Sie sind auf Seite 1von 129

CAIRAN TUBUH

dr. Susy Olivia


Fungsi Cairan Tubuh :

- Struktur & Fungsi organ / jaringan


- Transportasi : mengedarkan makanan, oksigen, elektrolit, hormon.
- Eksresi : pembuangan produk sisa hasil metabolisme
- Regulasi : pengaturan suhu tubuh
- Lubrikasi : Pelumas sendi dan membran
- Medium : sebagai medium pencernaan makanan (reaksi kimia sel)

- Tanpa makan → dapat hidup beberapa minggu


Tanpa minum → beberapa hari
- Kehilangan air tubuh (dehidrasi) :
10 % → berbahaya
20 – 22 % → kematian
HUMAN BODY COMPOSITION
 Human Body Composition:
 Water ---- 60%

 Protein --- 18%

 Fat -------- 15%

 Mineral --- 07 %
FLUID COMPARTMENTS

EXTRA CELLUAR Fluid INTRA CELLULAR (cytocol)


FLUID

PLASMA INTERSTITIAL TRANSCELLULAR


FLUID FLUID

1. CSF
2. Intra ocular
3. Pleural
4. Peritoneal
5. Synovial
6. Digestive Secretions
5
BODY WATER DISTRIBUTION
We will see how this 42 liters of water is distributed
between ICF and ECF
• Total body water : approx. 42 lit in 70 Kg body wt
• Intracellular Fluid (Within body cells):
2/3 of TBW (40%of body wt.) 28 L in 70kg body wt.

• Extracellular Fluid (Out side body cells) :


1/3 of TBW(20% of body wt.) 14L in 70 kg body wt.

( ECF IS DIVIDED INTO INTERSTITIAL FLUID AND


PLASMA ).
Total body water and its distribution between different compartments

Marieb Human Anatomy and Physiology seventh edition Pearson Benjamin Cummings
FACTORS AFFECTING
Total Body H2O varies depending on body fat:

1. Infant: 73-80%

2. Male adult: 60%

3. Female adult: 40-50%

4. Effects of obesity

5. Old age 45%

6. Climate Level of physical activity


PERCENTAGE OF H2O IN TISSUES
Tubuh dewasa normal : 60 % air, 18 % protein, 7 % mineral, 15 % lemak
Tanpa air manusia hanya dapat bertahan beberapa hari
kehilangan 20 – 22 % kematian

Cairan Tubuh : 60 % Total Body Weight in adult


45 – 55 % Total Body Weight in older adult
70 – 80 % Total Body Weight in newborn infant
97 % Total Body Weight in human embryo

Adult → 60 % Total Body Weight → 40 % ICF (2/3)


20 % ECF (1/3)

ECF : - plasma 25 % ( = 5 % Total Body Weight)


volume darah total (plasma + selular darah) = 8 % Total Body Weight
- cairan interstisiil 75 % (= 15 % Total Body Weight)
Variation in water levels
• Gender: males have more lean tissue hence
more body fluids
• Age: Lean tissue lost with the age hence body
fluid decreases with age
Cairan Tubuh total & hubungannya dengan tingkat obesitas

Lemak Air
Gemuk 30 – 32 % 50 %
BB normal 15 % 60 %
Kurus 7% 67 %
perbandingan lemak dan air dalam tubuh (% dari BB)

Cairan Tubuh total dari BB & hubungannya dengan umur dan jenis kelamin

Umur Pria Wanita


10 – 18 59 % 57 %
18 – 40 61 % 51 %
40 – 60 55 % 47 %
60- 52 % 46 %

Wanita lebih sedikit cairan tubuhnya : Higher body fat & Smaller amount of skeletal muscle
At puberty, sexual differences in body water content arise as males develop greater muscle
mass.
- Kadar air di berbagai organ tubuh hampir sama, kecuali rangka
- Kulit
Otot massa relatif besar → kadar air terbanyak
Hati

Persentase air di jaringan tubuh terhadap TBW :


- Otot 50,8 - Otak 2,7
- Rangka 12,5 - Paru 2,4
- Kulit 6,6 - Jaringan lemak 2,3
- Darah 4,7 - Ginjal 0,6
- Intestine 3,2 - Limpa 0,4
- Hepar 2,8 - Sisa bagian tubuh lain 11,0
100,0
Cara menetapkan volume cairan tubuh → cara tidak langsung
dengan prinsip pengenceran

- Plasma darah → penyuntikan zat warna →


- evans blue (berikatan dengan protein plasma
- albumin serum berlabel yodium radioaktif
- Cairan ekstrasel → inulin radioaktif, dsb
- Cairan interstisiil → volume ekstrasel – volume plasma
- Cairan intrasel → Total Body Water – cairan ekstrasel
- Total Body Water → D2O (heavy water)
Important Differences
Between ECF & ICF
INTRACELLULAR FLUID EXTRACELLULAR FLUID
[ICF] [ECF]
1. ICF has more protein 1. No protein in Interstitial
Fluid.
Protein present in Plasma.
2. More Potassium ion 2. Less Potassium ion
(145 mmol / l) (4 mmol / l)
3. Less Sodium ion 3. More Sodium ion
(10 mmol / l) (145 mmol / l)
4. More Phosphate ion 4. More Chloride ion
‘Important Things To Remember’

