Sie sind auf Seite 1von 60

SISTEM BIAYA STANDAR

Kelompok 6
1. Alvia Widyawati (170422620539)
2. Masrifatul Himmah (170422620508)
3. Metha Fibriana (170422620505)
4. Sri Wahyuni Ramli (170422620519)

2
Definisi Biaya Standar
Biaya standar adalah biaya yang di tentukan di muka, yang
merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk
membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan
tertentu, dibawah asumsi kondisi ekonomi,efisiensi, dan faktor-
faktor lain tertentu.

3
Manfaat Sistem Biaya Standar Dalam
Pengendalian Biaya

▪ Untuk mengendalikan biaya.


▪ Memberikan pedoman kepada manajemen.
▪ Menyajikan analisis penyimpangan biaya sesungguhnya dari
biaya standar.

4
Kelemahan Biaya Standar

Cenderung menjadi kaku Keadaan produksi selalu Perubahan standar


atau tidak fleksibel. mengalami perubahan. menimbulkan masalah
pesediaan.

5
Pusat
Pertanggungjawaban

Pusat Pusat
Pusat Biaya Pusat Laba Investasi
Pendapatan

6
Prosedur Penentuan
Biaya Standar
1. Biaya Bahan Baku Standar
2. Biaya Tenaga Kerja Standar
3. Biaya Overhead Pabrik Standar

7
Anggaran Fleksibel
Biaya Overhead Pabrik

8
JENIS STANDAR Standar
Teoritis

Rata-rata
Standar
biaya waktu
Normal yg lalu

Pelaksanaan terbaik yg
dpt dicapai

9
Analisis Penyimpangan Biaya
Sesungguhnya Dari Biaya Standar
Analisis selisih BBB & BTKL :
1. 1. Kapasitas sesungguhnya
2. 2, Kapasitas Standar.
Analisis selisih BOP :
1. Kapasitas sesungguhnya
2. Kapsitas Standar
3. Kapasitas Normal

10
ANALISIS SELISIS BIAYA
PRODUKSI LANGSUNG

Model Satu Selisih Model Dua Selisih Model Tiga Selisih


The One-Way Model The Two-Way Model The Three-Way Model

11
“ Model satu selisih
(The One-Way Model)
Rumus :
St : (HSt x KSt) – (HS x KS)

12
“ Model Dua selisih
(The Two-Way Model)
Rumus :
SH : (HSt - HS) x KS (u/ menghitung selisih harga)
SK : (KSt - KS) x HSt (u/ menghitung selisih kuantitas)

13
14
Model Tiga Selish
(The Three-Way Model)

Selisih
Selisih Harga Selisih Kuantitas
Harga/Kuantitas

15
Harga dan Kuantitas Standar Masing-masing Lebih Tinggi
atau Lebih Rendah dari Harga dan Kuantitas Sesungguhnya

Lebih Rendah Lebih Tinggi


1. SH = (HSt - HS) x KSt 1. SH = (HSt - HS) x KS
2. SK = (KSt – KS) x HSt 2. SK = (KSt – KS) x HS
3. SHK = (HSt – HS) x (KSt – KS) 3. SHK = (HSt – HS) x (KSt – KS)

t = standar

*1. Untuk menghitung selisih harga


2. Untuk mengitung selisih kuantitas
3. Untuk menghitung selisih gabungan yang merupakan selisih harga/kuantitas
16
Harga Standar Lebih Rendah dari Harga Sesungguhnya, Namun Sebaliknya
Kuantitas Standar Lebih Tinggi dari Kuantitas Sesungguhnya

