Sie sind auf Seite 1von 62

KIMIA KUALITATIF (2SKS)

I. *Pendahuluan
Analisa kualitatif
*Metoda H2S, *Metoda Alternatif,
*Analisa anion, *campuran
*Kualitatif-kromatografi
II. Dasar-dasar: Asam, Basa, Buffer,
Ka, Kb, Kh, pH, Kw,
Ksp, Kins, kelarutan
Buku pegangan.

• 1 Qualitatif Inorganic Analysis


by Vogel
. 2 Chemical Principles in the Labo
ratory with Qualitative Analysis
by Emil J Slowinski
. 3 Laboratory Exercises in General
Chemistry. by VS Semishin
Kontrak kuliah

Pengampu tim : rh dan ch.d, hbb


Jumlah pertemuan : 6 – 9
Metode : TATAP MUKA
TUGAS
DISKUSI TUGAS
UTS / MODUL I
UAS / MODUL II
N.A = NA. {UTS + UAS}
% penilaian :
Kehadiran (75%) 0%
Tugas mandiri + Klp 25 %
UTS (M.I) 75 %
Total = 100%

Bila range nilai 100


NA = {M.1 + M.2} / 2

Bila range nilai 50


NA = M.1+M.2 M.2 = UAS
THE TEACHING OF
ANALYTICAL CHEMISTRY

• As analytcal procedures have become


more automated,direct interaction
between analyst and sample has
diminished.

• s A Clasical analysis

• s I A instrumental anal
S I C A automated anal

S I C A automated anal
with robotic
R

S = sample C = computer
A = analyst R = Robotics
I = instrument
Analytical
reagen information
c1=f-1(s)

s=(fc1…)P,T

sample Chemical
information

Once obtained from the sample and


reagen, analytical information must be
transleted into chemical informaion
(qualitative and quantitaive data)
Specialization in Analytical Chemis
• Methode Problems
1. Separation m  envirom analysis
2. Mass Spectm  food analysis
3. Atomic Spectcp  biocheml analys
4. Molcr Spectcp  pharmcl analysis
5. Structur Elucidt  Clinical analysis
6. Chemometrics  material science
7. Trace Analysis  automated analys
8. Micro analys  toxicologi
9. Surface anal  forensic analysis
10.Electroanalysis  geochemical anal
11.Thermal anal  extraterrestrial anal
The relationship among fundamental of
analytical chem (I), anlytical knoledge of
spesific field (II), and knowledge required for
specialist (pie-haped area)

• Prodc of clinics
Microelectronc

II I
Chemical metallurgy
Technology
enviromental
protection
sampel pretreatment

Mechanical
sampling Chemical
treatment treatment
*sample
reagent indicator

treatment indication readout

chemical physical
reagent signal

analytical investigation

* signal

Smoothing Feature
convolution selection

mathematical investigation
*Analytical information

Signal information
know chemical information

Y Training
chem Inf
Calibration
Knowledge
enough

Recognition
(e.g.pattern)
identification chem Inf
knowledge for recognition

Signal Interpretation.
KEDUDUKAN ANALISA KIMIA
menentukan
ANALISIS KIMIA 
mengetahui

*Macam *Struktur/sifat *Jumlah

pertanian
Analisis dalam : ilmu pengetahuan
industri

Row material, kualitas kontrol, pengolahan

research & Development


ANALISA KIMIA kation

kualitatif

Anorganik anion
organik

kuantitatif

klasik modern
DASAR ANALISIS KUALITATIF

1. ANALISIS KESIMPULAN
PENDAHULUAN SEMENTARA

Reaksi-kimia penunjang pemeriksaan


pendahuluan:
a. Reaksi spesifik/khas – pereaksi spesifik
untuk bahan tertentu
b. Reaksi sensitif/peka  mampu menunjukan
bahan yang sedikit.
c. Reaksi selektif  reaksi atas sekelompok
bahan yang berbeda.
2. ANALISIS KESIMPULAN
SESUNGGUHNYA DIFINITIF

PEMERIKSAAN PENDAHULUAN:
1.
TEST TEST
SIFAT FISIS diperkuat 2. SIFAT KIMIA
dipertegas
Analisa
kering
Pemeriksaan
pendahuluan
Analisa
basah
CONTOH ANALISIS
SAMPEL : serbuk warna biru

. Sifat fisis : warna biru , tidak bau,larut dlm air


kristal senyawa tunggal/tdk camp
1. Kesimpulan awal : SENYAWA CuSO4 5H2O
Bukan CuSO4 (serbuk putih)

2. Penegasan test kimia (1) :


CuSO4 5H2O  ?

biru  pucat  serbuk putih (?)

pembuktian proses, reaksi kimia ?


