Sie sind auf Seite 1von 67

Pembimbing : dr. Widiatmiko Sp.

OT

Agus Riyadi 114170001


Lita Harlianti 114170043

Bagian SMF Ilmu Penyakit Bedah


Fakultas Kedokteran Unswagati
RSUD WALED
IDENTITAS PASIEN

 Nama : Tn. M
 Umur : 21 tahun 7 Bulan
 Jenis Kelamin : Laki - laki
 Pekerjaan : Karyawan
 Status : Belum menikah
 Alamat : Blok puhun, Sindanglaut
 Agama : Islam
ANAMNESIS
Keluhan utama : Nyeri pada tungkai kanan

Riwayat Penyakit Sekarang :



 Pasien datang ke IGD RSUD WALED setelah
mengalami kecelakaan kerja tertimpa mesin troll satu
jam sebelum masuk rumah sakit. Posisi pasien terduduk
dengan kaki sebelah kanan lurus saat tertimpa mesin
troll.
 Pada awalnya pasien mengeluhkan nyeri dan tidak bisa
digerakan pada kaki kanan. Tampak luka terbuka
dengan panjang robekan luka 3cm dengan dasar
jaringan otot. Tidak ada riwayat penurunan kesadaran
dan tidak ada riwayat muntah setelah kecelakaan.

Riwayat Penyakit Dahulu :
 Pasien tidak memiliki riwayat kencing manis, darah
tinggi, dan alergi terhadap obat-obatan.
Riwayat Penyakit Keluarga :
 Pasien tidak memiliki riwayat kencing manis, darah
tinggi di keluarga pasien
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum
 Pasien tampak sakit sedang
Kesadaran
 Composmentis
Tanda-tanda Vital
 Tekanan darah : 120/70 mmHg
 Frekuensi Nadi : 100x/menit
 Frekuensi Napas : 24x/menit
 Suhu : 36,7˚C
 Spo2 : 98%
Status interna

Mata : Conjungtiva palpebra pucat -/-, sklera ikterik -/-
Hidung : Discharge(-), epitaksis (-)
Mulut : Sianosis (-)
Leher : JVP 5±2 , pembesaran kelenjar getah bening (-)

Thoraks :
 Inspeksi: dinding dada simetris (+), ictus cordis terlihat di ICS
VI linea axilaris anterior.
 Palpasi: ictus cordis teraba di ICS VI linea axilaris anterior,
kuat angkat (+), fremitus taktil simetris, nyeri tekan (-)

 Perkusi: sonor seluruh lapang paru,
batas kiri jantung: ICS VI linea axilaris anterior .
batas kanan : ICS V linea parasternalis dekstra.
batas atas : ICS III linea parasternalis sinistra
 Auskultasi:
Pulmo : VBS +/+, Rh -/-, wh -/-
Cor : BJ I = II reguler, murmur (-),
gallop (-)

Abdomen
 Inspeksi : datar, luka/ bekas luka (-), sikatrik (-)
 Palpasi : nyeri tekan (-), soepel, hepar dan lien tak
teraba
 Perkusi : timpani seluruh lapang abdomen
 Auskultasi: bising usus (+) 8 kali/ menit (normal)
Anggota gerak : Akral hangat, CRT <2 detik
Status lokalis

at Regio cruris dextra
 Look : deformitas (-), edema minimal, luka terbuka
(+), perdarahan(+)
 Feel : nyeri tekan (+), pulsasi a. Dorsalis pedis
teraba kuat, capillary refill < 2 detik, sensori (+), parestesi
(-), paralisis (-)
 Move : pergerakan aktif dan pasif terbatas oleh
karena nyeri, pergerakan pergelangan kaki dan jari-jari
(+)
Diagnosa kerja sementara:
Susp. Open Fraktur Medial tibia Dextra

Pemeriksaan Penunjang:
Darah lengkap
 Hb : 14,3 gram/dL
 Ht : 42%
 Eritrosit : 4.910.000 /mm3
 Leukosit : 15.300 /mm3
 Trombosit : 194.000 /mm3
Foto Rontgen

Diagnosa:
Open Fraktur 1/3 medial os tibia dan closed
fraktur 1/3 proksimal fibula

Penatalaksanaan
- Lakukan evaluasi klinis secara menyeluruh
- Primary Survey ATLS : ABCDE
- Hentikan perdarahan (jika terdapat perdarahan)
- Tutup luka dengan kassa lembab (dibasahi larutan saline)
- Foto Rontgen
- Lakukan koreksi awal dan Imobilisasi (bidai dua sendi)
- IVFD RL (Ringer Laktat) 20 tetes/menit
- Beri antibiotik
- Beri Anti Tetanus
Rencana ORIF
Foto Rontgen setelah
pemasangan ORIF





