Sie sind auf Seite 1von 26

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA ANAK DENGAN MASALAH


GASTROENTRITIS
Definisi

• Gastroentritis adalah peradangan yang terjadi


pada lambung dan usus yang memberikan
gejala diare dengan frekuensi lebih banyak dari
biasanya yang disebabkan oleh bakteri, virus,
dan parasit yang patogen.
Patofisiologi
• Penyebab gastroentrritis adalah masuknya
virus (rotravirus, adenovirus enteris, virus
norwalk), bakteri atau toksin (compylobacter,
salmonella, escheria coli, yersinia dan
lainnya), parasit (biardia lambia,
cyptosporidium). Beberapa mikroorganisme
patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel,
memproduksi enterotoksin atau cytotoksin
dimana merusak sel-sel, atau melekat pada
dinding usus pada gastroentritis akut.
• Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah
gangguan osmotik (makanan yang tidak dapat diserap
akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus
meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit
ke dalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan
sehingga timbul diare).
• Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan
elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan
asam basa (asidosis metabolik dan hipokalemia),
gangguan gizi (intake kurang, output berlebih),
hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah.
Gejala Klinis
1. Diare
2. Muntah
3. Demam
4. Nyeri abdomen
5. Membran mukosa mulut dan bibir kering
6. Fontanel cekung
7. Kehilangan berat badan
8. Tidak nafsu makan
9. Badan terasa lemah
Komplikasi
1. Dehidrasi
2. Renjatan hipovolemik
3. Kejang
4. Bakterimia
5. Malnutrisi
6. Hipoglikemia
7. Intoleransi sekunder akibat kerusakan
mukosa
Penatalaksanaan Medis
1. Pemberian cairan.
2. Diatetik: pemberian makanan dan minuman khusus pada
klien dengan tujuan penyembuhan dan menjaga kesehatan
adapun hal yang perlu di perhatikan:
a) memberikan asi
b) memberikan bahan makanan yang mengandung
kalori, protein, vitamin, mineral dan makanan yang
bersih
c) obat-obatan.
3. Pemberian cairan dengan klien diare
dengan memperhatikan derajat
dehidrasinya dan keadaan umum, yakni:
a) Cairan peroral
b) Cairan parenteral
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium.
a) Pemeriksaan tinja
b) Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam
darah astrup bila memungkinkan dengan menentukan pH
keseimbangan analisa gas darah atau astrup, bila
memungkinkan.
c) Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk
mengetahui fungsi ginjal
2. Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum
a. Ini bertujuan untuk mengetahui jasad
renik atau parasit secara kuantitatif,
terutama di lakukan pada klien diare
kronik
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
a. Identitas klien
b. Riwayat keperawatan
c. Riwayat kesehatan masa lalu
d. Riwayat psikologis keluarga
e. Kebutuhan dasar
e. Pemeriksaan Fisik
1) Sistem Neurologi
2) Sistem Pengindraan
3) Sistem Integumen
4) Sistem Kardiovaskuler
5) Sistem Pernapasan
6) Sistem Pencernaan
7) Sistem Perkemihan
8) Sistem Muskuloskeletal
2. Diagnosa Keperawatan yang munkin muncul
Menurut Doengoes M, 4(2000) diagnosa yang
mungkin muncul pada pasien yang mengalami
gastroenteritis adalah:
a) Kekurangan volume cairan dan elektrolit b/d
kehilangan cairan sekunder terhadap diare.
b) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b/d tidak adekuatnya intake dan diare.
c) Kerusakan integritas kulit kulit (area perianal) b/d
peningkatan frekuensi diare
d) Nyeri akut b/d refleks spasme otot pada dinding perut.
e) Hipetermia b/d endotoksin
a) Kekurangan volume cairan dan elektrolit b/d
kehilangan cairan sekunder terhadap diare.
Tujuan:
setelah di lakukan intervensi keperawatan selama
3x 24 jam diharapkan :
• Mempertahankan atau menunjukan perubahan
keseimbangan cairan, dibuktikan oleh haluaran
urin adekuat, tanda vital stabil, membran mukosa
lembab, turgor kulit baik
• Menyatakan pemahaman faktor penyebab dan
perilaku yang perlu untuk memperbaiki defisit
cairan
Intervensi:
• Awasi tanda vital, pengisian kapiler, status
membran mukosa, turgor kulit.
• Awasi jumlah dan tipe masukan cairan. Ukur
haluaran urin dengan adekuat.
• Diskusikan strategi untuk menghentikan muntah
dan penggunaan laksatif/diuretik.
• Identifikasi rencana untuk
meningkatkan/mempertahankan keseimbangan
cairan optimal misalnya jadwal masukan cairan
b) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b/d tidak adekuatnya intake dan diare.
Intervensi:
• Buat tujuan berat badan minimum dan kebutuhan
nutrisi harian.
• Makan; sediakan dan buang makanan tanpa
persuasi dan/ atau komentar. Tingkatkan lingkungan
nyaman dan catat masukan.
• Berikan makan sedikit dan makanan kecil
tambahan, yan tepat.
c) Kerusakan integritas kulit kulit (area perianal)
b/d peningkatan frekuensi diare
Tujuan:
setelah dilakukan intervensi keperawatan selama
3x 24 jam diharapkan mampu:
• Meningkatkan penyembuhan luka tepat waktu
tanpa komplikasi.
• Menunjukan perilaku untuk meningkatkan
penyembuhan/ mencegah kerusakan kulit.
Intervensi:
• Observasi kemerahan, pucat, ekskoriasi
• Observasi kulit, sklera, urin terhadap
perubahan warna.
• Catat warna dan konsistensi feses
d) Nyeri akut b/d refleks spasme otot pada dinding
lambung
Tujuan:
setelah di lakukan intervensi keperawatan selama
3x24 jam diharapkan rasa nyeri pada perut
berkurang.
Kriteria hasil:
• Menunjukkan tindakan santai; mampu
berpartisipasi dalam aktivitas/tidur/istirahat dengan
tepat
• Menyatakan nyeri hilang
Intervensi
• Berikan makan sedikit tapi sering sesuai indikasi pada
pasien
• Catat keluhan nyeri, termasuk lokasi, lamanya, intensitas
(skla 0-10).
• Bantu latihan gerak aktif/ pasif
• Berikan perawatan oral sering dan tindakan kenyamanan
• Catat petunjuk nyeri non-verbal
• Kaji ulang faktor yang meningkatkan atau yang menurunkan
nyeri