Penegasan test kimia (2) :
1.sampel dilarutkan dalam air
2. (+) NH4OH

• Larutan CuSO4 5H2O (+) 2.NH4OH endpan


muda
• Endp (+) NH4)OH  kompleks biru tua.

• tulis reaksi (endapan & Komplk) yang terjadi


• (hal.78 Vogel’s)

• Bagaimana bila sampel tdk tunggal (camp) ?


• Praduga dr sifat fisis sampel diperlukan,
larut dlm air  tdk mungkin anion yang ada :
CO3 -, S=, OH- (mengapa ?)
Sampel larut dalam air  kation yang mungkin
ada (Ni, Fe, atau Ni, Mn,

• (+) NH4OH >>>  Cu, Ni sbg kompleks biru tua


* Fe mengendap sbg Fe(OH)3
merah
* Mn sbg endapan merah.
perlu cek endapan merah dari Fe atau Mn.
perlu pereaksi spesifik yaitu pereaksi yang
hanya dengan satu kation tertentu memberi
reaksi tertentu untuk setiap kation.

Cu,Ni,Pb,Ag,Hg,Co,Fe 3+(+) CNS  [Fe(CNS)6]3-


merah darah
Spesifik dan sensitif (batas pengenalannya)
25.10-5 mg Fe (III)

• 4Fe3+ (+) 3[Fe(CN)6]4-  Fe4[Fe(CN)6]3


biru persia
spesifik & sensitif

Tulis reaksi Cu, Ni dengan amoniak  kompleks


dengan warna yang tidak berbeda jauh
ANALISA PENDAHULUAN KERING.

Pengamatan fisis : *kristal ,*warna, *bau.

pemanasan bahan sampel


* tdk terurai perub fisik
sampel * terurai

. Perubahan wana . Meleleh

. Sublimasi/menguap tanpa mencair

. Terbentuk uap air



. Timbul gas / asap
Cara kerja analisa kering
HCl pkt
1)
sampel Massa basah
2
spatula

1--- 3 garam Cl mudah menguap


uap yang terbentuk tdk menyebab
kan api berwarna
warna api tgt dari kation M n+
M n+ + n HCl  MCl n
warna dari M n+

Perubahan warna pada nyala api :


Nyala oks nyala red kation
p p Cu
d d

p/d p/d Co

p/d d Ni

Na mengaburkan warna unsur lain


Pengaruh warna Na, perlu dicegah dg penyerap
warna kuning Na  kaca cobalt (spektroskp)

• flame test dengan kaca cobalt


Warna flame waran flame Logam
dg kc cobalt
Golden-yellow Nil Natrum Na

Violet Crimson Kalium K

Brick -red Light-green Calsium Ca

Crimson Purple Strontium Sr

Yellow -green Bluis-green Barium Ba


SPECTROSCOPIC TEST
FLAME SPECTRA

• Sinar ads
monokromatis S
tertentu prisma spektra warna

element Diskripsi warna Panjang gelombang


spectra nm
Na Dobel kuning 589,0 - 589,6
K Dobel merah 766,5 - 769,9
Dobel violet 404,4 - 404,7
Li Merah tungal 670,8
Orange tunggal 610,3
Spetra warna

MERAH O K HIJAU BIRU UNGU

Na 589,6 / 589.0

K 766,9 / 766,5 404,7/404,4

Li 670,8 610,3

Ti 535,0

Ba 535,6-534,7-524,3-513,7 487,4
• 2) MUTUBORAKS

• dipanaskan dalam nyala oks & red


 tidak berwarna dari metaborat
. Spatula dg metaborat
disentuhkan sampel kemudian di
panaskan dalam nyala oks & red
pada kondisi panas & dingin,
warna yang ter amati adalah
warna kation metaborat.
Reaksi yang terjadi :
1.penguraian boraks pada nyala oksidasi

• Na2B4O7.7H2O  Na2B4O7 + 10 H2O

• Na2B4O7  2 NaBO2 + B2O3

B2O3 + CuO  Cu(BO2)2 (metaborate)

NaBO2 + CuO  NaCuBO3 (orthoborate)

