Sie sind auf Seite 1von 34

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

YANG MENGALAMI GAGAL GINJAL


KRONIK DENGAN KELEBIHAN VOLUME
CAIRAN DI RSUD KOJA

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun Oleh:
SISCA ANGRIANINGSIH
16048

AKADEMI KEPERAWATAN HARUM TAHUN


AKADEMIK 2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
tahun 2018, menunjukan bahwa
prevelensi penduduk Indonesia yang
menderita Gagal Ginjal naik dari 2% di
tahun 2013 menjadi 3,8% dari 300.000
sampel rumah.
Upaya pemerintah dalam melakukan pencegahan dan
pengendalian Penyakit Ginjal Kronis dengan perilaku
“CERDIK”, yaitu Cek kesehatan secara berkala,
Enyahkan asap rokok, Rajin olahraga, Diet seimbang,
Istirahat cukup dan Kelola stres dan “PATUH” yaitu
Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran
dokter, Atasi penyakit dengan pengobatan yang tetap
dan teratur, Tetap diet sehat dengan gizi
simbang,Upayakan aktifitas fisik dengan aman, dan
Hindari asap rokok

Peran perawat yang harus dilakukan meliputi: peran


promotif, peran preventif, peran kuratif dan peran
rehabilitative.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang


masalah tersebut, maka penulis merumuskan
“Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Paien
yang Mengalami Gagal Ginjal Kronik dengan
Kelebihan Volume Cairan di RSUD Koja ”.
C. Tujuan Umum

Untuk memperoleh gambaran secara


nyata dalam memberikan Asuhan
Keperawatan pada Pasien yang
Mengalami Gagal Ginjal Kronik dengan
Kelebihan Volume Cairan di RSUD
Koja”.
D. Manfaat
Menambah wawasan dalam ilmu
Keperawatan mengenai peran
perawat dalam upaya memberikan
Asuhan Keperawatan pada Pasen
yang Mengalami Gagal Ginjal
Kronik dengan Kelebihan Volume
Cairan
E. Ruang Lingkup

Ruang Lingkup Ruang Lingkup


Materi Responden

Ruang Lingkup Ruang Lingkup


Waktu Tempat
F. Keaslian Penelitian

Berdasarkan jurnal Keperawatan yang penulis dapatkan,


terkait dengan judul yang penulis buat. Penelitian yang
telah diteliti oleh Fany Angraini, Arcellia Farosyah
Putri dengan judul penelitian “Pemantauan Intake
Output Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Dapat
Mencegah Overload Cairan. Tahun 2016, Hasil
penelitian bahwa masalah keperawatan kelebihan
volume cairan mulai teratasi pada hari ke-2, ditandai
dengan penurunan derajat edema (edema grade 2),
ascites berkurang, tidak ada penambahan BB dari hasil
sebelumnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Gagal Ginjal Kronik
1. Pengertian
Gagal ginjal kronis (Cronic Kidney Disease-
CKD) merupakan kegagalan fungsi ginjal (unit
nefron) yang berlangsung perlahan-lahan, karena
penyebab yang berlangsung lama dan menetap,
yang mengakibatkan penumpukan sisa metabolik
(tosik Ureum) sehingga ginjal tidak dapat
memenuhi kebutuhan biasa lagi dan
menimbulkan gejala sakit (Tjokroprawiro, 2007
dalam Mubarok 2015 Hal: 17).
2. ETIOLOGI
Gangguan pembuluh Gangguan tubulus
darah ginjal primer

Gangguan imunologis Obstruksi traktus


urinarius

Infeksi Kelainan kongenital


dan herediter

Gangguan metabolik
3. Patofisiologi
a. Perjalanan penyakit
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal
sebagian nefron (termasuk glomerulus dan
tubulus) diduga utuh sedengkan yang lain
rusak (hipotesa). Nefron-nefron yang utuh
hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi
yang meningkat diserati reabsopsi walaupun
dalam keadaan penurunan GFR/ daya
sering. Metode adaptif ini memungkinkan
ginjal untuk berfungsi samapi 3/4 dari
nefron-nefron rusak.
b. Manifestasi Klinis
1) Ginjal dan gastrointestinal Sebagai akibat dari
hiponatremi maka timbul hipotensi, mulut
keringat, penurunan turgor kulit, kelemahan,
fatique, dan mual.
2) Kardiovaskuler Biasanya terjadi hipertensi,
aritmia, kardiomyopati,
3) Respiratory system Biasanya terjadi edema
pulmonal, nyeri pleura, dan efusi pleura
4) Gastrointestinal Biasanya menunjukan adanya
inflamasi dan ulserasi pada mukosa
gastrointestinal karena stomatitis, ulserasi dan
perdarahan gusi
c. Komplikasi
1) Hipertensi 2) Anemia