SH = (HSt – HS) x KS
SK = (KSt – KS) x HSt

Harga Standar Lebih Tinggi dari Harga Sesungguhnya, Namun Sebaliknya


Kuantitas Standar Lebih Rendah dari Kuantitas Sesungguhnya

SH = (HSt – HS) x KSt


SK = (KSt – KS) x HS

17
Contoh Soal

PT. Rimendi menggunakan sistem biaya standar. Data


biaya standar dan biaya sesungguhnya dalam bulan Januari
19X1 adalah

Biaya Kuantitas Kuantitas Harga Standar Harga


Standar Sesungguhnya Sesungguhnya
Bahan Baku 4.000 unit 5.000 unit Rp. 20 Rp. 15

Tenaga Kerja 1.000 jam 2.000 jam Rp. 10 Rp. 20

18
Model Satu Selisih

(1) Selisih biaya bahan baku


(KSt x HSt) – (KS x HS)
(4.000 x Rp.20) – (5.000 x Rp.15) = Rp 5.000 L

(2) Selisih biaya tenaga kerja


(JKSt x TUSt) – (JKS x TUS)
(1.000 x Rp.10) – (2.000 x Rp.20) = Rp 30.000 R

JK = Jam Kerja
TU = Tarif Upah
19
Model Tiga Selisih

(1) Selisih biaya bahan baku (2) Selisih biaya tenaga kerja

a) Selisih harga bahan baku a) Selisih tarif upah


(HSt – HS) x KSt (TUSt – TUS) x JKSt
(Rp.20 – Rp.15) x 4.000 = Rp 20.000 L (Rp.10 – Rp.20) x 1.000 = Rp 10.000 R

b) Selisih kuantitas bahan baku b) Selisih efisiensi upah


(KSt – KS) x HS (JKSt –JKS) x TUSt
(4.000 – 5.000) x Rp.15 = Rp 15.000 R (1.000 – 2.000) x Rp.10 = Rp 10.000 R

c) Selisih harga/kuantitas bahan baku c) Selisih tarif/efisiensi upah


Tidak terdapat selisih harga/kuantitas (JKSt – JKS) x (TUSt – TUS)
(1.000 – 2.000) x (Rp.10 – Rp.20) = Rp 10.000 R
20
SELISIH BIAYA
OVERHEAD PABRIK

21
SELISIH BIAYA
OVERHEAD PABRIK
Model Satu Selisih Model Tiga Selisih
Selisih BOP dihitung dengan cara Selisih Pengeluaran: perbedaan BOP (S) dengan BOP
mengurangi BOP dengan tarif standar pada yang dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya.
kapasitas standar dengan BOP Selisih Kapasitas: perbedaan BOP yang dianggarkan
sesungguhnya. dengan BOP (B) .
Selisih Efisien: tarif BOP dikalikan dengan selisih antara
kap. Standar dengan kap. Sesungguhnya.

Model Dua Selisih Model Empat Selisih


Selisih terkendalikan: perbedaan BOP Selisih Pengeluaran
sesungguhnya dengan BOP yang Selisih Kapasitas
dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya.
Selisih Efisiensi Variabel
Selisih volume: perbedaan BOP yang
dianggarkan pada jam standar dengan BOP Selisih Efisiensi Tetap
yang dibebankan kepada produk.
22
Contoh Soal
Biaya Bahan Baku 5Kg @ Rp 1.000 Rp 5.000
Biaya Tenaga Kerja 20 Jam @ Rp 500 Rp 10.000
Biaya Overhead Pabrik:
Variabel 20 Jam @ Rp 400 Rp 8.000
Tetap *) 20 jam @ Ro 300 Rp 6.000
Total Rp 29.000

