Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
DELIVERY
Logistic-WH - Distribution
Pre Agusta S
Resume: Supply Chain Management (SCM)?
2
Siklus Supply Chain
Plan
Delivery Source
Make
Universe Outlet Indonesia : 2 Mio Distribution Network
K24
326 outlet
JNE Log
5000 outlet
KFC
472 outlet
Distribution
Challenges
5
Logistic Infrastructures in Indonesia
In a report released in January 2010, the World Bank ranked
Indonesia 75th among the 155 economies rated in its Logistics
Performance Indicators.
7 7
Source: World Bank LPI 2010; 2014
Indonesia Logistic Cost
%
10.49
Administration Costs 4.52
10 5.77
Total Logistic Costs 26.03 5
•2.810-Distributor
•60% in Jawa –bali GDP/GSP Registered
•Only 30 Distributor have branches Distributor Pharmacist
in15 Prov PBF
•5 PBF owned 85% Market share
Licensed Drug
Hospitals Pharmacy
store GPP
(2200) (12.000)
(5200 ?)
Plant
2. Transportation pharmacy-
hospital
Warehouse
• LOCATION
• LAYOUT
• IDENTIFICATION
• STORAGE CONDITION
Warehouse - ISSUES
• Sotrage Condition- Product Stability
•Ambient Temperature (below 30 deg C)
•Below 25 deg C
•Cold room (2 – 8 deg C)
ELEMENTS OF WAREHOUSING
• LOCATION
• LAYOUT
• IDENTIFICATION
• MATERIAL HANDLING
Good Storage Practices (WHO standard)
• Personnel
• Premises and facilities
• Storage areas
• Storage conditions
• Monitoring of storage conditions
• Storage requirements
• Documentation: written instructions and records
• Labelling and containers
• Receipt of incoming materials and pharmaceutical products
• Stock rotation and control
• Returned goods
• Dispatch and transport
• Product recall
produk retur, produk bad
Hal-Hal penting dalam Gudang
• LOCATION (akses transportasi, bebas banjir, aman)
• LAYOUT
• Ease of receipts, storage and issues, Uninterrupted movement of material,
men and equipment.
• Optimum utilization of space, ease of locating the material.
• Safety,Security, Better supervision.
• Building. : Preferably single storied, enough height, proper lighting and
ventilation, protection against hazards like fire and lightening.
• IDENTIFICATION
• 1.Labeling, tagging,writing, painting, engraving, stamping, color coding on the
part/case/box.
• 2.Bar coding
• 3.RFID
• MATERIAL HANDLING (Racking ,pallet mover, forklift etc)
• Storage Condition
4*) .Warehouse Management System
Transportation Cost
UNLOADING LOADING
STORAGE
GOODS
RECEIPT ORDER
PICKING SORTATION
CHECKING DELIVERY
Kondisi Penyimpanan
• Ambient temperatur (suhu Kamar), tidak dikontrol
• Dibawah 25 der C (Ruang AC)
• Suhu 2 – 8 der C (Referigerator)
• Limited access
• locked
• to ensure transactions are completed
• A well trained workforce
• to ensure transactions are completed
• familiar with handling the goods
Locating Stock - Basic Systems
• Group functionally related items together
• Group fast moving items together
• Group physically similar items together
• Locate working stock and reserve stock separately
Locating Stock - Functionally Related Items
• Items that are similar in their use or characteristics
• warehouse staff become familiar with the items
• similar order processing needs
• often ordered together
• hardware items
• bulk items
• security?
Supplier Customer
Returned Goods
Information
Returned Goods
• quality demands by customers
• damage or defects
• excessive inventories
• seasonal inventories
• out-of-date inventories
• remanufacturing or refurbishment
Returned Goods - Disposition
• Returned to inventory
• Refurbished for resale
• Sold into alternate markets
Value
• Disassembled to retrieve components
• Sorted for material recovery
Improve Logistics
and Transportation
• TRANSPORTATION effectiveness
Physical Distribution
Sumatera
12,54%
Jawa
67%
Bali, NTB, NTT
8,63%
Hingga tahun 2009, penyebaran industri Indonesia masih terpusat di Pulau Jawa
dimana mencapai 67% dari seluruh industri yang ada di Indonesia
46
Industri Farmasi : 95% di Jawa
Total 206 Pharma Plant, 95% in Java
80 75
70
Banten
60
Jkt
50 Jabar
40 Jateng
40 36
Jatim
30 Sumsel
24
21 Sumut
20
Sumbar
10 7 Yogya
1 1 1
0
Banten Jkt Jabar Jateng Jatim Sumsel Sumut Sumbar Yogya
Transportation issues
(lead time and cost)
• Route of delivery ( 3 routes)
• Mode of Transportation ( Truck, Train,
Ship, air)
• Loading Factor ( FCL vs LCL)
• Infrastructure
• Climate and season
Objectives of Transport Management
1. Cost Optimization
2. Improved service Carrier
3. Transportation/logistics as a competitive Selectio
differentiator.
