Sie sind auf Seite 1von 19

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

DENGAN DERMATITIS

OLEH :
Frischa Ayudya (G2A016065)
Aulia Firodatul (G2A016066)
Prameswari Ayu (G2A016067)
Rofiqoh Hidayana (G2A016068)
Rizaldy Yuwanand (G2A016069)
Destia Ayu W (G2A016070)
Nur Arifin (G2A016071)
Menurut (Price, 2014),
Dermatitis adalah
penyakit kulit yang
mengalami peradangan
karena bermacam sebab
dan timbul dalam
berbagai jenis, terutama
kulit yang kering
umumnya berupa
pembengkakan, memerah,
dan gatal pada kulit.
Menurut (Lyndon,2011), Penyebab dermatitis dapat
berasal dari luar (eksogen), misalnya bahan kimia
contoh: detergen, asam, basa, olo, semen. Fisik
(sinar dan suhu), mikroorganisme contohnya
bakteri, jamur dapat pula dari dalam (endogen)
misalnya dermatitis atopik. Sejumlah kondisi
kesehatan, alergi , faktor genetik, fisik, stres, dan
iritasi dpat menjadi penyebab eksim. Masing-
masing jenis eksim, biasanya memiliki penyebab
berbeda pula. Seringkali, kulit yang pecah- pecah
dan meradang yang disebabkan eksim menjadi
infeksi
Patofisiologi
• Kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh bahan
iritan melalui kerja kimiawi atau fisis. Bahan iritan merusak lapisan tanduk,
denaturasi keratin, menyingkirkan lemak lapisan tanduk, dan mengubah
daya ikat di kulit (Djuanda, 2010).
• Kebanyakan bahan iritan (toksin) merusak membran lemak keratinosit,
tetapi sebagian dapat menembus membran sel dan merusak lisosom,
mitokondria, atau komponen inti. Kerusakan membran akan mengaktifkan
enzim fosfolipase yang akan merubah fosfolipid menjadi asam
arakhidonat, diasilgliserida, platelet activating factor, dan inositida. Asam
arakhidonat diubah menjadi prostaglandin dan leukotrin. Prostaglandin
dan leukotrin menginduksi vasodilatasi dan meningkatkan permeabilitas
vaskular sehingga mempermudah transudasi komplemen dan kinin.
prostaglandin dan leukotrin juga bertindak sebagai kemoatraktan kuat
untuk limfosit dan neutrofil, serta mengaktivasi sel mast melepaskan
histamin, prostaglandin dan leukotrin lain, sehingga memperkuat
perubahan vaskular (Djuanda,2010).
Manifestasi Klinik
Gejala pada dermatitis kontak iritan akut, kulit terasa pedih,
panas, rasa terbakar, kelainan yang terlihat berupa
eritema, edema, bula, dan dapat ditemukan nekrosis.
Pinggir kelainan kulit berbatas tegas, dan pada umumnya
asimetris. Biasanya terjadi karena kecelakaan, dan reaksi
segera timbul (Djuanda, 2010).
Komplikasi
Menurut (Djaunda : 2010), Komplikasi yang
dapat timbul dari dermatitis antara lain :
• Problem mata
• Infeksi
• Dermatitis tangan
• Dermatitis/eritroderma eksfoliatif
Penatalaksanaan
• Menurut (Jaunda, 2010), Penatalaksanaan medis dan
perawat yang dilakukan pada kasus dermatitis adalah :
• Terapi Sistemik : Pada dermatitis ringan diberi
antihistamin atau kombinasi antihistamin,
antiserotonin, antigraditinin, dan pada kasus berat
dipertimbangkan pemberian kortikosteroid.
• Terapi topical : Dermatitis akut diberi kompres, bila sub
akut cukup diberi bedak kocok dan apabila kronik
diberi salep.
• Diet : Tinggi kalori dan tinggi protein (TKTP). Contoh :
daging, susu, ikan, kacamg-kacangan, jeruk, pisang dan
lain-lain.
Pengkajian fokus
• Identitas Klien
• Nama
• Usia
• Jenis kelamin
• Agama
• Suku / bangsa
• Pendidikan
• Pekerjaan
• Riwayat Kesehatan
• a) Riwayat Kesehatan Sekarang.
• Keluhan Utama
• Pada kasus dermatitis kontak biasanya klien
mengeluhkulitnya terasa gatal serta nyeri.Gejala yang sering
menyebabkan penderita datang ke tempat pelayanan kesehatan
adalah nyeri pada lesi yang timbul.
• Riwayat keluhan utama.
• Provoking Inciden, yang menjadi faktor presipitasi dari keluhan
utama. Pada beberapa kasus dematitis kontak timbul lesi kulit (
vesikel ), terasa panas pada kulit dan kulit akan berwarna merah,
edema yang diikuti oleh pengeluaran secret. Kembangkan pola
PQRST pada setiap keluhan klien .
• b) Riwayat Kesehatan masa Lalu
• Seperti apakah klien pernah dirawat di rumah sakit
sebelumnya, apakah pernah menderita alergi serta
tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya selain itu
perlu juga dikaji kebiasaan klien.
• c) Riwayat Kesehatan keluarga.
• Apakah ada salah seorang anggota keluarganya yang
mengalami penyakit yang sama, tapi tidak pernah
ditanggulangi dengan tim medis. Dermatitis pada
sanak saudara khususnya pada masa kanak-kanak
dapat berarti penderita tersebut juga mudah
menderita dermatitis atopik.
• Pemeriksaan Diagnostik
• Biopsi kulit.
• Uji temple.
• Pemeriksaan dengan menggunakan
pencahayaan khusus.
• Uji kultur dan sensitivitas.
• Diagnosa Keperawatan
• Menurut (Muttaqin, 2011), dermatitis dapat
diambil beberapa diagnosa keperawatan
antara lain :
• Nyeri b.d adanya eritema kulit.
• Gangguan citra tubuh b.d penampakan kulit
yang tidak baik (eritema dan edema).
• Risiko infeksi b.d kerusakan integritas kulit.
• Fokus Intervensi dan Rasional
• Menurut (NANDA NIC-NOC 2015) :
• DK 1 : Nyeri berhubungan dengan adanya eritema pada
kulit.
• Tujuan :
• Nyeri berkurang atau teratasi.
• Kriteria Hasil :
• Klien dapat mengenal lamanya (onset) nyeri.
• Klien dapat menggambarkan faktor penyebab.
• Klien dapat menggunakan teknik non farmakologi.
• Ekspresi wajah klien tidak menunjukkan nyeri.
• Klien tidak gelisah
Intervensi Rasional
•Kaji secara komprehensip terhadap nyeri. •Untuk mengetahui tingkat nyeri pasien.
•Observasi reaksi ketidaknyaman secara •Untuk mengetahui tingkat
nonverbal. ketidaknyamanan dirasakan oleh pasien
•Berikan informasi tentang nyeri termasuk •untuk mengetahui apakah terjadi
penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan pengurangan rasa nyeri atau nyeri yang
hilang, antisipasi terhadap dirasakan klien bertambah.
ketidaknyamanan dari prosedur •Untuk mengurangi tingkat
•Control lingkungan yang dapat ketidaknyamanan yang dirasakan klien.
mempengaruhi respon ketidaknyamanan •Agar klien mampu menggunakan teknik
klien (suhu ruangan, cahaya dan suara) nonfarmakologi dalam memanagement
•Ajarkan cara penggunaan terapi non nyeri yang dirasakan.
farmakologi (distraksi, guide •Pemberian analgetik dapat mengurangi
imagery,relaksasi) rasa nyeri pasien
•Kolaborasi pemberian analgesic
DK 2 : Gangguan citra tubuh berhubungan dengan
penampakan kulit yang tidak baik (edema dan
eritema).
• Tujuan :
Pengembangan peningkatan penerimaan diri pada
klien.
• Kriteria Hasil :
• Mampu mengidentifikasi kekuatan personal.
• Mendiskripsikan secara faktual perubahan fungsi
tubuh.
• Mempertahankan interaksi sosial.
Intervensi Rasional
•Kaji secara verbal dan non verbal respon •Gangguan citra diri akan menyertai
klien terhadap tubuhnya. setiap penyakit/keadaan yang tampak
nyata bagi klien, kesan orang terhadap
dirinya berpengaruh terhadap konsep diri.
•Dorong klien mengungkapkan •Klien membutuhkan pengalaman
perasaannya. didengarkan dan dipahami.

