Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Berikut ini adalah contoh dari efek samping obat yang biasanya
terjadi:
a. Kerusakan janin, akibat Thalidomide dan Accutane
b. Pendarahan usus, akibat Aspirin
c. Penyakit kardiovaskular, akibat obat penghambat COX-2
d. Tuli dan gagal ginjal, akibat antibiotik Gentamisin
e. Kematian, akibat Propofol
f. Depresi dan luka pada hati, akibat Interferon
g. Diabetes, yang disebabkan oleh obat-obatan psikiatrik
neuroleptik
h. Diare, akibat penggunaan Orlistat
i. Disfungsi ereksi, akibat antidepresan
j. Demam, akibat vaksinasi
k. Glaukoma, akibat tetes mata kortikosteroid
l. Rambut rontok dan anemia, karena kemoterapi melawan
kanker atau leukemia
m. Hipertensi, akibat penggunaan Efedrin. Hal ini membuat FDA
mencabut status ekstrak tanaman efedra (sumber efedrin)
sebagai suplemen makanan
n. Kerusakan hati akibat Parasetamol
o. Mengantuk dan meningkatnya nafsu makan akibat penggunaan
antihistamin
p. Stroke atau serangan jantung akibat penggunaan Sildenafil
(Viagra)
Ada beberapa obat kemoterapi yang lebih membuat mual dan muntah.
Selain itu ada beberapa orang yang sangat rentan terhadap mual dan
muntah. Hal ini dapat dicegah dengan obat anti mual yang diberikan
sebelum/selama/sesudah pengobatan kemoterapi. Mual muntah dapat
berlangsung singkat ataupun lama.
Beberapa jenis obat kemoterapi berefek diare. Bahkan ada yang menjadi
diare disertai dehidrasi berat yang harus dirawat. Sembelit kadang juga
merupakan efek samping kemoterapi yang terjadi pada pasien. Bila diare:
kurangi makanan berserat, sereal, dan sayur. Minum banyak untuk
mengganti cairan yang hilang. Bila susah BAB: perbanyak makanan
berserat, olahraga ringan bila memungkinkan.
4. Sariawan
Batasi pengunjung
5. Mukositis
6. Rambut Rontok
1. Anti Mikroba
a. Reaksi Alergi
b. Reaksi Idiosinkrasi
c. Reaksi Toksik
Sefalosporin
• Mekanisme kerja : menghambat sintesis dinding sel mikroba
• Sefalosporin hanya digunakan untuk infeksi yang berat atau tidak dapat
diobati dengan antimikroba yang lain
Tetrasiklin
Kloramfenikol
• Sifat : bakteriostatik
Rifampisin
• Sediaan : kapsul 150 dan 300 mg, tablet 450 dan 600 mg, suspensi 100
mg/5 ml
2. Antiparasit
a. Antelmintik
· Contoh:
Dietil karbamazin
Efek samping : demam, sakit kepala, sakit otot dan persendian, mual,
muntah, menggigil, urtikaria, gejalaasma bronkial. Sedangkan gejala
lokal berupa limfadenitis, limfangitis, abses, ulkus, funikulitis,
epidimitis, orchitis, dan limfedeme
Levamisol
Dosis : Dewasa dan anak berusia lebih dari 16 tahun : 3 tablet, anak
berusia 5-15 tahun : 2 tablet., anak berusia 1-4 tahun : 1 tablet.
Diberikan sebagai dosis tunggal. Dosis kedua dianjurkan 1 atau 7 hari
kemudian.
Mebendazol
Dosis :
Efek samping : mual, muntah, kolik, diare, alergi, nyeri sendi, demam,
vertigo.
b. Obat Malaria
KLOROKUIN
PRIMAKUIN
Muntah.
Pembengkakan gusi.
Diare.
Kejang-kejang.
Berjerawat.
Sakit kepala.
I. OBAT HEMATOLOGI
1. Pengertian Obat Hematologi
2. Bufiron
Komposisi : Fe (II) Fumarat 250 mg, Vitamin B12 10 ug, Mn (II)
Sulfat 0,2 mg, Cu (II) Sulfat 0,2 mg, dan Dioktil Natrii
Sulfosuccinate 20 mg.
