Sie sind auf Seite 1von 26

Prinsip Patofarmakologi dan

Toksikologi Klinik
Henny Kasmawati
• Mempelajari aspek merugikan dari
penggunaan obat/zat lain terhadap tubuh
• Aspek  pencegahan, deteksi serta
penanganan
• Patofarmakologi  dominan melibatkan obat
• Toksikologi  melibatkan zat kimia lain
Patofarmakologi
• Terminologi lain  Drug Induce Disease

Konsep pengobatan

Premium non nocere


Advance Farmakoterapy
• Obat baru
• Golongan obat baru
• Mekanisme baru
• Bentuk sediaan baru
• Penemuan teori tentang penyakit
• new guideline
• Semua perkembangan farmakologi arahnya ke
benefit

New Drug in
the market
Approval by
regulator

Clinical study
(farmakokinetik
& Dose finding
studi)
Preclinic
studi (in vitro
& in vivo)
Penilaian Obat
1. Safety Benefit

2. Safety Benefit

3. Safety Benefit
Kapan terjadi Drug Induce Disease?

Pre-clinic
study
Post Clinical
Market Study

DID
Evaluasi DID
• Pre-clinic study
Mudah, tidak berdampak luas
• Clinical study
• Post market
 Pharmacoepidemiologi
 Public Health Lebih sulit, berdampak luas

 Pharmacovigillance
1. Ekonomi
2. Sosial
kemasyarakatan
3. Kepercayaan publik
4. dll
Drug classes commonly Associated with
Drug Induce Hospital Admission
1. Antidiabetic/hypoglicemic
2. Cardivascular agent
3. Psychotropics
4. Gastrointestinal Drugs
5. NSAID’s
6. Anticonvuolsant
7. Antineoplastic agents
8. Corticosteroids
9. Antibiotics
General Principles of Toxicology
• Areas of Toxicology
1. Mekanisme toksikologi
2. Deskripsi toksikologi
3. Regulatory toxicology
Klasifikasi dari toxic agent
• Heavy metal
• Solvent and vapors
• Radiation and Radioactive materials
• Dioxin/furans
• Pesticides
Management of The Poisoned Patient
• Sebuah zat padat bersifat toksik atau racun
tergantung pada dosisnya
• Selain dosis yang berperan pada kasus
keracunan:
1. Kekuatan racun
2. Waktu paruh
3. Eksposisi
Prinsip penanganan keracunan
1. Stabilisasi pasien
2. Evaluasi klinik (history, physical, laboratory,
radiology)
3. Pencegahan absorbsi toxin lebih lanjut
4. Eliminasi toxin
5. Pemberian antidote
6. Supportive care and clinical follow up
I. Stabilisasi Pasien

First Clinical
ABC + CNS
priority stabilitation
Organ/sistem organ vital
Cardiovascular
function

Respiratory
CNS involment
function
II. Evaluasi klinik
• Identifikasi racun
• Tangani gejala/fungsi vital
• Pencegahan yang intensif dan terarah
III. Pencegahan absorbsi lanjut
1. Gastrointestinal decontamination
(dilution, emesis, lavage, adsorbents,
cathartics, demulcent
2. Topical decontamination
1. Dilution
• Pengenceran dengan air
• Rekomendasi : 1-2 gelas  anak2
2-3 gelas  dewasa
• Diperuntukan zat2 yang iritatif
• Fungsinya : mencegah iritasi dan untuk
dimuntahkan
• Untuk chemical dan household product
• Tidak boleh untuk obat
2. Emesis
• Untuk first untuk mencegah terjadinya absorbsi
• Tidak semua orang dapat diberikan emesis
• Agent of emesis:
1. Syrup ipecac
2. Apomorfin
3. Larutan sabun
4. Mechanical stimulation (ditekan dipangkal lidah)
5. Emetik yang lainnya
Kondisi emesis tidak boleh digunakan
1. untuk keracunan: korosif, hidrokarbon, benda
tajam (jarum, anting, dll)
2. Keadaaan pingsan/koma
3. Gangguan kardiovaskular dan respirasi
4. Bayi dibawah 6 bulan
5. Sebelumnya sudah berkali-kali muntah
3. lavage
• Hampir sama dengan emetik tapi dengan
menggunakan bantuan alat (slang) dengan
diberikan larutan tertentu lalu dimuntahkan
4. Adsorbent
• Untuk absorbsi reduksi
• Menggunakan carbon aktif
• Non spesifik adsorbent
• Jumlahnya (3-4 tablet)
5. Cathartic
• Menghilangkan zat toksik dg pembuangan mll
veses
IV. Elimination toxin
• Metode untuk menangani keracunan yg sudah
terlanjur masuk kedalam darah maka dilakukan:
1. Diuresis & pH alteration
2. Dialysis dan hemoperfusion
 Peritoneal dialysis
 Hemodialysis
Untuk wanita hamil disarankan melalui diuresis dan
untuk absorbsi bisa dengan carbon aktif
V. Pemberian antidote
• Bertujuan untuk menurunkan sifat racun dan
menghilangkan keracunan tersebut
• Sifat2 antidot
1. Spesifik
2. Dosis kecil
3. Tidak menimbulkan sifat toksik dalam dosis
pemakaian
4. Sejalan dengan sifat farmakokinetik racun
5. Cepat bekerja
VI. Supportive care &clinical follow up
• Terus dilakukan pemantauan sampai kondisi
pasien memabaik

Das könnte Ihnen auch gefallen