namun belum ada bukti radiasi dapat memicu


terjadinya suatu glioma. Pernah dilaporkan bahwa
meningioma terjadi setelah timbulnya suatu radiasi.
.
Lanjutan...
Virus
Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil

04 dan besar yang dilakukan dengan maksud untuk mengetahui


peran infeksi virus dalam proses terjadinya neoplasma, tetapi
hingga saat ini belum ditemukan hubungan antara infeksi virus
dengan perkembangan tumor pada sistem saraf pusat.

Substansi-substansi Karsinogenik
Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas
dilakukan. Kini telah diakui bahwa ada substansi yang

Etiologi 05 karsinogenik seperti methylcholanthrone adalah etiologi dari


tumor otak

Trauma kepala
Trauma kepala yang dapat menyebabkan hematoma
sehingga mendesak massa otak akhirnya terjadi tumor

03 otak.
.
Patofisiologi
Klasifikasi
Tumor Otak
Klasifikasi stadium Tumor bersifat infiltratif ,
aktivitas mitosis rendah,
namun sering timbul
rekurensi. Jenis tertentu
cenderung untuk bersifat
Tumor dengan potensi progresif ke arah derajat
poliferasi rendah, kurabilitas keganasan yang lebih tinggi
pasca reseksi cukup baik.

WHO WHO
GRADE I grade II

WHO WHO
grade grade mitosis aktif, cenderung
III IV nekrosis, pada umumnya
Gambaran aktivitas mitosis
berhubungan dengan
jelas, kemampuan infiltrasi
progresivitas penyakit
tinggi, dan terdapat
yang cepat pada pre/post
anaplasia.
. operasi
Klasifikasi
Acoustic Neuroma
Tumor Otak
Bedasarkan Jenis tumor

Pitiutary Adenoma

Meningioma

Astrocytoma

Oligodendroglioma
Astrocytoma (Grade 1)
Apendymoma

Metastase Tumor Otak


Manifestasi klinis mual dan muntah

Manifestasi klinis dipercaya terjadi karena tekanan pada


medula, yang terletak pusat muntah.
Klien sering mengeluhkan sakit kepala
Tumor Otak parah setelah berbaring di ranjang. Saat
sakit kepala makin nyeri, klien juga
Seperti pada gangguan neurologis atau dapat mengalami mual atau muntah
bedah syaraf, perubahan tingkat kesadaran yang spontan. Selama episode muntah
biasanya nyeri kepala akan berkurang.
atau sensoris dapat ditemukan. Perubahan
status emosional dan mental, seperti letargi
Mual dan
dan mengantuk, kebingungan, disorientasi,
serta perubahan kepribadian dapat
Muntah papiledema umum pada klien dengan tumor
intrakranial dan mungkin merupakan manifestasi
ditemukan. awal dari peningkatan tekanan intrakranial.
Perubahan Papiledema awal tidak menyebabkan perubahan
ketajaman penglihatan dan hanya dapat dideteksi
Status Papiledema dengan pemeriksaan oftalmologis. Papiledema
Mental parah dapat bermanifestasi sebagai penurunan
tajam penglihatan.

Merupakan gejala awal pada 20% penderita dengan


tumor otak yang kemudian berkembang menjadi 60%.
Nyerinya tumpul dan intermitten. Nyeri kepala berat Sakit Kejang
juga sering diperhebat oleh perubahan posisi, batuk, kepala Kejang, fokal atau umum, sering ditemui
maneuver valsava dan aktivitas fisik. Muntah pada klien dengan tumor intrakranial,
ditemukan bersama nyeri kepala pada 50% penderita. terutama tumor hemisfer serebral. Kejang
Nyeri kepala ipsilateral pada tumor supratentorial dapat parsial atau menyeluruh. Kejang
sebanyak 80 % dan terutama pada bagian frontal. parsial biasanya membantu membatasi
Tumor pada fossa posterior memberikan nyeri alih ke lokasi tumor.
oksiput dan leher.
Penatalaksanaan
Tumor Otak
Faktor –faktor prognostik sebagai pertimbangan
penatalaksanaan:

Usia Lokasi Tumor

General Health Jenis Tumor

Ukuran Tumor
Lanjutan....
Untuk tumor otak metode utama yang digunakan dalam penatalaksaannya, yaitu :
1) PEMBEDAHAN

Tumor jinak sering kali dapat ditangani dengan eksisi komplet dan pembedahan merupakan tindakan yang berpotensi kuratif, untuk
tumor primer maligna, atau sekunder biasanya sulit disembuhkan. Pembedahan tumor biasanya harus melalui diagnosis
yang histologis terlebih dahulu.

