Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
BENIGNA PROSTATIC
HYPERPLASIA (BPH)
ARIFANDY PELEALU
Anatomi dan
Fisiologi
Anatomi
Transition zone
Urethra
Epidemiologi
1500 B.C (papirus mesir)
BPH obstruksi saluran kencing
Kastrasi
Kelebihan :
Tidak memerlukan tindakan invasif (hanya anamnesa)
Bisa dilakukan setiap saat
Kekurangan :
tergantung pada pemahaman pasien (tingkat pendidikan)
Hasil bisa berubah-ubah bila diulang
Pemeriksaan
Pemeriksaan generalis:
Kondisi umum penderita (hampir seluruhnya berusia lanjut
Tekanan Darah, Nadi, Respirasi
Pemeriksaan urologis
Ginjal : palpasi bimanual
Buli : inspeksi menonjol ; retensio urine
palpasi : ballotement ; retensio urine
Perkusi : redup (retensio urine)
Genetalia : uretra, testis, epididimis
Colok dubur : tonus sfingter ani, bulbocavernosus reflex, massa di
anorektal, pembesaran prostat (nodul, konsistensi,nyeri)
Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik
4.4
AUA BPH Guidelines 2003
Colok dubur
Syarat : buli-buli kosong / dikosongkan
Tujuan :
1. menentukan konsistensi prostat
- bulbocavernosa refleks +
Pemeriksaan Colok Dubur
Physical examination
Memeriksa kondisi
prostat:
Ukuran
Nodul
Konsistensi
Kekenyalan
Pemeriksaan laboratorium
Darah lengkap
Faal ginjal
Faal hati
Gula darah
2. Derajat dua, keluhan miksi terasa panas, sakit, disuria, nucturia bertambah
berat, panas badan tinggi (menggigil), nyeri daerah pinggang, prostat lebih
menonjol, batas atas masih teraba, sisa urine 50 – 100 cc dan beratnya + 20
– 40 gram.
3. Derajat tiga, gangguan lebih berat dari derajat dua, batas sudah tak teraba,
sisa urine lebih 100 cc, penonjolan prostat 3 – 4 cm, dan beratnya 40 gram.
Riwayat Keperawatan
BPH ® hematuri
Pemahaman klien tentang kejadian