3) Osteodistrofi renal

4) Payah jantung

5) Asidosis metabolik

6) Gangguan keseimbangan elektrolit (sodium, kaliem dan


khlorida)
4. Klasifikasi
Gagal ginjal kronik dibagu 3 stadium:
a. Stadium 1: penurunan cadangan ginjal, pada
stadium kadar kreatinin serum normal dan
penderita asimptimatik.
b. Stadium 2: insufisiensi ginjal, diman lebih dari
75% jaringan telah rusak, Blood Urea
Nitrogen (BUN) meningkat, dan kretinin
serum meningkat.
c. Stadium 3: gagal ginjal stadium akhir atau
uremia.
5. Penatalaksanaan

Pengobatan GGK dibagi dalam dua tahap yaitu penanganan


konservatif dan terapi pengganti ginjal dengan cara dialsis
atau transplantasi ginjal atau keduanya.

Tujuan terapi konservatif adalah mencegah memburuknya


faal ginjal secara progresif, meringankan keluhan-keluhan
akibat akumulasi toksin 11 azotemia, memperbaiki
metabolisme secara optimal dan memelihara keseimbangan
cairan dan elektrolit

Terapi pengganti ginjal hemodialisis, Dialisis peritonealdan


transplantasi ginjal
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatana
1. Pengkajian Keperawatan
a. Anamnesa :identitas klien (nama, umur, jenis
kelamin, umur, alamat dll)
b. Keluhan Utama :Keluhan utama yang didapat
biasanya bervariasi, mulai dari urine output
sedikit sampai tidak dapat BAK, edema
c. Riwayat Penyakit sekarang :Adanya perubahan
kulit, adanya nafas berbau ammonia, dan
perubahan pemenuhan nutrisi
d. Riwayat penyakit dahulu : Adanya penyakit,
infeksi saluran kemih, penyakit diabetes
mellitus, dan penyakit hipertensi,
2. Diagnosa Keperawatan
• Kelebihan volume cairan • Kurang pengetahuan tentang
berhubungan dengan penurunan kondisi dan penanganan
haluaran urin dan retensi air dan
natrium. berhubungan dengan kurang
• Perubahan nutrisi kurang dari terpajannya informasi.
kebutuhan tubuh berhubungan • Resiko tinggi penurunan curah
dengan anoreksia, nausea, vomitus,
perubahan membrane mukosa oral. jantung berhubungan dengan
• Kerusakan integritas kulit ketidakseimbangan elektrolit dan
berhubungan dengan akumulasi akumulasi toksin.
toksin dalam kulit, gangguan turgor
kulit, penurunana aktivitas atau • Resiko tinggi kekurangan volume
imobilisasi. cairan berhubungan dengan
• Intoleransi aktivitas berhubungan perdarahan gastrointestinal.
dengan keletihan, anemia, retensi • Resiko tinggi perubahan mukosa
produk sampah.
• Gangguan mobilitas fisik oral berhubungan dengan ulserasi
berhubungan dengan penurunan mukosa.
kekuatan atau tahanan, gangguan
metabolisme tulang
3. Rencana Keperawatan
a. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran
urin dan retensi air dan natrium.
Kaji status cairan Timbang berat badan harian, keseimbangan masukan
dan haluaran, turgor kulit dan adanya edema, distensi vena leher,
tekanan darah, denyut dan irama nadi

b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


anoreksia, nausea, vomitus, perubahan membrane mukosa oral.
Kaji status nutrisi : Pola berat badan, pengukuran antropometik, nilai
laboratorium (elektrolit serum, BUN, kreatinin, protein, transferin dan
kadar besi )
c. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan akumulasi toksin dalam
kulit, gangguan turgor kulit, penurunana aktivitas atau imobilisasi.
Inspeksi kulit terhadap perubahan warna, turgor, vascular. Perhatikan
kemerahan, eksoriasi. Observasi terhadap ekimosis, purpura.
4. Implementasi
Mengkaji status cairan Timbang berat badan
harian, keseimbangan masukan dan haluaran,
turgor kulit dan adanya edema, distensi vena leher
,tekanan darah, denyut dan irama nadi

