Sie sind auf Seite 1von 51

KOMUNIKASI EFEKTIF PERAWAT - PASIEN *)

Dr. Rita Sekarsari SKp.,Sp KV.,MHSM

*) Disampaikan dalam Workshop Komunikasi Efektif


Menuju Keselamatan Pasien di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan. PERSI- IKPRS
Rita Sekarsari
No Pendidikan No Pekerjaan
1 AKPER DEPKES RI 1985 1 Koordinator Program Diklat RSJPDHK 2012 -
2 S1 PSIK UI 1993
3 2 Ketua Sub Komite Keperawatan RSJPDHK
S2 Monas Uni Melbourne 2001
2007 - 2012
4 Pengakuan Ns Sp KV 2011
3 Manajer Instalasi Rawat Inap & Ketua Komite
5 S3 FIK UI 2013, Doktor Keperawatan Keperawatan RSJPDHK 2001- 2007
4 Ka Ru ICU RSJPDHK 1993 - 2001
No Organisasi saat ini 5 Supervisor Keperawatan RSJPDHK
1 Ketua II PP PPNI 2010-2015 (Mei) 1993 - 2009

2 President INKAVIN 2011-2016 6 Koordinator DIKLAT POST BASIC


1993 - 2001
3 Ketua Kolegium Keperawatan Spesialis
Kardiovaskular 2010 - 2015 Kontak :
4 Pengurus ARSPI 2011 - 2014
ritaakbar@yahoo.com
5 Pengurus MTKI 2011- 2016
Ph: 08151626004
6 Surveior , Pembimbing & Konsilor 2
KARS 2010 - Saat ini
OBJEKTIF
• PENDAHULUAN
• PENGERTIAN KOMUNIKASI & JENIS KOMUNIKASI
• SIKAP DALAM BERKOMUNIKASI
• PRINSIP KOMUNIKASI
• TAHAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK
• METODE KOMUNIKASI DENGAN ISBAR
Nursing as a health care science, focuses on serving the
needs of human as a biopsychosocial and spiritual being.
Its practice requires not only scientific knowledge, but also
interpersonal, intellectual and technical abilities and skills.
Leddy & Pepper”s, 2014

E
Environment
N

D Spiritual
A
Physical Human Cultural Teaching and Learning
H Family Family
Psychological
Nursing
U
Medical Environment
L
Community
U Love
A Health Illness
N “Nursing is a knowledge-based profession"
P Nursing History Patient Safety (OJIN, 2003)
E

N Florence Nightingale ( 1859 )


• Advocated for safe care.
D
• Proposed that nurses through their practice had to put the
A patient in the best condition possible for nature to act upon the
H patient.
U
• In the Crimea, Nightingale conducted some of the earliest
L
nursing studies on factors influencing the outcomes of patient care .
U It is important that nurses work to continue these traditions by
A strengthening the nurse-patient relationship and diligently using
research findings so as to provide safe care for patients.
N

5
P Most Common Root Causes of Errors
E

N  Communication problems IPSG , JCI 2015


D  Inadequate information flow
A
 Human problems
 Patient-related issues Goal 2:
H
 Organizational transfer of knowledge Improve effective
U
 Staffing patterns/work flow communication
L  Technical failures
U  Inadequate policies and procedures
A (AHRQ 2003)
N -

6
Findings
 Theme 1 – lack of communication
 Theme 2 – attending
 Theme 3 – empathy
 Theme 4 – friendly nurses and humour

Nurse–patient communication: an exploration of patients’ experiences.


Catherine, Journal of Clinical Nursing, 2004, 13, 41–49
P

E KOMUNIKASI DALAM PROSES ASUHAN PASIEN !