Indikasi : Pencegahan dan penyembuhan berbagai bentuk anemia
seperti anemia makrositik, anemia hipokromik, anemia
pernisiosa. Untuk mengobati keadaan kurang darah
yang disebabkan oleh karena kekurangan zat besi yaitu
karena pendarahan, pada wanita hamil dan pada masa
pertumbuhan karena kebutuhan akan zat besi
meningkat.
Kontra Indikasi : -
Efek Samping :-
Kemasan : Dus 10x10 kapsul
Dosis : Pencegahan à 1 x 1 kapsul/hari, pengobatan à 3 x 1
kapsul/hari
3. Dasabion Kapsul
Komposisi : Besi (II) Fumarat 360 mg, Kalsium 20 mg, Asam Folat
1,5 mg, Vitamin B12 15 mkg, Vitamin C 75 mg, Vitamin
D3 400 SI, dan Sorbitol 25 mg.
Indikasi : Segala macam anemia
Kontra Indikasi : -
Efek Samping : Nyeri pada saluran pencernaan disertai mual, muntah
dan diare. Pemberian secara terus menerus dapat
menyebabkan konstipasi dan feses menjadi hitam.
Kemasan : Dus 100 kapsul
Dosis : Sehari 1 kapsul atau menurut resep dokter
4. Emineton
Komposisi : Ferrous Fumarate 90 mg, Cupric Sulfate 0,35 mg,
Cobaltous Sulfate 0,15 mg, Manganese Sulfate 0,05 mg,
Pyridoxine Hydrochloride 0,192 mg, Cyanocobalamine 5
mg, Ascorbicacid 60 mg, Dl-A-Tocopherol Acetate 5 mg,
Folicacid 400 mg, Calcium Phosphate Dibasic 60 mg.
Indikasi : Membantu mengurangi gejala anemia
Kontra indikasi :
Efek Samping : Pemakaian Emineton secara berlebihan dapat
menyebabkan gangguan gastroenterik seperti diare atau
gastritis, mual dan muntah.
Kemasan :
Dosis : Dewasa (1–2 tablet/hari pada waktu atau sesudah
makan), Anak-anak (1 tablet/hari pada waktu atau
sesudah makan).
5. Ferro Glukonat
Komposisi : Besi (II) sulfat 525 mg
Indikasi : Untuk mencegah dan mengobati kekurangan vitamin
dan mineral seperti kekurangan darah (anemia) dan
membantu pembentukan darah.
Kontra indikasi :
Efek Samping : Konstipasi, diare, mual, dan muntah.
Kemasan : Botol 100 tab
Dosis : Sehari 1 kapsul pada waktu atau sesudah makan, sesuai
petunjuk dokter.
6. Fercee
Komposisi : Besi (II) Fumarat 275 mg, Asatn Askorbat 100 mg,
Natrium Dioktilsulfosuksinat 20 mg, dalam bentuk
pelepasan yang diperlambat
Indikasi : Penyakit kurang darah, yang esensial dan sekunder yang
disebabkan oleh kekurangan zat besi, penyakit kurang
darah yang disebabkan oleh pendarahan, masa akil balik,
masa hamil dan pada anak-anak.
Kontra Indikasi : Terapi besi kontra indikasi untuk pasien dengan
iron storage disease atau pasien yang cenderung ke arah
penyakit tersebut yang disebabkan oleh chronic hemolytic
anemia (seperti anomali keturunan dari struktur/sintesa
hemoglobin dan/atau defisiensi enzim darah merah).
Anemia oleh kekurangan piridoksina hidroklorida sirosis
hati.
Efek Samping : Reaksi sensitivitas dan gangguan saluran
pencernaan dapat terjadi.
Kemasan : Dus 100 kapsul lepas lambat
Dosis : 1 kapsul tiap hari sesudah makan pagi – bila perlu dapat
sampai 2 kapsul tiap hari.