FRAKTUR

Terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang
umumnya disebabkan oleh rudapaksa. Fraktur
berarti deformasi atau diskontinuitas dari tulang
oleh tenaga yangmelebihi kekuatan tulang
Klasifikasi Fraktur
1. Hubungan dengan dunia luar
2. Garis patah
3. Jumlah garis patah
4. Arah garis patah
5. Lokasi patah
6. Dislokasi patah
KLASIFIKASI
I. Berdasarkan hubungan dengan dunia luar :

1.Fraktur 2. Fraktur
tertutup terbuka

21
 Klasifikasi Fraktur Terbuka
(Gustillo – Anderson)
Grade Ukuran Luka Kontaminasi Jaringan Lunak Bentuk patahan

I <1cm Bersih Minimal Simpel/transversal


/oblik
II >1cm Moderate Moderate Kominutive
moderat
(transverse, short
obliqe)
III A >10cm Tinggi Kerusakan jaringan lunak -minimal periosteal
luas, tetapi masih menutupi stripping
patahan tulang ketika -soft tissue coverage
dilakukan perbaikan of bone is possible
III B >10cm Masif Kerusakan jaringan lunak -moderate to severe
luas/ hilang, sehingga comminution
tampak tulang -poor bone coverage
III C >10cm Masif Kerusakan jaringan lunak -poor bone coverage
disertai kerusakan -moderate to severe
pembuluh darah / saraf comminution
yang hebat
22
Klasifkasi Fraktur Terbuka
(Gustillo – Anderson)

• I  luka kecil (< 1 cm), bersih, cedera jaringan lunak minimaltanpa crushing,
fraktur non-kominutif
• II  luka 1-10 cm, tanpa hilangnya kulit penutup luka (skin flap), cedera jaringan
lunak tidak banyak, moderate crushing, moderatecomminution
• III  luka laserasi luas (> 10 cm), kerusakan kulit dan jaringan lunak luas,high
energy injury.
– IIIA  laserasi luas, namun tulang yang fraktur masih dapat ditutup oleh jaringanlunak
– IIIB  periosteal stripping ekstensif, fraktur tidak dapat ditutup tanpa flap jaringan
– IIIC  terdapat cedera arteri yang memerlukan repair, dengan atau tanpa cedera jaringan lunak
Fraktur terbuka III termasuk farmyard injuries, fraktur dengan luka tembak, fraktur pada lingkungan yang
terkontaminasi
23
KLASIFIKASI
II. Berdasarkan garis
patah

1.Komplit 2.Inkomplit

24
KLASIFIKASI
III. Jumlah garis patah

1. Simple 2. Kominutif 3. Segmental


25
KLASIFIKASI
IV. Arah garis patah

26
KLASIFIKASI
V. Lokasi
1. Tulang Panjang
• 1/3 proksimal
• 1/3 tengah
• 1/3 distal
2. Tulang Melintang
• 1/3 medial
• 1/3 mid / tengah
• 1/3 lateral

27
T
U
L
A
N
1/3 PROKSIMAL
G
P
A
N
J 1/3 MID/TENGAH
A
N
G
1/3 DISTAL
T
1/3 MEDIAL 1/3 LATERAL
U
L
A
N
G
M
E
L
I
N 1/3 MID
T
A
N
G
T
U
L
A
N
G
M
E
L
I
N
T
A
N
G
KLASIFIKASI
VI. Dislokasi Fragmen
 Un-displaced
Fragmen tulang searah
 Displaced
 Fragmen tulang membentuk sudut
 Fragmen distal menjauh

31
Un-Displaced

Displaced
ETIOLOGI FRAKTUR
1. Trauma

Akibat dari trauma berat dengan gaya tembus ,


bending , crushing , twisting dan tarikan.

2 jenis gaya langsung dan tak langsung

Langsung : Cruris ditabrak bamper mobil.


