Sie sind auf Seite 1von 17

TEORI

PROBABILITA

Tita Talitha, MT
KONSEP PROBABILITA
 Dalam kehidupan sehari-hari orang selalu
dihadapkan dengan masalah-masalah
ketidakpastian.
 Misalnya:
1. pengusaha dihadapkan pada masalah berhasil
atau tidaknya usaha yang dilakukan.
2. Mahasiswa dihadapkan pada masalah lulus
tidaknya dalam menempuh ujian
 Masalah-masalah ketidakpastian tersebut
dicoba untuk dapat diukur/dikuantifisir dengan
suatu konsep probabilita (probability,
kemungkinan, kebolehjadian).
KONSEP PROBABILITA

 Probabilita (P) dinyatakan dalam angka 0


sampai dengan 1.
 Probabilita (P) = 0 artinya suatu peristiwa
atau kejadian mempunyai kemungkinan
terjadi 0% (peristiwa yang tidak mungkin
terjadi)
 Probabilita (P) = 1 artinya suatu peristiwa
atau kejadian mempunyai kemungkinan
terjadi 100% (peristiwa yang pasti terjadi)
PENGERTIAN
PROBABILITA
 Pengertian probabilita (pendekatan
klasik/matematik) probabilita suatu peristiwa
misalnya peristiwa A adalah hasil bagi
antara jumlah peristiwa A yang mungkin
terjadi dengan jumlah semua peristiwa yang
mungkin terjadi.
 Rumus:
n
dimana P( A) 
n = banyaknya peristiwa A m
m = jumlah seluruh peristiwa
PENGERTIAN
PROBABILITA
Contoh:
1. Sebuah mata uang logam
Probabilita terjadinya sisi gambar adalah
P(sisi gambar) atau P(H) = ½
probabilita terjadinya sisi tulisan adalah
P(sisi tulisan) atau P(T) = 1/2
2. Sebuah dadu yang mempunyai 6 sisi
Probabilita terjadinya sisi dadu yang mempunyai
nilai 2 adalah
P (sisi 2) = 1/6
PENGERTIAN
PROBABILITA
Probabilita terjadinya peristiwa sisi dadu yang
nilainya genap adalah
P (sisi genap) = 3/6 atau ½
3. Kartu Bridge
jumlah kartu bridge = 52.
Probabilita terjadinya peristiwa kartu As adalah
P (As) = 4/52
Probabilita terjadinya peristiwa kartu merah adalah
P (kartu merah) = 26/52 atau 1/2
RUANG SAMPEL DAN SUB
RUANG SAMPEL
 Ruang sampel (pendekatan matematik) adalah suatu
himpunan yang mempunyai unsur seluruh peristiwa
atau kejadian
 Contoh:
 pada pelemparan sebuah mata uang logam ada 2 macam
peristiwa yaitu peristiwa sisi gambar dan peristiwa sisi tulisan.
Maka ruang sampel pada sebuah mata uang logam ada 2
unsur.
 Pada pelemparan sebuah dadu ada 6 sisi, maka ruang sampel
pada sebuah dadu mengandung 6 unsur.
 Pada kartu bridge mempunyai 52 buah kartu, maka ruang
sampel pada kartu bridge mengandung 52 unsur.
RUANG SAMPEL DAN SUB
RUANG SAMPEL
 Sub ruang sampel adalah bagian dari ruang
sampel.
 Sub ruang sampel disusun dari ruang sampel.
 Contoh: pada pelemparan 2 mata uang
bersama-sama akan dijumpai peristiwa:
(H,H), (H,T), (T,H) dan (T,T)
apabila peristiwa tsb dianggap sebagai sub-
ruang sampel, maka kita dapat membedakan 3
macam sub-ruang sampel.
Sebuah koin dilemparkan dua kali. Berapakah
probabilitas bahwa paling sedikit muncul satu Muka?
Jawab :
Misal M = Muka , B = Belakang
Ruang sampel untuk percobaan ini adalah S = {MM, MB,
BM, BB}
Kejadian A = muncul paling sedikit satu Muka adalah A =
{MM, MB, BM}