2) TERAPI MEDIKAMENTOSA
• Antikonvulsan untuk epilepsi
• Kortikosteroid (dekstrametason) untuk peningkatan tekanan intrakranial. Steroid juga dapat memperbaiki defisit
neurologis fokal sementara dengan mengobati edema otak
• Kemoterapi diindikasikan pada beberapa kasus glioma, sebagai ajuvan pembedahan dan radioterapi dengan
pengawasan unit spesialistik neuro onkologi.

3) TERAPI RADIASI
Radioterapi konvensional menghantarkan radiasi menggunakan akselerator linier. Dosis standar untuk tumor otak
primer kurang lebih 6.000 Gy yang diberikan lima kali seminggu selama 6 minggu. Untuk klien dengan tumor metastasis,
dosis standar radiasi kurang lebih 3.000 Gy. Dosis pasti akan bergantung pada karakteristik tumor, volume jaringan yang
harus diradiasi biasanya diberikan dalam periode yang lebih pendek untuk melindungi jaringan normal di sekitarnya. Bentuk
lain dari terapi radiasi, walaupun tidak dianggap konvensional dan belum tersedia luas, adalah terapi radiasi partikel berat,
radioterapi neutron cepat, terapi fotodinamik, dan terapi tangkapan neutron boron. Walaupun penggunaannya luas, terapi
radiasi bukan tanpa konsekuensi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tumor Otak

01 CT Scan dan MRI Memperlihatkan semua tumor intrakranial dan menjadi prosedur investigasi awal ketika penderita
menunjukkan gejala yang progresif atau tanda-tanda penyakit otak yang difus atau fokal, atau salah
satu tanda spesifik dari sindrom atau gejala-gejala tumor.

Dilakukan untuk mengetahui apakah tumornya berasal dari suatu metastasis yang
02 Foto Polos Dada akan memberikan gambaran nodul tunggal ataupun multiple pada otak.

Biopsi Dapat digunakan untuk mendiagnosis kedudukan tumor yang dalam dan
03
Stereostatik untuk memberikan dasar-dasar pengobatan dan informasi prognosis.

Angiografi Memberikan gambaran pembuluh darah serebral dan letak tumor serebral.
04
Serebral

Elektroensefalogram Mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati


03
(EEG) tumor dan dapat memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal
pada waktu kejang..
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Tumor Otak

02
Positron Emmision PET memungkinkan pengukuran aliran darah, komposisi jaringan, dan metabolisme
Tomography (PET) otak. PET mengukur aktifitas ini secara spesifik pada daerah otak dan dapat
mendeteksi perubahan penggunaan glukosa. Uji ini digunakan untuk melihat
perubahan metabolik otak, melokasikan lesi seperti adanya tumor otak.

MR-Spectroscopy MR-Spectroscopy (MRS) mampu membedakan berbagai lesi pada otak.


04 Derajat akurasinya mencapai 95-100% untuk membedakan lesi neoplasma
atau nonneoplasma.

Dilakukan untuk melihat adanya sel-sel tumor dan juga marker tumor.
03 Pemeriksaan Lumbal Pungsi Tetapi pemeriksaan ini tidak rutin dilakukan terutama pada pasien
dengan massa di otak yang besar. Umumnya diagnosis histologik
ditegakkan melalui pemeriksaan patologi anatomi, sebagai cara yang
tepat untuk membedakan tumor dengan proses-proses infeksi (abses
cerebri).
Komplikasi Tumor Otak
Menururt Ginsberg (2008) komplikasi yang dapat terjadi pada tumor otak antara lain:

Ensefalopati
Peningkatan Epilepsi Radiasi
Tekanan
Intrakraial
Epilepsi diakibatkan oleh
adanya perangsangan atau
Peningkatan tekanana intrakranial terjadi saat gangguan di dalam selaput
salah satu maupun semua faktor yang terdiri otak (serebral cortex) yang
dari massa otak, aliran darah ke otak serta disebabkan oleh adanya Metastase Ke
jumlah cairan serebrospinal mengalami massa tumor (Yustinus, Tempat Lain
peningkatan. Peningkatan dari salah satu faktor 2006).
diatas akan memicu:

