Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Oleh:
Mutia Farah Fawziah Dzarrotul Fitri
Narasumber :
dr. Yulidar Hafidh, SpA(K)
dr. Dwi Hidayah, SpA(K), Mkes
dr. Suwardi, Sp.B, Sp.BA 2
PENDAHULUAN
omfalocele
Memicu
Mortalitas tinggi
kegagalan multi
(12 – 50%)
organ
4
Tujuan
Pengelolaan Diagnosis
Penyebab
kematian
5
Identitas Pasien
6
Identitas Orangtua
Ayah Ibu
Tn. D Ny. S
33 tahun 30 tahun
Diploma SMA
Wiraswasta Ibu rumah tangga
Jawa Jawa
Islam Islam
Injeksi vitamin
Tampak benjolan di daerah K sudah
garis tengah tubuh dengan, diberikan
didapatkan selaput yang
melapisi benjolan masih
intak
8
Riwayat kehamilan Riwayat kelahiran
Riwayat •
•
Ayah pasien bekerja sebagai wiraswasta
Pendapatan 3.000.000/bulan
sosial •
•
Memiliki BPJS mandiri
Ibu tidak bekerja
ekonomi • Kesan cukup
10
Pohon keluarga
11
Pemeriksaan fisik Sistem SSP:
S5
Sistem respirasi :
laju napas 42 kali/menit,
retraksi subcostal
air entry +/+ Sistem cardiovaskuler:
Downes score 2 HR: 140 x/menit
SiO2: 92% Bising dan sianosis (-)
Kesan: gangguan napas Adp kuat, crt < 2 detik
ringan
Sistem infeksi:
Suhu 36,2 Sistem GIT
St SSP S5 Benjolan dengan
St respirasi gangguan diameter 16 x 6 cm,
napas ringan diameter defek 4 cm.
St cardiovaskuler tak Selaput (+) intak
St GIT: omfalocele
Kesan: sepsis awitan dini
12
Laboratorium
• Hemoglobin 17,9 g/dl
• Hematokrit 52%
• Leukosit 9300/ul
• Trombosit 20 ribu/ul
• Eritrosit 4,50 juta/ul
Kesan: leukopenia,
• Golongan darah A hipoglikemia,
• GDS 37 mg/dl trombositopenia
• Natrium 135 mmol/L
• Kalium 5,1 mmol/L
• Kalsium ion 1,32 mmol/L
• Klorida 109 mmol/l
• HbsAg non reaktif 13
Foto rontgen baby gram
14
Hasil
1) Omfalocele
2) Sepsis neonatorum awitan dini
3) Hipoglikemia
4) Neonatus lelaki, berat badan lahir cukup, cukup
bulan, sesuai masa kehamilan, lahir secara sectio
caessarean, ketuban pecah dini 24 jam, ibu riwayat
polihidramnion.
17
TATALAKSANA
1) O2 nasal 1 lpm
2) Pasang OGT dialirkan evaluasi residu, bila jernih tropic feeding
8 x 3-5 cc naik bertahap
2) IVFD D10% 12 ml/jam
3) Loading D10% (2 ml/kgbb) 6 ml
4) Inj. Ampicilin 50mg/kg/12jam ~ 75mg/12 jam IV
5) Inj. Gentamycin 5 mg/kg/24 jam ~ 7 mg/24 jam IV
6)Tatalaksana dari bagian bedah yaitu rawat omfalocele dengan
nebacetine, sufratulle, kassa steril disekitarnya kemudian
dipasang donat dan diplester. Bila kassa basah kassa diganti.