Jadi, Probabilitas bahwa paling sedikit muncul satu Muka
adalah n( A) 3
P( A)  
n( S ) 4
ASAS-ASAS MENGHITUNG
PROBABILITA
 Peritiwa yang saling meniadakan (saling asing =
mutually exclusive)
Dua peristiwa dikatakan saling asing apabila kedua
peristiwa tersebut tidak dapat terjadi bersama-sama.
Contoh:
peristiwa A: jam 07.00 saya di rumah
peristiwa B: jam 07.00 saya kuliah
Secara matematis dapat ditulis:
P (A atau B) = P(A) + P(B)
atau dapat ditulis:
P (A U B) = P(A) +P(B)
ASAS-ASAS MENGHITUNG
PROBABILITA
Apabila peristiwanya lebih dari 2 maka
berlaku asas penjumlahan:
P (A atau B atau C) = P(A) + P(B) + P(C)
Dapat ditulis:
P (A U B UC) = P(A) + P(B) + P(C)
ASAS-ASAS MENGHITUNG
PROBABILITA
 Peristiwa yang tidak saling meniadakan
Dua peristiwa dikatakan tidak saling meniadakan, apabila
peristiwa yang satu dapat terjadi bersama dengan peristiwa yang
lain. Atau kedua peristiwa itu tidak saling terpisah.
Contoh:
peristiwa A: jam 19.00 saya berjalan-jalan
peristiwa B: jam 19.00 saya merokok
peristiwa A dan B: jam 19.00 saya berjalan-jalan sambil merokok
Rumus: P(A U B ) = P(A) + P(B) - P(A ∩ B)
atau
P(A atau B) = P(A) + P(B) – P(A dan B)
ASAS-ASAS MENGHITUNG
PROBABILITA
 Tiga peristiwa yang tidak saling
meniadakan, secara matematis dapat
dirumuskan:
(AUBUC) = P(A)+P(B)+P(C)–P(A∩B)–
P(A∩C)-P(B∩C)+P(A∩B∩C)
ASAS-ASAS MENGHITUNG
PROBABILITA
 Peristiwa yang komplementer
Apabila di dalam ruang sampel terdapat
peristiwa A dan bukan A (Ā), sedangkan
Ā mengandung semua unsur-unsur
dalam ruang sampel kecuali A, maka
dikatakan peristiwa Ā merupakan
peristiwa yang komplementer bagi A.
Rumus: P (Ā) = 1 – P (A)
LATIHAN
1. Seorang direktur bank mengatakan bahwa dari 1000
nasabahnya terdapat 150 orang yang tidak puas dengan
pelayanan bank. Pada suatu hari kita bertemu dengan salah
seorang nasabah. Berapa probabilitasnya bahwa nasabah
tersebut tidak puas?
2. Peluang seorang mhs lulus kalkulus 2/3 dan peluang lulus PTI
4/9. Bila peluang lulus paling sedikit 1 MK 4/5. Berapakah
peluangnya lulus dalam kedua MK?
3. Pada penarikan satu kartu dari satu set kartu bridge, berapa
peluang akan terambil kartu as atau berlian?
4. Suatu campuran kembang gula berisi 6 mint, 4 coffee, dan 3
coklat. Bila seseorang membuat suatu pemilihan acak dari salah
satu kembang gula ini, carilah probabilitas untuk mendapatkan :
(a) mint, dan (b) coffee atau coklat.
Probabilitas Peristiwa
Majemuk
 Peristiwa yang merupakan gabungan/ kombinasi dua
atau lebih peristiwa sederhana
 Probabilitas bersyarat (probabilitas dari sebuah
peristiwa yang akan terjadi jika sebuah peristiwa
lainnya telah terjadi)
 Peristiwa bebas dan tidak saling bebas (apabila
terjadinya peristiwa A tidak mempengaruhi
probabilitas terjadinya peristiwa B)
 Peristiwa saling meniadakan (peristiwa A dan B
tidak mungkin terjadi secara bersamaan)
Hukum2 Probabilitas
Peristiwa Majemuk
 Hukum perkalian
 Peristiwa saling bebas
 Peristiwa tidak saling bebas
 Hukum penjumlahan

Das könnte Ihnen auch gefallen