Sie sind auf Seite 1von 36

Curriculum Vitae: dr W.M.

ROAN
• Lahir: Cirebon, 10 September 1936
• Menikah: 1 isteri. 3 anak, 1 (lk) dokter-psikiater, 1 (lk) dokter bidang
pharmaceuticals, 1 (pr) insinyur pertanian (hortikulturis), & 6 cucu
• 1963: Lulus dokter Univ. Airlangga, Surabaya.
• 1966-1969: Direktur R.S. Jiwa Jakarta (Soeharto Heerdjan)
• 1969-1971: WHO fellowship: Pendidikan spesialistik di Inggeris &
mendapat Diploma in Psychological Medicine (conjoint), Institute of
Psychiatry, the Joint Maudsley and Bethlem Royal Hospital, &
Institute of Neurology, National Hospital, at Queen Square & Maida
Vale Hospital, London,United Kingdom.
• 1972-1992: Kasubdit Pencegahan, Dit Kes Jiwa, Dep Kes RI
• 1973-kini: Dosen FK UPH, FK UKI, FKUI: m.k. Terapi Perilaku,
(pensiun 2005) FK Atmajaya (pensiun 2003)
• 1973-2001: Psikiater pada Bank Indonesia.
• 1977: ASEAN Ageing Project, Expert for Indonesia
• 1995: Psikiater RS St Carolus, Siloam West Jakarta & Karawaci.
Definisi: delirium
• Sindrom klinis terdiri dari penurunan taraf
kesadaran, gangguan kognitif, gangguan
persepsi, termasuk halusinasi & ilusi, khas
adalah visual juga di pancaindera lain, dan
gangguan perilaku, seperti agitasi. Gg ini
berlangsung pendek dari jam hingga berhari
taraf hebatnya berfluktuasi, hebat di malam
hari, kegelapan membuat halusinasi visual
& gg perilaku meningkat.
Definition: delirium
• A clinical syndrome characterized by the
lowering of consciousness, cognitive
disturbances, perceptual disorders such as
hallucinations & illusions specifically
visual, but may also other senses, also other
behavioural disturbances such as agitation.
These disturbances may last for a short
period in (hours) pr in count of days, its
severity may fluctuate, more severe during
the night time or in darkness.
Sebab
• Trauma kapitis
• Infeksi
• Gangguan peredaran darah otak
• Gangguan toxik, metabolik, endokrin
• Tumor otak
• Proses degeneratif
• Epilepsi
Causes
• Head traumata
• Infections
• Disturbances of cerebral blood flow
• Toxic, metabolic, & endocrine disturbances
• Brain tumours
• Degenerative processes
• Epilepsy
Gambaran klinis
• Gangguan kesadaran: ringan dan berat,
ngantuk, fungsi kognitif terganggu, fungsi
intelek sering lumayan, tapi buruk bila
kesadaran buruk, performa berkurang atau
lamban, terdapat disorientasi waktu, tempat
dan orang
Clinical picture
• Disturbances of mild & moderate
consciousness: drowsiness, disturbances of
cognitive functions, though intellectual
functions are quite preserved, but may
worsen if the consciousness is worsening.
Performance is lessening and slowed, there
may be disorientation to time, place and
people.
Gambaran klinis
• Penampakan dan perilaku: pasien nampak
sakit, agitatif, atau hipoaktif, contoh, ps
yang ngantuk, menarik linen, cabut infuse.
• Afek & emosi: labil, nampak putus asa, afek
cemas dan depresi silih-berganti, ceria dan
mudah marah, kondisinya spt hampa dan
berganti
Clinical picture (cont.)
• Appearance & behaviour: pt looks ill, agitated or
hypoactive, pt may be drowsy, or put linen in
disarray, pulling the infusion set etc.
• Lability of mood: looks despair, alternating with
anxious & depressive mood, sometimes elated but
irritable, or blank
• Disturbances of memory, registration, recognition
& recall. Serial 7 test. Counting the days in a week
backward
• Disturbances of concentration,
Gambaran klinis
• Gg fungsi kognitif: gg registrasi memori,
retensi, rekognisi, reproduksi (recall),
performa lamban, mudah teralihkan
perhatiannya.
• Gg. Orientasi: disorientasi pd orang, waktu
dan tempat
• Konsentrasi: terganggu, seri angka 7 atau
penyebutan hari dalam minggu terbalik
Gambaran klinis
• Daya bicara: ps menggumam & inkoheren
• Persepsi: halusinasi visual, ilusi, dan salah
interpretasi, e.g. ps menjadi agitatif &
ketakutan krn melihat bayangan di
kegelapan sebagai penyerang gelap. Pada
delirium tremens, ada halusinasi binatang
kecil2 di tembok, ternyata hanya noda hitam
yg nempel
Clinical picture (cont.)
• Speech: may mumbles & incoherent
• Perceptual disturbances: visual
hallucinations, illusions, misinterpretation,
e.g. Pt becomes agitated & fear of seeing
images in the dark, as though an unknown
attacker.
• In alcoholic delirium tremens, black stains
on the wall are misinterpreted as small
animals,
