Sie sind auf Seite 1von 21

LAPORAN KASUS

RSUD Kota Surakarta


Oleh : dr. siti syifa rabiah
SIP.449.1/010/INTERNSIP/2018
I. KASUS • Riwayat Penyakit Sekarang
IDENTITAS PENDERITA (Autoanamnesis IGD)
Nama : Tn. W Pasein datang dengan keluhan tangan
Umur : 46 tahun kiri terasa nyeri dan bengakak setelah
Jenis kelamin : Laki-laki tergigit ular 2 jam sebelum masuk
Agama : Islam
Rumah Sakit. Pasien mengaku melihat
Alamat : Wonosari, Sragen
ular berwarna hijau dengan kepala
No. RM : 124030
Tanggal masuk : 30 Januari 2018 (16.00)
berbentuk segitiga saat mencari pasokan
Tanggal pemeriksaan: 30 Januari 2018 pangan untuk ternaknya. Lokasi gigitan
pada jari tengan tangan kiri. Terasa nyeri
dan panas di tempat gigitan menjalar
Anamnesis
hinggar hingga siku kiri, bengkak (+).
• Keluhan Utama :
Mual (-), muntah (-), perdarahan di
Tangan kiri nyeri
tempat gigitan (+) tidak aktif, berdebar-
• Keluhan Tambahan :
debar (-), demam (-), sesak (-) lemah
bengkak, terasa panas
anggota tubuh (-), kencing berwarna
merah atau hitam (-), gusi berdarah (-),
pendarahan pada mata (-), pengelihatan
buram (-), kejang (-), .
• Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat tergigit ular sebelumnya : disangkal
Riwayat merokok : disangkal
Riwayat sakit gula : disangkal
Riwayat sakit asma : disangkal
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat mondok di RS : disangkal
• Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat sakit serupa : disangkal
Riwayat sakit gula : disangkal
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat merokok : disangkal
• Riwayat Pekerjaan
Pasien merupakan seorang kepala rumah tangga yang bekerja sebagai petani dan
peternak kambing. Sehari-hari pasien tinggal di rumahnya bersama keluarganya. Di
rumah pasien tinggal bersama seorang istri dan kedua anaknya. Pasien pulang setiap
hari.
• Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik
Lingkungan rumah cukup baik, masih banyak pepohonan di sekitar rumah. Dalam 1
rumah, pasien tinggal bersama seorang istri dan kedua anaknya. Di lingkungan
rumah tidak ada yang memiliki keluhan yang sama seperti yang dikeluhkan pasien.
Pemeriksaan fisik St. Lokalis
• KU/KES: Baik/Compos Mentis
• BP : 123/78 mmHg
• HR : 88x/min
• RR : 24x/min
• T : 37,0 C
• St. generalis :
• Kepala : mesosefal, VT –
• Hidung : NCH –
• Mulut : bibir sianosis -, lidah
sianosis –
• Paru : hemithorax D=S, VF
D=S, sonor di semua lapang
paru, SD Ves +/+, Rh -/-, Wh -
/-
• Cor : IC tak terlihat, S1>S2,
batas jantung normal
• Abdomen: datar, CM -, BU + N,
timpani +, NT -
• Hepar : teraba 2 jari BACD
permukaan rata, tepi tumpul
dan konsistensi kenyal
• Lien : tidak teraba
• Ekstremitas: superior edema -/-
, sianosis -/-; Inferior edema -/-,
sianosis -/-; akral
hangat
DIAGNOSIS KERJA : Snake bite
Tanggal 30 Januari 2019 di IGD : jam 19.00 :
• IVFD NACL 100 cc + ABU 1 • Rawat bangsal bedah
ampul drip 20 tpm • Lanjutkan pemberian ABU
• Inj. Ketorolac 30mg • Inj. Ceftriaxon 2gr/ 24 jam
• Inj. Ranitidine 50mg (skin test)
• Inj. ATS 1 ampul (skin test) • Inj. Dexametason 5mg
• Inj. Ketorolac 30mg/ 12 jam
• Inj. Ranitidine 50mg/ 12 jam
• Monitoring kedasaran, TTV,
diuresis, edema.

Konsul residen bedah via TLP


Tinjauan pustaka
LATAR BELAKANG
• Kasus Snake Bite kasus gawat darurat yang terkait
lingkungan, pekerjaan dan musim dan cukup banyak
khususnya di daerah pedesaan.
• Insidens kematian akibat gigitan ular cukup tinggi di
dunia. 1998 angka kematian 125.000 dari 5 juta kasus.
Asia 100.000 kematian dari 2 juta, karena masih sulitnya
akses Serum Anti Bisa Ular (SABU).
• Di Indonesia 20 kasus kematian dari ribuan kasus /year.
Beda ular berbisa dan tak
berbisa
Ular berbisa Ular tak berbisa
Bentuk Segi tiga Segi empat panjang
kepala
Gigi taring 2 gigi taring Gigi kecil
besar
Bekas taring 2 luka utama Luka halus lengkung bekas gigitan
karena gigi taring
Pupil ular Elips Bulat
Ekor ular Bentuk sisik Sisik ganda
tunggal
agresifitas Mematuk 1 atau Mematuk berulang dan membelit
2 kali sapai tidak berdaya
Bisa ular
Zinc metalloproteinase
haemorrhagins MERUSAK BASE
MAMBRANE
Phospholipase A2
(lecithinasee) Defibrinogenation
- Aktivasi kaskade
Procoagulant koagulasi
Consumptive
coagulopathy
Komposisi Bisa Ular Acetylcholinester
ase KELEMAHAN