7. Hemobion
Komposisi : Ferrous 360 mg, Asam Folat 1,5 mg, Vitamin B12 15 mcg,
Kalsium Pantotenat 200 mg, Kolekalsiferol 400 UI, dan
Vitamin C 75 mg.
Indikasi : Sebagai vitamin pada anemia pada masa kehamilan dan
laktasi, pada masa kehamilan, dan anemia karena
kehilangan darah oleh berbagai sebab
Kontra indikasi :-
Efek samping :-
Kemasan : 10 x 10 kapsul
Dosis : 1 Kapsul/hari
8. Livron B. Plex
Komposisi : Vitamin B1 1,5 mg, Vitamin B2 0,25 mg, Vitamin B12 0,5
mcg, Vitamin C 12,5 mg, Kalsium Pantotenant 1,5 mg,
Nikotinamid 10 mg, Asam Folat 0,5 mg, Besi (II) Glukonat
7,5 mg, Tembaga (II) Sulfat 0,65 mg, dan Hati Kering 100
mg
Indikasi : Anemia makrositik hiperkromik, seperti: anemia
megaloblasnak tropikal. Anemia hiperkromik. Anemia yang
bertalian dengan gangguan fungsi hati, perdarahan pada
gusi. Anemia hiperkromik sehabis keracunan. Untuk segalat
macam penyakit oleh karena kekurangan vitamin B.
Sesudah pengobatan dengan antibiouka, sulfonamida dan
sebagai tambahan vitamin. Dalam hal–hal yang tak
memungkinkan penyunukan dengan preparat hati, misalnya
oleh karena terlalu peka. Sebagai tonikum umum untuk
pertumbuhan anak–anak yang tidak sehat. Sesudah
mengalami berbagai penyakit infeksi dan dalam masa
sembuh dari suatu penyakit.
Kontra indikasi :-
Efek Samping : Nausea, Nyeri Lambung, Konstipasi, Diare dan Kolik.
Kemasan : Dus 10 x 10 tablet
Dosis : Dewasa à 3x sehari 1-2 Tablet Salut Gula, Anak-anak à
3x sehari 1 Tablet Salut Gula
Efek samping dan perhatian yang harus diperhatikan dari diuretik antara
lain:
a. Gangguan cairan dan elektrolit.
Sebagian efek samping berkaitan dengan gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit, antara lain hipotensi, hiponetremia, hipokleremia,
hipokalsemia dan hipomagnesemia. (Gunawan, 2007).
b. Ototoksisitas.
Asam etakrinat dapat menyebabkan ketulian sementara maupun menetap,
dan hal ini merupakan efek samping yang serius. Ketulian sementara
juga dapat terjadi pada furosemid dan lebih jarang pada bumetanid.
Ketulian ini mungkin sekali disebakan oleh perubahan komposisi
elektrolit cairan endolimfe. Ototoksitas merupakan suatu efek samping
unik kelompok obat ini. (Gunawan, 2007).
c. Hipotensi dapat terjadi akibat depelsi volume sirkulasi. (Gunawan,
2007).
d. Efek metabolik.
Seperti diuretic tiazid, diuretic kuat juga dapat menimbulkan efek
samping metabolic berupa hiperurisemia, hiperglikemua, peningkatan
kolesterol LDL dan trigliserida, serta penurunan HDL (Gunawan,
2007).
e. Reaksi alergi.
Reaksi alergi umumnya berkaitan dengan struktur molekul yang
menyerupai sulfonamide. Diuretic kuat dan diuretic tiazid
dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat alergi sulfonamide.
Asam etakrinat merupakan satu-satunya diuretic kuat yang tidak
termasuk golongan sulfonamide, dan digunakan khususnya untuk
pasien yang alergi terhadap sulfonamide. (Gunawan, 2007).
f. Nefritis interstisialis alergik.