 Edema Serebral
Peningkatan cairan otak yang berlebih Berkurangnya
terakumulasi disekitar lesi sehingga menambah Fungsi
efek masa yang mendesak. Neurologis
 Hidrosefalus
Hidrosefalus terjadi akibat peningkatan produksi
CSS ataupun karena adanya gangguan Gejala berkurangnya fungsi neurologis Kematian
sirkulasi dan absorbsi CSS. Pada tumor otak, karena hilangnya jaringan otak adalah
massa tumor akan mengobstruksi aliran dan khas bagi suatu tumor ganas (Wim,
absorbsi CSS sehingga memicu terjadinya 2002). Penurunan fungsi neurologis ini
hidrosefalus. tergantung pada bagian otak yang
terkena tumor.
WOC
Tumor otak
Asuhan Keperawatan
Kasus Tumor Otak
Tn. A usia 25 tahun di diagnosa medis
mengalami tumor otak. Pasien mengalami nyeri KASUS
kepala yang sangat berat hingga mual dan
muntah, serta ada riwayat kejang. Berdasarkan
hasil pemeriksaan menunjukkan RR 30x/menit,
TD 140/100 mmHg, Nadi 100x/menit, S 37,8˚C,
CRT 4 detik. Terdengar suara ronchi.
Pernapasan klien tampak tersengal-sengal dan
tidak nafsu makan akhir-akhir ini, akral klien
teraba hangat dan warnanya pucat. Berjalan
tidak seimbang selama 1 bulan. Terdapat
papiledema, penglihatan kabur. Pasien
mengalami penurunan kesadarn dengan GCS
4,4,5 dan terlihat lemah.
Identitas Pasien
Nama Pasien : Tn. A
Usia : 25 Tahun
Diagnosa medis : Tumor Otak

Anamnesa
Keluhan Utama
Sakit kepala yang sangat hebat
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluhkan sakit kepala sejak kurang lebih 5
bulan yang lalu, klien muntah-muntah ketika mengalami
sakit kepala, dan trauma. Pasien berjalan tidak seimbang
sejak satu bulan terakhir, napsu makan menurun,
penurunan berat badan satu bulan terakhir, penglihatan
pasien mulai kabur sejak 1 bulan terakhir
Riwayat Penyakit Dahulu
Pengkajian Adanya riwayat kejang
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak
B1 (Breathing)
B2 (Blood) B3 (Brain)
Pemeriksaan
Fisik
N 100x/menit Kesadaran
RR 12x/menit TD 140/100 mmHg menurun dengan
S 37,8˚C GCS 445
Napas tersengal- CRT 4 detik Kejang
sengal Conjungtiva Gangguan
Suara napas anemis koordinasi/keseimb
ronchi Akral hangat dan angan
pucat Penglihatan kabur

B5 (Bowel)
B6 (Bone)
B4 (Bladder)
Bibir tampak kering Terdapat
Gerakan peristaltic papiledema dan
naik turun edema pada
Warna urine Kulit abdomen leher bagian
kunging pekat, pucat kanan
Bau : Biasa Mual dan muntah Adanya
proyektil
kelemahan otot
Data Etiologi Masalah
Get a modern Keperawatan
PowerPoint
DS : Klien mengaku sesak Pembesaran masa tumor Pola napas tidak
nafas Presentation that is efektif
beautifully designed.
Analisa Data DO :
a. Klien tampak sesak
Menekan Pusat saraf
nafas
b. Hasil TTV
Kasus N 100x/menit
RR 30x/menit
S 37,8 dearajat Pola napas tidak feketif
DS: Pembesaran massa tumor Nyeri
Pasien mengeluh sakit kepala ↓
Ukuran tengkorak tetap
DO : ↓
• Skala Nyeri 8 PTIK

Nyeri

DS : Adanya tumor Nutrisi kurang


Klien mengatakan tidak nafsu ↓ dari kebutuhan
makan Nyeri kepala tubuh

DO: - Rasa sakit yang berlebih

Nafsu makan turun
Diagnosa
Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas b.d penekanan saraf
nafas
2. Nyeri kronis b.d peningkatan tekanan intra
kranial
3. Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
b.d efek kemoterapi dan radioterapi.
Diagnosa Keperewatan
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penekanan saraf nafas
Domain 4: Activity/Rest
Class 4. Cardiovascular/Pulmonary Responses
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam pola pernafasan kembali normal

NOC NIC
Domain-Physiologic Health (II) Airway Management (3140)
Class-Cardiopulmonary a. Monitor status respirasi dan oksigenasi, yang tepat
Respiratory Status (0415)
Pola nafas klien kembali normal dilihat dari indikator : Respiratory Management (3350)
1. Respiraroty Rate normal 1. Monitor kecepatan, irama, kedalaman dan upaya
2.Respiraory Rhytm normal pernafasan.
3.Saturasi oksigen normal 2. Monitor pola pernapasan
4.Tidak ada sianosis 3. Monitor tingkat saturasi oksigen dalam klien yang
tenang
4. Auskultasi suara napas, mencatat area penurunan
ketiadaan ventilasi dan keberadaan suara tambahan
Diagnosa Keperewatan
2. Nyeri kronis berhubungan dengan peningkatan tekanan intra kranial
Domain 12 Comfort
Class 1 Physical Comfort
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam nyeri yang dirasakan berkurang atau dapat
diadaptasi oleh klien