Transaksi yang terjadi dalam bulan juli 19X1 adalah sebagai berikut:
1. Jumlah bahan baku yang dibeli adalah 1500 kg @ Rp 1.100
2. Jumlah produk yang diproduksi dan selesai diproses dalam bulan januari 19X1 adalah 250 satuan dengan biaya produksi
sesungguhnya sebagai berikut :
a. Biaya Bahan Baku 1.050 Kg @Rp 1.100 = Rp 1.155.000
b. Biaya Tenaga kerja 5.100 jam @Rp 475 = Rp 2.422.500
C. Biaya Overhead Pabrik = Rp 3.650.000
Atas dasar data tersebut, berikut disajikan analisis selisih biaya produksi langsung dan biaya overhead parbrik
Biaya Bahan Baku
Model Satu Selisih Model Dua Selisih Metode Tiga Selisih
Selisih Biaya Bahan Baku Selisih Harga biaya bahan baku Selisih Harga Biaya Bahan Baku
= (HSt x KSt) – (HS x KS) = (HSt – HS) x KS = (HSt – HS) x KS
= (1000x1250) – (1100 x1050) =(1000-1100) x 1050 =(1000-1100) x 1050
= 95.000 L = 105.000 = 105.000
Selisih Kuantitas Biaya Bahan Baku Selisih Kuantitas Biaya Bahan Baku
= (KSt – KS) x HS = (KSt – KS) x HS
=(1250 – 1050 ) x 1000 =(1250 – 1050 ) x 1000
= 200.000 = 200.000
Total Selisih Biaya Bahan Baku Selisih harga/kuantitas biaya bahan
= 95.000 baku
=0
Total Selisih biaya bahan baku
= 95.000
Biaya Tenaga Kerja

Model Satu Selisih Model Dua Selisih Metode Tiga Selisih


Selisih Biaya tenaga kerja Selisih tarif upah Selisih tarif upah
= (TUSt x JKSt) – (TUS x JKS) = (HSbt – TUS) x JKS = (TUSt – TUS) x JKSt
= (500x5000) – (475 x5100) =(500-475) x 5100 =(500-475) x 5000
= 77.500 L = 127.500 = 125.000
Selisih Efisiensi upah Selisih efisiensi upah
= (JKSt – JKS) x TUSt = (JKSt – JKS) x TUS
=(5000 – 5100 ) x 500 =(5000 – 5100 ) x 475
= 50.000 = 47.500
Total Selisih Biaya tenaga kerja Selisih harga/efisiensi upah
langsung =0
= 77.500 Total Selisih biaya bahan baku
= 77.500
Model Satu Selisih
Selisih BOP Selisih total BOP :
BOP sesungguhnya 3.650.000
BOP Di bebankan
Model Dua Selisih 250 x 20 jam x Rp 700 3.500.000
Selisih dipecah menjadi dua macam sbb: Selisih total BOP 150.000
1. Selisih terkendalikan (Contorllable Variance)
BOP Sesungguhnya 3.650.000 Model Dua Selisih
BOP Tetap pada kapasitas normal 2. Selisih Volume (Volume Variance)
5200 x 300 1.560.000 Jam tenaga kerja pada kapasitas normal 5.200 jam
BOP Variabel sesungguhnya 2.090.000 Jam tenaga kerja standar 5.000 jam
BOP Variabel pada jam standar Selisih Volume 200 jam
500 jam x 400 2.000.000 Tarif BOP tetap 300 per jam x
Selisih terkendalikan 90.000 R Selisih Volume 60.000 R

Total = 90.000 + 60.000 = 150.000 R


26
2. Selisih kapasitas

Selisih BOP Kapasitas normal 5.200 Jam


Kapasitas Sesungguhnya 5.100 Jam
Kapasitas yang tidak terpakai 100 jam

Model Tiga Selisih Tarif BOP Tetap 300 per jam x


Selisih Kapasitas 30.000 R
Selisih BOP sebesar 150.000 dapat dipecah menjadi 3:
1. Selisih Pengeluaran
3. Selisih Efisiensi
BOP Sesungguhnya 3.650.000
Jam Standar 5.000 jam
BOP Tetap pada kapasitas normal
Jam Sesungguhnya 5.100 Jam
5200 x 300 1.560.000
Selisih efisiensi 100 jam
BOP Variabel sesungguhnya 2.090.000
Tarif BOP 700 per jam x
BOP Variabel yang dianggarkan
Selisih Efisiensi 70.000 R
Pada jam yang sesungguhnya dicapai
5.100 jam x 400 2.040.000
Selisih terkendalikan 50.000 R
Selisih BOP
Model Empat Selisih
Selisih Pengeluaran 50.000 R
Selisih Kapasitas 30.000 R
Selisih Efisiensi yang dipecah lebih lanjut menjadi:
Selisih efisinsi Variabel 100 jam x Rp 400 40.000 R
Selisish efisiensi tetap 100 jam x Rp 300 30.000 R
Total Selisih BOP 150.000 R
Akuntansi Biaya Standar