N
Akses ke Rumah Sakit &
Kontinuitas Pelayanan
D
( ARK )
A Hak Pasien dan Keluarga
( HPK ) Komunikasi & Edukasi
H
Asesmen Pasien ( AP )  PPA* - Pasien
U PCC Pelayanan & Asuhan Pasien
(PAP)  PPA* - Keluarga
L
Pelayanan Anestesi dan  PPA* - Tim Kesehatan
U Bedah ( PAB )
Pelayanan Kefarmasian &
A
Penggunaan Obat (PKPO)
N Manajemen Komunikasi & PERAN PENTING PPA
Edukasi (MKE)
* Profesional Pemberi Asuhan ( PPA)
Model Patient Centered Care
P (Interdisciplinary Team Model – Interprofessional Collaboration)
E
DPJP
N
Perawat Apoteker
D Clinical/Team Leader
• Koordinasi Psikologi Ahli
A • Kolaborasi Klinis Pasien, Gizi
Keluarga
• Sintesis
H • Interpretasi
• Integrasi asuhan 
Fisio Radiogrfr
terapis -Analis
U komprehensif
Lainnya
L

U  Pasien adalah pusat pelayanan, Pasien adalah bagian dari Tim

A
 Nakes PPA (Profesional Pemberi Asuhan), merupakan Tim Interdisiplin,
N diposisikan di sekitar pasien, tugas mandiri, delegatif, kolaboratif,
kompetensi memadai, sama penting / setara pd kontribusi profesinya
Proses Asuhan Pasien
P Patient Care
E
Asesmen Pasien
N (Skrining, “Periksa Pasien”)
1. Informasi dikumpulkan : Anamnesa,
D I S

Asesmen Ulang
pemeriksaan, pemeriksaan lain /
O
Nakes Profesional
Pemberi Asuhan
penunjang, dsb
A
2. Analisis informasi : dihasilkan
A Diagnosis / PRoblem / Kondisi,  A
H
identifikasi Kebutuhan Yan Pasien
U 3. Rencana Pelayanan/Care Plan :
R untuk memenuhi Kebutuhan Yan P
L Pasien

U
10

A Implementasi Rencana/
Pemberian Pelayanan
N Monitoring
Skema Kerangka Kerja Kompetensi Perawat KERANGKA KERJA KOMPETENSI
PERAWAT INDONESIA

PRAKTIK PROFESIONAL, ETIS, LEGAL, PEKA BUDAYA

AKONTABILITAS PRAKTIK ETIS PEKA BUDAYA

PRAKTIK LEGAL

PEMBERIAN ASUHAN DAN MANAJEMEN

PRINSIP ASUHAN KEPERAWATAN

PERENCANAAN PENGKAJIAN

EVALUASI IMPLEMENTASI

PROMOSI KESEHATAN HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK

KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN

PELAYANAN KESEHATAN INTERPERSONAL DELEGASI DAN SUPERVISI

KESELAMATAN LINGKUNGAN

PENGEMBANGAN KUALITAS PERSONAL & PROFESSIONAL

PENGEMBANGAN PROFESI PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN BERKELANJUTAN


STANDAR KOMPETENSI DOKTER INDONESIA
AREA KOMPETENSI
Kompetensi dibangun dengan pondasi yang terdiri atas profesionalitas yang luhur,
mawas diri dan pengembangan diri, serta komunikasi efektif, dan ditunjang oleh
pilar berupa pengelolaan informasi, landasan ilmiah ilmu kedokteran, keterampilan
klinis, dan pengelolaan masalah kesehatan . Oleh karena itu area kompetensi
disusun dengan urutan sebagai berikut:
1. Profesionalitas yang Luhur
2. Mawas Diri dan Pengembangan Diri
3. Komunikasi Efektif
4. Pengelolaan Informasi
5. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran
6. Keterampilan Klinis
7. Pengelolaan Masalah Kesehatan
PENGERTIAN KOMUNIKASI
 Komunikasi adalah proses timbal balik mengirim dan
menerima pesan menggunakan keterampilan
komunikasi verbal dan nonverbal. Arnold (1995),
Balzer (1996)