NOC NIC
Domain IV Health and Knowledge Behavior Pain Management (4092)
Class Q Health Behavior 1. Melakukan pengkajian komprehensif mengenai nyeri klien
Pain Control 1605 (nyeri pasien tersebut terjadi pada saat pasien menelan
Kriteria Hasil : makanan)
Nyeri yang dirasakan klien berkurang dilihat dari 2. Meminimalkan faktor yang menimbulkan nyeri pada klien
indikator : 3. Mengajarkan mengenai managemen nyeri (teknik
1. Penggunaan analgesik distraksi misalnya, napas dalam)
2. Melaporkan nyeri yang terkontrol 4. Mengajarkan klien untuk memonitor nyeri (respon yang
3. Mengenali serangan nyeri dialami oleh pasien sendiri dapat diidentifikasi)
4. Melaporkan perubahan gejala nyeri pada pasien 5. Anjurkan untuk istirahat agar meminimalkan nyeri
6. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan profesional
mengenai analgesik efektif untuk pereda nyeri
Diagnosa Keperewatan
Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh (00002) berhubungan dengan efek kemoterapi dan radioterapi.
Domain 2: Nutrition
Class 1. Ingestion
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi dengan adekuat

NOC NIC
Domain 2 Physiologic Health Nutritional Monitoring (1160)
Class K Digestion and Nutrition 1. Monitor kalori dan intake diet klien
Nutritional Status (1004) 2. Monitor kelihangan berat badan yang
Kriteria Hasil : dialami klien
Nutrisi klien membaik dilihat dari indikator : 3. Tentukan rekomendasi energi yang
1. Intake Nutrisi meningkat dibutuhkan klien
2. Asupan makanan meningkat 4. Tentukan faktor yang mempengaruhi intake
3. Rasio berat badan dan tinggi badan normal nutrisi klien
5. Tentukan pola makan klien
Implementasi
Asuhan Keperawatan
Kasus Tumor Otak
NO DX Hari/ Tanggal / Jam Implementasi Evaluasi
1 16 September 2018
(10.00)
1. Memastikan klien dalam kondisi semi fowler atau
dalam posisi nyaman
Implementasi
S: Keluarga Pasien mengatakan nafas pasien tidak lagi
sesak
2. Kolaborasi pemberian pemberian terapi oksigen O:
3. Mengobservasi status respyratory • Retraksi dinding dada berkurang
4. Monitor pola pernafasan • Penggunaan otot bantu napas berkurang
• Napas cuping hidung (-)
• RR = 24 x/menit
• Sianosis (-)
A : Masalah Keperawatan Teratasi
P : Melanjutkan Intervensi

2 16 September 2018 1. Mengkaji Lokasi dan skala nyeri pasien S: Keluarga pasien mengatakan nyeri pada kepala
(09.00) 2. Mengobservasi reaksi ketidaknyamanan secara pasien berkurang.
nonverbal O: Pasien terlihat lemas, kesadaran composmentis
3. Mengajarkan cara penggunaan terapi non A: Masalah Keperawatan teratasi sebagian
farmakologi (distraksi dan relaksasi) P: Lanjutkan Intervensi
4. Kolaborasi pemberian analgesik - Mengkaji Skala Nyeri
- Observasi TTV

3 16 September 2018 1. Kaji intake klien S: Klien mengatakan mual dan muntah, Klien
(12.00) 2. Jaga kebersihan mulut klien mengatakan tidak nafsu makan, Klien mengatakan
3. Kolaborasi dengan ahli gizi akan diet dan makanan lemas
ringan dengan tambahan makanan yang disukai bila ada O: Klien tampak lemas, Klien tidak menghabiskan
4. Memantau pola makan klien makanannya, IMT 17,1, BB 46kg, TD: 90/70mmHg,
Nadi: 80x/menit, RR: 25x permenit
A: Masalah teratasi sebagian
P : Lanjut Intervensi
Daftar Pustaka
Ginsberg,Lionel. 2005. Lecture Notes: Neurologi. Jakarta: Erlangga

Baughman, Diace C dan Joann C. Hackley. 2000. Buku Saku Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC

Price, Sylvia A dan Lorrane M. Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Vol 2. Jakarta: EGC

Tarwoto, Watonah, dan Eros Siti Suryati. 2007. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta:
CV Sagung Seto

Batticaca, Fransisca B. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta:
Penerbit Salemba Medika

Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds.). (2014). NANDA International Nursing Diagnoses: Definitions & Classification,
2015-2017, Tenth Edition. Oxford: Wiley Blackwell

Bulechek, Gloria M., [et al.]. (2013). Nursing Interventions Classification (NIC), Sixth Edition. United States of America:
Mosby Elsevier

Moorhead, Sue., [et al.]. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC): measurement of health outcomes, Fifth
Edition. United States of America: Mosby Elsevier
Thank you
Insert your subtitle here

Das könnte Ihnen auch gefallen