Biaya Standar dibagi menjadi dua :


1. Metode Tunggal (Single Plan)
2. Metode Ganda (Partial Plan)
Perbedaan antara dua sistem akuntansi biaya standar tersebut terletak
pada waktu penyajian informasi mengenai terjadinya penyimpangan
anatara biaya standar dan biaya sesungguhnya kepada manajemen
Barang Dalam Proses
Rekening
BDP Kuantitas standar x harga standar Kuantitas standar produk jadi x harga
dalam atau pokok produksi standar persatuan
Metode Jam standar x tarif upah standar atau
Tunggal atau Kuantitas standar produk dalam proses
Kapasitas Standar x tarif standar x harga pokok produksi standar

Barang Dalam Proses


Kuantitas sesungguhnya r x harga Kuantitas standar produk jadi x harga
Rekening
BDP sesungguhnya pokok produksi standar persatuan
dalam atau atau
Metode Jam sesungguhnya x tarif upah Kuantitas standar produk dalam proses
Ganda sesungguhnya x harga pokok produksi standar
atau persatuan
BOP Sesungguhnya 30
Metode Ganda (Partial Plan)

Karakteristik metode ganda adalah :


1. Rekening BDP didebit dengan biaya sesungguhnya dan dikredit dengan biaya
standar.
2. Selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar dihitung pada akhir periode
akuntansi, setelah harga pokok persediaan produk dalm proses ditrntukan dan
harga pokok produk jadi yang ditranfer ke gudang dicatat dalam rekening BDP.
3. Selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar merupakan jumlah total
perbedaan antara biaya standar dan biaya sesungguhnya.
Aliran Biaya Standar Dalam Metode Ganda

Berikut adalah jurnal – jurnal yang dibuat untuk mencatat biaya produksi sesungguhnya, biaya produksi
standar dan selisih :

1. Pencatatan Biaya Bahan Baku


BDP – BBB 1.155.000
Persediaan Bahan Baku 1.155.000
(Pemakaian bahan baku sesungguhnya 1.050 kg @1.000 = 1.155.000)
2. Pencatatan biaya tenaga kerja langsung
BDP – BTK Langsung 2.422.500
Gaji dan Upah 2.422.500
3. Pencatatan BOP
Dalam metode ganda, BOP dicatat dengan menggunakamn metode berikut ini:
Metode 1
Jurnal pencatatan BOP yang sesungguhnya terjadi :
BOP Sesungguhnya 3.650.000
Berbagai rekening yang dikredit 3.650.000
Jurnal pencatatan BOP dibebankan ke produksi
BDP – BOP 3.650.000
BOP Sesungguhnya 3.650.000
Metode 2
Jurnal pencatatan BOP yang sesungguhnya terjadi :
BOP Sesungguhnya 3.650.000
Berbagai rekening yang dikredit 3.650.000
Jurnal pencatatan pembeban BOP atas dasar tarif standar (5.100 jam x 700 = 3.570.000)
BDP – BOP 3.570.000
BOP Yang dibebankan 3.570.000
2
Jurnal penutupnya
BOP Yang Dibebankan 3.570.000
BOP Sesungguhnya 3.570.000
4. Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi
Persediaan Produk Jadi 7.250.000
BDP – BBB 1.250.000
BDP – BTK 2.500.000
BDP – BOP 3.500.000
5. Pencatatan Harga Pokok dalam Proses
Persediaan Produk Dalam Proses xx
BDP – BBB xxx
BDP – BTK xxx
BDP – BOP xxx
6. Pencatatan Harga Pokok produk yang dijual
Harga Pokok Penjualan xx
Persediaan Produk Jadi xx
7. Pencatatan Selisih antara biaya sesunggguhnya dengan biaya standar
a. Selisih Biaya Bahan Baku
Selisih Harga Bahan Baku 105.000
BDP – BBB 95.000
Selisih Kuantitas Bahan Baku 200.000
b. Selisih Biaya Tenaga Kerja
Jurnal untuk mencatat BTKL dengan model dua selisih :
Selisih Efisiensi Upah 50.000
BDP – Biaya tenaga kerja langsung 77.500
Selisih Tarif Upah 127.500
Jurmal untuk mencatat BTKL dengan model tiga selisih :
Selisih Efisiensi Upah 47.500
BDP – Biaya tenaga kerja langsung 77.500
Selisih Tarif Upah 125.000
c. Selisih BOP
Selisih BOP dengan model tiga selisih:
Selisih Pengeluaran 50.000
Selisih Kapasitas 30.000
Selisih Efisiensi 70.000
BDP – BOP 150.000
Atau
Selisih Efisiensi 70.000
BDP 70.000
Selisih Pengeluaran 50.000
Selisih Kapasitas 30.000
BOP Sesungguhnya 80.000
Metode Tunggal (Single Plan)