• ECF

Na+ 140 mmol / l (135-145 mmol / l)

K+ 4 mmol / l (3.5 – 5 mmol / l)

Cl- 105 mmol / l (100 – 110 mmol / l)


Water Turnover
→ keseimbangan antara water intake dan water loss

External Fluid Exchange


- Water intake : minum
makanan
oksidasi jaringan
- Water loss : - Ginjal → urine
- Kulit → insensible perspiration
- Keringat
- Paru (udara pernafasan jenuh dengan uap air)
- Feses

Internal Fluid Exchange


→ pertukaran cairan antara berbagai kompartemen cairan tubuh
- Sekresi liur pencernaan & reabsorpsinya
- Filtrasi di kapiler tubuh & reabsorpsinya
- Filtrasi di kapiler glomerulus ginjal + reabsorpsinya
- Pembentukan & absorpsi cairan otak (CSF)
Barriers Separating Body-Fluid Compartments
• Barrier between plasma and interstitial fluid
– Blood vessel walls
• Barrier between ECF and ICF
– Cellular plasma membranes
– Major differences between ECF and ICF
• Presence of cell proteins in ICF that cannot permeate
the cell membrane to leave the cells
• Unequal distribution of Na+ and K+ and their attendant
ions as a result of the action of the membrane-bound
Na+ - K+ ATPase pump present in all cells
Chapter 15 Fluid and Acid-Base
Balance
Human Physiology by Lauralee
Sherwood ©2007 Brooks/Cole-
Extracellular Fluid [ECF] &
Intracellular Fluid [ICF]
• ECF and ICF are separated by plasma
membrane.

• Plasma membrane is selectively permeable.

• There is passive transport and active transport


occurring through the plasma membrane.

• There is difference between ECF and ICF.


Extracellular Fluid
[Plasma & Interstitial Fluid]
• Water and electrolyte are freely exchanged
between plasma and interstitial fluid passively
through pores of thin capillary membrane.

• But Plasma protein can not pass from plasma to


interstitial fluid.

• Therefore plasma and interstitial fluid are nearly


same in composition except that plasma has
protein and interstitial fluid doesn’t have protein.
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 27
Cairan Tubuh & Transport
bahan melewati membran
Solutes – dissolved particles

1. Electrolytes – charged particles


1. Cations – positively charged ions
Na+, K+ , Ca++, H+
2. Anions – negatively charged ions
Cl-, HCO3- , PO43-

2. Non-electrolytes - Uncharged
1. Proteins, urea, glucose, O2, CO2

29
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gerakan Air dan Zat Terlarut
Zat yang terlarut di dalam cairan tubuh
ion K, Na, Ca, Cl, HCO3- ,PO4
protein,asam organik dsb
→ tidak statis→ selalu ada pertukaran antara ruang yang satu dengan yang
lain → dinamis

Membran
→ membran permeabel selektif
Membantu mempertahankan komposisi unik dari setiap kompartemen,
sementara memungkinkan gerakan nutrien dari plasma ke sel dan gerakan
produk sisa ke luar dari sel dan akhirnya ke dalam plasma.

Meliputi : 1. Membran sel ; memisahkan CIS dari CIT (cairan interstisial),


terdiri atas lipid dan protein
2. Membran kapiler ; memisahkan CIV dari CIT
3. Membran epitelial ; memisahkan CIV dan CIT dari CTS (cairan
transelular). Contoh : epitel mukosa lambung, membran
sinovial, tubulus ginjal.
Membran sel → hanya dapat dilewati air

Membran kapiler → pori > dari pori membran sel → semua


bahan ECF dapat lewat, kecuali protein plasma

selectively permeable (semipermeable)


– Allows some materials to pass.
Water, oxygen, carbon dioxide

– Prevents others from passing.


Proteins, carbohydrates

• Different cells may be permeable to different chemicals


or substances.
Transpor seluler

Passive transport – tidak memerlukan energi


untuk memindahkan partikel.