 Dalam hubungan PPA-pasien, komunikasi bukan


hanya melibatkan sekedar transmisi informasi, tetapi
juga transmisi perasaan, mengenal perasaan dan
memberitahu pasien bahwa perasaan mereka sudah
dikenali. Sheppard (1993)

 Patient-centered communication didefinisikan sebagai


'komunikasi yang mengajak dan mendorong pasien
untuk berpartisipasi dan bernegosiasi dalam
pengambilan keputusan tentang perawatan mereka
sendiri'. Langewitz et al. (1998)
• Komunikasi dapat didefinisikan sebagai transaksi dan
menciptakan pesan. Seluruh proses terjadi dalam konteks yang
terdiri dari fisik, nilai-nilai budaya, sosial dan kondisi psikologis.

• Mendengarkan adalah penting dalam komunikasi.


Dengan mendengarkan, PPA menilai situasi dan masalah pasien,
meningkatkan harga diri dan mengintegrasikan diagnosis dan
proses perawatan.

• Komunikasi yang baik tidak hanya didasarkan pada kemampuan


penampilan fisik PPA, tetapi juga pada pendidikan dan
pengalaman. Lambrini, 2014
 Komunikasi yang efektif membutuhkan pemahaman pasien dan
pengalaman mereka mengekspresikan. Hal ini membutuhkan
keterampilan dan sekaligus niat tulus dari PPAt untuk memahami
apa masalah pasien. Untuk memahami pasien, PPA harus
menyampaikan pesan bahwa dia dapat dimengerti dan diterima.

 Hubungan personal yang baik digambarkan sebagai kemampuan


PPA mengajukan pertanyaan, memberikan informasi dengan
cara yang tidak menakut-nakuti, yang menunjukkan minat,
menciptakan perasaan menerima, percaya dan menunjukan
hubungan yang harmonis.
Leddy & Pepper”s, 2014
HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK

SIKAP PROFESIONAL
 Kemampuan Intelektual
 Kemampuan Teknikal
 Kemampuan Interpersonal (komunikasi)

PROSES  Belajar & Berpengalaman bersama

ALAT  Diri Sendiri , Teknik Pendekatan

Membangun relasi, memberi informasi/ meningkatkan kesadaran,


meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah
JENIS KOMUNIKASI
1. Pesan Verbal
Pesan verbal dikomunikasikan melalui kata-kata atau bahasa.
Bahasa lisan dan tulisan terdiri dari isyarat verbal.
Sering paraverbal (atau paralinguistik) isyarat menyertai pesan
verbal. Isyarat ini termasuk pitch dan nada suara; kecepatan,
infleksi, dan volume; dengusan dan vokalisasi nonlanguage
lainnya. Leddy & Pepper”s, 2014
Verbal Expectations

 GUNAKAN KATA-KATA SEDERHANA


(Patients & family members might not understand medical or technical jargon. Use
words they understand and try to keep it simple)

 INFORMASIKAN JIKA ADA KETERLAMBATAN


(Keep patients & family members informed of any and all delays)

SETELAH SELESAI BERITAHU KAPAN ANDA KEMBALI


(When exiting a room or completing a task, give the patient or guest your name and role
again. If you are returning, tell them when to expect you back. If not, tell them what to
expect next so they know why they are waiting)
2. Pesan Nonverbal
Orang mengirim pesan nonverbal melalui bahasa tubuh bukan
kata-kata. Perawat harus memperhatikan isyarat nonverbal
untuk secara akurat menginterpretasikan perubahan perilaku
pasien.