Pencatatan biaya bahan baku dengan metode single plan dibagi menjadi 3 :
1. Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dibeli.
2. Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dipakai
3. Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dibeli dan dipakai
Selisih Harga
Bahan Baku
Dicatat pada
saat bahan
baku dipakai
Contoh
PT Rimendi menggunakan sistem biaya standar. Biaya bahan baku standar per satuan produk adalah
sebagai berikut:
Kuantitas standar 50 Kg
Harga Standar per Kg Rp 100
Dalam bulan januari 20X1, jumlah produk yang dihasilkan adalah 2.000 satuan, yang mengkonsumsi
bahan baku sebanyak 120.000 Kg. Dalam bulan tersebut, kuantitas bahan baku yang dibeli adalah
150.000 Kg, dengan harga belu Rp 90 per kg. perusahaan menggunakan model dua selisih dlam
menganalisa selisih biaya sesungguhnya dari biaya sesungguhnya dari biaya standar.
Perhatikan selisih biaya bahan baku adalah sebagai berikut:
Selisih harga pembelian bahan baku:
Harga pembelian standar : 150.000 x Rp 100 Rp 15.000.000
Harga pembelian sesungguhnya : 150.000 x Rp90 13.500.000
Selisih harga pembelian bahan baku Rp 1.500.000 L
Selisih pemakaian bahan baku:
Pemakaian standar : 2.000 x 50 kg x Rp 100 Rp 10.000.000
Peemakaian sesungguhnya : 20.000 Kh x Rp 100 12.000.000
Selisih pemakaian bahan baku Rp 2.000.000

Selisih harga bahan baku yang dipakai :


Kuantitas bahan baku yang dipaki sesungguhnya pada
harga standar : 120.000 Kg x Rp 100 Rp 12.000.000
Kuantitas bahan baku yang dipakai sesungguhnya pada
Harga sesungguhnya : 120.000 kg x Rp 90 10.800.000
Selisih harga bahan baku yang dipakai Rp 1.200.000 L
Jika selisih bahan baku dicatat pada saat bahan baku dibeli, jurnal yang dibuat oleh PT Remendi pada saat
pembelian dan pemakaian bahan baku adalah sebagai berikut :
Persediaan Bahan Baku Rp 15.000.000
Utang Dagang Rp 13.500.000
Selisih Harga Pembeliaan Bahan Baku Rp ``1.500.000
(Untuk mencatat pembeliaan bahan baku)

BDP – Bahan Baku Rp 10.000.000


Selisih pemakaian Bahan Baku Rp 2.000.000
Persediaan Bahan Baku Rp 12.000.000
(Untuk mencatat pemakaian bahan baku)
Selisih Harga Bahan Baku Dicatat pada Saat Bahan Baku Dipakai

Jurnal untuk mencatat pembelian bahan baku :