BB normal, tidak ada edema, Tekanan Darah


Normal

Nutrisi normal
Kulit normal
5. Evaluasi

•Dapat mempertahankan berat badan


ideal tanpa kelebihan cairan
•Kelebihan volume Cairan Teratasi
C. Konsep Dasar Cairan dan Elektrolit
1. Pengertian
Cairan adalah volume air bisa berupa
kekurangan atau kelebihan air. Air tubuh
lebih banyak meningkat tonisitus adalah
terminologi guna perbandingan osmolalitatis
dari salah satu cairan tubuh yang normal.
komposisi cairan tubuh terdiri dari :
Elektrolit, mineral, sel, oksigen dan nutrisi
2. Volume Cairan
Total jumlah volume cairan tubuh (total body
water-TBW) kira-kira 60% dari berat badan
badan pria dan 50% dari berat badan wanita

Kelebihan Volume Cairan adalah keadaan


ketika seseorang individu mengalami atau
resiko mengalami kelebihan volume cairan
intraseluler atau interstisial (Nanda, 2012 Hal
262).
3. Edema
a. Meningkatnya tekanan hidrostatik kapiler akibat
penambahan volume darah. Peningkatan tekanan
hidrostaltik akan menimbulkan pergerakan cairan ke
jaringan, sehingga mengakibatkan edema
b. Peningkatan permeabilitas kapiler seperti pada luka
bakar dan infeksi. Keadaan ini memungkinkan cairan
intravaskuler akan bergerak ke interstisial.
c. Gagal ginjal dimana pembuangan air yang tidak
adekuat menimbulkan penumpukan cairan dan
reabsopsi natrium yang berlebihan sehingga tertahan
pada intestinal
4. Keseimbangan Cairan

Keseimbangan cairan ditentukan oleh intake


(masukan) cairan dan output (pengeluaran)
cairan. Pemasukan cairan berasal dari minuman
dan makanan. Kebutuhan cairan setiap hari
antara 1.800-2.500 ml/hari. Sekitar 1.200 ml
berasal dari minuman dan 1.000 ml dari
makanan. Sedangkan pengeluaran cairan
melalui ginjal dalam bentuk urine 1.200-1500
ml/hari, feses 100 ml, paru-paru 300-500 ml,
dan kulit 600-800 ml
5. Penatalaksanaan
a. Monitor intake output
Suatu tindakan menukur jumlah cairan yang
masuk kedalam tubuh (intake) dan menukur
jumlah cairan yang keluar dari tubuh (output).
b. Pemulihan volume cairan normal dan koreksi
gangguan penyerta asam-basa dan elektrolit
c. Perbaikan perfusi jaringan pada syok
hipovolemik
d. Pemberian obat deuretik untuk membuang
kelebihan garam dan air dari dalam tubuh
melalui urine.
BAB III
METODE PENELITIAN