Active transport – memerlukan energi untuk


mentranspor partikel.
Cara masuk / keluarnya bahan melewati
membran sel

1. Diffusion
2. Osmosis
Pasif
3. Facilitated Diffusion
4. Gated Channels
5. Active Transport
6. Endocytosis Aktif
7. Exocytosis
Simple diffusion,
facilitated diffusion &
osmosis:
are passive transport,
without ATP

Active transport,
sodium potassium
pump, calcium pump,
exocytosis:
are active, need ATP
H2O yg bergerak dari
1.Osmosa larutan hipotonis
kearah hipertonis

Bahan yang terlarut


2.Diffusi bergerak dari
sederhana tekanan tinggi
ketekanan rendah

Seperti No. 2,
3.Diffusi
menggunakan mediator
fasilitasi (carrier system)

Bahan yang terlarut bergerak


dari tekanan rendah
4.Transport ketekanan tinggi,
aktif menggunakan mediator,
energi ( ATP )
Contoh :
1.Osmosa H2O

2.Diffusi CO2 , O2 ,
sederhana Ureum

3.Diffusi glukosa,
fasilitasi asam amino

4.Transport Na, K, Ca
aktif
Types of transport across cell membrane
Facilitated diffusion uses a transporter to move particles from higher to lower concentration.
It stops when the concentration is equal on both sides of the membrane
Active transport occurs against electrochemical gradient and consumes energy (ATP)
Active transport is of two types: primary and secondary

Vander Physiology eighth edition McGraw Hill


Transport Aktif : Perpindahan zat terlarut menembus membran
sel pada keadaan tidak terdapatnya perubahan potensial
listrik yang mempermudah atau gradien konsentrasi →
membutuhkan energi.
Melawan gradien konsentrasi
Menggunakan protein carrier & vesikel
- transportasi aktif → melawan gradien konsentrasi → memerlukan energi → pompa
(contoh pompa Na+ - K+ ATP-ase)

Sherwood, Fisiologi Manusia, edisi 2


Pompa natrium-kalium

Campbell
& Reece,
Biologi,
Edisi
kelima jilid
satu
• sebuah sel saraf mengandung sekitar satu juta pompa Na+ - K+
yang mampu memindahkan sekitar 200 juta ion/detik

Peran Pompa Na+ - K+ :


1. Menimbulkan gradien konsentrasi Na+ dan K+ di kedua sisi
membran plasma semua sel; gradien ini sangat penting dalam
kemampuan sel-sel saraf dan otot menghasilkan impuls saraf yang
penting bagi fungsi sel-sel tersebut

2. Membantu mengatur volume sel dengan mengontrol konsentrasi


zat terlarut di dalam sel sehingga memperkecil efek-efek osmotik
yang akan menyebabkan pembengkakan atau pengerutan sel.

3. Energi yang digunakan untuk menjalankan pompa Na+ - K+ juga


secara tidak langsung berfungsi sebagai sumber energi untuk
kotransportasi glukosa dan asam amino menembus sel-sel ginjal
dan usus (Na+ coupled co-transport carrier)

Animals need high conc. of Na+ inside & high conc. of K+ outside cells
• Transportasi aktif primer
→ energi diperlukan secara langsung untuk memindahkan suatu
zat melawan gradien konsentrasinya

• Tranportasi aktif sekunder


→ energi diperlukan dalam keseluruhan proses, tetapi secara
tidak langsung dibutuhkan untuk menjalankan pompa.
Digunakan energi "bekas pakai" yang disimpan dalam bentuk
gradien konsentrasi ion (contoh, gradien Na+) untuk
memindahkan molekul kotransportasi melawan gradien
konsentrasi.
Sherwood, Fisiologi
Manusia, edisi 2
• Difusi terfasilitasi → tergantung substansi pembawa (protein
carrier) → sesuai dengan penurunan gradien konsentrasi, tidak
memerlukan energi

Sherwood, Fisiologi Manusia, edisi 2


Glucose – facilitated
diffusion
Insulin
Insulin GLUT- 4
Receptor ( IR )

IRS-1

vesicle contains
PI3 GLUT- 4
kinase
translocation

Cell membrane
• transport vesikuler
→ dibungkus dalam vesikel bermembran → endositosis (ke
dalam sel) dan eksositosis (ke luar sel)

Endositosis : - pinositosis
- fagositosis
• zat yang dimasukkan endositosis adalah cairan → pinositosis (sel
minum)

• zat yang dimasukkan endositosis adalah partikel multimolekul


besar, misalnya sisa sel atau bakteri → fagositosis (sel makan)
• Exocytosis & Endocytosis Transport Large
Molecules
Exocytosis is the reverse of endocytosis.

Endocytosis is like phagocytosis


TRANSPORT PASIF
Difusi : Gerakan spontan dan acak dari partikel pada semua arah
melalui larutan atau gas.
Bergerak dari konsentrasi tinggi ke rendah (adanya gradien
konsentrasi)
karena random thermal motion, juga dapat terjadi karena
perubahan potensial listrik yang melalui membran. Tidak
membutuhkan energi.
Partikel cukup kecil dan larut lemak → tidak tergantung
substansi pembawa → difusi sederhana.
Difusi menuruni Gradien Konsentrasi (kimia)
• di atas suhu nol mutlak semua molekul selalu begerak acak
akibat energi termal (Brownian Motion)

Sherwood, Human Physiology, 6th edition


Alveoli:

O2: Diffusion
from alveoli into
blood stream
capillary

CO2: Diffusion
from blood
capillary into
alveoli
Sherwood, Fisiologi
Manusia, edisi 2
Filtrasi : Gerakan air dan zat terlarut dari area dengan
tekanan hidrostatik tinggi ke area dengan tekanan
hidrostatik rendah.