•Fasilitasi kontak dengan individu lain •Membantu meningkatkan penerimaan


dalam kelompok kecil. diri dan sosialisasi.
• DK 3 : Risiko infeksi berhubungan dengan kerusakan
integritas kulit.
• Tujuan :
• Tidak terjadi infeksi.
• Kriteria Hasil :
• Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi.
• Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi (kalor, dolor, rubor,
tumor, dam infusiolesa).
• Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya
infeksi.
• Jumlah leukosit dalam batas normal.
• Menunjukkan perilaku hidup sehat.
Intervensi Rasional

NIC :
Infection Control (Kontrol infeksi) •Untuk mengurangi resiko infeksi nosokomial.

 Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien •Dengan mengisolasi daerah risiko infeksi
lain. mencegah terjadinya kontaminasi terhadap

 Pertahankan teknik isolasi. bakteri.

 Pertahankan keperawatan luka aseptic. •Melindungi pasien dari kontaminasi.

Infection Protection(proteksi
terhadapinfeksi) •Dengan mengkaji tanda dan gejala infeksi
 Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik mencegah infeksi berlanjut.
dan lokal. •Dengan pemberian antibiotic dapat
 Monitor hitung granulosit, WBC. mencegah dan mengobati infeksi.
 Monitor kerentanan terhadap infeksi.
•Ajarkan pasien dan keluarga mengenai
 Instruksikan pasien untuk minum antibiotic
tanda dan gejala infeksi dan kapan harus
sesuai resep.
melaporkan kepada perawat
 Ajarkan pasien dan keluarga mengenai
tanda dan gejala infeksi dan kapan harus
melaporkan kepada perawat
Kesimpulan
Dermatitis adalah peradangan kulit epidermis dan dermis sebagai
respon terhadap pengaruh fakor eksogen atau pengaruh factor
endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi
polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama dan keluhan
gatal ). Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen),
misalnya bahan kimia (contoh : detergen,asam, basa, oli, semen),
fisik (sinar dan suhu), mikroorganisme (contohnya : bakteri, jamur)
dapat pula dari dalam (endogen), misalnya dermatitis
atopik.Pencegahan merupakan hal yang sangat penting pada
penatalaksanaan dermatitis kontak iritan dan kontak alergik. Di
lingkungan rumah, beberapa hal dapat dilaksanakan misalnya
penggunaan sarung tangan karet di ganti dengan sarung tangan
plastik, menggunakan mesin cuci, sikat bergagang panjang,
penggunaan deterjen.Pengobatan yang diberikan dapat berupa
pengobatan topikal dan sistemik.

Das könnte Ihnen auch gefallen