18
Planning
• GDT-IT ratio, hsCRP
• Kultur darah
• Screening anomali kongenital yang lain
(echocardiografi)
Monitoring
Keadaan umum, tanda vital, saturasi oksigen tiap 3 jam, balans
cairan, diuresis tiap 8 jam
19
Pemantauan I
Tanggal 12-05-16 – 17-05-16 (DPH II-7), Usia 2-7 hari
Omfalocele, ikterus neonatorum, gangguan nafas ringan
Masalah e/c omfalocele, DD PJB asianotik, pneumonia, sepsis
neonatorum
BB 3100 g, SSP: S5, CV : HR 158-168, sianosis (+) sekitar
mulut bila menangis, bising (-), ADP kuat, CRT<2 detik,
Pemeriksaan saturasi 98%, Respirasi: O2 nasal 1 lpm ringan, DS 3. GIT:
fisis omfalocele. Termoregulasi: 35,2-37,9oC, capaian 40-70%,
GU : balans -12 ml sampai + 50 ml/24 jam, diuresis 3 - 4
ml/kg/jam
20
Pemantauan I
Echocardiografi Menyokong gambaran ASD left to right shunt
21
1) Oksigen nasal 1 lpm
2) ASI/ASB 8 x 20-30 ml
3) IVFD D10% D1/4 147 ml + D40% 25 m kecepatan 7,2
ml/jam,
Terapi 4) Inj. Cefotaxime 50mg/kg/8jam ~ 150 mg/8 jam,
5) Inj. Gentamycin 5mg/kg/36 jam ~ 7mg/36 jam,
6) Furosemid (0,5 mg/kg/12 jam) 2 x 1,5 mg per oral
7) Spironolacton 2 x 2,5 mg po
8) Fototerapi 1 x 24 jam (selama fototerapi cairan ditingkatkan 20%)
9) Rawat luka tegak kering dari bagian bedah
Planning Menunggu hasil kultur darah
Keadaan umum, tanda vital, saturasi oksigen tiap3 jam, balans cairan,
Monitoring diuresis tiap 8 jam.
22
Pemantauan II
23
Pemantauan II
18/5/2016
Hb 17,2 g/dl, hct 52%, AL 15.000 ribu/ul, AT 359 ribu/ul, AE
4,59 juta/ul, GDS 74 mg/dl, SGOT 68 u/l, SGPT 12 u/l,
bilirubin total 18,3 mg/dl, bilirubin direk 1,1 mg/dl, bilirubin
Laboratorium indirek 17,2 mg/dl, albumin 4,3 g/dl.
Kultur darah tumbuh staphylococcus epidermidis yang hanya
sensitif dengan pemberian Vancomycin (MIC: 2), Linezolid
(MIC:1), Tigecyclin (MIC: 0,25), Nitrofurantoin (MIC: < 16),
Rifampicin (MIC < 0,5).
1) Hiperbilirubinemia high risk zone
2) Sepsis neonatorum e/c staphylococcus epidermidis
Assesment 3) Lain-lain tetap
24
1) Oksigen nasal 1 lpm
2) ASI/ASB 8 x 30-40 ml
3) IVFD D1/4 S 4 ml/jam
4) Inj. Cefotaxime 50mg/kg/8jam ~ 150 mg/8 jam,
Terapi 5) Inj. Gentamycin 5mg/kg/36 jam ~ 7mg/36 jam,
6) Furosemid (0,5 mg/kg/12 jam) 2 x 1,5 mg per oral
7) Spironolacton 2 x 2,5 mg po
8) FFP (20 ml/kgbb/hari) selama 3 hari berturut-turut
9) Rawat luka tegak kering dari bagian bedah
Planning -
Keadaan umum, tanda vital, saturasi oksigen tiap3 jam, balans cairan,
Monitoring diuresis tiap 8 jam.
25
Pemantauan III
26
• Sistem gastrointestinal (GIT)
• residu hijau + 20-40 cc/hari
• BAB 10 ml darah segar
• Inspeksi: dinding perut > dinding dada tampak eritema, venektasi, diskolorasi dinding abdomen
• Auskultasi: bising usus menurun
• Perkusi: pekak alih (+)
• Palpasi: abdomen lunak, distensi, hepar/lien sulit dievaluasi, ikterik Kramer 3.
Kesimpulan NEC grade 2 (klinis)
27
Pemantauan III
GDS harian 62-109 mg/dl.
Lab 24/5/2016
Hb 16,0 g/dl, hct 52%, AL 13.000 ribu/ul, AT 600 ribu/ul, AE 4,64
juta/ul, GDS 134 mg/dl, bilirubin total 11,4 mg/dl, bilirubin direk
0,81 mg/dl, bilirubin indirek 10,59 mg/dl, hsCRP 21,93 mg/dl,
Laboratorium natrium 137 mmol/l, kalium 5,5 mmol/l, calsium 0,7 mmol/l,
ureum 15 mg/dl, creatinin 0,2 mg/dl, albumin 3,1 g/dl. Kesan
laboratorium trombositosis, hiperbilirubinemia low risk zone,
hipokalsemia, hipoalbuminemia, menyokong proses infeksi.