Sindrom dismnes(t)ik, amnes(t)ik
• Digolongkan secara dimensi ortogonal:
– episoda sejenak(transient) dan
putus2(discrete) dibandingkan dengan
episoda terus-menerus (persistent)
– gangguan neurologik >< psikologik
– disertai konfabulasi pd sindrom
Korsakoff
Dismnes(t)ic, Amnes(t)ic
Syndrome
• Classified in orthogonal dimension:
– Transient episode
– Discrete episode
– persistent episode
– Neurological versus psychological
plus confabulation as in Korsakoff synd.
Sindrom Amnes(t)ik
• Penyebab utama adalah trauma kepala
– Amnesia retrograde
– Amnesia peristiwa itu
– Amnesia anterograde
– Lupa nama, alamat, identitas diri / orang lain
• Jangka pendek atau panjang
• Bila bersama dg histeria / epilepsi bisa lb lama /
mengganti jatidirinya
– Kepribadian berubah
• Mudah tersinggung, impulsif, tak sabar, keras
Amnes(t)ic syndrome
• The main cause is head trauma
– Retrograd amnesia
– Amnesia of the event
– Anterograde amnesia
– Forget about one’s name, address, his/others
identity
• Short term or long term
• If paired with hysteria/epilepsy may last longer/
change his identity
– Change in personality
• Easily irritable, impulsive, impatient, violent
Etiologi / Sindrom klinis:
Amnesia sejenak (Transient Amnesia)
• Transient global amnesia
• Transient epileptic amnesia
• Trauma kapitis
• Alcoholic black-outs
• Pasca Terapi kejang listrik
• Gg stres pasca trauma
• Fugue psikogenik
• Amnesia saat bertindak kriminal
Cause/ clinical syndrome:
Transient Amnesia
• Transient global amnesia
• Transient epileptic amnesia
• Head trauma
• Alcoholic black-outs
• Post ECT
• Post traumatic stress disorder
• Psychogenic fugue
• Amnesia at the commitment of criminal act
Etiologi / Sindrom klinis:
Amnesia Persisten (Persistent Amnesia)
• Sindrom Korsakoff
• Herpes ensefalitis
• Hipoxia hebat
• Gangguan vaskular
• Trauma kapitis
• Lain2: Tumor, HIV
• Aspek neuropsikologik: Gg. Konfabulasi
Cause/ Clinical syndrome :
Persistent Amnesia
• Korsakoff syndrome
• Herpes encephalitis
• Severe hypoxia
• Vascular disturbance
• Head trauma
• Others: Tumor, HIV
• Neuropsychological: confabulation
Para-amnesia
• Gangguan daya-ingat dimana fakta yg riil
dan fantasi menjadi tidak jelas. Jadi pasien
tidak dapat membedakan apapakh ia
bermimpi atau benar mengalami secara riil
yg sebenarnya ia diceritakan oleh orang.
• Paramnesia sering dijumpai saat mimpi, dan
pd kondisi skizofrenia yg dirasakan sbg
daya pengenalan yg palsu, spt fenomena
déjà vu, atau pd orang normal
Para-amnesia
• Disturbance of memory in which real facts
& phantasies are confused. Thus pt was
unable to tell whether he had dreamed or
actually experienced that of which he was
given an account.
• Paramnesia is a common phenomenon in
dreamors & in the schizophrenias where it
often appears as false recognition such as
déjà vu or déjà fait. Such paramnesiae may
also occur in normal person.
Gambaran klinis
• Memori: registrasi (digit span), reproduksi
tentang nama (Surya Pranata), alamat (jl.
Cikudapateuh no. 2953, Tasikmalaya)
bunga kesukaannya (Wijaya kusuma) atau
tentang berita hangat saat ini di TV atau
radio.
• Daya tilik diri (insight) terganggu, dirinya
sakit?
Fenomena déjà vu
• Déjà -vu, -fait, -vecu, -entendu,
• Jamais –vu, -fait, -vecu, -entendu
Demensia
• keruntuhan kemampuan intelek yg progresif setelah mencapai
pertumbuhan & perkembangan tertinggi (umur 15 tahun) karena
gangguan otak organik, diikuti keruntuhan perilaku dan
kepribadian, dimanifestasikan dalam bentuk gangguan fungsi
kognitif
– seperti memori, orientasi, rasa hati dan pembentukan pikiran konseptual.
Biasanya kondisi ini tidak reversibel, sebaliknya progresif.
– Diagnosis dilaksanakan dengan pemeriksaan klinis, laboratorium dan
pemeriksaan pencitraan (imaging), dimaksudkan untuk mencari penyebab
yang bisa diobati. Pengobatan biasanya hanya suportif. Zat penghambat
kolinesterasa (Cholinesterase inhibitors) bisa memperbaiki fungsi kognitif
untuk sementara, dan membuat beberapa obat antipsikotika lebih efektif
daripada hanya dengan satu macam obat saja.
• Demensia bisa terjadi pada setiap umur, tetapi lebih banyak pada
lanjut usia (l.k 5% untuk rentang umur 65-74 tahun dan 40% bagi
yang berumur >85 tahun). Kebanyakan mereka dirawat dalam
panti dan menempati sejumlah 50% tempat tidur.
Penyebab & Klasifikasi Demensia (1)

