Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Superplasticizer
Dilindungi dari
Silica Fume
pengaruh lingkungan:
Sulfat, Alkali dll Air
Kerikil
C3A Sangat cepat 867 – sangat tinggi > Dalam 1 hari Besar
TYPE III, IIIA HIGH EARLY High strengths in one to three days
STRENGTH
Kekuatan
III 60 13 9 8 450 200 500
awal tinggi
Panas hidrasi
IV 25 50 5 12 300 45 210
rendah
Simulasi komputer untuk pasta semen dengan FAS 0,30 dan a = 0,75
Institute for Structural Engineering and Building Material Technology, Civil
Engineering Department, University of Syiah Kuala, Banda Aceh
Dr.-Ing. T. Budi Aulia
Teknologi Beton
Agregat menempati 70-75% dari total volume beton. Kualitas
agregat sangat mempengaruhi kualitas beton, baik beton segar
maupun beton yang sudah mengeras.
Sifat fisik agregat yang mempengaruhi kekuatan beton:
• jenis agregat (kekerasan, kepadatan, ketahanan abrasi)
• bentuk butiran (bulat, bersudut/irregular, angular, pipih,
memanjang, pipih memanjang). Baik: bulat, bersudut dan
angular (batu pecah). Tidak baik: pipih, memanjang, pipih
memanjang.
• tekstur permukaan butiran (mengkilat, rata, granular, kasar, sarang
tawon (honey comb)
• gradasi ukuran butiran
• ukuran butir maksimum
• berat jenis dan berat volume agregat
• absorpsi dan kadar air (oven dry, air dry, saturated surface dry,
lembab)
• koefisien muai dan panas jenis agregat
Institute for Structural Engineering and Building Material Technology, Civil
Engineering Department, University of Syiah Kuala, Banda Aceh
Dr.-Ing. T. Budi Aulia
Teknologi Beton
Substansi Perusak pada Agregat:
1. Kelompok fisik: mengganggu secara mekanis (debu,
lumpur, kotoran)
2. Kelompok kimiawi: mengganggu proses hidrasi dan
durabilitas beton (bahan organik, garam dan alkali). Proses
kerjanya melalui penguraian kembali/dekomposisi hasil
hidrasi, atau bereaksi menghasilkan produk yang
mengembang.
Kualitas yang Diharapkan:
1. Kekuatan
2. Bentuk dan Tekstur Permukaan Butir
3. Absorbsi dan Kadar Air
4. Gradasi
Dengan agregat yang baik beton akan workable, kuat, awet
(durable) dan ekonomis
Institute for Structural Engineering and Building Material Technology, Civil
Engineering Department, University of Syiah Kuala, Banda Aceh
Dr.-Ing. T. Budi Aulia
Teknologi Beton
Bahan Kimia Pembantu:
Additives: mineral yang bersifat cementitious seperti silica
fume, abu terbang, nanosilika, metakaolin. Ditambahkan
pada semen sebagai bahan utama beton.
Admixtures: bahan tambahan campuran beton yang bersifat
cair. Biasanya dicampurkan bersama air. Seperti: Superplasti-
cizer, accelerator, retarder, air entraining agents (pembentuk pori-
pori udara)
Fungsi Additives: mempengaruhi sifat-sifat beton plastis dan
beton keras
• memperbaiki sistem pori matrix melalui filling effect
• membentuk CSH-Phase extra melalui reaksi puzzolanis
dengan CH dari proses hydratasi primer
• memperbaiki interface melalui pengurangan volume pori
dan pembentukan CSH-Phase extra.
Institute for Structural Engineering and Building Material Technology, Civil
Engineering Department, University of Syiah Kuala, Banda Aceh
Dr.-Ing. T. Budi Aulia
Teknologi Beton
“Fly Ash” in Concrete
160
1990
140
High Performance Concrete
120
100
1970
80 Normal Strength Concrete
60
1950
Normal Strength Concrete
40
20
0
0, 20 0, 90 1, 00
0, 30 0, 40 0, 50 0, 60 0, 70 0, 80
W a t e r /C e me nt Ra t i o
Contoh konversi kuat tekan beton berdasarkan umur (K 350, Kubus 200 x 200 mm)
Procedure
8.1 If the specimen length to diameter ratio is less than 1.8, correct the
result obtained in 8.1 by multiplying by the appropriate correction
factor in the following table:
CORRECTION FACTOR
0.9
ASTM
BS 1881
0.8
CONC. SOC.