2.penguraian pada nyala reduksi adanya C


dua reaksi terjadi bersama sama.
(i).Cu (II) berwarna tereduksi  Cu(I) tdk
berwarna sbg metaborat

• 2Cu(BO2) 2 + 2NaBO2 + C  2CuBO2 + COg


Na2B4O7
(ii).Cu (II) borate tereduksi  Cu metal merah
• 2Cu(BO2) 2 + 4NaBO2 + 2C  2Cu + 2COg
2Na2B4O7

Bila metal metaborat bercampur dengan


Nametaborat  terbentuk kompleks dg tipe
Na2[Cu(BO2)4], Na2[Ni(BO2)4], Na2[Co(BO2)4
Cu(BO2) 2 + 2NaBO2  Na2[Cu(BO2)4]
REAKSI ARANG.
dipakai untuk mereduksi kation (logam)

• Nyala api ditiupkan ke lekukan arang.


Na2CO3 + sampel dicampur 
masukkan dalam lekukan arang.
reaksi bertahap akan terjadi :

arang.
. Na2CO3 + MSO4  MCO3 + Na2SO4

• MCO3  MO + CO2

• MO  M + CO M = Cu MO = oksida log
REAKSI BASAH PELARUT

s
• 1. air : panas / dingin
encer : v v
• 2. asam
pekat : v v

. 3. campuran asam

Amati gas yang keluar dari proses


pelarutan
ANALISIS SISTIMATIS KUALITATIF KATION
PEMISAHAN BERDASAR SEGOL/KLP KATION
KARENA PERSAMAAN SIFAT TERHADAP PEREAKSI

*
s PEREAKSI
ditambahkan

* * PEREAKSI
PEREAKSI
END LRT

* * * *
END LRT END LRT
KEUNTUNGAN CARA PEMISAHAN

• 1 Sampel tdk terbagi dalam reaksi spesifik


• 2 Menunjukkan per kelompok sesuai sifat
angota kelompok terhadap pereaksi yang di
tambahkan
. 3 Pemisahan  kelompok kecil  terisolasi.

Hasil analisis sistimatis perlu pembuktian dg


pereaksi selektif  terbentuk zat baru yang
berbeda dari zat semula.
PENGENALAN BERDASAR SIFAT FISIS

pereaksi
• lrt mengendapan endapan

pereaksi
• endapan melarutan lrt
pereaksi
• zat berwarna lain
lrt lrt
pereaksi kristal
lrt gas
• endapan pembent gas
SKEMA ANALISA METODA H2S
HCl 6 M >>
gol s Sampel
I HCl (0,2M)=pH 0,5,-----
H2S jenuh (0,1M)

II ----, NH4OH,NH4Cl, pH 9
(NH4)2S

III ----,(NH4)2CO3 0,2 M,


NH4OH, pH 9,5-10,
t.60oC, ---- mendidih

lrt IV V sisa
endp
METODA STANDART H2S
by BERGMANN  FREESENIUS NOYES

• Metoda H2S  metoda analisa berdasar


pemisahan/pembagian pergolongan (terbagi)
dalam 5 golongan .

Gol klorida : Ag , Hg, Pb  mengendap


GOL sebagai endp klorida berwarna putih.
I AgCl , Hg2Cl2 , Pb(Cl) 2 putih

Gol H2S  garam sulfida dari Pb, Cu,


GOL Cd, Bi, As(III,V), Sb(III,V),Sn(II,IV),Hg(II)
2II
GOL Gol (NH4)2S  garam garam sulfida : Co,
III Ni, Fe, Mn, Zn, Al(OH)3, Cr(OH)3

Gol (NH4)CO3  garam garam karbonat


GOL
IV
CaCO3, SnCO3, BaCO3

GOL
V Gol Sisa. berisi ion Mg, K, Na,NH4
tetap berupa larutan.
Setiap kelompok golongan dipisahkan dan di
identifikasi secara difinitif.
PEMBAHASAN METODA H2S
PERLAKUAN BAHASAN
Pe(+) HCl 6 M pd pemiahan Kation gol (II) teroksidasi ke
gol I. posisi oks tertinggi.
Sn(II) Sn(IV), Sb(III)Sb(V)
Pengaturan pH 0,5, H2S 0,1M Untuk mengendapkan MS
Perlu perhatian gol(II), krn Ksp MS gol (II) <<
dari gol (III)  kondisi asam
memungkinkan pemisahan
gol (II) dan (III) dpt terjadi
Pengaturan pH 9-10 sedikit Kation gol (III) mengendap
alkalis.dengan buffer sbg MS / M(OH)n, kondisi ini
[OH] dan [S=] sbg media
pengendap dalam larutan
sangat rendah, kompleks
(OH) dan (S) M gol (III) tidak
terbentuk dan kation gol(IV)
tidak mengendap ?
Pengaturan pH 9,5-10 M gol (IV) me sbg MCO3
kondisi basis Memisahkan gol (IV) dan
(V)
Catatan penting keberhasilan metoda H2S
1. pe(+) pereaksi diupayakan urut
2. Upayakan pemisahan unsur per-gol dg
baik, pertimbangkan harga relatif Ksp
Gol (I) dan (II)
* pe(+)HCl  Ag+, Hg2+, Pb2+  MCl (gol I)
• pe(+)H2S  Ag+, Hg2+, Pb2+  MS
bersama gol H2S (gol II)
• pe(+)H2S  tdk dapat/ mampu me MCl
lagi
• Pe(+)HCl pada MS tdk mdh melarutkan
krn MS lbh skr lrt dari MCl
SKEMA ANALISIS
SENYAWA GOLONGAN I

Air,
end gol I didihkan
Cuci air panas,
(+) NH4OH >>
Pb?

Aqua regia
Ag? panaskan
endp

lrt Hg?
Bagan Anilsa gol klorida.
Tulis reaksi yang terjadi pada setiap langkah
anlisis dari bagan gol klorida.

BAHASAN PROSEDUR ANAL GOL I

perlakuan bahasan
1. Mn+(gol I) di endapkan [Cl] > Ag,Pb sbg kompls Cl
sbg MCl Shg pe(+)HCl harus tepat utk
mengendapkan tetapi tdk
mencukupi  kompleks.
2. Pe(+) H2O pd end gol I, Melarutkan PbCl2 bila ada ?
dan pemanasan kelrt PbCl2 (33,4g/l,100oC)
(9,9 g/l,20oC),uji dif Pb
3. Pe(+) NH4OH AgCl larut Ag(NH3)2Cl
Hg2Cl2  HgNH2Cl + Hg
hitam abu-abu.
Kompls Ag(NH3)+ akan rusak
pada pe(+) asam  Ag+ dan
mengendap kembali sbg AgCl
jika ada Hg+dan Ag+Ag(NH3)+
dan Hg cenderung mengalami
redoks,jika Hg cukup >>> 
kajian adanya Ag meragukan.

4. Pe(+) aquaregia , Pada pelarutan dg aquaregia


kemudian dipanakan  Ag dan Hg sbg kompl Cl.
(HgCl4)=, (AgCl2)- , pe(+) air pd
larutan asam kuat, akan me
ngendapkan kembali AgCl dan
dapat dipisahkan dg (HgCl4)=
Pelarutan AgCl dlm NH3 dan
pengendapan kembali AgCl
pada pe(+) HNO3 sbg tes
difinitif. Ag.
UJI DIFINITIF GOL I (GOL KLORIDA)

UJI DIFINITIF Pb PbCl2 ,larut ?


[Ag,Hg,Pb]  MCl + H2O 
endp gol I AgCl,Hg2Cl2
2PbCl2 + 4H2O  2 Pb2+ + 4 HCl + 4OH-

• larutan  mengkristal spt jarum

• PbCl2 + CrO4=  PbCrO4 + 2Cl-

• PbCl2 + H2SO4 pkt  PbSO4 pth + 2Cl-


tetes tetes
UJI DIFINITIF Ag

AgCl + NH4OH  [Ag(NH3]Cl lrt grm kompleks


[Ag(NH3]Cl + HNO3  AgCl + 2 NH4NO3
putih

Reaksi Tananaef.
AgCl disentrifuse, hasil sentrifuse ditaruh di
kertas saring (+) 1 tetes MnSO4 dan KOH
MnSO4 + 2KOH  Mn(OH)2 + K2SO4
2AgCl + 3Mn(OH)2  2Ag + Mn2O3 + 3H2O + MnCl2
hitam

coklat pd pinggiran noda


Uji mikroskopi
teteskan lrt [Ag(NH3)2]+ pd gelas obyek dan
panaskan sampai NH3 menguap  kristal AgCl