A.DESAIN PENELITIAN
Desain yang penulis gunakan dalam penyusunan
proposal karya tulis ilmiah ini adalah dengan
mengumpulkan data yang dilakukan melalui studi
kasus. Studi kasus yang penulis ambil ini bertujuan
untuk mengeksplorasikan masalah gagal ginjal kronik
dengan kelebihan volume cairan dan memperoleh
data melalui proses keperawatan. Pada studi kasus ini
penulis akan melakukan tindakan pemantauan intake
output dan melakukan perbandingan hasil kepada 3
pasien yang mengalami gagal ginjal kronik dengan
kelebihan volume cairan.
B. Batasan Ilmiah
1. Asuhan keperawatan adalah untuk mengatasi
masalah pasien melalui pendekatan proses
keperawatan yang terdiri dari pengkajian,
diagnosa, intervensi, implementasi, dan
evaluasi.
2. Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan
kegagalan fungsi ginjal yang berlangsung
perlahan-lahan, yang mengakibatkan
penumpukan sisa metabolik sehingga ginjal
tidak dapat melakukan fungsinya.
3. Kelebihan volume cairan adalah suatu
penumpukan cairan yang berada diluar sel-sel
tubuh atau diruangan antar sel di dalam
jaringan tertentu.
C. Partisipan
Dalam penyusunan proposal karya tulis ilmiah
ini penulis mengambil 3 pasien (partisipan)
dengan diagnosa medis dan masalah
keperawatan yang sama. Adapun kriteria
pasien yang akan meenjadi partisipan dalam
penyusunan proposal karya tulis ilmiah untuk
penentuan jenis kelamin dan umur tidak
menjadi keharusan, artinya laki-laki maupun
perempuan bisa dijadikan partispan dengan
umur pasien dewasa atau lebih dari 21 tahun.
D. Lokasi dan Waktu
Lokasi dalam penyusunan proposal karya tulis ilmiah
ini yaitu di ruang Penyakit Dalam Lantai 8 Blok B di
RSUD Koja Jakarta Utara. Hal ini dikarenakan di
RSUD koja banyak pasien yang mengalami masalah
yang dimaksud. Selanjutnya RSUD koja dekat dengan
institusi pendidikan, sehingga mempermudah penulis
apabila membutuhkan data-data yang dibutuhkan
seperti buku eferensi literature dan lain sebagainya.
Waktu pengumpulan data dilakukan pada bulan Juni
2019 selama 6 hari kepada masing-masing pasien.
Waktu untuk penyusunan mulai dari pengumpulan
sampai dengan hasil dimulai dari bulan April-Juni.
E. Pengumpulan Data
Lokasi dalam penyusunan proposal karya tulis ilmiah ini
yaitu di ruang Penyakit Dalam Lantai 8 Blok B di RSUD
Koja Jakarta Utara. Hal ini dikarenakan di RSUD koja
banyak pasien yang mengalami masalah yang dimaksud.
Selanjutnya RSUD koja dekat dengan institusi pendidikan,
sehingga mempermudah penulis apabila membutuhkan data-
data yang dibutuhkan seperti buku eferensi literature dan lain
sebagainya. Waktu pengumpulan data dilakukan pada bulan
Juni 2019 selama 6 hari kepada masing-masing pasien.
Waktu untuk penyusunan mulai dari pengumpulan sampai
dengan hasil dimulai dari bulan April-Juni.
F. Uji Keabsahan Data
Pada uji keabsahan data ini, penulis
melakukan wawancara langsung kepada
klien untuk sumber data utama, melakukan
pemeriksaan fisik pada pasien, melihat
data medical record, dan memberikan
asuhan keperawatan. Selain itu penulis
menggunakan triangulasi dari tiga sumber
data utama yaitu pasien yang megalami
gagal ginjal kronik (GGK) dengan
kelebihan volume cairan dan keluarga.
G. Analisa Data
Setelah penulis menganalisa data sesuai dengan data yang
berhubungan dengan masalah tersebut yang bersumber dari
data subjektif dan data objektif serta dari sumber lain seperti
rekam medik, catatan keperawatan dan hasil laboratorium.
Analisa data dilakukan melalui pemantauan intake output
untuk mengurangi edema. Jika berhasil tentu akan dilakukan
analisa terhadap faktor yang mendukung keberhasilan
pemantauan intake output cairan. Jika tidak berhasil penulis
akan menganalisa apa yang menjadi faktor penghambat
ketidakberhasilan rencana tersebut
H. Etika Penulis
Pada penyusunan proposal karya tulis ilmiah ini, penulis
selalu menggunakan etik dalam studi kasus,etik tersebut
diantaranya terdiri dari informed consent (persetujuan
menjadi partisipan),
Selanjutnya dalam hal pendokumentasian data yang terkait
dengan Anonimity (tanpa nama) penulis menyantumkan
inisial dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Dan
yang terkahir yaitu conidentialy (kerahasiaan) yang mana
penulis akan selalu merahasiakan dan menyamarkan identitas
asli pasien. Hal ini dimaksudkan agar tindakan yang akan
dilakukan dapat selalu mempertimbangkan sesuai dengan
hal-hal etik.
TERIMAKASIH

Das könnte Ihnen auch gefallen