1) NEC
2) Syok hipovolemik DD syok septik
3) Lain-lain tetap
Assesment
28
1) Oksigen SiPAP Modus Bifasik FiO2 50%, PEEP 5-6 cmH2O, PiP
10 cmH2O, Thigh 0,6 detik, RR 40 x/menit
2) Puasa sementara OGT dialirkan
Terapi 3) Resusitasi loading Nacl 0,9% (20 ml/kgbb) diulang 2 x
4) Furosemid dan Spironolacton dihentikan sementara karena
hemodinamik tidak stabil
HR 180-190 x/menit
RR 80 kali/menit
Suhu 36,2o C – 36,70C
Evaluasi
TD 40 per palpasi, SiO2 99%
Akral dingin, ADP lemah, CRT lebih dari 2 detik, dan oligouria (diuresis 0,6
ml/kgbb/jam)
29
5. Injeksi dobutamin (10 mcg/kg/menit), evaluasi
pemberian dobutamin dan MAP belum tercapai sehingga
ditambahkan Injeksi Dopamin (10mcg/kg/menit)
6. IVFD (D10%) D1/4S 395 ml + D40% 50 ml + Kcl 7
ml + Ca gluconas 10 ml 462 ml/hari (GIR: 8)
Terapi
7. Vancomycin (10 mg/kg/8 jam) 35 mg/8 jam IV
8. Amikacin (15 mg/kg/24 jam) 50 mg/24 jam IV
9. Metronidazole loading (15 mg/kgbb) 50 mg selanjutnya
(7,5 mg/kg/12 jam) 25 mg/12 jam IV
10. Lipid 20% (1-3 gram/kg/hari) IV
11. Asam amino 6% (1-3 g/kg/hari),
30
Edukasi keluarga perburukan kondisi
Didaftarkan untuk pindah NICU namun masih penuh, keluarga
Planning menolak NICU luar
Pro nekrotomi lokal dari bagian bedah
Foto polos abdomen AP/lateral bila KU memungkinkan
Keadaan umum, tanda vital, saturasi oksigen tiap jam, balans cairan,
diuresis tiap 8 jam.
Monitoring
31
Pemantauan IV
Keadaan umum, tanda vital, saturasi oksigen tiap jam, balans cairan,
diuresis tiap 8 jam.
Monitoring
34
Pemantauan V
36
Pemantauan 5-6
kondisi pasien makin menurun, keluar darah makin banyak dari
mulut, hidung, dan mata. VS: HR: 165 x/menit, suhu 36,6, siO2 80%,
Pukul 00.00
tekanan darah tidak terukur, akral dingin, arteri dorsalis pedis tidak
teraba
Assesment Syok hipovolemik DD syok septik
Infus kristaloid Nacl 0,9% 20 ml/kg dalam waktu setengah jam. Evaluasi
Plan klinis belum ada perbaikan, dilakukan pemberian infus kristaloid Nacl 0,9%
20 ml/kgbb yang kedua.
Didapatkan akral dingin, ADP tidak teraba, CRT lebih dari 2 detik. Syok
Evaluasi Septik
37
Tidak ada usaha napas, denyut jantung melemah
Pukul 00.30
laju jantung 100 kali/menit, laju napas diatur VTP, saturasi 90%.
Pemeriksaan Refleks cahaya positif lemah, pupil isokor 4 mm/4mm
Akral dingin, arteri dorsalis pedis tidak teraba, CRT > 2 detik
Pasien kemudian diberikan kompresi jantung dan injeksi epinefrin (0,1
ml/kgbb) 1:10.000.
Plan
Motivasi keluarga
Denyut jantung berhenti, perdarahan dari OGT 10 ml, dari mulut, mata
Pukul 00.40 dan hidung
laju jantung tidak ada, laju napas diatur VTP, saturasi tidak muncul
Pemeriksaan Refleks cahaya positif lemah, pupil isokor 4 mm/4mm
Akral dingin, arteri dorsalis pedis tidak teraba, CRT > 2 detik
Pasien kemudian diberikan kompresi jantung dan injeksi epinefrin (0,1
ml/kgbb) 1:10.000 yang kedua.
Plan Motivasi keluarga 38
Denyut jantung berhenti
Pukul 00.45
laju jantung tidak ada, laju napas diatur VTP, saturasi tidak muncul
Pemeriksaan Refleks cahaya positif lemah, pupil isokor 4 mm/4mm
Akral dingin, arteri dorsalis pedis tidak teraba, CRT > 2 detik
Pasien kemudian diberikan kompresi jantung dan injeksi epinefrin (0,1
Plan ml/kgbb) 1:10.000 yang ketiga
laju jantung tidak ada, refleks cahaya negatif, pupil midriasis maksimal,
Pemeriksaan asistol pada EKG
39
DISKUSI
omfalocele
ASD Ukuran
sekundum NEC defek
42
43
44
45
ANALISIS KEMATIAN
46
SEBAB-SEBAB KEMATIAN
47
Alur kematian
48
49
50