Furosemid dan tiazid diduga dapat menyebabkan nefritis interstisialis
alergik yang menyebabkan gagal ginjal reversibel. (Gunawan, 2007).
a. Vitamin A
b. Vitamin D
Hipervitaminosis D dimanifestasikan dalam bentuk
hiperkalsemia, kalsifikasi ektopik pada jaringan lunak, kelemahan,
mengantuk, mual, nyeri abdomen, haus, konstipasi, kehilangan berat
hingga kerusakan ginjal. Pada orang dewasa amat berbahaya
mengkonsumsi vitamin D dengan dosis perhari di atas 10.000 UI
lebih dari dua belas minggu. Hipervitaminosis D dapat diatasi
dengan penghentian pemberian vitamin D, diet rendah kalsium,
minum banyak dan pemakaian glukokortikoid untuk mengurangi
absorpsi kalsium.
c. Vitamin E
d. Vitamin C
Penglihatan kabur
Pusing
Keadaan pingsan
Mual
Insomnia
Diare
Ruam kulit
Nyeri sendi
Sakit kepala
Susah bernapas
sakit kepala
Depresi
Kelumpuhan
Sariawan
Batu ginjal
Diare
Sakit perut
Badan panas
Sakit perut
Insomnia
Kelemahan otot
Sakit kepala
Tuli
Mual
Kelelahan
Muntah
Nyeri tulang
Hipertensi
Kelemahan otot
Kelelahan
Payudara lunak
Mual
Muntah
Anemia
Diare
Ruam kulit
1. Efek Samping
a. Kalsium (Calcium = Ca)
d. Fosfor (Phosphorus = P)
e. Kalium = K (Potassium)
Konsumsi terlalu banyak Kalium dapat menyebabkan nyeri
lambung, mual dan diare.
g. Boron = Bo
Konsumsi Boron dosis tinggi dalam waktu lama dapat mengurangi
fertilitas pada pria.
j. Iodium (Iodine = I)
m. Selenium = Se
Terlalu banyak mengkonsumsi selenium menimbulkan selenosis,
suatu keadaan yang paling ringan mengalami kerontokan rambut,
kulit dan kuku.
Tak ada cukup bukti untuk mengetahui efek apa saja yang terjadi
akibat mengkonsumsi suplemen silikon dalam dosis tinggi.
a. Besi
Jika anda mengonsumsi zat besi lebih dari dari 25 mg/hari, memungkinkan
anda untuk mengalami sembelit, letih, sakit kepala, resiko infeksi
meningkat, kerusakan pada hati, otot jantung, dan pankreas, mual, hingga
dapat menyebabkan keracunan pada anak-anak.
b. Fosfor
Jika anda mengonsumsi fosfor hingga 3000 mg atau lebih dalam sehari,
maka menyebabkan penyerapan kalsium di tubuh anda tidak dapat
maksimal.
c. Yodium
Jika anda mengonsumsi yodium lebih dari 2mg perhari dapat membuat
kulit dan rambut kering, muntah, mulut sakit, susah bernapas, diare,
kelenjar saliva bengkak, berat badan naik, merusak fungsi kelenjar tiroid,
muncul ruam di kulit, hingga menstruasi berlebihan.
d. Kalsium
Jika anda mengonsumsi lebih dari 2000 mg/hari meningkatkan resiko
timbulnya batu di saluran kemih, nyeri perut, gangguan penyerapan zat
besi, zinc, dan magnesium, letih, merusak fungsi ginjal hingga sembelit.
e. Magnesium
Mengonsumsi lebih dari 350 mg per hari dapat membahayakan kesehatan.
f. Kalium
Memang jarang terjadinya overdosis terhadap kalium, namun bila kondisi
ginjal tidak dalam kondisi yang baik, maka kelebihan kalium pun bisa
terjadi dan menyebabkan rasa kesemutan hingga menyebabkan otot
melemah.
g. Sodium
Jika anda mengonsumsi sodium lebih dari 2300 mg/hari dapat berefek
pada keramnya otot, merasa dehidrasi, tekanan darah tinggi, kembung,
mata berkunang-kunang, osteoporosis hingga menyebabkan gangguan
persarafan.
h. Zinc
Mengonsumsi zinc lebih dari 75 mg/hari bisa melemahkan fungsi
kekebalan tubuh, nyeri dan perdarahan perut, mual, anemia, kadar
kolesterol yang tidak stabil hingga kelahiran prematur.