• Kolaborasi
• Berikan obat, sesuai indikasi misalnya, analgesik
5. Hipetermi b/d trauma dinding
lambung dan usus
Tujuan:
setelah di lakukan intervensi keperawatan
selama 3x 24 jam diharapkan suhu tubuh dalam
atas normal.
Kriteria hasil :
 Suhu tubuh dapat turun dalam batas normal
Intervensi
• Pantau suhu tubuh (derajat dan pola)
perhatikan mengigil/diaforesis
• Pantau suhu lingkungan
• Berikan kompres hangat

KOLABORASI
 Berikan antipiretik
f) Diare b/d malabsorpsi
Tujuan
setelah dilakukan intervensi keperawatan
selama 3x 24 jam diharapkan
• Menyatakan pemahaman faktor penyebab
dan rasional program pengobatan.
• Meningkatkan fungsi usus mendekati normal
Intervensi:
• Observasi/catat frekuensi defekasi, karakteristik
dan jumlah.
• Dorong diet tinggi serat/bulk dalam batasan diet,
dengan masukan cairan sedang sesuai diet yang
di buat
• Batasi masukan lemak sesuai indikasi
• Observasi tanda sindrom dumping, misalnya di
area cepat, berkeringat, mual dan kelemahan
setelah makan
• Bantu perawatan peringeal sering, gunakan salep
sesuai indikasi.
Disusun Oleh:
KELOMPOK XI
1. Sudirmanto Suworo Utomo
2. Nining Latukonsina
3. Maria Kornelia Rahangmetan
4. Lenci Notanubun
5. Christina Ngibin Eninggugop

Das könnte Ihnen auch gefallen