Persediaan Bahan Baku Rp. 13.500.000
Utang Dagang Rp. 13.500.000

Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan baku :


Barang Dalam Proses Rp. 10.000.000
Selisih Kuantitas Bahan Baku Rp . 2.000.000
Persediaan Bahan Baku Rp. 10.800.000
Selisih Harga Bahan Baku yang Dipakai Rp. 1.200.000

42
Selisih Harga Bahan Baku Dicatat pada
Saat Bahan Baku Dibeli dan Dipakai


Jurnal untuk mencatat pembelian bahan baku :
Persediaan bahan baku
Utang dagang
Selisih harga pembelian bahan baku
Rp. 15.000.000
Rp. 13.500.000
Rp. 1.500.000

Jurnal untuk mencatat pembelian bahan baku :


Barang dalam proses – Bahan baku Rp. 10.000.000
Selisih pemakaian bahan baku Rp. 2.000.000
Persediaan bahan baku Rp. 12.000.000

Jurnal untuk mencatat selisih harga pembelian bahan baku yg melekat pada bahan baku
yang dipakai dalam produksi :
Selisih harga pembelian bahan baku Rp. 1.200.000
Selisih harga bahan baku yang dipakai Rp. 1.200.000
43
Pencatatan Pencatatan
Pencatatan
distribusi pembayaran
utang upah
upah upah
langsung
langsungg langsung

44
Jurnal untuk mencatat utang upah langsung :
Gaji dan upah xxx
Utang gaji dan upah xxx

Jurnal untuk mencatat distribusi upah langsung :


Barang dalam proses xxx
Selisih tarif upah xxx
Selisih efisiensi upah xxx
Gaji dan upah xxx

Jurnal untuk mencatat pembayaran upah langsung :


Utang gaji dan upah xxx
Kas xxx 45
Jurnal pembebanan BOP kepada produk :
Barang dalam proses Rp.3.500.000
BOP yang dibebankan Rp.3.500.000

Jurnal u/ mencatat BOP sesungguhnya :


BOP sesungguhnya Rp.3.650.000 Jurnal u/ menutup BOP (D) ke BOP (S) :
Bbg rekening yang dikredit Rp.3.650.000 BOP yang dibebankan Rp.3.500.000
BOP sesungguhnya Rp.3.500.000

Jurnal u/ mencatat selisih BOP :


Selisih terkendalikan Rp.90.000
Selisih volume Rp.60.000
BOP sesungguhnya Rp.150.000

46
Jurnal pembebanan BOP kepada produk :
Barang dalam proses Rp.3.500.000
Selisih efisiensi Rp.70.000
BOP yang dibebankan Rp.3.570.000

Jurnal untuk mencata BOP sesungguhnya :


BOP sesungguhnya Rp. 3.650.000
Berbagai rekening yang dikredit Rp.3.650.000

Jurnal untuk menutup BOP (D) ke BOP (S) :


BOP yang dibebankan Rp. 3.570.000
BOP sesungguhnya Rp. 3.570.000

Jurnal untuk mencatat selisih BOP :


Selisih pengeluaran Rp. 90.000
Selisih kapasitas Rp. 60.000
BOP sesungguhnya Rp. 150.000
47
Jurnal pencatatan selisih efisiensi
Barang dalam proses Rp.3.500.000
Selisih efisiensi variabel Rp.40.000
Selisih efisiensi tetap Rp.30.000
BOP yang dibebankan Rp.3.570.000

48
Jurnal untuk mencatat harga pokok produk selesai :
Persediaan produk jadi Rp. 7.250.000
Barang dalam proses Rp. 7.250.000

49
Jika spesifikasi bahan baku Jika presentase hasil
standar telah ditentukan dan sesungguhnya menyimpang
komposisi jenis bahan baku dari standar, maka
yang digunakan dl proses penyimpangan ini disebut
produksi telah ditetapkan, dan selisih hasil
terjadi penyimpangan antara
komposisi standar dengan
komposisi sesungguhnya bahan
yg dipakai, penyimpangan ini
disebut selisih komposisi
50
Contoh : untuk menghasilkan 5 satuan produk A dibutuhkan
bahan baku menurut komposisi standar