M. NUTRISI PARENTRAL
1. OTSU-D5
Efek samping : Jarang : hiperglikemia, iritasi lokal, anuria, oligouria
(sekresi kemih yang berkurang dibandingkan dengan masukan cairan),
kolaps sirkulatori, tromboflebitis, udema, hipokalemia, hipomagnesia,
hipofosfatemia.
2. Ringer Glukosa
Efek Samping : Tromboflebitis (pada pH rendah 3,5-5), panas, iritasi atau
infeksi pada tempat penyuntikan, trombosis atau flebitis vena yang meluas
dari tempat penyuntikan, ekstravasasi.
N. VAKSIN DAN IMUNISASI
1. Efek Samping Vaksin
a. Vaksin BCG Kering
Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi yang bersifat umum seperti
demam. Satu hingga dua minggu kemudian timbul indurasi dan
eriterna di tempat suntikan yang berubah menjadi pustule, kemudian
pecah menjadi ulkus. Luka ini tidak memerlukan pengobatan, akan
sembuh secara spontan dan meninggalkan tanda parut. Kadang-kadang
terjadi pembesaran kelenjar regional di ketiak dan/atau leher, terasa
padat, tidak sakit dan tidak menimbulkan demam. Reaksi ini normal,
tidak memerlukan pengobatan, dan akan menghilang dengan
sendirinya. Sekalipun sangat jarang, karena dosis berlebihan atau
suntikan terlalu dalam (subkutan) pada bayi < 1 tahun kadang-kadang
dapat terjadi limfadenitis supurativa. Proses ini bersifat tenang dan
akan sembuh spontan sekalipun tanpa pengobatan.
b. Vaksin Jerap Difteri Tetanus
Gejala-gejala seperti lemas, dan kemerahan pada lokasi suntikan yang
bersifat sementara, dan kadang-kadang gejala demam.
c. Vaksin Jerap Difteri Tetanus Pertusis
Terjadinya gejala-gejala yang bersifat sementara seperti lemas, demam,
kemerahan pada tempat suntikan. Kadang-kadang terjadi gejala berat
seperti demam tinggi, iritabilitas, dan meracau yang biasanya terjadi 24
jam setelah imunisasi. Menurut dugaan komplikasi neurologis yang
disebabkan oleh komponen pertusis sangat jarang terjadi, observasi
yang telah dilakukan menunjukkan gejala ini jarang terjadi jika
dibandingkan dengan gejala-gejala lain yang ditimbulkan oleh
imunisasi DTP.
d. Vaksin Jerap Tetanus
Efek samping jarang terjadi dan bersifat ringan. Gejala-gejala seperti
lemas, dan kemerahan pada lokasi suntikan yang bersifat sementara,
dan kadang-kadang gejala demam. Imunisasi TT aman diberikan
selama periode kehamilan.
e. Vaksin Tetanus Toksoid-Uniject
Efek samping jarang terjadi dan bersifat ringan. Gejala-gejala seperti
lemas, dan kemerahan pada lokasi suntikan yang bersifat sementara,
dan kadang-kadang gejala demam. Imunisasi TT aman diberikan
selama periode kehamilan.
f. Vaksin Polio Oral
Pada umumnya tidak terdapat efek samping. Efek samping berupa
paralisis yang disebabkan oleh vaksin sangat jarang terjadi (kurang
dari 0,17 : 1.000.000: Bull WHO 66: 1988).
g. Vaksin Campak Kering
Hingga 15 % pasien dapat mengalami demam ringan dan kemerahan
selama 3 hari yang terjadi 8-12 hari setelah vaksinasi. Terjadinya
Encephalitis setelah vaksinasi pernah dilaporkan yaitu dengan
perbandingan 1 kasus per 1 juta dosis yang diberikan.
h. Vaksin Hepatitis B Rekombinan
Reaksi local seperti rasa sakit, kemerahan dam pembengkakan di
sekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan
biasanya hilang setelah 2 hari. Keluhan sistemik seperti demam, sakit
kepala, mual, pusing dan rasa lelah belum dapat dibuktikan disebabkan
oleh pemberian vaksin.
2. Imunisasi
Imunisasi merupakan prosedur pencegahan penyakit menular yang
diberikan kepada anak sejak masih bayi hingga remaja. Melalui program
ini, tubuh diperkenalkan dengan bakteri atau virus tertentu yang sudah
dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang sistem imun
guna membentuk antibodi. Antibodi yang terbentuk setelah imunisasi
berguna untuk melindungi tubuh dari serangan mikroorganisme tersebut di
masa yang akan datang. Inilah yang disebut dengan kekebalan aktif.
Efek Samping Imunisasi
Umumnya efek samping imunisasi tergolong ringan, seperti bengkak atau
bekas berwarna kemerahan di bagian yang disuntik, demam, mual, nyeri,
pusing, dan hilang nafsu makan. Untuk efek samping yang tergolong
besar, seperti kejang, jarang sekali terjadi.
Reaksi yang timbul pada anak setelah imunisasi dapat berasal dari
unsur kuman dari vaksin maupun zat-zat tambahan yang dapat berupa reaksi
“simpang” vaksin. Reaksi-reaksi tersebut dapat sebagai akibat dari efek
farmakologi, efek samping, interaksi obat, intoleransi, reaksi idiosinkrasi dan
reaksi alergi. Reaksi alergi adalah reaksi yang timbul akibat kepekaan seorang
anak yang berhubungan dengan faktor genetik (keturunan).
Ada pula reaksi yang bukan karena vaksinnya sendiri, yaitu akibat dari
kesalahan tehnik pembuatan, pengadaan dan distribusi vaksin, kesalahan
prosedur dan teknik pelaksanaan imunisasi, atau semata-mata kejadian yang
timbul secara kebetulan. Menurut hasil telaah Pokja KIPI Depkes RI, justru
penyebab timbulnya KIPI sebagian besar karena kesalahan prosedur dan
teknik pelaksanaan imunisasi dan faktor kebetulan. Ini sesuai pula dengan
yang dilaporkan oleh Vaccine Safety Comitee (VSC), Institute of Medicine
AS.
O. NAPZA
1. Narkotika
Narkotika adalah suatu zat atau obat yang berasal dari tanaman maupun
bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang menyebabkan
penurunan dan perubahan kesadaran, mengurangi dan menghilangkan
rasa nyeri serta dapat menimbulkan ketergantungan secara fisik maupun
psikologik.
2. Psikotropika
Psikotropika adalah setiap bahan baik alami ataupun buatan bukan
Narkotika, yang berkhasiat psikoaktif mempunyai pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas
mental dan perilaku.
3. Zat Adiktif
Zat Adiktif yaitu bahan lain yang bukan Narkotika atau Psikotropika yang
merupakan inhalasi yang penggunaannya dapat menimbulkan
ketergantungan, misalnya lem, aceton, eter, premix, thiner dan lain-lain.
2. REMAJA
3. KELUARGA
Orang tua yang kurang memberi perhatian pada anak karena terlalu
sibuk.
Gejala fisik yang terjadi tergantung jenis zat yang digunakan, tapi
secara umum dapat digolongkan sebagai berikut :
Dokter Indonesia Online. (2013). Efek Samping Imunisasi Kipi dan Cara
Penanganannya. Tersedia (online)
http://dokterindonesiaonline.com/2013/11/08/inilah-efek-samping-
imunisasi-kipi-dan-cara-penanganannya/ . Diakses pada tanggal 28
April 2015 pukul 23.00 WITA
Wahyuningsih,Merry.2010.Tanda-tanda Overdosis
Vitamin.Tersedia:http://health.detik.com/read/2010/04/10/122446/133
5759/766/2/tanda-tanda-overdosis-vitamin. Diakses pada Selasa, 28
April 2015 pukul 20.16 WITA