Hyaluronidase
Degradation of hyaluronic
acid in the extracellular
Destruksi jaringan lokal, matrix (ECM)
Enzim proteolitik
toksik terhadap saraf,
hemolisis, pelepasan Blocking postsinaps and
histamin terjadi α-bungarotoxin presinaps
anafilaksis and cobrotoxin
Gejala klinis gigitan ular
berbisa
• Gejala lokal : edema, nyeri tekan pada luka gigitan, ekimosis (dalam
30 menit – 24 jam), Ptekia, Bula, Nekrosis jaringan
• Gejala sistemik : hipotensi, kelemahan otot, berkeringat, mengigil,
mual, hipersalivasi, muntah, nyeri kepala, dan pandangan kabur

• Gejala khusus gigitan ular berbisa :


• Hematotoksik
• Neurotoksik
• Kardiotoksik
Umum : Mual, muntah, malaise, nyeri
abdominal , lemah, kebingungan

Kardiovaskular (Viperidae) :
Ganggguan visus, pusing, pingsan, syok,
hipotensi, aritmia jantung, edema
pulmoner, peradarahan konjungtiva

Gangguan perdarahan dan pembekuan


(Viperidae) :
- perdarahan dari bekas luka (termasuk
bekas gigitan, tusukan jarum, dll)
- perdarahan sistemik spontan: epistaxis,
perdarahan lewat air mata, haemoptysis,
haematemesis, melena, haematuria,
perdarahan vaginal, perdarahan kulit
(petechiae, purpura, ecchymoses) dan
mukosa, perdarahan intrakranial
Neurologis (Elapidae, Russell’s viper) :
Kebingungan, paraesthesiae, abnormalitas indra rasa dan
penciuman, ptosis, ophthalmoplegia external, paralysis
otot wajah atau otot lain yang diinervasi nervus kranial,
aphonia,, sekret pernafasan danparalisis flasid
generalisata

Kerusakan sistem muskuloskeletal (sea snakes) :


Nyeri generalisata, otot yang kaku dan nyeri, trismus,
myoglobinuria, cardiac arrest, gagal ginjal akut

Renal (Viperidae, sea snakes) :


Nyeri pinggang, haematuria, haemoglobinuria,
myoglobinuria, oliguria/anuria, gejala dan tanda uremia
(nafas acidosis, hiccups, mual, nyeri dada pleural)

Endokrin (insufisiensi akut pituitary/adrenal):


kehilangan rambut/tanda seks sekunder, amenorrhoea,
atrofi testis, hypothyroidism
Derajat venerasi gigitan ular
derajat venerasi Luka nyeri Odema/ Tanda sistemik
gigit eritem

0 0 + +/- <3cm/12 jam 0


I +/- + +++ 3-12 cm/12 jam 0
II + + +++ >12-25 cm/12 +, neurotoksik,
jam mual, pusing,
syok
III + + +++ >25cm/12jam ++, syok, ptekiae,
ekimosis
IV +++ + +++ >ekstremitas ++ gangguan faal
ginjal, koma,
perdarahan
PENATALAKSANAAN
PREHOSPITAL HOSPITALISASI
• Penderita diistirahatkan dalam • ABCD
posisi horizontal terhadap luka • LAB
gigitan
• Pressure-pad/bandage • Darah rutin
immobilization • Bleeding time,Clothing time
• Type and cross match
• Elektrolit dan fungsi ginjal
• Urinalisis untuk deteksi
myoglobinuria
• Analisa gas darah
• EKG
• SABU
Beri SABU (Serum Anti Bisa Ular, serum kuda
yang dilemahan)

Anti Bisa Ular


(monovalent)
-Indonesia : Polivalent
--Tidak digunakan untuk derajat 0-I.
Derajat II 3-4 ampul.
Derajat III 5-15 ampul
-Diberikan IV 3-5 ampul/D5% 500cc per drip,
jika gejala parah
dapat ditambah 6-8 ampul
-Dosis IV dititrasi menurut respon terapi

(Gx lokal-sistemik dan


Keluhan membaik), tidak berdasarkan berat
badan penderita
Surgical Care:

• Monitoring tanda-tanda sindrom


kompartemen :
 Pain,Pallor,Pulselessnes,Paresthesia,p
aralisis
 Fasciotomy is not indicated in every
bite, only for those patients with
objective evidence of elevated
compartment pressures.
• Tissue injury after compartment
syndrome is not reversible but is
preventable
terimakasih

Das könnte Ihnen auch gefallen