Osmosis : Gerakan air (HANYA AIR) melewati membran


semipermeabel dari area dengan konsentrasi zat
terlarut rendah ke area dengan konsentrasi zat
terlarut lebih tinggi
osmolaritas: ukuran konsentrasi suatu larutan
- isotonus  konsentrasi larutan = plasma darah

Pertukaran cairan melalui membran sel dengan cara


osmosis → sangat cepat
Sedikit perbedaan tekanan osmotik intrasel & ekstrasel
→ segera dikoreksi → kembali seimbang
Osmolalitas
the concentration of osmotically active particles in solution
expressed in terms of osmoles of solutes per kilogram of solvent.
→ pengukuran kemampuan larutan untuk menciptakan tekanan
osmotik dan dengan demikian mempengaruhi gerakan air.

Satuan : miliosmol (satu per seribu osmol) per kilogram air


(mOsm/kg)
1 osmol mengandung 6 x 10 23 partikel.
Osmolaritas → istilah lain yang digunakan untuk menggambarkan
konsentrasi larutan.
→ menunjukkan jumlah partikel dalam satu liter larutan
Satuan : miliosmol per liter (mOsm/L)

Osmolarity of a solution is number of moles of “active” solutes per


liter of solvent
• A 1 molar solution of glucose equals 1 osmolar
• A 1 molar solution of NaCl is 2 osmolar
– NaCl  Na+ + Cl-

• Symbol “M” means moles/liter not moles.


• Physiological concentrations are low.
• millimolar (mM) = 10-3 M
• micromolar (mM) = 10-6 M
• nanomolar (nM) = 10-9 M
• picomolar (pM) = 10-12 M11
Tonisitas (Tonicity)
→ the effective osmotic pressure equivalent
→ osmolalitas efektif

Tekanan osmotik (mmHg) : 19,3 x osmolaritas (miliosmol / liter)

Tekanan osmotik total pada suhu 37 °C :


- plasma darah : 5453 mmHg
- interstisial : 5430 mmHg
- intrasel : 5430 mmHg

Membran antara kedua kompartemen cairan tubuh, intrasel dan


ekstrasel adalah semipermeabel
Osmosis
• Difusi netto air menuruni gradien konsentrasinya dari daerah
dengan konsentrasi air tinggi (konsentrasi zat terlarut rendah) ke
daerah dengan konsentrasi air rendah (konsentrasi zat terlarut
tinggi)

Sherwood,
Human
Physiology, 6th
edition
Sel dalam cairan →
- Isotonik → tidak berubah co. larutan NaCl 0,9 %, Glukosa 5%
- Hipertonik → crenation (keriput) co. larutan NaCl 3 %, Manitol
- Hipotonik → membengkak co. larutan garam (NaCl) 0,45 % (< 0,9%)
How do about erythrocytes if in:
- hypotonic solution
- isotonic solution
- hypertonic solution
Crenated / Normal Ery Swollen ery &
wrinkled ery in structure in rupture in
hypertonic medium isotonic hypotonic
medium medium
Pertukaran cairan
didaerah kapiller
The Microcirculation
• Important in the transport of nutrients to tissues.
• Site of waste product removal.
• Over 10 billion capillaries with surface area of 500-
700 square meters perform function of solute and
fluid exchange.
Tekanan Cairan
1. Tekanan osmotik & onkotik
Tekanan osmotik: tekanan untuk mencegah aliran
osmotik cairan
Tekanan onkotik: gaya tarik s/ koloid agar air tetap
berada dalam plasma darah di intravaskular
2. Tekanan hidrostatik ( filtration force)
tekanan yang digunakan oleh air dalam sistem
tertutup

64
Tekanan hidrostatik : tekanan yang dibuat oleh berat cairan
Tekanan osmotik : tekanan yang dibutuhkan untuk menghentikan
osmosis melalui membran semi permeabel.

Tekanan osmotik dipengaruhi :


- kadar zat yang tidak berdifusi
- Ukuran relatif zat
- Ukuran pori

Tekanan onkotik : tekanan osmotik yang terjadi karena adanya zat


koloid dan atau zat kristaloid dalam suatu larutan.
(plasma → protein ; albumin)
Tekanan filtrasi
→ tekanan hidrostatik dalam kapiler – tekanan hidrostatik cairan jaringan

Tekanan filtrasi dilawan oleh tekanan osmotik koloid

Normal :
- Tekanan hidrostatik jaringan : ± 1 – 2 mmHg
- Tekanan osmotik koloid : ± 25 mmHg
→ ujung arteriola kapiler → tekanan filtrasi > tekanan osmotik koloid →
cairan mengalir ke ruang interstisiil
Filtrasi / pertukaran cairan
daerah kapiller

