Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Primadita Purnamasari
30101206703
SGD 12
Anatomy vein in extremity
• VENA
• -superfisial
• Terletak di jaringan subkutan anggota gerak , menerima aliran vena dari pembuluh darah
yang lebih kecil dalam kulit jaringan subkutan dan kaki
• Profunda
• Membawa sebagian darah vena dari ekstremitas bawah dan terletak di dalam
kompartemen otot
• Vena penghubung
• Menyusul subsistem penghubung ekstremitas bawah yang menghubungkan vena
superfisial dan profunda
– Vena superfisial berada di luar fascia, sedangkan vena dalam berada di dalam fascia.
– Pada ext superior vena dalam hanya dialiri 10% darah vena.
• Pada ext inferior sebagian besar aliran darah ke jantung melalui vena dalam.
• Vena superfisial bermuara pada vena dalam (pada beberapa pertemuan)
– Vena saphena parva v. Poplitea melalui (sapheno popliteal junction/SPJ)
– Vena saphena magna v. Femoralis di (sapheno popliteal junction/SPJ) di inguinal
– Selain pertemuan utama juga ada beberapa hub vena superfisial dan dalam (perforator)
Gambar histologi
Superficial veins serve to drain blood from the skin.
Blood travels from the superficial veins through the
perforator veins to the deep veins. Superficial veins are
located near the surface of the skin, outside of the
muscle fascia, and they account for approximately 5-
10% of venous blood return to the heart. There are
two primary superficial veins:
• Small Saphenous Vein (SSV)
• Great Saphenous Vein (GSV)
The great saphenous vein is the longest vein in the body,
running medially from the dorsal vein in the foot up to
the common femoral vein in the groin, where it
empties. The point where the GSV empties into the
common femoral vein is called the Saphenofemoral
Junction (SFJ). A typical GSV contains an average of 7
valves throughout its entire length, and it is the most
common superficial vein to develop venous reflux.
The small saphenous vein originates at the back of the
ankle near the outer malleous bone, and usually runs
up the back of the lower leg to the popliteal vein
behind the knee
Perforator veins connect superficial
veins to deep veins. They contain
one-way valves to direct the blood
from the superficial system to the
deep system. Perforators include:
• Cockett Perforators
• Boyd's Perforators
• Dodd's Perforators
• Hunterian Perforator
Boyd's perforators are common sites
for primary varicose veins. These
veins connect the GSV to the
posterior tibial vein. Hunterian
perforators connect the GSV to the
superficial femoral vein, and these
are common causes of medial thigh
varicosities
What are the physiologycal aspec of superficial and profunda vein?
– Gradien tekanan (Pressure gradient)
• P Vena central (Atrium kanan;muara
seluruh vena perifer): 4.6 mmHg
• P Vena perifer (venula): 12-18 mmHg
• Jadi ada perbedaan tekanan dari vena
perifer ke central darah bisa
mengalir ke P rendah (atrium kanan).
– Gravitasi
• Ini berlaku untuk vena-vena
ekstremitas dan separuh tubuh
bagian atas dalam keadaan normal.
– Pompa otot rangka
• Otot di sekitar vena saat berkontraksi
‘memeras’ vena hingga darah di
dalamnya mengalir ke atas;orang
olahraga VR nya sangat lancer
SV yang disemprotkan jantung bisa
banyak sesuai kebutuhan yang
meningkat.
– Pompa thoracoabdominal/respirasi
• Pengaruh proses respirasi normal:
• Inspirasi dada mengembang volumenya
meningkat;tekanannya menurun, lebih rendah dari atmosfer ; P
vena central juga turun menekan diafragma ke bawah
tekanan intraabdominal meningkat darah di VCI ‘terperas’ ke
atas dengan kecepatan yang sedikit meningkat dibanding jika
tidak inspirasi.
– Cardiac Suction (Sedotan jantung)
• Saat ventrikel berkontraksi (fase systole) myocardium
berkontraksi m. papilares tertarik ikut berkontraksi
menarik chorda tendineae katup AV ‘stabil’ tertarik ke
bawah ; tidak terbalik saat terkena tekanan darah yang
menyemprot ke atas menghasilkan efek ‘sedotan’ yang
menarik darah dari VCS, VCI, Sinus Coronarius, V. Cardiaca
minimi, dan V. pulmonales ke atrium
– Aktivitas Saraf
Simpatis
• Bila distimulasi
rangsang ekskresi
norepinephrine
diterima
reseptor alfa di
tunika media
otot polos
vasokontriksi
vena P naik
aliran darah vena
‘terperas keatas’.
Why the woman had a swollen, redness and
pain of her right leg
• Hubungan peradangan:
• Insuffisiensi vena kronik Akumulasi darah di
ekstremitas bawah P nya tinggi cairan plasma bocor
ke jaringan interstisial protein fibrinogen buat barrier
antara jaringan dengan dinding vaskuler peradangan ;
halangi pertukaran nutrisi, oksigen dengan zat2 sisa
pembakaran sel nutrisi terhambat;zat sampah
akumulasi kerusakan sel peradanganbisa jadi
‘dermatitis stasis’, ‘lipodermatosclerosis’ atau bahkan
‘ulcer’ hiperpigmentasi menetap.
• LDS literally means "scarring of the skin and fat" and is a slow process that occurs over
a number of years. (http://www.simondodds.com/Venous/LDS.htm )
How is relationship between varicose with the pregnancy?
• Bila tekanan intra abdomen meningkat, tekanan di vena tungkai juga harus meningkat naik di
atas tekanan abdomen. Tekanan normal intra abdomen pd orang terlentang sekitar +6 mmHg,
meningkat mjd +15 sampai +30 mmHg pd kehamilan, tumor besar, atau kelebihan cairan
(asites)
• Setiap orang khususnya wanita rentan menderita varises vena tungkai, hal ini dikarenakan pada
wanita secara periodik terjadi distensi dinding dan katup vena akibat pengaruh peningkatan
hormon progrestron. Kehamilan meningkatkan kerentangan menderita varises karena
pengaruh faktor hormonal dalam sirkulasi yang dihubungkan dengan kehamilan. Hormon ini
akan meningkatkan kemampuan distensi dinding vena dan melunakkan daun katup vena. Pada
saat bersaan, vena harus mengakomodasikan peningkatan volume darah sirkulasi. Pada akhir
kehamilan terjadi penekanan vena cava inferior akibat dari uterus yang membesar.
Penekanan pada v. cava inferior selanjutnya akan menyebabkan hipertensi vena dan distensi
vena tungkai sekunder. berdasarkan mekanisme tersebut varises vena pada kehamilan
mungkin akan menghilang setelah proses kelahiran. Pengobatan pada varises yang sudah ada
sebelum kehamilan akan menekan pembentukan varises pada vena yang lain selama
kehamilan.
(Beale,Gough. Treatment Options for Primary Varicose Veins-A Review. Eur J Vasc Endovasc Surg
• Varises terjadi karena ada kelemahan pada dinding otot pembuluh darah atau ada gangguan pada klep
vena, sehingga peredaran darah jadi tak lancar. Namun pada wanita hamil, kemunculan varises
biasanya dikaitkan dengan perubahan hormonal.
Seperti diketahui, saat hamil terjadi peningkatan hormon progesteron yang mengakibatkan perubahan
fisik dan psikis. Payudara ibu akan membesar, tubuh terasa lemas, pusing, mual, muntah, dan lainnya.
Berbarengan dengan itu, elastisitas pembuluh darah, arteri maupun vena, semakin bertambah lentur.
Akibatnya, pembuluh darah, terutama vena, jadi tambah besar dan melebar.
• Sebenarnya, pelebaran pembuluh darah ini sangat bermanfaat untuk menyuplai bahan makanan ke
janin. Dengan pembuluh darah yang semakin lebar, transportasi makanan ke janin akan semakin lancar,
sehingga pertumbuhan janin pun lebih optimal.
Hanya, terkadang aliran darah dari anggota gerak bawah, yaitu kaki, juga panggul seperti anus dan
vagina, tidak dapat berbalik dengan lancar ke atas (jantung).
• Hal ini disebabkan oleh tekanan yang lebih kuat akibat pembesaran rahim, disebut efek mekanik yang
membuat bendungan, sehingga menghambat jalannya darah dan terjadilah pelebaran vena, disebut
dengan varises.
• Dikatakan bahwa, risiko varises semakin besar terjadi pada wanita yang pernah hamil dan melahirkan
anak lebih dari 2 kali, juga pada wanita hamil usia di atas 40 tahun. Sebabnya, arteriosclerosis
(penebalan dinding pembuluh darah) yang dialami mereka, berdampak pada dinding pembuluh
darah yang kehilangan daya lentur/elastisitasnya. Kekakuan ini akan menghambat aliran vena
sehingga memudahkan varises muncul.
• Risiko varises yang parah akan semakin besar pada ibu hamil yang terlalu lama berdiri atau duduk.
Misalnya, ibu hamil yang bekerja sebagai sales promotion girl (SPG), harus berdiri sepanjang hari. Juga,
ibu hamil yang bekerja sebagai sekretaris dimana harus duduk terus-menerus.
• Bila varisesnya berat, dikhawatirkan ibu akan mengalami perdarahan hebat saat bersalin. Bila tertekan
tubuh janin yang akan lahir, maka gesekannya dapat membuat varises pecah dan mengeluarkan
darah. Tak hanya tertekan tubuh janin, saat mengejan pun bisa saja pembuluh darah pecah karena
otot-otot di seputar vagina menegang dan keras. Perdarahan hebat ini bisa berdampak, ibu kehilangan
banyak darah, lemas, sulit bekerja sama sehingga persalinan menjadi lebih lama. Persalinan lama
dikhawatirkan akan membahayakan keselamatan ibu juga janin.
What the relationship between profuse bleeding on the
affected limb?