Pesan Nonverbal
 Ekspresi wajah
 Posture
 Gestures Leddy & Pepper”s, 2014
Non-Verbal Expectations
 SENYUM (Smile)

KONTAK MATA
(Use direct eye contact when communicating with all patients, visitors, and guests)

 JANGAN MENGABAIKAN DAN KASAR


(Ignoring someone or rudeness is never accepted)

 BERI HORMAT SEGERA


(Acknowledge guests immediately when they enter a unit or department)

 SEGERA TOLONG JIKA ADA YG MEMINTA


(If you observe someone looking for help, offer assistance, escort them if possible)
SIKAP DALAM BERKOMUNIKASI

1. Jarak
2. Sentuhan
3. Gestures
4. Kontak Mata
5. Diam
6. Gerakan Tubuh
JARAK
- Intim : 0 - 18 inches, sekitar 50 cm
- Pribadi : 1.5 - 4 feet, sekitar 50 - 120 cm
- Konsultasi sosiial : lebih dari 8 feet, sekitar > 250 cm

SENTUHAN
- Bersalaman
- Menepuk bahu
- Mengangkat jempol Tidak tepat untuk:
- Tepuk tangan - Pasien curiga
- Korban aniyaya
- Memegang tangan pasien yang sedang sedih - Larangan budaya
GERAKAN TUBUH
1. Ekspresi wajah
2. Tersenyum
3. Kontak mata
4. Tidak melipat tangan
5. Tidak menyilangkan kaki
6. Tidak memasukkan tangan ke kantong
7. Sedikit membungkuk
DIAM
- Mendengar aktif
- Kontak Mata

VOLUME DAN NADA SUARA


- Lansia: Volume suara tinggi, nada rendah
- Tak sadar: suara jelas dan terdengar
PRINSIP KOMUNIKASI
1. Kehadiran “ the core element in presence is being there”.
- secara fisik hadir ( kontak mata, tubuh condong kearah pasien )
- secara psikologis hadir ( mendengarkan dgn penuh perhatian )

2. Empati  kemampuan untuk memahami, merasakan, berbagi, dan


menerima perasaan lain.

3. Respek  rasa hormat atau penghargaan


Pengakuan atas martabat, nilai dan keunikan setiap individu, tanpa
memandang status sosial-ekonomi, atribut pribadi dan sifat dari masalah
kesehatan.

4. Genuinenes  keadaan yang riil, jujur, dan tulus.


Leddy & Pepper”s, 2014
5. Kepercayaan  Perawat menepati janji untuk pasien.
Jika kepercayaan dilanggar, sulit untuk membangun kembali.

6. Professional intimacy  melekat pada asuhan/ pelayanan yang diberikan


perawat.

7. Kekuatan “Power”  Perawat memiliki otoritas dan pengaruh yg lebih


dalam sistem pelayanan kesehatan spt, pengetahuan khusus, kewenagan
akses ke informasi, dan kemampuan untuk melakukan advokasi kepada
pasien.

8. “Significant others” Secara tepat memberdayakan, dengan cara peduli,


memungkinkan perawat untuk bermitra dengan pasien untuk memenuhi
kebutuhannya.
Leddy & Pepper”s, 2014
9. Waktu & Tempat  Tidak hanya jumlah waktu, tetapi juga waktu interaksi
dapat memiliki dampak yang signifikan pada hasil interaksi.
Lingkungan fisik harus nyaman dan perhatikan privasinya.

10. Setting  Setelah menetapkan waktu dan tempat yang tepat perawat
harus memperkenalkan dirinya dan memperjelas tujuan interaksi dan durasi
yang diharapkan

11. Mendengarkan Aktif  merefleksikan kembali pemahaman Anda


tentang apa yang seseorang katakan kepada Anda, untuk mengkonfirmasi
bahwa Anda memahami pesannya. Mendengar dan menafsirkan bahasa,
melihat perangkat nonverbal dan paraverbal, dan mengidentifikasi perasaan
yang melandasinya.
Leddy & Pepper”s, 2014
MENDENGARKAN AKTIF “ACTIVE LISTENING”

 Meluangkan waktu untuk mendengarkan.


 Memberikan perhatian penuh.
 Membuat kontak mata.
 Merespon sinyal verbal dan nonverbal, petunjuk dari pasien.
 Menganalisis dan memvalidasi seluruh percakapan.
 Menangguhkan penilaian.
 Mendengarkan antara setiap pernyataan.
 Memahami antara fakta dan perasaan.
 Memperhatikan hal yang tidak diungkapkan pasien yang seharusnya
didiskusikan tetapi dihindari.