• amati dg mikroskop kristal jarum dari AgCl

• UJI Hg
endapan campuran (HgNH2Cl , Hg)
* (+) 1-2 tetes akuregia,  sampai tdk terbentuk
asap coklat
* Endapan camp (+) H2O  bg dua untuk uji Hg
2 HgNH2Cl + 2HCl + HNO3  2HgCl2 + 2NO +
N2 + 4H2O
2Hg + 6HCl + 2HNO3  2HgCl2 + 2NO + 4H2O
UJI DIFINITIF Hg

* Bagian dr larutan (+) KI  HgI2 + Cl-

HgI2 + 2KI  HgI4= lrt , HgI3- lrt

* Reakasi Tananaef
bagian dari larutan diteteskan pada kertas
saring, (+) 1 tetes SnCl2 5 %, 1 tetes anilin 
end pth  hitam (anilin sbg katalisator)
2HgCl2 + Sn2+  Hg2Cl2 + Sn4+ + 2Cl-
anilin

2HgCl2 + Sn2+  2Hg + Sn4+ + 2Cl-


anilin
ANALISA PEMISAHAN KATION GOL H2S

• Endapan yang terbentuk dalam gol ini ;


As2S3 SnS cklt
*As  *Sn 
As2S5 SnS2
CuS
CuS CdS
Sb2S3
*Sb 
Sb2S5 PbS HgS

Bi2S3 cklt
TINJAUAN TEORI PEMISAHAN GOL

• Dasar teori untuk di mengerti ,


diketahui, fahami, mengapa pemisahan
baik antar gol atau dalam satu
golongan harus dilakukan sesuai
prosedur yang cukup ketat.
antara lain : * Pengaturan pH
* Pemanasan dan pendinginan
* Urutan penambahan pereaksi.
PEMISAHAN GOL H2S & (NH4)2S

• Kedua kation gol H2S & (NH4)2S mengendap


 ( )MS (garam S), kecuali ( )Al , ( )Cr
• Mengapa ? Garam kedua gol H2S & (NH4)2S
tidak mengendap bersama-sama.
Alasan teori :
* Gol H2S  garam sulfida yang terbentuk tidak
larut dalam asam keras/kuat encer.
* Gol (NH4)2S  garam sulfida yang larut dalam
asam keras/kuat encer.
* Adanya perbedaan harga relatif Ksp
* Keasaman larutan (pH)

• pH pe ( ) gol H2S, dengan [H+] = 0,2 M menye


babkan [S=] kecil (<<),  garam dg Ksp <<
yang akan me ( ) dan sukar larut

• Ksp gol H2S  CuS 10-35 HgS 10-52


Ag2S 10-50 CdS 10-27

• Ksp gol (NH4)2S  CoS 10-21 ZnS 10-22


FeS 10-17 MnS 10-13
Bahasan pengaturan pH pada pemisahan
per golongan.

• *pengendapan gol H2S


gas H2S jenuh yang dialirkan ke larutan
sampel dg pH 0,5 = [H+] = 0,2 M 
mempengaruhi [S=] dlm larutan. [S=] = ?

gas H2S  gas yang sukar larut


[ ] max dlm larutan = 0,1M
dalam larutan  asam lemah sekali
Ka1 = 10-7 Ka2 = 10-13
H 2S H+ + HS- ………… Ka1 = 10-7
HS- H + + S= ………… Ka2 = 10-13

• Ka1 < ,  [HS-] yang dihasilkan <


Ka2 << ,  ∑ HS- yang meng-ion <<,  S= <<<

• Adanya HCl  ∑ H+ dalam larutan bertambah


cukup besar  kesetimbangan bergeser

H 2S H+ + HS- + H+ pengaruh ion


< bersamaan
HS- H+ + S= + H+
<<
Pengaruh HCL secara kuantitatif terhadap [S-]

• H 2S H+ + HS-
[H+] [HS-] [H2S]
• Ka1 = [HS-] = Ka1 x
[H2S] [H+]

HS- H + + S=
[H+] [S=] [HS-]
• Ka2 = [S=] = Ka2 x
[HS-] [H+]
[S=] = Ka1 x Ka2 x [H2S] [H+]2

0,1
[S=] = 10-7 x 10-13 x [H+]max = 0,1M
[H+]2

10-21
[S=] = , untuk pe ( ) gol H2S, HCl = 0,2M
[H+]2

10-21
[S=] = ------- = 2,5 x 10-20
[0,2]2
Bila [Mn+] = 0,1 M 
[Mn+] x [S=] = 0,1 x 2,5.10-20 = 2,5 10-21

• Sehingga endapan akan terbentuk bila


• [Mn+] x [S=] > Ksp MS

• Garam garam Sulfida yang mempunyai :


• Ksp > 2,5 10-21 akan tetap larut
• Ksp < 2,5 10-21 akan mengendap

• Bila [ ] asam atau pH larutan diubah  [S=]


dalam larutan akan berubah.
* Semakin asam  pH larutan <<  [S=] <<
* semakin basis  pH larutan >>  [S=] >>

• Ini berarti bila keadaan asam  garam Sulfida


yang semula mengendap  tdk mengendap
dan sebaliknya.