0.7
1 1.2 1.4 1.6 1.8 2
LENGTH / DIAMETER
Istilah lain:
• Konsistensi: derajad kebasahan dari campuran atau kemampuan
untuk mengalir
• Plastisitas: kemampuan untuk dibentuk tanpa kehilangan
kontinuitas, dan mampu mempertahankan bentuk.
Institute for Structural Engineering and Building Material Technology, Civil
Engineering Department, University of Syiah Kuala, Banda Aceh
Dr.-Ing. T. Budi Aulia
Teknologi Beton
Setting time: waktu pengikatan dan pengerasan pasta semen,
dari campuran yang dapat mengalir bebas menjadi material
yang sudah kehilangan kemampuan berubah bentuk yang tak
terbatas. Terdiri atas waktu pengikatan awal (initial set) dan
waktu pengikatan akhir (final set).
Matrix
Riß
Zuschlag
96 MPa
NSC
36 MPa
Mikrostruktur HSC dan NSC
Kering-susut
Retak halus kelihatan (retak Hidrasi
1.
rambut)
Kelebihan beban struktur
Deformasi tak sempurna
Segregasi
2. Rongga dalam beton
Penguapan tak sempurna
Bleeding
3. Permukaan berpasir (laitance)
Kurang perawatan
4. Kerusakan setempat Beban mekanis (gempa)
5. Karat Korosi
6. Bintik-bintik coklat diretakan Pengaruh klorida
Institute for Structural Engineering and Building Material Technology, Civil
Engineering Department, University of Syiah Kuala, Banda Aceh
Dr.-Ing. T. Budi Aulia
Teknologi Beton
Penyebab Retak dalam Beton akibat Interaksi dengan Lingkungan
Faktor Lingkungan
Komponen Type Penyebab Terjadinya Variabel untuk Pencegahan
Pemicu
Tidak Tentu Pengembangan Volume Kelembaban Kadar Gypsum dan Magnesia
Semen
Retak Susut Gaya akibat Temperatur Temperatur Panas hidrasi, tingkat pendinginan
Alkali dalam semen, Komposisi
Reaksi Alkali - Silika Pengembangan Volume Kelebihan Kelembaban
agregat
Aggregat
Absorpsi agregat, diameter aggregat
Retak D Tekanan hidrolis Pembekuan dan Pencairan
maksimum
Angin, Temperatur, Temperatur Beton, Perlindungan
Susut Plastis Kehilangan Kelembaban
Kelembaban Relatif Permukaan Beton
Susut Kehilangan Kelembaban Kelembaban Relatif Mix Design, Laju Pengeringan
Pasta Semen
Serangan Sulfat Pengembangan Volume Ion-ion Sulfat Mix Design, Type Semen, Admixtures
n n
( f ' ci f ' c ) 2
f ' ci
S i 1
f 'c i 1
n 1 n
S = Standar Deviasi (kg/cm2)
f‘ci = Kuat tekan beton ke-i (kg/cm2)
f 'c = nilai rata-rata kuat tekan beton (kg/cm2)
n = jumlah benda uji
Tegangan (kg/cm 2)
800
700
600
500
400
300
200
100
0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6
Regangan (‰)
Uji Tekan Kubus
Hanya Dapat
Merekam Beban
Maksimum
60
50
s [MPa]
40
Beton Mutu Tinggi
30
Benda Uji 20
Dibebani 10
Sampai Hancur
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Regangan e [‰]
zero voltage
Secondary Primary Secondary
coil coil coil Shell attached
Core attached to point A
to point B
zero voltage
Secondary Primary Secondary
coil coil coil
Negative voltage Positive voltage
Gage length
LVDT
LVDT
wire
Surface
Strain gages
Institute for Structural Engineering and Building Material Technology, Civil
Engineering Department, University of Syiah Kuala, Banda Aceh
Teknologi Beton
Dr.-Ing. T. Budi Aulia
Strain gages
MAKING AND TESTING OF CONCRETE
Modulus of Elasticity
As per ASTM
• Hammer Test
• Core Drill
• Ultrasonic Velocity Pulse (bisa untuk beton umur muda)
• Acoustic Emission Testing
• Leak Testing
• Liquid Penetrant Testing
• Infrared and Thermal Testing
• Nondestructive
• Semi-destructive
• Destructive
• composition
• quality
• durability characteristics
(a) Composition:
• aggregate gradation,
Alkali-aggregate reactivity,
corrosion attack and activity,
sulphate attack, carbonation,
salt weathering.