n and
Routing
4. Time to market
Imbalance in using different transportation modes Logistic Costs in Indonesia compare to Japan
reinforced the contribution to the transportation
costs in Indonesia
Cross-docking
51
FCL
Direct Delivery
Distribution Network
Coverage mapping & Transportation Mode
DC Surabaya
DC Jakarta
Moda :
Improve Logistics and
Transportation effectiveness
- Key success factor – Distribution era JKN
1.Delivery Effectiveness
55
SYSTEM yang menjamin Kualitas Obat
Factory/Pabrik GMP
200
Distributor
2400
GDP/ APOTEKER
GSP (Kompetensi Apoteker)
Apotek
10.000-20.000
GPP
Good distribution Pratices
(GDP)Organisasi dan Manajemen
Personel
Manajemen Mutu
Bangunan Pergudangan dan Penyimpanan
Kendaraan dan Peralatan
Kontainer utk pengiriman dan Pelabelan Kontainer
Pengiriman
Transportasi dan Produk saat Transit
Pengemasan dan Pelabelan ulang
Komplain
Penarikan
Produk Reject dan Retur
Produk farmasi dipalsukan (counterfeit)
Impor
Aktifitas Kontrak
Inspeksi Dir
Points of GDP (Good Distribution Practices)
1. MANAJEMEN MUTU
Dalam suatu organisasi “Jaga Mutu” (Quality Assurance) merupakan bagian dari
manajemen kualitas.Dalam penerapan CDOB harus ada sebuah dokumen kebijakan
kualitas yang menjelaskan intensitas dan arah kebijakan distribusi yang secara resmi
ditandatangani oleh manajemen.
Manajemen kualitas meliputi :
Insfrastruktur atau “Sistem Kualitas” terdiri dari struktur organisasi, prosedur, proses dan
sumber; dan tindakan sistematis yang menjamin kepercayaan yang ada bahwa produk
baik dari segi pelayanan dan dokumentasinya mendukung kualitas, keseluruhan dari
tindakan ini disebut ”Jaga Mutu”.
2.PERSONALIA
Organisasi, kualifikasi dan tanggung jawab
Struktur organisasi perusahaan hendaklah dibentuk untuk menunjang pelaksanaan
operasional yang baik bagi suatu distributor. Dengan adanya struktur, setiap karyawan
mengetahui tugas dan tanggungjawabnya. Agar pekerjaan berjalan dengan efesien dan
efektif, maka pemilihan karyawan harus dengan kualifikasi yang sesuai. (PP 51)
Points of GDP (Good Distribution Practices)
4. DOKUMENTASI
Suatu distributor hendaknya mempunyai SOP yang menerangkan secara jelas bermacam-macam
kegiatan operasional yang dapat mempengaruhi kualitas produk atau aktifitas distribusi
seperti,
Pengadaan obat, Penerimaan Obat, Penyimpanan Obat, Penyaluran Obat,
Penarikan kembali obat, Penanganan produk kembalian dan Pemusnahan obat,
5. INSPEKSI DIRI
Tujuan inspeksi diri adalah untuk melakukan penilaian apakah seluruh aspek distribusi dan
pengendalian mutu sarana distribusi memenuhi ketentuan CDOB.
Points of GDP (Good Distribution Practices)
PENANGANAN VAKSIN
Tujuan pengawasan untuk mencegah beredarnya vaksin yang tidak memenuhi syarat
mutu dan melindungi masyarakat terhadap penggunaan vaksin yang tidak
memenuhi persyaratan.
Pemantauan Penerimaan Vaksin dan Distribusi
Daftar Pelanggan
Jaminan mutu pada cold chain.
Catatan pentimpanan : waktu, temperatur, dll
Kartu stok : tanggal, jumlah, cara pengemasan dan pendistribusian
SOP untuk penyimpanan produk yang disetujui
SOP penyimpanan (di gudang)
SOP pengiriman, kondisi akhir transit dan penyimpanan
Validasi metode dan monitoring pengiriman
Recall
Peran dan Fungsi Apoteker di Distribusi obat
• PP 51 memberikan perhatian pentingnya penjagaan
kualitas obat di level distribusi, oleh karena itu
diwajibkan adaseorang Apoteker di Distribusi
• Sebelum PP 51, peran pekerjaan kefarmasian di
Distribusi lebih banyak dilakukan oleh AA
• Peran Apoteker di Distribusi :
• Kontrol legalitas penyaluran obat (recheck kebenaran surat
pesanan apotek dan apoteker penanggung jawab)
• Kontrol penyimpanan obat sesuai peraturan
• Kontrol jika ada produk retur dan penarikan obat
Cuplikan PP 512009
Pasal 16
(1) Dalam melakukan Pekerjaan Kefarmasian, Apoteker sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 harus menetapkan Standar Prosedur Operasional.
(2) Standar Prosedur Operasional harus dibuat secara tertulis dan
diperbaharui secara terus menerus sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang farmasi dan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 17
Pekerjaan Kefarmasian yang berkaitan dengan proses distribusi atau
penyaluran Sediaan Farmasi pada Fasilitas Distribusi atau Penyaluran
Sediaan Farmasi wajib dicatat oleh Tenaga Kefarmasian sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
Pasal 18
Tenaga Kefarmasian dalam melakukan Pekerjaan Kefarmasian dalam Fasilitas
Distribusi atau Penyaluran Sediaan Farmasi harus mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang distribusi atau penyaluran.
KOMPETENSI UTAMA APOTEKER DI DISTRIBUSI sesuai CDOB
1.Dapat Melakukan Praktek Kefarmasian di distribusi secara profesional , ber-
etika dan sesuai peraturan/hukum yang berlaku
2.Mampu melakukan proses pengadaan Sediaan Farmasi secara baik dan Legal