Dipengaruhi oleh beberapa


faktor :

•Tekanan onkotik plasma


•Tekanan onkotik interstisial
•Tekanan hidrostatik plasma
•Tekanan hidrostatik interstisial

Tekanan hidrostatik plasma = tekanan darah


Starling-Landis Equation

http://www.bris.ac.uk/Depts/Physiology/Staff/DOB/teaching/lecture1/
70
Perpindahan cairan di kapiler
Sebagai contoh :
Pint : 1 mm Hg ( hidrostatik )

Interstisial Ponkotik - int : 8 mm Hg

Ponkotik - art ( ven ) : 28 mm Hg


Arteriole Kapiller Venule
Pkap : 25 mm Hg
Part : 37 mm Hg Pven : 17 mm Hg

NFP ( Net Filtration Pressure ) = Pkap – Pint -  p kap +  p int


25 – 1 – 28 + 8 = + 4
+ ( positip ) : artinya cairan keluar dari kapiller,
sisanya ini akan di absorbsi oleh limfe
Mengapa hypoproteinemia

udema

Bagaimana mengenai
tekanan onkotik
protein plasma ???
Starving Children
in Nigeria
Fluid Balance
• Fluid Balance is regulated by:
1- ECF Volume
2- ECF Osmolarity
Fluid Balance
• ECF serves as an intermediary between the cells and external
environment
• Two factors are regulated to maintain fluid balance in the
body
– ECF volume must be closely regulated to help maintain
blood pressure
• Maintaining salt balance is very important in long-term
regulation of ECF volume
– ECF osmolarity must be closely regulated to prevent
swelling or shrinking of cells
• Maintaining water balance is very important in
regulating ECF osmolarity

Chapter 15 Fluid and Acid-Base Balance


Human Physiology by Lauralee Sherwood ©2007 Brooks/Cole-
Thomson Learning
Pengaturan Keseimbangan
Cairan & Elektrolit
1. Pengaturan volume cairan ekstrasel
* Asupan cairan
* Peranan Ginjal
* Pengontrolan tekanan darah
- Hormon Atriopeptin (Atrial Natriuretic peptide)
* Pengontrolan keseimbangan garam
- Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron
2. Pengaturan osmolaritas cairan ekstrasel
* Perubahan osmolaritas di nefron ginjal
* Peranan Vasopresin

77
Salt Balance
• Very important in regulating ECF volume
• Salt input occurs by ingestion
– Often not well controlled
• Salt balance maintained by outputs in urine
– Salt also lost in perspiration and in feces
• Kidneys keep salt constant in ECF
– Glomerular filtration rate (GFR)
– Tubular reabsorption of sodium
Chapter 15 Fluid and Acid-Base
Balance
Human Physiology by Lauralee
Sherwood ©2007 Brooks/Cole-
Daily Salt Balance

Chapter 15 Fluid and Acid-Base


Balance
Human Physiology by Lauralee
Sherwood ©2007 Brooks/Cole-
Pengaturan Neuroendokrin dalam
Keseimbangan Cairan
1. Sistem saraf
Reseptor
- Baroreseptor di arkus aorta & sinus karotis
- Reseptor regang tekanan rendah di torak
Sistem saraf simpatis
2. Sistem endokrin
- Angiotensin II   reabsorpsi Na
- Aldosteron   reabsorpsi Na
- Antidiuretic hormone (ADH)   reabsorpsi air
- Atrial natriuretic peptide (ANP/atriopeptin)   ekskresi
Na & air
80
PENGATURAN VOLUME CAIRAN
EKSTRASEL

faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 81
Peranan ginjal

faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 82
Pengaturan tekanan darah
• Jangka pendek:
Tekanan darah turun

Baroreseptor di a.carotis/aorta

otak

Kontraksi jantung
meningkat dan Tekanan darah
vasokonstriksi meningkat / normal
pembuluh darah
Respons thd Peningkatan Tekanan Darah

84
Respons thd Penurunan Tekanan Darah

faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 85
Peranan Atriopeptin

faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 86
Peranan Renin-Angiotensin-Aldosteron

87
Respons thd Asupan Garam

faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 88
Flowchart: Maintenance of Blood Pressure
Homeostasis

Figure 27.9
PENGATURAN OSMOLARITAS
CAIRAN EKSTRASEL

90
Pusat Haus

- daerah sepanjang dinding anteroventral dari ventrikel ketiga (juga


meningkatkan pelepasan ADH)
- Anterolateral nukleus preoptik hipotalamus
→ osmoreseptor

Peningkatan rasa haus Penurunan rasa haus


↑ Osmolalitas ↓ Osmolalitas
↓ Volume darah ↑ Volume darah
↓ Tekanan darah ↑ Tekanan darah
↑ Angiotensin II ↓ Angiotensin II

Kekeringan mulut Distensi lambung


↑ osmolalitas CES → dehidrasi intraselular pusat haus → rasa haus

↓ CES & tekanan darah → mungkin terjadi akibat input neural dari
baroreseptor kardiopulmonar & baroreseptor arterial sistemik di dalam
sirkulasi
→ tidak tergantung pada jalur yang distimulasi oleh peningkatan
osmolaritas plasma

Angiotensin II
→ distimulasi oleh hipovolemia & tekanan darah rendah → rasa haus →
memulihkan volume darah dan tekanan darah kembali normal, bersama
dengan kerjanya pada ginjal untuk menurunkan eksresi cairan.