Leddy & Pepper”s, 2014


CARA UNTUK MENUNJUKKAN RASA HORMAT
 Perkenalkan diri, nama dan status profesional dan pakai tanda pengenal
(name tag).

 Tanyakan kepada pasien, mereka suka dipanggil dengan sebutan apa ?


.
 Perhatikan kenyamanan, kesopanan dan privasi pasien.

 Persiapkan pasien sebelum melakukan prosedur, terutama yang dapat


menyebabkan ketidaknyamanan.

 Berkomunikasi dengan pasien dengan cara menunjukkan keinginan


untuk mendengarkan, memahami dan membantu.
Leddy & Pepper”s, 2014
MEMFASILITASI RASA PERCAYA
 Mendengarkan pasien dengan baik, pasien akan merasa diperhatikan/
dipedulikan.

 Merawat pasien dengan hormat, pasien akan merasa seperti manusia yang
berharga.

 Jujur dan konsisten, pasien akan merasa bahwa perawat dapat dipercaya.

 Menindaklanjuti dengan penuh komitmen; pasien akan merasa bahwa


perawatan dapat diprediksi dan dapat diandalkan.

 Memiliki sikap menerima; pasien akan lebih nyaman untuk memberikan


informasi. Leddy & Pepper”s, 2014
Roles Assumed By the Nurse During the Therapeutic Relationship
Peplau (1952)
1. Orientation Stranger ( someone who may or may not be trusted)
2. Identification Unconditional mother surrogate, resource person, teacher, counselor
3. Exploitation The above role plus that of support person coach
4. Resolution Primarily a support person as client has attained independence in
managing own health.

Hemes & Joseph (1980)


1. Trust formation Stranger
2. Resistance Counselor
3. Working Caregiver, counselor, facilitator, leader, resource person, coach, support
person, client advocate, change agent
4. Termination Counselor, support person
Northouse ( 1998)
1. Preparation Critical thinker in deciding how to prepare self and setting for client
2. Initiation Stranger, Counselor
3. Exploration Caregiver, Counselor, resource person, coach, support person, client
advocate, change agent, teacher
4. Termination Counselor, support person Leddy & Pepper”s, 2014
TAHAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK

• Pra Interaksi
• Perkenalan / Orientasi
• Kerja
• Terminasi 32
Fase 1 : PRA INTERAKSI / PREPARATION

• Mulai Evaluasi Diri


• Eksplorasi Perasaan: ketakutan, kecemasan
• Menggunakan diri secara maksimal
• Mendapatkan informasi tentang pasien
• Menetapkan kontak pertama dan selanjutnya
• Membuat rencana komunikasi
PERSIAPAN DIRI

1. Pengenalan Diri
 Kemampuan
 Kelemahan
 Fokus pada aspek positif
 Diri sendiri
 Pasien-keluarga
 Rumah Sakit / tempat kerja 34
PERSIAPAN DIRI

2. Penampilan Diri 2. Penampilan Diri

 Sopan santun  Percaya Diri


 Handal  Cepat
 Tanggap  Ceria
 Rapih & Bersih
35
PERSIAPAN DIRI

3. Fokus pada Pasien 3. Fokus pada Pasien


 Senyum dan Sapa  Pasien selalu benar
 Panggil nama/ Panggilan  Ciptakan hub yang baik
 Tatap wajahnya  Setia pada pasien
 Hargai dan Perhatikan  Tenang dan Sabar
 Dengar dengan seksama  Lakukan yang terbaik

36
Tahap : Pra Interaksi
Kemampuan Intelektual

• Evaluasi Diri
• Kemampuan yang • Rencana Interaksi
dimiliki • Pertemuan keberapa
• Kelemahan yg dimiliki • Tujuan pertemuan
• Tujuan tindakan provider
• Strategi komunikasi
pelaksanaan tindakan
perawat.
37
Sumber: Prof Budi Anna Keliat
FASE 2 : PERKENALAN / ORIENTASI