• pH tinggi (basis)  garam sulfida yang semula


tidak mengendap akan di endapkan.

• Akbat perhitungan pH, maka pe(+) HCl harus


diatur dg baik, sehingga pe( ) atau
pemisahan dapat berjalan sesuai yang
diharapkan.
. Bila HCl terlalu banyak  endapan S yang
mempunyai Ksp < 2,5.10-21 seharusnya me( )

• Dalam gol H2S akan tetap larut, dan baru


mengendap dalam gol (NH4)2S

• Bila HCl kurang  ( ) S dg Ksp > 2,5.10-21 


• Seharusnya mengendap pada go lII, telah
mengendap di gol II.

• Kecuali ZnS dg Ksp 10-23 tdk mengendap pd


gol II, meskipun Ksp < 2,5.10-21
Karena pengabaian bbrp dalam perhitungan :
*hidrols S=  hidrolisa memperbesar kelarutan

*perhitungan menggunakan [konsentrasi] bukan


aktifitas ion.  a = k, [ ]

PEMISAHAN GOL (NH4)2CO3

Pemisahan gol ini sama dengan gol Clorida (I)


Terisolasi satu sama lain.

(tugas I) buat diagram alir pemisahan gol II & III


dengan bahasan setiap langkahnya.
PEMBUATAN GAS H2S

1. REAKSI PIRIT – HNO3 DALAM PESAWAT KIPP

FeS + 2 HNO3  Fe(NO3)2 + H2S

2. ------ CAMPURAN PARAFIN, ASBES,BELERANG

S O
CH3-C-NH2 + H2O  CH3-C-NH2 + H2S
Keuntungan cara 2
1. Bahan (tioasetamida) berupa padatan

2. Mudah disimpan dan mudah pemakaian


3. S= terbentuk karena hidrolisa larutannya yg
berjalan terus menerus  pembentukan ( )
lebih kasar  memudahkan pemisahan
4. Endapan lebih murni

Pembentukan ( ) cara ini dikenal sebagai cara


“HOMOGENIOUS PRECIPITATION”
pe ( ) homogen
KESIMPULAN PEMISAHAN
METODA H2S

1. gol (II) dan gol (III) dapat dipisahkan karena


perbedaan relatif Ksp dan pengaturan pH lrt
2. [H+],pH harus diatur dg cermat  pemisahan
*[H+] >> (terlalu asam)  gol (II) me ( )sbgn
*[H+] << (-)asam  sbg gol (III) me( )bersama
gol (II).
3. Pemisahan gol (III) dan (IV) , pH larutan dikon
disikan >> dari pemisahan gol (II)/(III)
*terlalu asam  sbg gol (III) tdk terbentuk
*terlalu basa  kation (IV) & (V) ikut me ( )
bersama gol (III)
4. pH diatur >> pH pemisahan sebelumnya 
pemisahan gol (IV) & (V) terjadi

• pH tidak boleh terlalu tinggi  MgCO3 ikut me


( )
• pH tidak boleh terlalu rendah (Ba,Ca) sbg
CO3 tdk mau me ( )
5. MgCO3 tdk larut dlm air namun tdk ikut me( )
bersama (Ba,Ca,Sr) sbg ( ) CO3  dpt dipisah
6. pH dan perbedaan Ksp pemisahan Ba
dengan kation lain segol  pada pe (+) H+ 
CrO4= Cr2O7=
2CrO4= + 2H+ Cr2O7= + H2O
Tugas (IV)& (V)

• Buat diagram alur pemisahan kemungkinan


campuran kation gol (I) Ag, Hg, Pb
. Gol(II), gol (III), gol(IV),gol(V).
Dengan bahasan setiap langkah yang anda
lakukan.

7 kemungkinan dr gol (I) :


1) Ag 2) Hg 3) Pb 4) Ag,Hg 5) Ag,Pb

6) Hg,Pb 7) Ag, Hg, Pb

Das könnte Ihnen auch gefallen