• Etiologi dan klasifikasi


• Menurut umur:
– Demensia senilis (> 65 th)
– Demensia prasenilis (< 65 th)
• Menurut perjalanan penyakit:
– Reversibel
– Ireversibel (Normal pressure hydrocephalus, subdural
hematoma, vit B12 Defisiensi, Hipotiroidisma, intoxikasi Pb.
• Menurut sifat klinis:
– Demensia proprius
– Pseudo-demensia
Penyebab &Klasifikasi Demensia (2)
• Menurut kerusakan struktur otak
– Tipe Alzheimer
– Tipe non-Alzheimer
– Demensia vaskular
– Demensia jisim Lewy (Lewy Body dementia)
– Demensia Lobus frontal-temporal
– Demensia terkait dengan SIDA (HIV-AIDS)
– Morbus Parkinson
– Morbus Huntington
– Morbus Pick
– Morbus Jakob-Creutzfeldt
– Sindrom Gerstmann-Sträussler-Scheinker
– Prion disease
– Palsi Supranuklear progresif
– Multiple sklerosis
– Neurosifilis
Tanda & Gejala
• Seluruh jajaran fungsi kognitif rusak.
• Awalnya gangguan daya ingat jangka pendek.
• Gangguan kepribadian dan perilaku, mood swings
• Defisit neurologik motor & fokal
• Mudah tersinggung, bermusuhan, agitasi dan kejang
• Gangguan psikotik: halusinasi, ilusi, waham & paranoia
• Agnosia, apraxia, afasia
• ADL (Activities of Daily Living) susah
• Kesulitan mengatur penggunaan keuangan
• Lupa meletakkan barang penting
• Sulit mandi, makan, berpakaian, toileting
• Pasien bisa berjalan jauh dari rumah dan tak bisa pulang
• Mudah terjatuh, keseimbangan buruk
• Akhirnya lumpuh, inkontinensia urine & alvi
• Tak dapat makan dan menelan
• Koma dan kematian
Diagnosis
• Diagnosis difokuskan pada 3 hal:
– Dibedakan antara delirium dan demensia
– Bagian otak yang terkena
– Penyebab yang potensial reversibel
• Perlu dibedakan dari depresi (ini bisa diobati relatif mudah)
• Pemeriksaan
– Mengingat 3 benda yang telah disebut
– Mengelompokkan benda, hewan dan alat dengan susah payah
• Pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan EEG
• Pencitraan otak amat penting CT atau MRI
HUKUM RIBOT
• MENGHILANGNYA LEBIH DAHULU
SEMUA KEMAMPUAN YANG BARU
DIPELAJARI, KEMUDIAN DISUSUL OLEH
KEMAMPUAN YANG LAMA DALAM
PROSES DEMENSIA.
• CONTOH: SEORANG YANG KEMAMPUAN
BAHASA PERANCIS HILANG LEBIH DULU
BARU INGGERIS, BAHASA INDONESIA
JAUH KEMUDIAN, JUGA BAHASA IBU.

Das könnte Ihnen auch gefallen