Kekeringan pada mulut


→ lega setelah minum walaupun belum diabsorpsi dari saluran cerna

Distensi lambung → penurunan rasa haus hanya berlangsung singkat


Regulation of
Water Intake:
Thirst
Mechanism
Ambang batas stimulus osmolar untuk minum

the average osmotic threshold for thirst is approximately 295


mosmol/kg and varies among individuals.

konsentrasi natrium yang hanya meningkat sekitar 2 mEq/liter di


atas normal
Factors Affecting Vasopressin Release

Three stimuli control


vasopressin but the
most potent is blood
osmolarity above
280mOsM. The
higher the
osmolarity, the more
vasopressin
released by posterior
pituitary.
Osmoreceptors also
trigger thrist centers
in hypothalamus

Figure 20-7
Disturbances in Volume and Osmolarity
In each situation
compensantion
mechanism aim to
bring conditions to
normal, in some
cases there is
incomplete
compenstation.
Notice how most
imbalances are
due to what is
ingested or loss in
excess amounts

Figure 20-17
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Keseimbangan Cairan & Elektrolit

• Umur
• Suhu lingkungan
• Diet
• Stres
• Penyakit

99
Acid-Base Balance
Hydrogen balance in the body is quickly compensated by
ventilation and slowly compensated by renal regulation.

Figure 20-19
Keseimbangan Asam-Basa
Pengaturan ketat konsentrasi ion hidrogen [H+] bebas

Komponen penting
• Kation, suatu partikel ion dengan muatan positif; dalam medan
listrik bergerak ke kutup negatif (katoda)
• Anion, suatu partikel ion dengan muatan negatif; dalam medan
listrik bergerak ke kutup positif (anoda)
• Asam : Memberikan H+
HCl  H+ + Cl-
• Basa : Menerima H+
OH- + H+  HOH
[H+] di CES  4 x 10-8 / 0,00000004 ekuivalen per liter
35 – 45 nmol / L

pH
 pengukuran kuantitatif tingkat keasaman atau suasana alkali
suatu larutan, mengacu pada air murni
Secara matematika
pH = log 1 / [H+]
pH = -log [H+]
- [H+]  penyebut  berbanding terbalik dengan pH
- Log  perubahan satu satuan pH = 10 x [H+]

•  Larutan netral mempunyai pH 7; dalam artian konsentrasi


ion hydrogen adalah 10-7 molar atau 100 nanoequivalents/liter
pH <7  asam
pH >7  basa

pH darah arteri normal : 7,45


pH darah vena normal : 7,35

pH vena < arteri o.k. adanya H+ yang dihasilkan oleh pembentukan H2CO3 dari CO2
yang diserap di kapiler jaringan

pH darah < 7,35  asidosis


pH darah > 7,45  alkalosis
pH darah < 6,8 / > 8,0  †
Homeostasis pH  penting
Fluktuasi [H+] mempunyai dampak pada :
- Eksitabilitas saraf dan otot
asidosis  penekanan  eksitabilitas ↓  co., disorientasi,
koma
alkalosis  eksitabilitas ↑  co., kedutan dan spasme otot,
sensasi geli, gelisah, kejang
- Aktivitas enzim
sebagian rx kimia menjadi lebih cepat sementara yang lain
melambat
- Kadar K+
sel tubulus ginjal  reabsorpsi Na+ & sekresi H+ atau K+
kecepatan sekresi K+ >< H+. Normal sekresi K+ > H+
Henderson-Hasselbalch equation

Konstanta disosiasi H2CO3 :


[H+] [HCO3-] / [H2CO3] = K

pH = log 1 / [H+]

pH = pK + log [HCO3-] / [H2CO3]

H2CO3 CO2 + H2O

pH = pK + log [HCO3-] / [CO2]

pK untuk H2CO3 = 6,1


Keadaan normal rasio [HCO3-] / [CO2] dalam CES  20:1

 pH = 6,1 + log 20/1


= 6,1 + 1,3
= 7,4

pH = [HCO3-] yang dikontrol fungsi ginjal


[CO2] yang dikontrol fungsi pernafasan

[CO2] ≈ tekanan parsial CO2 (PCO2)


faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 108
Dehidrasi
→ kehilangan cairan tubuh
terjadi pada : - diare
- muntah kronis
- evaporasi melalui kulit pada luka bakar luas
- pengeluaran Na ginjal ↑ ↑ disertai pengeluaran air