Tak langsung : Dislokasi panggul saat lutut
membentur dashboard mobil.
34
2. Stress fractures
Akibat trauma kecil berulang
Sering dijumpai pada tulang tibia ,
fibula dan metatarsal.
Pada kasus atlet yg berlari , senam /
dancer , tentara baru latihan

35
3. Fraktur patologis
Fraktur terjadi akibat beban ringan bahkan
normal. Terjadi pada tulang yang rapuh
akibat penyakit tumor , Pagets dan
osteoporosis

36
Gambaran Klinis

Nyeri terus menerus dan bertambah berat.
Deformitas
Pemendekan tulang
Krepitasi
Pembengkakan dan perubahan warna lokal
pada kulit
Fase penyembuhan
tulang
1. Kerusakan jaringan dan terjadi hematoma
2. Inflamasi dan dan proliferasi selular
3. Pembentukan kallus
4. Konsolidasi dan Remodelling
Umumnya penyembuhan fraktur dengan
pembentukan kallus eksternal (indirect )

38
Stadium
Penyembuhan Fraktur

39
Faktor2 yang mempengaruhi
penyembuhan tulang
Penyembuhan fraktur tergantung dari :

Tipe tulang ( cancellous lebih cepat dari Kortikal )


Tipe fraktur ( fraktur tranversal lebih lama dari
jenis spiral )
Aliran darah ( pembuluh darah rusak , lebih lama
sembuh )
Keadaan umum (tulang sehat lebih cepat sembuh
)
Usia ( anak > cepat sembuh )
40
Time table
Upper limb Lower limb

Callus visible on 2-3 weeks 2 - 3 weeks


x-ray

Union (fracture 4-6 weeks 8 - 12 weeks


firm)

Consolidation 6-8 weeks 12 - 16 weeks


(bone secure)

41
PRINSIP PENANGANAN
FRAKTUR “4R”

RECOGNITION REDUCTION RETENTION REHABILITATION

42
Manajemen Fraktur – “4R”

RECOGNITION REDUCTION RETENTION REHABILITATION


RECOGNITION
• Anamnesis
– History of trauma?

(Remember : fracture is not always atthe site of injury)
– Age
– Mechanism of injury?
– Localized pain, aggravated by movement
– Deformity, decreased function
– “Heard the bonebreak”
– “Feel the ends of the bone grating”
– Previus musculoskeletal abnormality
PhysicalExamination
Airway – Breathing – Circulation

LOOK(Inspection)
Symetricity right-left 
Swelling, wound, deformity (angulation, rotation, shortening),abnormal
movement, discoloration (ecchymoses)
Bone exposure
Posture and colour of distal extremity

FEEL(Palpation)
Localized tenderness
Distal neurological status , pulsation
Aggravation of pain and muscle spasm during even the slightest passivemovement
Feeling and listening the crepitus  unnecessary -> Xray Diagnosis more
reliable

Move
Active movement  ROM
Passive movement  ROM
Imaging – X-ray
“Rule of Two”
Twoviews Different point of view.
Ex: Anteroposterior and lateral

Twojoints Joints proximal and distal the fracture


must be included

Twolimbs X-rays of the uninjured limb areneeded


for comparison

Twoinjuries Search for the possibility of another


injury. Severe force often causes injuries
at more than onelevel.
Ex: pelvic and spinefracture

Twooccasion Pre and post treatment


Manajemen Fraktur – “4R”

RECOGNITION REDUCTION RETENTION REHABILITATION


REDUCTION
• Mengembalikan fragmen tulang yang frakturke alignment yang
normal dan posisi yangadekuat 
• ClosedReduction
– Indikasi
• Fraktur undisplaced atau minimallydisplaced
• Fraktur yang stabil setelah reduksi
• Unstable fracture sebelum fiksasi internal
atau external
• OpenReduction
– Indikasi
• Fraktur yang tidak stabil
• Ketika closed reduction gagal
• Fraktur yang melibatkan fragmen artikular
yang besar
• Fraktur avulsi dengan fragmen fraktur yang
terpisah jauh
Manajemen Fraktur – “4R”

RECOGNITION REDUCTION RETENTION REHABILITATION


Bidai / Splint
• Alat yang digunakan untuk mengimobilisasi bagian

tubuh, dapat bersifat lunak ataupun kaku(rigid)
• Tujuan  mengurangi nyeri, mencegah kerusakan
jaringan lebih lanjut

Melibatkan 2 sendi (proksimal dan distal lokasi fraktur)


RETENTION(HoldReduction)


• Nama lain = imobilisasi
• Mempertahankan supaya tidak terjadi displacement
setelah reduksi
• Metode Retensi
– Continuous traction
– Castsplintage
– Internal fixation
– External fixation
ContinuousTraction
• Traksi dilakukan pada bagian extremitas didistal fraktur


• Memberikan tarikan kontinyu di sepanjang aksis tulang
mempertahankan alignment tulang
• Cocok untuk shaft fracture tipe oblik / spiral
• Jenis :

Traction by gravity Skin traction Skeletal traction


CastSplintage
• Paling sering mengunakan Plaster of Paris(GIPS)
• Circular Cast 
– Apabila terlalu kencang  tight cast(vascular
compression) dan pressuresore
• Tight cast  nyeridifus
• Pressure sore pada daerah penonjolan tulangyang
tertutup gips. nyeri lokal pada lokasi tekanan

• Plaster Slab Cast


– lempengan gips untuk imobilisasi
– Sebagian besar fraktur dislab untuk 24-48pertama
untuk mengakomodasi pembengkakan, sebelum
dipasang gips sirkuler.
CastSplintage

USlab BackSlab

CircularCast VolarSlab
Internal Fixation vsExternalFixation


Internal Fixation External Fixation
• Fraktur yang tidak dapat direduksi • Fraktur dengan kerusakan jaringan
kecuali tanpa operasi lunak berat
• Fraktur yang tidak stabil dan  Fraktur terbuka (II, III),
cenderung mengalami redisplace terkontaminasi
setelah reduksi  Luka bakar
• Fraktur yang union-nya lama dan  Perlunya akses dan perawatan
sulit (ex: Fraktur collum femoris) luka berulang
• Fraktur patologis  Fraktur kominutif berat dan
• Multiple fractures unstable
• Fraktur pada pasien yang memiliki • Fraktur di sekitar sendi
kesulitan merawat diri (Pasien • Ununited fracture
paraplegia, multiple injuries, usia • Multiple injuries yang berat (ex:
tua) Fraktur femur bilateral, fraktur pelvis
dengan perdarahan)
• Fraktur yang terinfeksi
Manajemen Fraktur – “4R”

RECOGNITION REDUCTION RETENTION REHABILITATION


Rehabilitation


Mobilisasi aktif dimulai segera setelah stabilisasi
fraktur (internal fixation/external fixation/fraktur brace)

Physiotherapy dan exercise


Dilakukan dalam waktu yang cukup panjang pada pasien yang
mengalami immobiliasi dalam waktu yang lama, bertujuan untuk
meningkatkan mobilitas sendi yang kaku, meningkatkan massa
otot dan tulang yang mengalamiosteoporosis
Fraktur terbuka (OPEN
FRACTURE)
 EMERGENCY
 GOLDEN PERIOD : 6 – 8 jam

59
OPEN FRACTURE;
assesment
 Sirkulasi ke distal intact ?
 Saraf perifer intact ?
 Kulit sekitar luka sehat atau rusak ?
 Apakah ada hubungan fraktur dengan luka ? Ingat
periksa darah keluar dari luka

60
Fraktur Terbuka

 Perbaiki KU
 Debridement, kultur/resistensi
 ATS-Toxoid, Antibiotik
 Tutup luka dengan kasa bersih
 Reposisi
 Imobilisasi

61
ANTI BACTERIAL
 Antibiotics :
 Kombinasi ampicilline and cloxacillin, 6 jam , jika
luka kotor tambahkan gentamycin or metronidazole
for 4-5 do
 Profikasis Tetanus

62
Komplikasi fraktur
General complication
 Shock
 Crush syndrome
 Tetanus
 Gas gangrene
 Emboli lemak

63
Fracture Healing Disorders
Delayed Union Non Union Mal Union

Definisi Proses union (incomplete Tidak terjadi Penyambungan tulang


repair) dan konsolidasi penyambungan fragmen yang tidak disertai
(complete repair) yang lebih dengan koreksi
lambat dibandingkankondisi patahan tulang Secaraklinis alignment yang baik,
normalnya dan radiologis sehinggamenimbulkan
deformitas

Gejala Nyeri pada lokasi fraktur pseudoarthrosis (false Deformitas pada tulang
persisten dan memberat joint), nyeri berkurang yang pernah patah
apabila ada paparan stress
padatulang

Px garis fraktur masihtampak garis fraktur masihtampak Alignment tulang buruk,


Penunjang dengan callus minimal.  hyperthropic deformitas pada foto X-
(X-ray) Ujung-ujung tulang fragmen nonunion/athropic ray
fraktur TIDAK sklerosis atau nonunion
atrofi
Komplikasi jaringan lunak
 Trauma Vascular
 Compartement syndrome (Volkmann”s ischaemia)
 Trauma saraf perifer
 Trauma pembuluh darah
 Myositis osificans

65
Komplikasi pada sendi
 Joint stiffness (kaku )
 Osteoarthritis
 Sudeck’s atrophy

66
Terima Kasih

67

Das könnte Ihnen auch gefallen