51
Perhitungan Selisih Komposisi Bahan

52
Perhitungan
Selisih Hasil
Bahan Baku
Hasil sesungguhnya 4.550 satuan
Hasil menurut standar 50% × 9000satuan 4.500
Selisih hasil (dalam kuantitas) 50 satuan
Selisih hasil dalam rupiah 50 × Rp. 34 Rp. 1.700

53
Selisih hasil biaya tenaga kerja
Hasil sesungguhnya × BTK standar per satuan (4.550×Rp30) = Rp.136.500
Hasil standar × BTK standar per satuan (4.500×Rp30) = Rp.135.000
Selisih hasil biaya tenaga kerja = Rp.1.500 L

Selisih hasil overhead pabrik


Hasil sesungguhnya × BOP per satuan (4.550×Rp40) = Rp.182.000
Hasil standar × BOP per satuan (4.500×Rp40) = Rp.180.000
Selisih hasil overhead pabrik = Rp.2.000 L

54
Pencatatan Selisih Komposisi Bahan Baku dan
Selisih Hasil

Jurnal untuk pencatatan selisih komposisi


Jurnal untuk mencatat Selisih hasil upah :
bahan baku :
Persediaan produk jadi Rp.136.500
Barang dalam proses – BBB Rp.153.000
Selisih hasil biaya tenaga kerja Rp.1.500
Selisih komposisi bahan baku Rp.1.000
Barang dalam proses – BTK Rp.135.000
Persediaan bahan baku Rp.154.000
Jurnal untuk mencatat Selisih hasil upah :
Jurnal untuk pencatatan selisih hasil bahan :
Persediaan produk jadi Rp.182.000
Persediaan produk jadi Rp.154.700
Selisih hasil biaya tenaga kerja Rp.2.000
Selisih hasil bahan baku Rp.1.700
Barang dalam proses – BTK Rp.180.000
Barang dalam proses–BBB Rp.153.000

55
Selisih yg terjadi dapat diperlakukan dengan cara :
1. Ditutup ke rekening laba rugi
2. Dipakai untuk menyesuaikan rekening-
rekening harga pokok penjualan dan
persediaan produk jadi dan persediaan barang
dalam proses
Perlakuan terhadap selisih yang terjadi tergantung pada :
1. Jenis selisih (selisih BBB, BTK, BOP
2. Besarnya selisih
3. Pengalaman penggunaan biaya standar
4. Sebab-sebab terjadinya selisih
5. Waktu terjadinya selisih

56
Jurnal untuk menutup selisih-selisih di samping
Jenis selisih Jumlah ke dalam rekening laba rugi :
Selisih kuantitas bahan baku Rp.200.000
Selisih harga bahan baku Rp.105.000 R Selisih tarif upah Rp.127.500
Selisih kuantitas bahan baku Rp.200.000 L Selisih harga bahan baku Rp.127.500
Selisih tarif upah Rp.127.500 L Selisih efisiensi upah Rp.50.000
Selisih pengeluaran Rp.50.000
Selisih efisiensi upah Rp.50.000 R Selisih kapasitas Rp.30.000
Selisih pengeluaran Rp.50.000 R Selisih efisiensi overhead Rp.70.000
Selisih kapasitas Rp.30.000 R
Selisih efisiensi overhead Rp.70.000 R

57
Penyajian Selisih Dalam
Laporan Laba Rugi

58
Perbaikan Terhadap Standar
Mengenai kapan standar harus diubah, ada 2 pendapat
1. Standar harus diubah dalam periode akuntansi, yaitu segera setelah
diketahui bahwa standar tersebut keliru ditetapkan
2. Jika standar diperbaiki dalam akuntansi, perubahan tersebut akan
menghancurkan standar sebagai alat pengukur efisiensi

59
TERIMA KASIH 
Ada yang ditanyakan ?

60

Das könnte Ihnen auch gefallen