- Intake air kurang → volume ECF ↓

→ osmolalitas ECF ↑ → ICF mengalir ke ECF sampai tercapai keseimbangan


osmotik

Volume ICF & ECF ↓ → dehidrasi


Hydration and dehydration

Saladin’s Anatomy & Physiology fourth edition McGraw Hill


Dehidrasi Isotonik
- Ada kekurangan keseimbangan air dan natrium (dalam proporsi yang
sama)
- Konsentrasi natrium serum normal (130 – 150 mmol/L)
- Osmolaritas serum normal (275 – 295 mOsmol/L)
- Hypovolemia terjadi sebagai hasil kehilangan banyak cairan ekstraselular

Dehidrasi Hipertonik (Hipernatremik)


- Terdapat kekurangan air dan natrium, tetapi proporsi kekurangan airnya
lebih banyak
- Konsentrasi natrium serum meningkat ( >150 mmol/L)
- Osmolaritas serum meningkat ( >295 mOsmol/L)
- Sangat haus yang lebih berat derajadnya bila dibandingkan dengan derajad
dehidrasinya
- Kejang mungkin bisa terjadi ; terutama bila konsentrasi natrium lebih dari
165 mmol/L
- Biasanya akibat dari pemasukan cairan hipertonik pada saat diare, atau
paparan ke lingkungan panas dengan insensible water loss besar.
Dehidrasi Hipotonik (Hiponatremik)
- Adanya kekurangan air dan natrium, tetapi kekurangan natriumnya
secara relatif lebih banyak
- Konsentrasi natrium serum rendah ( < 130 mmol/L)
- Osmolaritas serum rendah (275 mOsmol/L)
- Dapat terjadi pada penderita diare yang minum air dalam jumlah
besar atau cairan hipotonik yang mengandung konsentrasi garam
atau bahan terlarut lain yang rendah seperti sari buah , cola dan
the.
- Terjadi karena air diabsorpsi dari usus sementara kehilangan garam
(NaCl) tetap berlangsung dan menyebabkan kekurangan natrium
dan kelebihan air.
SISTEM LIMFATIK
- jalur tambahan di mana cairan dapat mengalir dari ruang interstisial
ke dalam darah ; cairan : limfe (bening)
Cairan yang berdifusi dari membran kapiler → cairan interstisiil → tidak
semua kembali ke pembuluh darah, sebagian masuk ke pembuluh limfe
- kapiler darah → ruang interstisial ujung vena kapiler darah
kapiler limfe
- dapat mengangkut protein (mencapai 25-50% total protein plasma)
yang beredar dan zat-zat berpartikel besar keluar dari jaringan tubuh
,yang tidak dapat diabsorpsi langsung ke kapiler darah.
- terdapat pada hampir seluruh tubuh, kecuali : permukaan kulit, SSP,
saraf perifer, endomisium otot dan tulang (pembuluh interstisial kecil,
prelimfatik → pembuluh limfatik ; otak → CSF → darah).
- total cairan limfe : 2 – 3 L / hari
- susunan isinya hampir sama dengan susunan cairan jaringan
asalnya, tetapi banyak mengandung limfosit dan fibrinogen
(karena itu cairan limfe dapat membeku), tidak ada CO2,
mengandung sedikit O2, dan cairan limfe yang berasal dari usus
banyak mengandung lemak.
Komponen :
Kapiler limfatik
Sangat halus, berpori-pori ; menuju ke pembuluh limfatik ; mempunyai katup di
ujungnya.
Pembuluh limfatik
Struktur mirip vena ; lebih kecil dan lebih banyak ; mempunyai banyak katup
untuk mencegah aliran balik ; berjalan melewati nodus limfatik.
Nodus limfatik / kelenjar limfatik / limfonodus = filter biologis
Ukuran bervariasi : dari seujung jarum pentol – kacang almond.
Umumnya berkelompok di berbagai bagian tubuh ; banyak pada palatin (langit
mulut), tonsil faringeal, agregat folikel limfatik di usus halus, kelenjar timus,
apendiks, limpa.
Fungsi : - memfiltrasi kuman. Infeksi → radang : bengkak dan nyeri
- memproduksi limfosit
- memproduksi beberapa antibodi dan antitoksin
Duktus limfatikus
- duktus limfatikus dekstra (sisi kanan kepala, sebagian toraks,
ekstremitas kanan atas), bermuara di vena subklavia kanan.
- duktus limfatikus sinistra / duktus torasikus (ekstremitas bawah,
organ abdomen & pelvis serta sisi kepala kiri, sebagian toraks
sebelah kiri, lengan kiri), bermuara di vena subklavia kiri.
Cairan Limfe
Fungsi :
- Mempertahankan kadar protein yang rendah dalam cairan
interstisiil
- Mengembalikan protein ke dalam peredaran darah
- Mempertahankan mekanisme counter current di ginjal
- Mengangkut enzim dengan molekul besar (lipase)
- Mengangkut asam lemak rantai panjang & kolesterol dari saluran
pencernaan

(Sistem Limfatik)
- Nodus menyaring cairan limfe dari infeksi kuman dan bahan-
bahan berbahaya.
- Nodus memproduksi limfosit untuk sirkulasi.
• Aliran Limfe : - tubuh bagian bawah
- kepala kiri
- lengan & thoraks kiri

ductus thoracicus

vena jugularis interna

vena subclavia kiri

• Aliran Limfe : - Leher & kepala kanan


- Lengan & thoraks kanan

ductus limfatikus kanan

vena jugularis interna

vena subclavia kanan


Lihat gambar
Aliran limfe terjadi karena :
- gerakan otot rangka (olah raga, dsb)
- Respirasi, pada inspirasi dan ekspirasi rongga dada →
mengakibatkan adanya perubahan tekanan
- efek hisap akibat aliran kecepatan tinggi dari darah di
dalam vena di tempat pembuluh limfe berakhir (kontraksi
otot jantung)
- kontraksi ritmik dinding saluran limfe besar
Gangguan sistem limfatik
Obstruksi → saluran limfe tersumbat oleh filaria
Bagian tubuh yang terkena terutama ekstremitas dan skrotum
→ Filariasis → Kaki gajah
Cerebro Spinal Fluid (CSF)
Volume rongga yang meliputi otak & sumsum tulang belakang
± 1650 ml
→ ± 150 ml diisi CSF

Cairan otak terdapat di :


- ventrikel otak
- sisterna sekitar otak
- ruangan sub arachnoid yang meliputi otak dan sumsum tulang belakang
Ruangan tersebut saling berhubungan → CSF dapat mengalir bebas

Dibentuk di ventrikel otak oleh pleksus choroideus pada ke 4 ventrikel otak


(terutama ventrikel lateralis) , sebagian kecil oleh pembuluh darah otak dan
medulla spinalis ; dengan cara sekresi aktif
kecepatan produksi 500 ml/hari ; pertukaran 3 x sehari.
- Dari ventrikel lateralis (vent. I & II) melalui foramen monroi → ventrikel III ,
bersama dengan CSf yang dibentuk di ventrikel III → melalui akuaduktus Sylvii
→ ventikel IV, bersama dengan CSF yang dibentuk di ventrikel IV → melalui
foramen Magendi & Luschka → sisterna magna → ruang sub aranoid yang
mengelilingi seluruh otak dan MS (ruang di antara piamater & membran
arachnoidea).
- Diserap melalui vili araknoidalis ke dalam vena, terutama sinus venosus
serebrum.
- Komposisi : air, protein, glukosa, elektrolit, sedikit limfosit
Konsentrasi natrium = plasma ; klorida > 15% ; kalium < 40% ; glukosa < 30%.
- Fungsi utama : fungsi protektif otak terhadap goncangan / benturan (bantalan /
cushion)dan MS

Susunan CSF tidak sama dengan ECF :


- kadar Na 7 % >
- glukosa 30 % <
- K 49 % <
Ruang Perivaskular
Ruangan antara pembuluh darah yang masuk ke jaringan otak
dan piamater
Fungsi seperti saluran limfe untuk jaringan otak

Fungsi ruang perivaskular


→ - mengangkut protein dari ruang interstisial otak ke CSF
- mengangkut bahan lain dari otak ke ruang sub arachnoid
contoh : pada peradangan otak, sedarah putih yang mati
diangkut keluar melalui ruang perivaskular
Gangguan aliran CSF :
Ada obstruksi → aliran ke ruang sub arachnoid terhambat →
hidrocefalus interna / non-komunikans
Cairan tertimbun di sebelah proksimal sumbatan dan melebarkan
ventrikel apabila foramen Luschka dan Magendie tersumbat atau
terdapat hambatan dalam sistem ventrikel

CSF menumpuk dalam ventrikel atau ruang sub arachnoid


(kapasitas reabsorpsi villi arakhnoidalis menurun) → hidrosefalus
eksterna / komunikans
Sawar darah-otak
(blood-brain barrier & blood-CSF barrier)
- Tempat : pleksus koroideus dan semua endotel kapiler serebrum (tight
junction).
- Kecuali pada : hipofisis posterior, kelenjar pineal, daerah postrema
(permeabilitas baik) → memiliki reseptor sensorik terhadap perubahan
pada cairan tubuh.
- Sangat permeabel : air CO2, O2, sebagian besar substansi larut
lemak (co. alkohol)
- Sedikit permeabel : elektrolit (natrium, kalium, klorida)
- Tidak permeabel : protein plasma, molekul organik ukuran besar yang
tidak larut lemak.
- CSF-otak sangat permeabel

Das könnte Ihnen auch gefallen