• Bina hubungan saling percaya


• Kaji keluhan utama / kebutuhan / keinginan/ masalah
• Komunikasi terbuka
• Kontrak
• Kaji lebih lanjut
• Identifikasi diagnosis/ masalah Sumber: Prof Budi Anna Keliat
• Orientasi:
• Salam: Selamat pagi Ibu, saya budi perawat yang akan merawat ibu di
ruangan ini. Nama lengkap ibu siapa, nama panggilannya? tanggal lahir
ibu?
• Evaluasi: Apa yang ibu rasakan?
• Validasi: Apa yang telah ibu lakukan di rumah:
• Kontrak:
• Baik ibu saya akan memasang identitas ibu, serta Tim yang akan
merawat ibu
• Tidak lama ibu sambil ibu tiduran saja

Sumber: Prof Budi Anna Keliat


FASE 3 : TAHAP KERJA
• Laksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan standar
• Meningkatkan pemahaman pelanggan
• Persepsi
• Perasaan
• Perbuatan
• Pemenuhan kebutuhan pelanggan
• Membantu menyelesaikan masalah
• Meningkatkan kemandirian pelanggan Sumber: Prof Budi Anna Keliat
 Tahap Kerja:
Pemasangan gelang identitas:
Bu, kami pasang gelang identitas ini untuk menjaga keamanan setiap
tindakan yg diberikan, karena akan dicek selalu ibu.
Kan banyak yang sama nama, digelang ini ada nama lengkap, tgl lahir dan
no register
Setiap ada pemberian obat, tindakan, ambil darah akan ditanyakan nama
lengkap dan tgl lahir ibu, jadi tidak akan salah.
Kalau ada perawat atau dokter tidak melakukannya, ibu dapat
mengingatkannya. Sudah jelas ya bu ?
Sumber: Prof Budi Anna Keliat
• Tahap Kerja
• Saya akan orientasikan ke ibu ruangan ini: itu kamar mandi, di
dalam ada kloset, shower (air panas dan dingin), ini tempat
tidur dapat diubah posisinya seperti ini, coba ibu….. Iya betul.
Ini bel, jika ada sesuatu yg diperlukan pencet saja, Ini untuk
lampu bu, ini untuk TV. Disini juga ada kulkas. Ada lagi yang
mau ditanyakan ?

• Bu, saya perawat yg bertanggung jawab untuk ibu, sore dan


malam akan ada yg menggantikan, dokternya ……, ahli
gizinya…..Jika ada yang lain akan saya beritahu. Ada yg belum
jelas bu ? Sumber: Prof Budi Anna Keliat
FASE 4 : TERMINASI
• Evaluasi hasil tindakan
• Subjektif
• Objektif
• Rencana kegiatan pasien (Resep Keperawatan)
• Rencanakan tindak lanjut perawat
• Salam Sumber: Prof Budi Anna Keliat
• Terminasi:
• Baik ibu, ada yang mau ditanyakan?

• Bu jangan lupa untuk keamanan setiap ada pemberian obat,


infus atau pengambilan darah minta agar dicek nama lengkap
dan tgl lahir ya

• Kontrak YAD:
• Bu , saya tinggal dulu, sebentar akan dilakukan beberapa
asuhan untuh panas ibu

Sumber: Prof Budi Anna Keliat


44
STRATEGI KOMUNIKASI PENERIMAAN PASIEN BARU
ORIENTASI
• SALAM: Selamat pagi saya Budi yang merawat ibu. Nama lengkap ibu siapa?
Nama panggilannya? Tanggal lahir (2 aspek safety penting: Nama Lengkap
dan tgl lahir atau Nama Lengkap dan No RM)
• EVALUASI: Apa keluhan Ibu Ani, Sudah berapa lama?
• VALIDASI: Apa yang sudah ibu lakukan di rumah untuk mengurangi
panasnya? Apa obat yang sudah ibu makan (Asesmen fokus kepada keluhan
dan kebutuhan pasien)
• KONTRAK/KEMITRAAN:
• TOPIK: Baiklah saya akan memeriksa ibu dulu, dan setelah itu kita akan tahu jelas
masalah ibu dan akan kita lakukan asuhan agar dapat teratasi
• LAMA: Kira-kira 10 menit ya bu (Di IGD segera koor TIM)
• POSISI: Ibu sambil tiduran saja
STRATEGI KOMUNIKASI PENERIMAAN PASIEN BARU….lanjut

• KERJA:
• Asesmen Bio
• H to T (dari kepala ke kaki) sambil bicara
• Asesmen fokus sesuai keluhan
• Asesmen sosial: Sekolah, Pekerjaan, Perkawinan, Anak, Ekonomi (asuransi untuk
berobat), Suku & Agama (termasuk pantangan dan kebiasaan terkait)
• Asesmen psikologis: persepsi terhadap penyakit, ansietas (kecemasan)
• KESIMPULAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN: Minimal 2 diagnosis: Bio dan
Ansietas
• MELAKUKAN TINDAKAN YANG DILAKUKAN SESUAI SAK DAN SPO
• PENKES: PASIEN DAN KELUARGA
Sumber: Prof Budi Anna Keliat
STRATEGI KOMUNIKASI PENERIMAAN PASIEN BARU
….lanjut
• TERMINASI:
• EVALUASI SUBJEKTIF:
• Bagaimana perasaan ibu setelah diperiksa dan dilakukan beberapa tindakan
• Apakah masih ada yang akan ditanyakan ?
• EVALUASI OBJEKTIF:
• Jadi apa saja tadi yang perlu dilakukan? …………..
• Betul baik sekali ……..ulang apa yang perlu dilakukan
• PLANNING UNTUK PASIEN/PR PASIEN SELF CARE: jadi selama saya tinggalkan jangan lupa
lakukan: …………..
• RENCANA TINDAK LANJUT
• Dirawat : Segera ibu akan kita kirim ke ruang…..
• Pulang : 2hari lagi/1 minggu lagi ibu kontrol ke…….., tetapi jika………segera datang
kembali ke ……
Sumber: Prof Budi Anna Keliat
Tools and Interventions: SBAR
SBAR is communication tool designed to support staff sharing clear, concise,
and focused information. SBAR stands for Situation – Background –
Assessment – Recommendation.

Situation
- Identify yourself the site/unit you are calling from
- Identify the patient by name and the reason for your report
- Describe your concern

Background
- Give the patient’s reason for admission
- Explain significant medical history
- You then inform the consultant of the patient’s background: admitting diagnosis,
date of admission, prior procedure, current medication, allergies, pertinent
laboratory, result and other relevant diagnostic results Royal College of Nursing, 2015
Tools and Interventions: SBAR
SBAR is communication tool designed to support staff sharing clear, concise,
and focused information. SBAR stands for Situation – Background –
Assessment – Recommendation.

Asessment
- Vital signs
- Contraction pattern
- Clinical impression, concerns

Recommendation
- Explain what you need – be specific about request and time frame
- Make suggestions
Royal College of Nursing, 2015
- Clarify expectation
CONTOH ISBAR: HIPERTERMI

• I : Selamat siang saya perawat Budi yang merawat pasien


Sofyan. Saya ingin menyampaikan kondisi pasien Sofyan
• S: Sofyan panasnya tinggi, tindakan keperawatan sudah
dilakukan: pakaian dan selimut tipis, minum banyak dan kompres
air hangat
• B: Dia masuk tadi pagi dan sudah dua hari panas di rumah
• A: Asesmen yang sudah dilakukan: Sh: 39, N: 84, R: 24, T: !30/70
• R: Dok, sepertinya Sofyan memerlukan obat penurun panas
50

Das könnte Ihnen auch gefallen