Schmidt Hammer
Prinsip Kerja Schmidt Hammer Test
Institute for Structural Engineering and Building Material Technology, Civil
Engineering Department, University of Syiah Kuala, Banda Aceh
Dr.-Ing. T. Budi Aulia
Teknologi Beton
Procedure
- Surface roughness
- Moisture condition
- Direction of test
- Widely used
- Good reliability ; truly NDT
- Portable equipment ; easy to use
8
1,000
6
4
500
Semi-direct mode 2
0 0
2 4 6 8 10 12 14
(1000 ft/s)
0 1 2 3 4
Pulse Velocity (1000 m/s)
Institute for Structural Engineering and Building Material Technology, Civil
Engineering Department, University of Syiah Kuala, Banda Aceh
Dr.-Ing. T. Budi Aulia
Teknologi Beton
Procedure
(UVP)
1. Direct
2. Semi-direct
3. Indirect
• Path
• Moisture condition
• Effect of reinforcement
• Cracks/voids in the path
c d
• Penetration Method
• Pull-off Tests
• Break-off Tests
exposed length
- Depends on purpose
- Calculate density
- L/d ratio
- Reinforcement (not recommended)
- Small diameter cores
1. Strength
Perubahan besar pada 2. Modulus elastisitas
sifat mekanis material 3. Tingkah laku kehancuran
4. Durability
Institute for Structural Engineering and Building Material Technology, Civil
Engineering Department, University of Syiah Kuala, Banda Aceh
Dr.-Ing. T. Budi Aulia
Teknologi Beton
Keuntungan Beton Mutu Tinggi: Pengurangan Dimensi dan Tulangan
Tahapan:
- Mencatat kerusakan dan penyebabnya
- Menilai tingkat kerusakan dan sisa kekuatan yg ada
- Merencanakan perbaikan, perkuatan atau
bangun baru.
Institute for Structural Engineering and Building Material Technology, Civil
Engineering Department, University of Syiah Kuala, Banda Aceh
Dr.-Ing. T. Budi Aulia
Teknologi Beton
Pendataan
Awal : Tahap I
1. Spesikasi
2. Gambar
3. Catatan / Laporan Pelaksanaan
4. Photo
5. Laporan Penggunaan Gedung
6. Laporan Kualiti Kontrol Bahan
7. Kejadian selama konstruksi: sumber bahan, cuaca, perubahan gambar, dll.
8. Ketersedian alat utk memonitor kondisi struktur
9. Perbaikan (jika ada) setelah selesai konstruksi
10. Photo termutakhir pada lokasi, retakan, gagal.
11. Nama Struktur Engineer
- Mutu Beton:
Drilled Cores, Pull-out, Pull-off, Break-off,
Penetration Resistant.
- Kualitas Beton:
Surface Hardness (Schmidt Rebound Hammer), Ultrasonic Pulse
Velocity, Permeability, Absorpsi, Abrasi, dll.
- Karatan Besi Tulangan:
Half cell potential, Cover depth, Carbonation depth, Chloride
concentration.
- Pengujian Langsung:
Loading Test
- Non Destructive Test:
Drilled Cores, Smith Hammer, Ultrasonic Pulse Velocity.
- Partial Destructive Test:
Pull-out, Pull-off, Break-off, Penetration Resistant
Loading test
Penetration Test
Institute for Structural Engineering and Building Material Technology, Civil
Engineering Department, University of Syiah Kuala, Banda Aceh
Dr.-Ing. T. Budi Aulia
Teknologi Beton
Pengujian
Pull-out test
Pull-off test
Lokasi tulangan
Kuat Tarik
Penyebab Karatan: